Pertanyaan:
Bagaimana cara Taubatnya si pencuri yang sudah melakukan profesi selama bertahun-tahun
Jawab:
Apabila harta masih ada dan pelaku tidak mengetahui pemiliknya namun ada kemungkinan untuk diketahui, maka ia harus berusaha mencari pemiliknya, dan dianjurkan mengumumkannya.
Akan tetapi, jika sudah putus asa untuk mengetahui pemiliknya, maka status uang/sendal tersebut tersebut menjadi milik baitul mal yang dialokasikan untuk kemaslahatan umat Islam, seperti disedekahkan untuk pembangunan masjid, atau diberikan kepada fakir-miskin.
Al Habib Abdurrahman Al Masyhur menyatakan :
مسألة : ب ش) : وقعت في يده أموال حرام ومظالم وأراد التوبة منها ، فطريقة أن يرد جميع ذلك على أربابه على الفور ، فإن لم يعرف مالكه ولم ييأس من معرفته وجب عليه أن يتعرفه ويجتهد في ذلك ، ويعرفه ندباً ، ويقصد رده عليه مهما وجده أو وارثه ، ولم يأثم بإمساكه إذا لم يجد قاضياً أميناً كما هو الغالب في هذه الأزمنة اهـ. إذ القاضي غير الأمين من جملة ولاة الجور ، وإن أيس من معرفة مالكه بأن يبعد عادة وجوده صار من جملة أموال بيت المال ، كوديعة ومغصوب أيس من معرفة أربابهما ، وتركة من لا يعرف له وارث ، وحينئذ يصرف الكل لمصالح المسلمين الأهم فالأهم ، كبناء مسجد حيث لم يكن أعم منه ، فإن كان من هو تحت يده فقيراً أخذ قدر حاجته لنفسه وعياله الفقراء كما في التحفة وغيرها ، زاد ش : نعم قال الغزالي إن أنفق على نفسه ضيق أو الفقراء وسع أو عياله توسط حيث جاز الصرف للكل ، ولا يطعم غنياً إلا إن كان ببرية ولم يجد شيئاً ، ولا يكتري منه مركوباً إلا إن خاف الانقطاع في سفره اهـ. وذكر نحو هذا في ك وزاد : ولمستحقه أخذه ممن هو تحت يده ظفراً ، ولغيره أخذه ليعطيه به للمستحق ، ويجب على من أخذ الحرام من نحو المكاسين والظلمة التصريح بأنه إنما أخذه للرد على ملاكه ، لئلا يسوء اعتقاد الناس فيه ، خصوصاً إن كان عالماً أو قاضياً
أو شاهداً.
"Masalah: Seseorang memiliki harta haram atau hasil dari kezaliman dan ingin bertaubat darinya. Cara bertaubat adalah dengan segera mengembalikan semua harta tersebut kepada pemiliknya. Jika ia tidak mengetahui pemiliknya dan masih ada harapan untuk menemukannya, maka wajib baginya berusaha keras untuk mencarinya. Dianjurkan untuk memperkenalkan dirinya dalam usaha ini dan bermaksud mengembalikan harta tersebut kapan pun ia menemukannya atau menemukan ahli warisnya. Ia tidak berdosa memegang harta itu jika tidak menemukan hakim yang amanah, sebagaimana sering terjadi di zaman sekarang.
Adapun hakim yang tidak amanah termasuk di antara para penguasa yang zalim. Jika seseorang benar-benar tidak bisa mengetahui pemiliknya karena kecil kemungkinan untuk menemukannya, maka harta tersebut menjadi bagian dari harta Baitul Mal, seperti halnya barang titipan atau harta yang dirampas yang tidak diketahui pemiliknya, atau warisan dari orang yang tidak memiliki ahli waris yang diketahui. Dalam kondisi ini, semua harta tersebut harus disalurkan untuk kepentingan umat Islam, dimulai dari yang paling penting hingga yang lebih rendah prioritasnya, seperti membangun masjid jika itu adalah kebutuhan yang paling utama." [Bughyatul musytarsyidin Juz 1 Hal 329]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar