Memahami Anugrah & Keadilan Allah
(Transkip Kajian Sirah Nabawiyah Maulid Ad-Diba'i Eps V, 4 Ramadhan 1445 / 15 Maret 2024)
Oleh: Ibnu Imron*
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahim
الحمد لله الكريم الوهاب، المنزه عن الاشباه والانساب، والصلاة والسلام على سيد الاحباب، سيدنا محمد المخصوص باشرف القاب، وعلى اله المطهرين بلا ارتياب، وصحبه ومن تبعهم الى يوم الحساب
سبحانك لا علم لنا الا ما علمتنا انك انت العليم الحكيم وتب علينا انك انت التواب الرحيم، رب اشرح لي صدري ويسر لي أمري واحلل عقدة من لساني يفقهوا قولي
Prolog
يَضْرِبُ بِعَدْلِهِ السَّاكِنُ وَيَسْكُنُ بِفَضْلِهِ الضَّارِبُ
Dengan keadilannya yang diam menjadi bergerak, dangan anugerahnya yang bergerak menjadi diam
Ulasan
Lagi, Penulis Diba' menunjukkan sisi indah bahasa Arab melalui ilmu badi.
Kalau kemarin beliau membuka dengan bara'atul Istihlal
Sekarang beliau melanjutkan retorikanya dengan saja' dan muqobalah.
Saja' adalah akhiran huruf yang sama
الحمد لله القوي الغالب
الولي الطالب
ويسكن بفضله الضارب
Sedangkan muqobalah adalah mencantumkan beberapa kata, kemudian setelah itu mendatangkan kata antonimnya
يضرب بعدله الساكن
Kemudian didatangkanlah kebalikannya
ويسكن بفضله الضارب
Untuk lebih jelaanya mari kita bahas satu per satu
Pembahasan
Ada empat poin kata yang akan kita bahas hari ini:
Pertama
يضرب
Yadribu atau Dhoroba mempunyai makna asli yang berupa iqous syai' alasy syai' (membenturkan sesuatu pada lainnya), jika kita dalami kata dhoroba dalam al-Qur'an maka kita menemukan banyak makna, diantaranya:
Berjalan / bepergian
لَا يَسْتَطِيعُونَ ضَرْباً فِي الْأَرْضِ
memukul
فضرب الرقاب
Membuat perumpamaan
ان الله لا يستحتي ان يضرب مثلا
Berpaling
أَفَنَضْرِبُ عَنْكُمُ الذِّكْرَ صَفْحًا
Ada satu makna yang bisa mengkomparasikan semua yaitu yataharrak, bergerak, seperti yang dikemukakan oleh syarihnya
Karena dari semua makna diatas biasanya butuh gerak untuk bisa melaksanakannya, memukul butuh pergerakan tangan, berjalan butuh pergelakan kaki, berpaling butuh pergerakan wajah dan sebagainya.
Kedua
ساكن
Sakana dzahaba harokatuhu, atau khilaful mutaharrik, kebalikan dari bergerak, diam
Makanya orang yang bermukim di sebuah tempat di sebut sakin, karena menetap gak kemana-mana
Orang miskin juga akar katanya dari sakana bisa jadi karena tidak banyak bergerak berdagang keluar kota, Az-Zabidi menyebutkan:
الَّذِي أَسْكَنَه الفَقْرُ، أَي قَلَّلَ حَرَكَته
[مرتضى الزبيدي ,تاج العروس ٣٥/٢٠٠]
Miskin adalah orang yang didiamkan oleh kefakiran yakni tak banya bergerak keluar.
atau bisa juga miskin dari sakana yang artinya tenang karena hati orang miskin lebih tenang dari pada hati orang kaya yang selalu pusing memikirkan hartanya.
Ketiga
عدل
Adil meletakkan sesuatu pada tempatnya, kebalikannya adalah jur atau dzolim yakni meletakkan sesuatu bukan tempatnya.
Dalam alquran disebutkan:
والكافرون هم الظالمون
Orang kafir itu dzalim karena meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Meletakkan nikmat Allah bukan pada tempatnya, mereka diberi akal agar berfikir, bisa membedakan mana baik buruk, bisa membedakan mana agama yang benar dan yang tidak, tapi merekan malah jadi kufur.
Keempat
Fadl
هو الزيادة في الشيء خيرا وإحسانا
Fadl adalah memberi melebihi yang dari yang seharusnya ia dapat.
Upah kerja sehari 50 ribu kok dikasih 60 ribu, maka itu yang disebut fadl.
Sebenarnya kalau kita perhatikan petikan-petikan dawuh ulama, sabda Nabi bahkan firman Allah didalam al-quran, maka kita akan menemukan fadl sering disandingkan dengan Adl
Dalam Akidatul Awam disebutkan kata fadl bersanding dengan adl
وجـائـز بـفـضـله وعدله * تـرك لـكـل مـمـكـن كفعله
Jadi, kalau kita bahasakan sederhana adl itu adalah prosedural, sedang fadl itu adalah kebijakan, sebagai contoh
كتب عليكم القصاص في القتلى
Diwajibkan atas kalian qishaash berkenaan dengan orangorang yang dibunuh (QS Al-Baqoroh 178)
Setiap pembunuhan yang disengaja maka hukumannya Qishash, itu adalah prosedurnya, adl.
Selanjutnya Allah berfirman:
فمن عفي من اخيه شيء فاتباع بالمعروف واداء اليه باحسان
Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya hendaklah yang memaafkan mengikuti dengan cara yang baik dan hendaklah yang diberi maaf membayar diat kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik pula (QS: Al-Baqoroh 178)
Jadi, ketika oleh ahli warisnya diberi ampunan, maka kewajiban qisos gugur, itu adalah fadl, kebijakan.
Contoh lain:
Alim pinter prosedurnya adalah belajar, itu yang dinamakan adl. Namun ada orang yang bisa tahu, bisa pinter tanpa belajar apapun, siapa itu? ya tentu saja waliyullah dengan ilhamnya, atau Nabi dengan Wahyu dari Allah.
Justru akan aneh kalau Nabi Muhammad belajar dulu untuk tahu segala hal, yang nantinya akan dianggap bohong oleh pengingkarnya. Seperti dalam Al-Quran:
وما كنت تتلو من قبله من كتاب ولا تخطه بيمينك إذا لارتاب المبطلون
Dan engkau (Muhammad) tidak pernah membaca sesuatu kitab sebelum (Al-Qur’an) dan engkau tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu; sekiranya (engkau pernah membaca dan menulis), niscaya ragu orang-orang yang mengingkarinya
(QS Al-Ankabut: 48)
Epilog
Kalimat pertama dari Ad-Diba'i seakan menyiratkan:
Dengan keadilan Allah, orang yang diam harus bergerak.
Jadi prosedurnya orang ingin dapat rizqi ya harus gerak dan berusaha mencari sumber yang halal.
Dilanjutkan dengan kalimat kedua:
Namun dengan Fadol Allah orang yang bergerak akan jadi diam.
Ada hamba yang tingkat keyakinannya tinggi, maqom drajatnya juga tinggi, menikmati kedekatan dirinya kepada Allah, sehingga lupa pada asbab
Atau Ketika ada rizqi secara tiba-tiba datang padanya tanpa kerja.
Semua itu adalah Fadol Namanya.
Jika dilihat dari kacamata tasawwuf, seseorang itu berada di salah satu dua maqom, ada nama maqom asbab, seperti yang disebutkan dalam redaksi yang pertama
يَضْرِبُ بِعَدْلِهِ السَّاكِنُ
juga ada namanya maqom tajrid seperti dalam redaksi kedua
وَيَسْكُنُ بِفَضْلِهِ الضَّارِبُ
Prihal dua maqam tersebut, Ibnu Athaillah dalam kitab Hikam menyinggung:
إرادتُكَ التجريدَ مع إقامةِ الله إِيَّاكَ في الأسباب من الشَّهوة الخفيةِ
وإرادتُكَ الأسبابَ مع إقامةِ الله إِيَّاكَ في التجريد انحطاطٌ عن الهِمَّةِ العَلَيَّةِ
Kamu ingin maqam tajrid padahal Allah menempatkanmu di maqam asbab itu termasuk syahwat yang samar, sedangkan kamu ingin maqam asbab padahal Allah menempatkanmu di maqam tajrid itu adalah penurunan dari kemauan yang tinggi.
Jadi semua orang itu punya maqom masing-masing, tempatilah sesuai kapasitasnya
Wallahu A'lam
*) Penulis adalah konten kreator asal Pasuruan Jawa Timur
===
Refrensi:
Husnush Shiyaghah
Ihya Ulumuddin
Milul Awani
Al-Munabba' li alfadzii Diba'
Diyaul Murobba' Fi Syarhi Maulid Diba
Tafsir Ibnu Katsir
Tafsir Jalalain
Tafsir Asy-Sya'rawi
Dll
Tidak ada komentar:
Posting Komentar