MENDUNIA.
Syaikhoh Khairiyah binti Hadrotus Syekh Hasyim Asy'ari adalah penyambung sanad keilmuan kitab Shohih Bukhari dari Syaikhoh Fathimah binti Syekh Abdush Shomad Al Falimbani (guru besar dari Syekh Nawawi Al Bantani di Haramain)
Kalangan pesantren, baik salaf, maupun modern pasti mengenal nama kitab Shohih Bukhori.
Bahkan kelompok Islam Radikal pun juga sepakat menggunakan Hadits Bukhori sebagai rujukan kuat dalam menjalankan amaliah peribadatan.
Kitab Hadits Buhkori merupakan kumpulan Hadits baginda Nabi Muhammad ﷺ yg dihimpun oleh Sang Amirul Mu'minin Fil Hadits.
Al Hafizh Al Imam Muhammad bin Ismail bin Ibrahim Al Bukhari dari berbagai ulama dari belahan dunia.
Kitab Bukhori disepakati para Ulama sebagai kitab yg paling shohih di dunia, setelah kitab suci Al Qur'an.
Demikian pula di dalam Kutubus Sittah (Enam kitab induk di dalam Hadits) Shohih Bukhari menempati peringkat pertama yg kemudian disusul oleh Shohih Muslim, Sunan Abu Daud, Sunan Tirmidzi, Sunan Nasai, kemudian Sunan Ibnu Majah.
Selain sebagai sumber hukum terkuat setelah Al Qur'an, Kitab Shohih Bukhari diyakini mempunyai keberkahan yg luar biasa, bagi orang yg mau membaca dan mengamalkan isi yg terkandung didalamnya.
Banyak Ulama Bertawassul melalui kitab Shohih Bukhari, agar Allah ﷻ menghilangkan penderitaan yg terjadi di Nusantara.
Seperti ketika negeri Aceh di jajah kemudian mereka mengumandangkan perang sabil.
Banyak sekali doa bertebaran di Haramain yg ditujukan untuk kemenangan rakyat Aceh (umumnya bangsa Indonesia)
Ulama Nusantara yg berada di Haramain selalu memanjatkan doa untuk kemenangan bangsa Indonesia.
Salah satu media Tawassulnya adalah dengan wasilah "Membaca Kitab Shohih Bukhari" di tempat yg sangat mustajab seperti di Multazam !!!
Tidak mengherankan jika para Kompeni merasa kuwalahan dalam melawan rakyat Aceh.
Sehingga mereka mencari² rahasia dibalik sulitnya Aceh ditaklukkan.
Ternyata kuncinya ada di Haramain.
Mereka lalu mengutus Christian Snock Hurgronje untuk meneliti semua aktivitas para Ulama Nusantara di Haramain.
Setelah Christian Snock Hurgronje mendapatkan data dan mengetahui kelebihan serta kelemahan masyarakat Nusantara dari belajar kepada Ulama Nusantara yg berada di Haramain.
Dan berbekal hafalan kitab Shohih Bukhori, Tafsir, dan Al Qur'an akhirnya Chistian Snock Hurgronje ditugaskan di Aceh dengan mengganti nama Syekh Abdul Ghoffar dengan misi utama, menghancurkan perlawanan penduduk pribumi kepada Belanda.
Dan melemahkan tradisi Islam seperti tirakat, wirid, hizib dan sambung sanad dengan ulama' terdahulu sampai kepada kanjeng Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم .
Hasilnya juga luar biasa, Syekh Abdul Ghaffar mampu memporak porandakan sendi kehidupan beragama di Nusantara.
Kembali masalah kitab Shohih Bukhori, selain digunakan sebagai wasilah (sarana Tawassul) untuk kemenangan bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah.
Kitab Shohih Bukhari juga pernah digunakan sebagai wasilah untuk menghilangkan marabahaya seperti kebakaran dan bencana gunung merapi yg hendak erupsi (meletus)
Ketika gunung merapi di Magelang hendak meletus, Kiai Dalhar (Watucongol) membacakan kitab Shohih Bukhari didekat gunung tersebut.
Sehingga Allah ﷻ pun mengabulkan doa beliau.
gunung merapi tidak jadi meletus.
Bencana tidak jadi menimpa wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya.
Karena pentingnya Kitab Shohih Bukhari bagi umat Islam maka seorang Kiai belum dinyatakan mumpuni Ke-ULAMA-annya sebelum Ia mengaji serta mengkhatamkan Kitab Shohih Bukhari secara Talaqqi (belajar langsung tatap muka dengan guru /syekh)
Oleh sebab itu dalam sejarah, Ulama² besar Nusantara seperti Syekh Nawawi bin Umar Al Bantani, Syekh Mahfuzh bin Abdullah At Tarmasi.
Dan Syekh Ahmad Khatib Minangkabawi, mereka semua pernah mengaji dan mengkhatamkan kitab Shahih Bukhori berkali².
Nama² yg kami sebutkan di atas adalah para Guru Besar Di Masjidil Haram Mekkah yg menjadi rujukan dunia Islam.
Halaqahnya selalu dikelilingi oleh para Tholabah (penuntut ilmu) dari berbagai penjuru dunia, terlebih lagi para santri yg berasal dari Nusantara.
Tradisi mengajar kitab Shohih Bukhari dan merawat rantai silsilah atau sanad keilmuannya telah diteladankan oleh Syekh Nawawi Al Bantani yg kemudian dilanjutkan oleh kedua muridnya yaitu Syekh Mahfuzh At Tarmasi & Syekh Ahmad Khatib Minang kabau.
Bahkan Untuk Syekh Mahfuzh At Tarmasi setiap kali membaca satu Hadits dalam Shohih Bukhari beliau seringkali membaca seluruh perawinya secara Musalsal dari Gurunya hingga sampai Ke sahabat yg meriwayatkan langsung dari Baginda Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم.
Tradisi semacam ini dilestarikan oleh murid² Syekh Mahfuzh At Tarmasi seperti Syekh Umar Hamdan Al Mahrusi dan K.H. Hasyim Asy'ari (Pendiri NU)
Kedua murid Syekh Mahfuzh ini merupakan pakar hadits yg sangat masyhur di masanya.
Syekh Umar Hamdan Al Mahrusi dijuluki sebagai Muhadditsul Haramain (pakar Haditsnya Mekkah Madinah)
Sedangkan K.H. Hasyim Asy'ari dikenal sebagai pakar Hadits dari tanah Jawa, beliau secara rutin ngaji Kitab Shohih Bukhari ketika bulan Ramadlan Tiba.
Pengajian beliau ini di ikuti oleh banyak kalangan.
Bahkan menurut beberapa riwayat Syaikhona Muhammad Kholil bin Abdul Lathif (Bangkalan, Madura) yg merupakan guru KH. Hasyim Asy'ari juga Ikut menghadiri Halaqah.
Hal ini sebagai bukti sekaligus pengakuan atas keilmuan yg dimiliki KH. Hasyim Asy'ari.
Memang tidak terlalu mengherankan sebab KH. Hasyim Asy'ari memang diketahui sebagai Ulama Nusantara yg hafal
Kutubus Sittah (Enam Kitab Hadits Induk) karena inilah beliau mendapat gelar "Hadhratus Syaikh".
Tradisi mengajar kitab Shohih Bukhari yang pernah dilakoni oleh KH. Hasyim Asy'ari kemudian dilanjutkan oleh putri pertamanya yaitu "Syaikhoh Khairiyah binti K.H Hasyim Asy'ari" yg mashur dikenal dengan ke'alimannya.
Menurut sebagian pendapat, Syaikhoh Fatimah merupakan anak mbah Hasyim yg paling 'alim dalam bidang keagamaan.
Hal Ini merupakan sebuah kewajaran sebab Ia menerima transmisi keilmuan langsung di bawah bimbingan sang Ayah kemudian dilanjutkan belajar kepada suaminya sendiri yakni KH. Ma'shum Ali Kwaran, yg Masyhur dengan Ke'alimannya.
Setelah sang suami meninggal syaikhoh Khairiyah menikah untuk yg kedua kalinya dengan Syekh Muhaimin Lasem.
Beliau merupakan Ulama Nusantara (Rembang_Jawa Tengah) yg menjadi pengajar di Masjidil Haram serta menjadi Mudir 'Am di Madrasah Darul Ulum Makkah Al Mukarramah.
Semenjak menikah dengan Syekh Muhaimin Al Lasem, keilmuan Syaikhoh Khairiyah menjadi semakin terasah.
Ia berhasil membangun jaringan keilmuan di Haramain dengan gemilang.
Sebagai capaian puncaknya adalah mendirikan Madrasah Kuttabul Banat Di Haramain.
