Membahas tentang bukti adanya Tuhan adalah topik yang luas dan kompleks yang telah dibahas oleh banyak filsuf, teolog, dan ilmuwan selama berabad-abad. Beragam argumen diajukan, mulai dari argumen teteologis, argumen kebaharuan, argumen kesempurnaan dan yang paling sering digunakan untuk membuktikan eksistensi Allah adalah argumen kosmologi atau didunia pesantren dikenal sebagai argumen Burhan al-Huduts/ Burhan al-Kauniy. Argumen ini diperjelas dengan bangunan silogisme sederhana
Premis Mayor: Semua yang ada dan punya awal (baru/hadits) pasti butuh pencipta.
Premis Minor: Alam semesta ada dan punya awal (hadits atau baru).
Kesimpulan: Jadi, alam semesta butuh pencipta, yaitu Tuhan.
Argumen ini telah didukung dan dikembangkan oleh banyak filsuf dan teolog lintas zaman sejarah. Mulai dari Plato (427-347 SM) Aristoteles (384-322 SM)
Al-Kindi (801-873 M) Al-Ghazali (1058-1111 M) Thomas Aquinas (1225-1274 M) William Lane Craig (1949-sekarang).
Mengapa Argumen Ini Benar?
Logika Sebab-Akibat: Dalam kehidupan sehari-hari, kita melihat bahwa setiap kejadian atau benda memerlukan sebab. Misalnya, meja dibuat oleh tukang kayu.
Ilmu Pengetahuan: Teori Big Bang menunjukkan alam semesta memiliki permulaan. Ini sejalan dengan premis bahwa segala sesuatu yang memiliki permulaan memerlukan sebab.
Regresi Tak Berhingga: Jika setiap sebab memerlukan sebab lain tanpa akhir, kita tidak akan pernah menemukan titik awal. Oleh karena itu, harus ada penyebab pertama yang kekal dan tidak memerlukan pencipta lain.
Kesimpulan Rasional: Berdasarkan logika dan bukti ilmiah, sangat masuk akal bahwa alam semesta yang memiliki awal memerlukan pencipta yang kekal dan tidak terbatas, yaitu Tuhan.
Upaya untuk menolak argumen kebaharuan dan kausalitas sampe sampe filsuf ateis David Hume bilang kalau sebab dan akibat itu sesuatu yang realitasnya tidak ada, dan hanya dianggap sebagai penalaran manusia atas sebuah pengalaman. Lucunya Hume sampe mengingkari dan tidak dapat memastikan bahwa besok pagi matahari akan terbit, dan kertas yang terbakar bukan disebabkan oleh api, kenyang tidak disebabkan oleh makan, kenapa ? Karena dia menolak kausalitas dan menekankan skeptisime. Menerima keberadaan Tuhan adalah bentuk mengamini akal sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar