Senin, 09 September 2024

HABIB ALI BERCERITA TENTANG WANITA SHOLEHAH HADRAMAUT



HABIB ALI BERCERITA TENTANG WANITA SHOLEHAH HADRAMAUT (PARA SYARIFAH)

Habib Ahmad bin Abdullah bin husin bin Thahir bercerita kepadaku (maksudnya habib Ali al-Habsyi Shohib Mawlid), “Sekali waktu aku pergi ke rumah saudara perempuanku, Nur. Dia berkata :
”Wahai Ahmad, tolong ambilkan gula dan biji kopi.”
Aku naik ke atas loteng, tapi di sana tidak diketemukan apa-apa. Aku kembali menemuinya, ‘perempuan tua anak Abdullah bin husin, kau membohongiku”
“Wahai anak ibumu, naik lagi dn lihatlah!’

Aku sekali lagi naik ke atas loteng dan tidak menemukan apa-apa di sana. Ia lalu naik ke atas loteng bersamaku dan membuka lemari. Tempat gula dan biji kopi yang tadi kosong, ternyata sekarang telah penuh.
Hababah Nur lalu menjelaskan kepadaku, ‘Aku mendengar seruan Allah di akhir malam : Bangunlah, mintalah apa saja yang kau inginkan, keperluan dunia ataupun keperluan agama, Aku akan memberimu saat ini juga.’

Sayyid Ahmad juga bercerita, “Suatu hari aku duduk bersama Nur. Ketika masuk waktu sholat, ia bertanya, ‘Di mana arah kiblat?’ dengan maksud bercanda, aku menunjuk arah lain, bukan arah kiblat. Ketika ia mulai mengangkat tangannya hendak bertakbir, ia berkata, ‘Arah kiblatnya bukan ke situ. Kau pikir kau tidak tahu arah kiblat. Demi Allah, aku tidak mengucapkan takbiratul ihram, kecuali setelah benar-benar melihat Ka’bah.”

Kemudian habib Ali berkata :
“Ibu dari Habib Abdullah bin husin bin Thahir lebih agung lagi. Beliau adalah Hababah Syeikhah binti Abdullah bin Yahya r.anha. dari pasangan suami istri ini lahirlah Husin, Thahir, Abdullah, dan Khadijah. Khadijah adalah ibu Habib Abdullah bin umar bin Yahya.
Suatu hari Habib Abdul Qadir bin Muhammad al-Habsyi yang tinggal di Ghurfah mengunjungi para habaib yang tinggal di Kota Masileh. Mereka semua merasa senang atas kedatangannya. Orang-orang mengatakan bahwa beliau gemar bermujahadah yang berat-berat, dan berulang kali melakukan arba’iniyyah (Khalwat selama 40 hari). Pernah selama 20 tahun beliau tidak minum air. Habib Thahir dan Habib Abdullah melaporkan hal ini kepada ibunya, “ Wahai ibu, Habib Abdul Qadir ini amalnya begini dan begini. Telah 20 tahun beliau tidak minum air.”
“Dia lelaki yang baik, perbuatannya baik, dan apa yang disifatkan oleh orang-orang tentang dirinya sangat baik. Ambilkanlah sebuah teko lalu penuhilah dengan air,” perintah ibunya.
“Berikan teko ini kepadanya dan katakan :”ibu kami mengucapkan salam dan berpesan agar kau meminum air ini sebagaimana kakekmu Muhammad Saw meminumnya. Keutamaan kaum sholihin terletak pada kemampuannya meninggalkan larangan. Apakah selama 20 tahun ini engkau tidak mengerjakan yang makruh; apakah tidak terlintas di hatimu melakukannya/ Kalau sekedar ibadah, para wanita tua pun dapat melakukannya.”
Demikian pesan ibu mereka setelah diambilkan teko yang penuh air.
“kami tidak berani bersikap kurang ajar kepadanya, Bu.”
‘Berikan teko ini lalu sampaikan pesanku kepadanya jika menginginkan kebaikan dan keberkahan.”
Mereka berdua lalu menemui Habib Abdul Qadir dan menyampaikan pesan ibunya.
“Benar, ibumu benar! Sungguh dia adalah seorang Murobbiyah (pendidik) yang baik. Sungguh beliau sebaik-baik muaddiba (pendidik). Sungguh baik ucapannya. Bawa sini air itu.’ Jawab habib Abdul Qadir.
Setelah teko itu beralih ke tangannya, beliaupun segera meminum airnya.
(Sumber : Buku Biografi Habib Ali al-Habsyi Muallif Simtud Duror, Pustaka Zawiyah, 2006, halaman 153-156)

Catatan :
Kita jangan bingung dengan tidak minumnya beliau selama 20 tahun, karena beliau adalah ahli Dzikir, sehingga makanan dan minuman beliau adalah Dzikrullah.
Dalam buku yang sama : Habib Ali berkata :
“kekuatan itu bukan berasal dari makanan dan minuman. Namun kekuatan timbul karena kosongnya hati dr segala kesibukan duniawi. Jika hati telah kosong dari segala kesibukan, seorang hamba menjadi kuat. Bahkan dalam pandangan ahli suluk, makanan itu melemahkan, jika ruh telah kuat, jasapun menjadi kuat. Sesungguhnya, makanan tidak akan mengenyangkan, minuman tidak akan menghilangkan dahaga, tapi Allah-lah yang menjadikan seseorang dan puas setelah makan dan minum. Jika ruhani seseorang telah kuat, dzikir menjadi makanannya. Sekarang tidak ada seorang pun yang menempuh jalan ini (L:376)

(Sumber : Buku Biografi Habib Ali al-Habsyi Muallif Simtud Duror, Pustaka Zawiyah, 2006, halaman 139)

wallahua'lam

اللهم صل على سيدنا محمدوعلى ال سيدنا محمد

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anak akan belajar dari kehidupan orang tuanya

Anak akan belajar dari kehidupan orang tuanya  Jika anak dibesarkan dengan celaan,ia belajar memaki Jika anak dibesarkan dengan permusuhan,i...