Minggu, 23 Oktober 2016

Mengenal Asal Usul Ahlus Sunnah wal Jamaah



Ketika kita mencari tau tentang Ahlus sunnah wal Jamaah, pasti intinya akan berujung kepada sebuah paham bahwa ahlussunnah adalah  kelompok Asya’irah (nama golongan pengikut Asy’ari) dan Maturidiyah (nama kelompok golongan maturidzi), seperti apa yang di sampaikan ulama seperti Ibnu hajar al-Haitami dan az-Zabidi dalam kitab It-hafu Sadatil Muttaqin-nya: 

إذا اطلق اهل السنة هم أشاعرة والماتريدية
Ketika diucapkan Ahlussunnah maka mereka adalah kelompok Asy’ari dan Maturidzi.

Yang menjadi pertanyaan sekarang kenapa hanya Asya’irah dan maturidziyah yang mendapat label Ahlussunnah? Kalau memang hanya mereka, lalu bagaimana dengan status ulama-ulama yang hidup sebelum zaman  Asya’irah dan Maturidiyah?, ada baiknya jika kita liahat sejarah awal.

Perlu diketahui bahwa sebenarnya ajaran ahlussunnah sendiri adalah apa yang telah disampaikan  oleh Rasulullah kepada para Shahabat, setelah itu para Shahabat menyampaikan semua yang mereka dapatkan dari Rasul secara keseluruhan kepada penerusnya yaitu tabi’in, kemudian kepada tabi’it tabi’in, meskipun saat itu masih belum dinamakan kelompok Ahlussunnah wal Jamaah karna memang saat itu islam masih satu.

Kemudian muncullah beberapa sempalan Aqidah atau keyakinan yang berbeda dan menyalahi ummat islam kebanyakan dari kalangan Shahabat, Tabi’in, dan Tabi’it Tabi’in. Munculnya sempalan atau sekte tersebut tidak lain karna penafsiran yang berbeda pada apa yang telah disampaikan Rasulullah, mereka mengambil satu nash dari al-Qur’an atau Hadits dan meninggalkan nash yang lain, sehingga apa yang mereka pahami tidak sama dengan apa yang para Shahabat pahami dari Rasul.

Sempalan pertama terjadi di masa kekhalifahan sayyidina Ali Ra. Ada dua saat itu, Khawarij dan Rafidlah (Syiah) kemudian setelahnya muncul beberapa sekte-sekte dalam islam. Sayyidina Ali dan Sayyidina Abdullah bin Abbas maju untuk meredakan dua sempalan tersebut dengan mendebat mereka.

Kemudian setelahnya muncullah beberapa sekte, diantaranya : Murji’ah, Muktazilah, Qadariyah, Jabariyah, Jahmiyah, Hasyawiyah. Namun yang paling menonjol saat itu adalah  Muktazilah, karena mereka menunggangi penguasa sebagai penyebar paham mereka, dan penyebaran paham yang menggunakan nalar pikiran sangat nyaman diperbincangkan oleh semua kalangan.
Sebelum kemunculan Imam Asy’ari para ulama yang membawa ajaran Rasul disebut al-Mutsbitun, kemudian muncullah Imam Asy’ari sebagai pribadi yang tumbuh dalam didikan pemimpin Muktazilah, berbalik membasmi Muktazilah dan menolong ajaran Ahlussunnah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adab-adab berdoa

Adab-adab berdoa  Doa berarti memohon kepada Allah subhanahu wa ta'ala terhadap sesuatu yang bersifat baik. Seperti berdoa m...