Hati-Hati dengan Pembawa Omongan Buruk
“Orang yang mengumpatmu adalah orang yang menyampaikan umpatan orang lain kepadamu.” (Al-Absyihi, Al-Mustathraf 37)
Berikut penjelasannya:
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tak jarang menjumpai orang yang datang membawa kabar buruk: “Si A tadi ngomong jelek tentang kamu,” atau “Katanya kamu begini dan begitu.” Sekilas, orang seperti ini terlihat seperti sedang membelamu, menyampaikan agar kamu waspada. Tapi benarkah demikian?
Dalam ungkapan Arab disebutkan:
سَبَّكَ مَنْ بَلَّغَكَ السَّبَّ
Artinya: “Orang yang mengumpatmu adalah orang yang menyampaikan umpatan orang lain kepadamu.”
Maknanya dalam. Orang yang datang membawa umpatan orang lain sebenarnya sedang menyakiti hatimu, sama seperti orang yang mengumpatmu langsung. Bahkan bisa jadi lebih parah, karena dia membuka pintu kebencian, menyebar luka, dan merusak hubungan antara sesama.
Dalam ajaran Islam, hal ini dikenal sebagai namimah atau yang sering kita sebut adu domba yang berarti menyampaikan omong orang lain dengan tujuan untuk menimbulkan permusuhan. Dan ini merupakan dosa besar. Rasulullah ﷺ bersabda:
لا يدخل الجنة نمام
"Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba." (HR. Muslim)
Mengapa pembawa kabar buruk ini dianggap sebagai pengumpat juga?
Karena:
1. Dia menyebarkan aib yang seharusnya ditutup.
2. Dia menambah beban pikiranmu dengan informasi yang tidak membangun.
3. Dia membuat hubunganmu dengan orang lain menjadi retak.
Orang bijak justru akan menyaring kabar yang ia dengar. Bila mendengar keburukan tentang temannya, dia akan menyimpannya, menasihati dengan lembut jika perlu, dan menjaga hubungan agar tetap baik. Bukan malah menyebarkannya ke pihak yang disebut-sebut.
Kesimpulan:
Berhati-hatilah bukan hanya pada orang yang mengumpatmu di belakang, tapi juga pada orang yang datang menyampaikan umpatan itu kepadamu. Kadang, musuh berpakaian seolah-olah teman. Bijaklah dalam menanggapi setiap kabar, dan jangan biarkan hatimu dipenuhi oleh bisikan yang merusak. Karena tidak semua kabar perlu sampai ke telingamu. Dan tidak semua yang tampak peduli, benar-benar tulus dalam hatinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar