Sabtu, 16 Maret 2024

Memahami Anugrah & Keadilan Allah





Memahami Anugrah & Keadilan Allah


(Transkip Kajian Sirah Nabawiyah Maulid Ad-Diba'i Eps V, 4 Ramadhan 1445 / 15 Maret 2024) 

Oleh: Ibnu Imron*


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Bismillahirrahmanirrahim


الحمد لله الكريم الوهاب، المنزه عن الاشباه والانساب، والصلاة والسلام على سيد الاحباب، سيدنا محمد المخصوص باشرف القاب، وعلى اله المطهرين بلا ارتياب، وصحبه ومن تبعهم الى يوم الحساب

سبحانك لا علم لنا الا ما علمتنا انك انت العليم الحكيم وتب علينا انك انت التواب الرحيم، رب اشرح لي صدري ويسر لي أمري واحلل عقدة من لساني يفقهوا قولي


Prolog

يَضْرِبُ بِعَدْلِهِ السَّاكِنُ وَيَسْكُنُ بِفَضْلِهِ الضَّارِبُ

Dengan keadilannya yang diam menjadi bergerak, dangan anugerahnya yang bergerak menjadi diam


Ulasan


Lagi, Penulis Diba' menunjukkan sisi indah bahasa Arab melalui ilmu badi. 

Kalau kemarin beliau membuka dengan bara'atul Istihlal

Sekarang beliau melanjutkan retorikanya dengan saja' dan muqobalah.

Saja' adalah akhiran huruf yang sama

الحمد لله القوي الغالب

الولي الطالب

ويسكن بفضله الضارب 

Sedangkan muqobalah adalah mencantumkan beberapa kata, kemudian setelah itu mendatangkan kata antonimnya

يضرب بعدله الساكن

Kemudian didatangkanlah kebalikannya 

ويسكن بفضله الضارب


Untuk lebih jelaanya mari kita bahas satu per satu


Pembahasan

Ada empat poin kata yang akan kita bahas hari ini:


Pertama

يضرب


Yadribu atau Dhoroba mempunyai makna asli yang berupa iqous syai' alasy syai' (membenturkan sesuatu pada lainnya), jika kita dalami kata dhoroba dalam al-Qur'an maka kita menemukan banyak makna, diantaranya:

Berjalan / bepergian 

لَا يَسْتَطِيعُونَ ضَرْباً فِي الْأَرْضِ

memukul 

فضرب الرقاب

Membuat perumpamaan

ان الله لا يستحتي ان يضرب مثلا

Berpaling

أَفَنَضْرِبُ عَنْكُمُ الذِّكْرَ صَفْحًا 


Ada satu makna yang bisa mengkomparasikan semua yaitu yataharrak, bergerak, seperti yang dikemukakan oleh syarihnya

Karena dari semua makna diatas biasanya butuh gerak untuk bisa melaksanakannya, memukul butuh pergerakan tangan, berjalan butuh pergelakan kaki, berpaling butuh pergerakan wajah dan sebagainya.


Kedua

ساكن 

Sakana dzahaba harokatuhu, atau khilaful mutaharrik, kebalikan dari bergerak, diam

Makanya orang yang bermukim di sebuah tempat di sebut sakin, karena menetap gak kemana-mana 

Orang miskin juga akar katanya dari sakana bisa jadi karena tidak banyak bergerak berdagang keluar kota, Az-Zabidi menyebutkan:

الَّذِي أَسْكَنَه الفَقْرُ، أَي قَلَّلَ حَرَكَته

[مرتضى الزبيدي ,تاج العروس ٣٥/٢٠٠]

Miskin adalah orang yang didiamkan oleh kefakiran yakni tak banya bergerak keluar.

atau bisa juga miskin dari sakana yang artinya tenang karena hati orang miskin lebih tenang dari pada hati orang kaya yang selalu pusing memikirkan hartanya. 


Ketiga

عدل

Adil meletakkan sesuatu pada tempatnya, kebalikannya adalah jur atau dzolim yakni meletakkan sesuatu bukan tempatnya.

Dalam alquran disebutkan: 

والكافرون هم الظالمون

Orang kafir itu dzalim karena meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Meletakkan nikmat Allah bukan pada tempatnya, mereka diberi akal agar berfikir, bisa membedakan mana baik buruk, bisa membedakan mana agama yang benar dan yang tidak, tapi merekan malah jadi kufur. 


Keempat

Fadl

 هو الزيادة في الشيء خيرا وإحسانا

Fadl adalah memberi melebihi yang dari yang seharusnya ia dapat.

Upah kerja sehari 50 ribu kok dikasih 60 ribu, maka itu yang disebut fadl.


Sebenarnya kalau kita perhatikan petikan-petikan dawuh ulama, sabda Nabi bahkan firman Allah didalam al-quran, maka kita akan menemukan fadl sering disandingkan dengan Adl

Dalam Akidatul Awam disebutkan kata fadl bersanding dengan adl 


وجـائـز بـفـضـله وعدله * تـرك لـكـل مـمـكـن كفعله 


Jadi, kalau kita bahasakan sederhana adl itu adalah  prosedural, sedang fadl itu adalah kebijakan, sebagai contoh

كتب عليكم القصاص في القتلى

Diwajibkan atas kalian qishaash berkenaan dengan orangorang yang dibunuh (QS Al-Baqoroh 178)


Setiap pembunuhan yang disengaja maka hukumannya Qishash, itu adalah prosedurnya, adl. 

Selanjutnya Allah berfirman:

فمن عفي من اخيه شيء فاتباع بالمعروف واداء اليه باحسان

Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya hendaklah yang memaafkan mengikuti dengan cara yang baik dan hendaklah yang diberi maaf membayar diat kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik pula (QS: Al-Baqoroh 178)


Jadi, ketika oleh ahli warisnya diberi ampunan, maka kewajiban qisos gugur, itu adalah fadl, kebijakan. 


Contoh lain:

Alim pinter prosedurnya adalah belajar, itu yang dinamakan adl. Namun ada orang yang bisa tahu, bisa pinter tanpa belajar apapun, siapa itu? ya tentu saja waliyullah dengan ilhamnya, atau Nabi dengan Wahyu dari Allah. 

Justru akan aneh kalau Nabi Muhammad belajar dulu untuk tahu segala hal, yang nantinya akan dianggap bohong oleh pengingkarnya. Seperti dalam Al-Quran:


 وما كنت تتلو من قبله من كتاب ولا تخطه بيمينك إذا لارتاب المبطلون

Dan engkau (Muhammad) tidak pernah membaca sesuatu kitab sebelum (Al-Qur’an) dan engkau tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu; sekiranya (engkau pernah membaca dan menulis), niscaya ragu orang-orang yang mengingkarinya

(QS Al-Ankabut: 48)


Epilog


Kalimat pertama dari Ad-Diba'i seakan menyiratkan:

Dengan keadilan Allah, orang yang diam harus bergerak. 

Jadi prosedurnya orang ingin dapat rizqi ya harus gerak dan berusaha mencari sumber yang halal. 

Dilanjutkan dengan kalimat kedua:

Namun dengan Fadol Allah orang yang bergerak akan jadi diam. 

Ada hamba yang tingkat keyakinannya tinggi, maqom drajatnya juga tinggi, menikmati kedekatan dirinya kepada Allah, sehingga lupa pada asbab

Atau Ketika ada rizqi secara tiba-tiba datang padanya tanpa kerja. 

Semua itu adalah Fadol Namanya. 


Jika dilihat dari kacamata tasawwuf, seseorang itu berada di salah satu dua maqom, ada nama maqom asbab, seperti yang disebutkan dalam redaksi yang pertama

يَضْرِبُ بِعَدْلِهِ السَّاكِنُ 

 juga ada namanya maqom tajrid seperti dalam redaksi kedua

وَيَسْكُنُ بِفَضْلِهِ الضَّارِبُ


Prihal dua maqam tersebut, Ibnu Athaillah dalam kitab Hikam menyinggung:


إرادتُكَ التجريدَ مع إقامةِ الله إِيَّاكَ في الأسباب من الشَّهوة الخفيةِ

وإرادتُكَ الأسبابَ مع إقامةِ الله إِيَّاكَ في التجريد انحطاطٌ عن الهِمَّةِ العَلَيَّةِ

Kamu ingin maqam tajrid padahal Allah menempatkanmu di maqam asbab itu termasuk syahwat yang samar, sedangkan kamu ingin maqam asbab padahal Allah menempatkanmu di maqam tajrid itu adalah penurunan dari kemauan yang tinggi.


Jadi semua orang itu punya maqom masing-masing, tempatilah sesuai kapasitasnya

Wallahu A'lam


*) Penulis adalah konten kreator asal Pasuruan Jawa Timur 

===

Refrensi:


Husnush Shiyaghah

Ihya Ulumuddin

Milul Awani

Al-Munabba' li alfadzii Diba'

Diyaul Murobba' Fi Syarhi Maulid Diba

Tafsir Ibnu Katsir 

Tafsir Jalalain

Tafsir Asy-Sya'rawi

Dll

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anak akan belajar dari kehidupan orang tuanya

Anak akan belajar dari kehidupan orang tuanya  Jika anak dibesarkan dengan celaan,ia belajar memaki Jika anak dibesarkan dengan permusuhan,i...