Jumat, 20 September 2024

Cara Agar Intelegensi dan Emosi Bisa Seimbang



IQ menunjukkan kecerdasan inteligensi untuk hal-hal yang bersifat akademik, analitis, teoritis dan lain-lain yang lebih pada fungsi kiri otak manusia. IQ selalu menjadi lambang kecerdasan anak dan keberhasilan anak disekolah.  

EQ adalah kecerdasan secara emosional dimana yang menjadi tolok ukur adalah seberapa baik seseiorang mampu menempatkan dan menyesuaikan dirinya di dalam kehidupan sehari-hari.

Bila ditanya mana yang lebih penting dari keduanya? Memang sulit untuk menjawab secara hitam dan putin mana yang lebih penting diantara keduanya, sebab keduanya sebenarnya haruslah saling melengkapi.

IQ adalah kecerdasan yang secara sederhana bisa disebut terkait dengan aspek-aspek teoritis dan akademis. Disini kita bicara tentang kemampuan menganalisa, kemampuan menyimpulkan sesuatu berdasarkan analisa, kemampuan berhitung, berbahasa, dan segala hal lainnya yang akan mendukung proses belajar anak. Bila mau dikaitkan dengan fungsi otak maka IQ ini melihatkan keseluruhan fungsi orak kiri dan beberapa fungsi orak kanan namun tak banyak.

EQ adalah kecerdasan yang secara sederhana bisa disebut sebagai kecerdasan emosi dari seseorang, dimana pada EQ seseorang akan dilatih kemampuannya untuk menyesuaikan dirinya secara emosional terhadap lingkungan sosialnya. Disini seseorang akan belajar untuk bersimpati, berempati, untuk memahami bagaiman mangatasi permasalahan yang dihadapi dengan solusi-solusi kreatif dan sebagainya.

Keduanya seharusnya saling melengkapi. Keduanya seharusnya membuat kehidupan seseorang menjadi seimbang. Namun, seringkali yang terjadi, anak-anak yang terstimulasi penuh secara IQ, mereka-mereka yang memang jenius, mereka-mereka yang memang dilatih untuk belajar dan belajar dan belajar, umumnya "terlupa" untuk diasah sisi EQ nya. Mereka menjadi sangat teoritis, sangat kaku, sangat menggunakan logika. Memang kemudian banyak ditemukan orang-orang ini menjadi kesulitan dalam menjalani kehidupan nyata, karena tidak mampu menyesuaikan diri, tidak mengerti bagaimana berempati, tidak tepat dalam memberikan reaksi dan kurang kreatif. 
Hal-hal ini seringkali membuat mereka menjadi pekerja-pekerja profesional dibelakang layar, kurang tampil, kurang dikenal.

Sebaliknya mereka-mereka yang punya tingkat EQ yang sangat baik, meskipun prestasi akademisnya tidak terlalu baik, secara umum lebih tampak berhasil dalam kehidupan. Karena mereka lebih mampu bereaksi tepat terhadap lingkungan sekitarnya, lebih kreatif, lebih menyenangkan, lebih 'easy going", luwes dan sebagainya.

Tapi sekali lagi pada dasarnya tidak ada yang lebih baik satu dari yang lain,. IQ dan EQ haruslah berimbang, seperti juga berimbangnya otak kiri dan otak kanan. Agar si kecil menjadi orang yang timbuh secara berimbang maka kita sebagai orang tua wajib merangsang baik pertumbuhan Inteligensi maupun Emosinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tips Mendisiplinkan Anak

Menanamkan kedisiplinan pada anak, haruslah dimulai sejak dini. Mengapa? Kembali lagi bahwa anak akan terbiasa bila dibiasakan sejak dini. ...