Rabu, 06 Maret 2024

Bahkan Seluruh Semesta pun Bertasbih Kepada Allah



*Bahkan Seluruh Semesta pun Bertasbih Kepada Allah*

(Transkrip Kajian Sirah Nabawiyah Maulid Ad-Diba'i Eps. IV, Selasa 24 Sya'ban 1445 / 5 Mei 2024) 
Oleh: Ibnu Imron*

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh 
Bismillahirrahmanirrahim 
الحمد لله الكريم الوهاب، المنزه عن الاشباه والانساب، والصلاة والسلام على سيد الاحباب، سيدنا محمد المخصوص باشرف القاب، وعلى اله المطهرين بلا ارتياب، وصحبه ومن تبعهم الى يوم الحساب
سبحانك لا علم لنا الا ما علمتنا انك انت العليم الحكيم وتب علينا انك انت التواب الرحيم، رب اشرح لي صدري ويسر لي أمري واحلل عقدة من لساني يفقهوا قولي

*Prolog*
عَالِمِ الْكَآئِنِ وَالْبَآئِنِ وَالزَّآئِلِ وَالذَّاهِبِ ۞ يُسَبِّحُهُ اْلأَٓفِلُ وَالْمَآئِلُ وَالطَّالِعُ وَالْغَارِبُ ۞ وَيُوَحِّدُهُ النَّاطِقُ وَالصَّامِتُ وَالْجَامِدُ وَالذَّآئِبُ
Maha Mengetahui segala keadaan: yang nyata, yang musnah, dan yang binasa. 
Bertasbih kepada-Nya (semua) yang tenggelam, yang condong, yang terbit dan yang terbenam
Semua makhluk yang berbicara dan yang diam, Mengesakan Allah, demikian juga yang padat dan yang cair

*Pembahasan*

عَالِمِ الْكَائِنِ وَالْبَائِنِ وَالزَّائِلِ وَالذَّاهِبِ
Alim tercetak dari madhi alima kebalikan dari jahila yang berarti tahu, Imam Al-Ghazali mendefinisikan sebagai berikut:
معرفة الشيء على ما هو به
Mengetahui sesuatu sesuai dengan kenyataan
Atau yang lebih simpelnya definisi yang dikemukakan oleh al-Munawi
صفة توجب تمييزا لا يحتمل النقيض
Sifat yang bisa membedakan sesuatu dengan lainnya tanpa keliru. 
Jika sifat ilmu dikaitkan kepada allah, maka definisinya sebagai berikut:

صفة أزلية متعلقة بجميع الواجبات والجائزات والمستحيلات على وجه الإحاطة على ما هي به من غير سبق خفاء
Sifat lmu itu adalah Sifat azali yang berkaitan dengan segala hal, baik yang wajib, mustahil dan jaiz, bersifat menyeluruh sesuai kenyataannya tanpa didahului ketidaktahuan. 
Lebih simpelnya seperti yang difirmankan Allah:

إِنَّ ٱللَّهَ لَا یَخۡفَىٰ عَلَیۡهِ شَیۡءࣱ فِی ٱلۡأَرۡضِ وَلَا فِی ٱلسَّمَاۤءِ
Sesungguhnya tidak samar bagi Allah sesuatu yang ada di bumi dan sesuatu yang di langit (QS Ali Imron: 5)

عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْكَبِيرُ الْمُتَعَالِ
Yang Maha mengetahui semua yang ghaib dan yang nampak; Yang Maha Besar lagi Maha Tinggi (QS: Ar-Ra'd: 9)

Selenjutnya
الكائن
Al-Kain merupakan bentuk cetakan dari masdar kaun yang jika diartikan secara hakekat syar'inya adalah sesuatu yang selain Allah yakni makhluk, seperti yang dikemukakan oleh ad-Diba'i:
الكون اشارة وانت المقصود
Segala makhluk itu hanyalah isyarat, sedangkan yang dituju adalah engkau Nabi Muhammad. 
Atau bisa kita artikan secara kebahasaan yang bermakna keberadaan suatu hal, seperti dalam Nadzam Nahwu:
واخبروا بظرف او بحرف جر # ناوين معنى كائن او استقر

Ok kita kembali ke pembahasan:

والبائن
Bain diambil dari madhi bana, yang artinya al-Wadih yakni yang jelas, dalam kaidah fikih disebutkan
لا عبرة بالظن البين خطؤه
Prasangka tak dianggap jika pada kenyataannya keliru
atau juga bermakna pisah
Dalam sebuah riwayat hadis disebutkan:
ما أُبينَ من حَيٍّ، فهو مَيْتةٌ.
زاد المعاد (٥/٦٦٩) 

Anggota yang dipotong dari hewan hidup maka hukumnya sema seperti bangkai. 

زائل
Zail: yang pisah, yang menjauh, yang hilang atau yang rusak, makna ini saling berkaitan karena kalau pisah pasti menjauh, kalau menjauh maka akan hilang, kalau hilang maka akan rusak. 
Dalam fikih tentang penjelasan waktu-waktu shalat disebutkan:
زوال الشمس
Tergelincirnya matahari yang berarti matahari menjauh dari garis tengah langit. 

والذاهب
Dzahib dalam bahasa bisa diartikan, sair berjalan, meninggalkan, hampir mirip dengan zail, bisa juga berarti pendapat, jalan hidup, pandangan hidup. 

يُسَبِّحُهُ اْلأفِلُ وَالْمَائِلُ وَالطَّالِعُ وَالْغَارِبُ

Syaikh Ath-Thantawi berkata:
والتسبيح : مأخوذ من السبح ، وهو المر السريع فى الماء أو فى الهواء ، فالمسبح مسرع فى تنزيه الله وتبرئته من السوء ، ومن كل ما لا يليق به - سبحانه - 
Tasbih diambil dari akar kata sabhu yang secara etimologi berarti bergerak cepat dalam air atau di atas udara, karena orang yang membaca tasbih itu bergerak cepat untuk menyucikan Allah dan menjauhkan dari segala kekurangan. 

Semua makhluk menyucikan Allah dengan cara berbeda-beda. Allah taala berfirman:
وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَٰكِنْ لَا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ 
Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memujiNya tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka (QS Al-Isra': 44)

Kemudian kita lanjutkan, kalimat afala punya arti ghoba, tidak kelihatan, makanya orang yang hamil disebut afil, karena anaknya masih belum kelihatan
Dalam Al-quran Surah Al-An'am: 76 disebutkan:
فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَا أُحِبُّ الْآفِلِينَ
tatkala bintang itu tenggelam (tidak kelihatan) dia berkata "Saya tidak suka kepada yang tenggelam"


Kemudian 
المائل

Mail itu artinya condong atau bisa juga mendekat, tanaman yang condong ke kanan atau ke kiri berarti lebih dekat ke arah kanan atau kearah kiri. Orang yang suka pada seseorang disebut mail ilaiha karena hatinya condong tertarik padanya. Mail dalam konteks pembahasan di sini bermakna dekat karena menjadi muqobil dari ghorib

Untuk Ghorib sendiri mempunyai arti jauh, karenanya orang asing disebut ghorib atau ghuroba' karena orang yang datang dari tempat yang jauh. Dalam bab zina, bagi orang yang belum nikah melakukan hubungan intim makah hukumannya adalah 100 kali cambukan dan di taghrib satu tahun, artinya diasingkan atau dijauhkan dari tempat tinggalnya. 

Maksudnya semua makhluk bertasbih kepada Allah. 

وَيُوَحِّدُهُ النَّاطِقُ وَالصَّامِتُ وَالْجَامِدُ وَالذَّائِبُ
Dari wahhada muncul kata tauhid, yaitu menjadikan satu atau menyifati Allah dengan keesaan (wahdaniyat)
Sedangkan kata an-Nathiq mempunyai arti
نطق تكلم بصوت
Bicara dengan suara
Atau bisa juga bermakna berfikir, dalam istilah ilmu mantiq ada ungkapan 
الانسان حيوان ناطق
Manusia itu adalah makhluk yang berfikir. 

Selanjutnya 
الصامت
Berarti menahan bicara atau tidak bisa bicara, sama dengan sakata, bedanya shamata lebih umum artinya bisa digunakan pada makhluk yang memang bisa untuk bicara
جمد
Benda Keras dan padat, kebalikan dari dzaaba

ذاب
Dzaba maknanya cair, kebalikan dari padat atau keras
خِلَافُ الْجَامِدِ الْمُتَصَلِّبِ
[الفيومي، المصباح المنير في غريب الشرح الكبير، ٢١١/١]

Artinya setiap makhluk baik secara langsung (lisanul maqol) ataupun tidak langsung (lisanul hal) mengakui atas ke-Esaan Allah, karena secara fitrah semua makhluk mengakui mereka itu diciptakan dan sang pencipta adalah Tuhan yang Maha Esa. Allah berfirman (Al-A'raf: 172):

وإذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِىٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُواْ بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَآ ۛ
Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anakanak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka seraya berfirman "Bukankah Aku ini Tuhanmu" Mereka menjawab "Betul Engkau Tuhan kami kami menjadi saksi"

*Epilog*
Secara keseluruhan pembahasan ini menunjukkan seberapa besar sifat ilmu Allah yang mencangkup segala hal. 

Segala makhluk yang ada baik secara langsung ataupun tidak langsung mengakui Jikalau Allah adalah Sang Maha Pencipta yang Maha Esa. 

Wallahu A'lam

*) Penulis adalah konten kreator asal Pasuruan Jawa Timur 
===
Refrensi:

Al-Mishbah Al-Munir
Faidul Qodir
Ihya Ulumuddin 
Milul Awani
Tafsir Ibnu Katsir 
Tafsir Ath-Thantawi
Tafsir Al-Wasith
Zadul Maad
Dll

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anak akan belajar dari kehidupan orang tuanya

Anak akan belajar dari kehidupan orang tuanya  Jika anak dibesarkan dengan celaan,ia belajar memaki Jika anak dibesarkan dengan permusuhan,i...