Minggu, 15 September 2024

Menyeimbangkan Otak Kiri dan Otak Kanan Pada Anak



Menyeimbangkan Otak Kiri dan Otak Kanan Pada Anak
-----------------------------------------------------------------

Otak manusia diciptakan Allah dengan sempurna, dimana masing-masing belahan otak mempunyai fungsinya masing-masing. Otak kiri dikenal dengan fungsinya untuk berpikir, menganalisa, teoritis dan matematis. Otak kanan justru kebalikannya, fungsinya terkait dengan kreativitas, seni dan bahasa. Otak kiri terkait erat dengan tingginya tingkat Inteligensi terukur dengan IQ, sedangkan otak kiri terkait erat dengan tingginya kemampuan menyesuaikan diri terukur dengan EQ. 

Otak kiri berfungsi dalam perkembangan intelligence quotient (IQ), meliputi kemampuan menulis dan membaca, logika, rasio serta merupakan pusat matematika. Pengguna otak kiri biasanya memiliki karakter :
- Konsisten dan sangat stabil.
- Memiliki jadwal yang teratur dan alokasi waktu yang terencana.
- Lebih banyak menggunakan logika dan menyukai informasi yang faktual.
- Memiliki kemampuan untuk menganalisis dan memprediksi sesuatu yang akan terjadi.

 Otak kanan berfungsi dalam perkembangan emotional quotient (EQ), meliputi kemampuan bersosialisasi, komunikasi, interaksi dengan manusia lain serta pengendalian emosi. Pada otak kanan ini pula terletak kemampuan intuitif, kemampuan merasakan, memadukan dan ekspresi tubuh, seperti menyanyi, menari dan melukis. Pengguna otak kanan biasanya memiliki karakter :
- Banyak menggunakan perasaan.
- Lebih suka pada sesuatu yang bersifat acak.
- Tidak terlalu suka hal yang terlalu mendetail.
- Fleksibel namun terkadang sulit ditebak.

Kedua belahan otak itu memang diciptakan Allah berdampingan dan memang diharuskan untuk berfungsi secara seimbang, terutama sejak anak-anak. Jangan terlalu merangsang salah satu fungsi otak saja. Upaya menyeimbangkan fungsi otak kiri dan fungsi otak kanan bisa dilkukan dalam kegiatan sehari-hari. Inilah beberapa kebiasaan baik yang perlu Anda latih :
Melatih otak kanan anak :

 Melatih kepekaan seni dengan memutarkan musik yang dinamis di pagi hari dan musik yang lebih tenang di siang hari agar anak dapat beristirahat. Dengan demikian anak memiliki kepekaan tentang irama musik.

 Merangsang kemampuan mengontrol diri dan melatih stabilitas emosi anak, misalnya dengan memberikan pengertian pada anak saat keinginannya ditolak atau gagal mencapai sesuatu, dengan demikian anak belajar mentoleransi dan beradaptasi dengan rasa kecewa.

 Melatih anak untuk memberikan sedekah kepada fakir miskin atau memberikan pakaian yang masih baik untuk korban bencana; aktivitas ini baik untuk melatih empati.

 Melatih kepekaan rasa makanan dan memilih makanan yang paling disukai/kurang disukai. Orang tua juga dapat mengajak anak bersama-sama menyiapkan makanannya. Semakin banyak anak mengenal rasa, jenis dan manfaat makanan, maka anak akan semakin kreatif dan mampu beradaptasi dengan berbagai cita rasa makanan.

 Mengajak anak melakukan permainan yang membutuhkan banyak gerak fisik, misalnya : bersepeda, kejar-kejaran, berenang dll, agar anak terlatih menggerakkan anggota badannya secara tepat dan terarah.

Melatih otak kiri anak :

 Bacakan cerita yang berkualitas dengan bahasa yang benar untuk memperkaya kosa kata anak dan melatih anak menggunakan struktur bahasa yang benar.

 Melatih daya ingat dan logika berpikir, di antaranya dengan cara:

 Meminta anak mengulang membaca, kemudian lakukan tanya jawab. Dengan demikian anak dibiasakan untuk berpikir dan mengingat apa yang baru dipelajarinya.

 Sesekali orang tua membaca dan anak mendengarkan, kemudian anak ditanyai tentang materi yang baru didengarnya, untuk membiasakan anak memahami hal-hal yang didengarnya dengan cepat.

 Bermain tebak-tebakan bentuk atau warna sambil makan atau menonton televisi, sehingga anak bisa belajar dalam suasana gembira.

 Mengajak anak bermain dan mengamati, lalu ajak berbincang-bincang mulai dari masalah yang sederhana sampai yang rumit, misalnya mulai mengamati gunung, mengapa gunung tampak biru dari kejauhan, atau mengamati mengapa kapal laut akan hilang dari pandangan saat semakin jauh dari pantai, dsb.

 Membiasakan anak bertindak rapi dan disiplin, misalnya : membiasakan anak meletakkan kembali barang-barang di tempatnya.

(sumber : eduka+1fun)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anak akan belajar dari kehidupan orang tuanya

Anak akan belajar dari kehidupan orang tuanya  Jika anak dibesarkan dengan celaan,ia belajar memaki Jika anak dibesarkan dengan permusuhan,i...