Madrasah ini merupakan Madrasah pertama di Saudi Arabia yg diperuntukkan bagi kaum Hawa.
Beliau diangkat menjadi direktur utamanya semenjak didirikan tahun 1942 Masehi.
Hingga pada suatu saat, Syaikhoh Khoiriyah diminta oleh presiden Ir. Soekarno agar kembali ke Tanah Air untuk mencerdaskan kehidupan bangsanya.
Syaikhoh Khairiyah binti Hasyim Asy'ari berkenan kembali Ke Nusantara selain karena faktor permintaan Bung Karno juga disebabkan sang suami (Syekh Muhaimin Al Lasemi) sudah kembali ke haribaan Allah pada 1946 Masehi.
Penting untuk kami sampaikan apa yg sudah menjadi capaian Syaikhoh Khairiyah dalam mengajar Kitab Shohih Bukhari ini bukanlah pertama kalinya dilakukan oleh seorang ulama' perempuan dari Nusantara.
Karena sebelumnya, sudah ada Syaikhoh Fathimah binti Syekh Abdush Shomad Al Falimbani seorang Ulama perempuan Nusantara yg juga pernah mengajar
di Haramain.
Beliau mengajar kitab Shohih Bukhari yg sanad keilmuannya dijaring (dipilih) Oleh Syekh Nawawi Al Bantani.
Syaikhoh Fathimah Al Falimbani meriwayatkan Kitab Shohih Bukhari dari
Ayahnya yakni Syekh Abdush Shomad bin Abdurrahman Al Falimbani yg meriwayatkan dari
Syekh Muhammad 'Aqib bin Hasanuddin bin Ja'far Al Falimbani yang meriwayatkan dari
Pamannya yakni Syekh Thoyyib bin Ja'far Al Falimbani yg meriwayatkan dari
Ayahnya Syekh Ja'far bin Muhammad bin Badruddin Al Falimbani yg meriwayatkan dari
Syekh Muhammad bin 'Alauddin Al Babili yg Meriwayatkan dari
Syekh Ali bin Yahya Az Ziyadi yg Meriwayatkan dari
Syekh Ali bin Ibrahim Al Halabi yg meriwayatkan dari
Al Imam Syamsuddin Muhammad bin Ahmad Ar Ramli Asy Syafi'i yg meriwayatkan dari
Syaikhul Islam Zakariya bin Muhammad Al Anshori Asy Syafi'i yg meriwayatkan dari
Al Hafizh Syihabuddin Ahmad bin Ali bin Hajar Al 'Asqallani Al Asy'ari Asy Syafi'i yg meriwayatkan dari
Syekh Ibrahim bin Ahmad bin Abdul Wahid Asy Syami yg Meriwayatkan Dari
Al Imam Abul Abbas Ahmad bin Abu Tholib Ad Dimasyqi yg meriwayatkan dari
Sirajuddin Al Husain bin Al Mubarak Az Zabidi yg meriwayatkan dari
Abul Waqt Abdul Awwal bin Isa Al Harawi yg meriwayatkan dari
Al Imam Abul Hasan
Abdurrahman bin Muzhoffar Ad Daudi yg meriwayatkan dari
Al Imam Abu Muhammad Abdullah bin Muhammad As Sarakhsi yg meriwayatkan dari
Al Mu'ammar Abu Abdullah Muhammad bin Yusuf Al Farabri yg meriwayatkan dari
AMIRUL MU'MININ FIL HADITS AL HAFIZH AL IMAM MUHAMMAD BIN ISMAIL BIN IBRAHIM AL BUKHARI
Untuk sampai kepada sanad Syaikhoh Fathimah Al Falimbani.
Syaikhoh Khairiyah binti KH. Hasyim Asy'ari.
Meriwayatkan sanad Shohih Bukhari tersebut dari sang ayah dan sang suami.
Yakni KH. Hasyim Asy'ari & Syekh Muhaimin Al Lasemi.
Keduanya ini adalah murid dari Syekh Mahfuzh bin Abdullah At Tarmasi yg dikenal sebagai "Syaikhul Masyayikh" Ulama Nusantara di Haramain.
Beliau meriwayatkan sanad keilmuan tersebut dari Sayyid Abu Bakar bin Muhammad Syatho' Al Makki (Shohibul I'anah) dan Syekh Nawawi Al Bantani yg merupakan murid langsung dari Syaikhoh Fathimah Al Falimbani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar