Kemuliaan seorang terletak pada kemandiriannya
"Minta-minta bagi lelaki adalah sebuah kehinaan, hasilnya cepat habis, namun rasa hinanya akan abadi." (Ibnu Abdil Barr, Bahjatul Majalis 34)
Berikut penjelasannya:
Dalam kehidupan ini, setiap manusia dihadapkan pada berbagai ujian dan tantangan. Salah satu nilai luhur yang sangat dijunjung tinggi dalam Islam dan banyak budaya adalah harga diri, terutama bagi seorang laki-laki yang secara kodrati memiliki tanggung jawab besar dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat.
Salah satu nasihat penuh hikmah datang dari Ibnu Abdil Barr, seorang ulama Andalusia ternama berkata:
"Minta-minta bagi lelaki adalah sebuah kehinaan, hasilnya cepat habis, namun rasa hinanya akan abadi."
Makna Nasihat Ini
Nasihat tersebut mengandung pesan moral yang mendalam. Meminta-minta, dalam konteks ini, bukan hanya soal menerima bantuan, tetapi lebih kepada gaya hidup bergantung pada orang lain, padahal seseorang itu masih memiliki kemampuan untuk berusaha. Dalam hal ini, meminta bukan hanya sekadar tindakan, melainkan mencerminkan kemalasan, hilangnya tanggung jawab, dan lunturnya kehormatan diri.
1. Sebuah Kehinaan bagi Laki-laki
Seorang laki-laki idealnya menjadi figur yang kuat, mandiri, dan bisa diandalkan. Jika ia menjatuhkan dirinya untuk meminta-minta tanpa sebab yang dibenarkan, maka ia sedang meruntuhkan martabat yang seharusnya ia jaga. Masyarakat pun cenderung kehilangan rasa hormat terhadap laki-laki yang enggan berjuang.
2. Hasilnya Cepat Habis
Apa yang didapat dari meminta biasanya tidak kekal. Hari ini diberi, besok sudah habis. Tidak ada keberkahan dalam harta yang didapat tanpa usaha. Berbeda dengan hasil kerja keras yang meskipun sedikit, tetapi terasa nikmat dan menumbuhkan semangat hidup.
3. Rasa Hinanya Akan Abadi
Inilah dampak paling berat. Perasaan malu dan hina akan tertanam di hati dan pikiran. Bahkan ketika harta yang didapat dari meminta sudah lenyap, rasa rendah diri dan aibnya tetap tinggal. Ini bisa merusak kepercayaan diri, hubungan sosial, dan bahkan masa depan seseorang.
Bukan Larangan Absolut, Tapi Ajakan untuk Mandiri
Penting untuk ditekankan bahwa nasihat ini bukan bermaksud melarang secara mutlak. Karena ada situasi darurat yang memperboleh untuk meminta-minta. Juga bukan melarang orang lain untuk membantu, Islam justru sangat menganjurkan tolong-menolong. Namun yang ditekankan di sini adalah semangat kemandirian—khususnya bagi mereka yang masih mampu berusaha. Bantuan seharusnya menjadi jalan keluar terakhir, bukan pilihan hidup utama.
Penutup
Menjaga harga diri lebih utama daripada menikmati bantuan sesaat. Lebih baik hidup sederhana dari hasil usaha sendiri, daripada hidup berkecukupan dari belas kasihan orang lain. Nasihat Ibnu Abdil Barr mengajarkan kita bahwa kehormatan dan martabat lebih berharga daripada harta.
"Hasil meminta akan cepat habis, tetapi rasa hinanya akan tinggal selamanya."
Maka, marilah kita semua belajar untuk berdiri tegak, menghadapi hidup dengan kerja keras, dan tidak mudah menggantungkan hidup pada orang lain. Karena sejatinya, kemuliaan seorang manusia terletak pada kemandiriannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar