Kamis, 04 Juli 2024

Ciri-ciri Wahabi dan Syubhat-syubhatnya

 


Ciri-ciri Wahabi dan Syubhat-syubhatnya

Wahabi merupakan kelompok kanan islam yang mudah sekali melabeli syirik dan kafir pada saudara sesama islam

berikut ciri-ciri wahabi khususnya yang ada di Indonesia

1.Sering merujuk pendapat Ibnu Taimiyyah, al-Albani, Ibnu Qayyim, Abdul Aziz bin Baz dan Ibnu Ustaimin.


2. Mengatakan Allah ada di langit bersemayam di atas Arsy.


3. Membagi tauhid kepada tiga: tauhid Uluhiyyah, Rububiyyah dan Asma' wa sifat.


- Menolak amalan menyebut lafald niat solat (USHOLLI).


- Menolak amalan menyebut SAYYIDINA ketika bersolawat.


- Menolak amalan mengusap muka setelah selesai solat.


- Menolak zikir, wirid dan doa berjamaah setelah solat di masjid/musolla/tempat tertentu.


- Menolak amalan baca yaasiin berjamaah pada malam jumat di masjid/musolla/tempat tertentu.


- Menolak amalan solat tarawih 20 raka'at.


- Menolak amalan baca yaasiin 3 kali pada malam nishfu Sya'ban.


- Menolak amalan membaca doa akhir dan awal tahun.


- Menolak bacaan talqin ketika pengebumian mayat.


- Menolak tahlil.


- Menolak bacaan barzanji.


- Menolak amalan solawat syifa', Sholawat fatih, Sholawat nariyah.


- Menolak sambutan maulidur rasul.


- Menolak amalan ziarah makam nabi/makam auliya'.


- Menolak bacaan tarhim dan bacaan Al-Quran sebelum azan subuh menggunakan pengeras suara.


- Mengatakan tiada solat qabliah jumat.


- Menolak amalan membaca teks ketika khutbah.


- Menolak tasawwuf dan tarekat.


- Menolak MADZHAB.


- Mengatakan bid'ah tidak ada yang hasanah, semua bid'ah adalah sesat.


- Menolak beramal dengan hadits dhaif.


- Menolak amalan tawassul dengan orang yang sudah meninggal dunia. 


- Menolak amalan tabarruk selain dari Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam.


- Menolak amalan istighoutsah. 


- Mengatakan talak tiga sekaligus cuma jatuh talak satu.


- Menolak manhaj Asy'ariah dan Maturidiyah.


- Menolak Sifat Dua Puluh.

 

 

AQIDAH


1. Membagi Tauhid menjadi 3 bagian yaitu: 


(a). Tauhid Rububiyyah: Dengan tauhid ini, mereka mengatakan bahwa kaum musyrik Mekkah dan orang-orang kafir juga mempunyai tauhid.


(b). Tauhid Uluhiyyah: Dengan tauhid ini, mereka menafikan tauhid umat Islam yang bertawassul, beristighoutsah dan bertabarruk sedangkan ketiga-tiga perkara tersebut diterima oleh jumhur ulama Islam khasnya ulama Empat Imam madzhab.


(c.) Tauhid Asma’ dan Sifat: Tauhid versi mereka ini bisa menjerumuskan umat islam ke lembah tashbih dan tajsim kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala seperti: 


-Menterjemahkan istiwa’ sebagai bersemayam/bersila


-Merterjemahkan yad sebagai tangan.


-Menterjemahkan wajh sebagai muka.


-Menisbahkan jihah (arah) kepada Allah (arah atas – jihah ulya).


-Menterjemah janb sebagai lambung/rusuk.


-Menterjemah nuzul sebagai turun dengan dzat.


-Menterjemah saq sebagai betis.


-Menterjemah ashabi’ sebagai jari-jari, dll.


-Menyatakan bahwa Allah سبحانه وتعالى mempunyai “surah” atau rupa.


-Menambah bi dzatihi haqiqatan [dengan dzat secara hakikat] di akhir setiap ayat-ayat mutasyabihat.


2. Memahami ayat-ayat mutasyabihat secara dhahir tanpa penjelasan terperinci dari ulama-ulama yang mu’tabar.


3. Menolak asy-sya'iroh dan al-Maturidiyah yang merupakan ulama’ Islam dalam perkara Aqidah yang diikuti mayoritas umat islam.


4. Sering mengkritik asy-Sya’irah bahkan sehingga mengkafirkan asy-Sya’irah.


5. Menyamakan asy-Sya’irah dengan Mu’tazilah dan Jahmiyyah atau Mu’aththilah dalam perkara mutashabihat.


6. Menolak dan menganggap tauhid sifat 20 sebagai satu konsep yang bersumberkan falsafah Yunani dan Greek.


7. Berlindung di balik madzhab Salaf.


8. Golongan mereka ini dikenal sebagai al-Hasyawiyyah, al-Musyabbihah, al-

Mujassimah atau al-Jahwiyyah dikalangan ulama’ Ahli Sunnah wal Jama’ah.


9. Sering menuduh bahwa Abu Hasan Al-Asy’ari telah kembali ke madzhab Salaf setelah bertaubat dari mazhab asy-Sya’irah. Menuduh ulama’ asy-Sya’irah tidak betul-betul memahami faham Abu Hasan Al-Asy’ari.


10. Menolak ta’wil dalam bab Mutasyabihat. 


11. Sering menuduh bahwa mayoritas umat Islam telah jatuh kepada perbuatan syirik.


12. Menuduh bahwa amalan memuliakan Rasulullah Shollallohu ‘alaihi wa sallam 

 [ membaca maulid dll ] membawa kepada perbuatan syirik.


13. Tidak mengambil pelajaran sejarah para anbiya’, ulama’ dan sholihin dengan

dalih menghindari syirik.


14. Pemahaman yang salah tentang makna syirik, sehingga mudah menghukumi orang sebagai pelaku syirik.


15. Menolak tawassul, tabarruk dan istighoutsah dengan para anbiya’ serta sholihin.


16. Mengganggap tawassul, tabarruk dan istighoutsah sebagai cabang-cabang syirik.


17. Memandang remeh karomah para wali [auliya’].


18. Menyatakan bahwa ibu bapak dan datuk Rasulullah Shollallohu ‘alaihi wa sallam tidak selamat dari adzab api neraka.


19. Mengharamkan mengucap “radhiallahu ‘anha” untuk ibu Rosulullah Shollallohu ‘alaihi wa sallam, Sayyidatuna Aminah.


SIKAP


1. Sering membid’ahkan amalan umat Islam bahkan sampai ke tahap mengkafirkan

mereka.


2. Mengganggap diri sebagai mujtahid atau berlagak sepertinya (walaupun tidak layak).


3. Sering mengambil hukum secara langsung dari al-Qur’an dan hadits (walaupun tidak layak).


4. Sering mentertawakan dan meremehkan ulama’ pondok dan golongan agama yang lain.


5. Ayat-ayat al-Qur’an dan Hadits yang ditujukan kepada orang kafir sering ditafsir kepada orang Islam.


6. Memaksa orang lain berpegang dengan pendapat mereka walaupun pendapat itu syaz (janggal). 


HADITS


1. Menolak beramal dengan hadis dho’if.


2. Penilaian hadits yang tidak sama dengan penilaian ulama’ hadits yang lain.


3. Mengagungkan Nasiruddin al-Albani di dalam bidang ini [walaupun beliau tidak

mempunyai sanad Untuk menyatakan siapakah guru-guru beliau dalam bidang hadits.

[Bahkan mayoritas muslim mengetahui bahwa beliau tidak mempunyai guru dalam bidang hadits dan diketahui bahwa beliau belajar hadits secara sendiri dan ilmu jarh dan ta’dil beliau adalah mengikut Imam al-Dhahabi].


4. Sering menganggap hadits dho’if sebagai hadits maudhu’ [mereka mengumpulkan hadits dho’if dan palsu di dalam satu kitab atau bab seolah-olah kedua-dua kategori hadits tersebut adalah sama].


5. Pembahasan hanya kepada sanad dan matan hadits, dan bukan pada makna hadits. Oleh karena itu, perbedaan pemahaman ulama’ [syawahid] dikesampingkan.


QUR’AN 


1. Menganggap tajwid sebagai ilmu yang menyusahkan dan tidak perlu (Sebagian Wahabi indonesia yang jahil/bodoh) 


FIQH


1. Menolak mengikuti madzhab imam-imam yang empat; pada hakikatnya

mereka bermadzhab “TANPA MADZHAB”.


2. Mencampuradukkan amalan empat mazhab dan pendapat-pendapat lain sehingga membawa kepada talfiq [mengambil yang disukai] haram.


3. Memandang amalan bertaqlid sebagai bid’ah; mereka mengklaim dirinya ber ittiba’.


4. Sering mengungkit dan mempermasalahkan soal-soal khilafiyyah.


5. Sering menggunakan dakwaan ijma’ ulama dalam masalah khilafiyyah.


6. Menganggap apa yang mereka amalkan adalah sunnah dan pendapat pihak lain adalah Bid’ah.


7. Sering menuduh orang yang bermadzhab sebagai ta’assub [fanatik] mazhab.


8. Salah faham makna bid‟ah yang menyebabkan mereka mudah membid‟ahkan orang lain.


9. Mempromosikan madzhab fiqh baru yang dinamakan sebagai Fiqh al-Taysir, Fiqh al-Dalil, Fiqh Musoffa, dll [yang jelas keluar daripada fiqh empat mazhab].


10. Sering mengkoarkan agar hukum ahkam fiqh dipermudahkan dengan menggunakan hadis “Yassiru wa la tu’assiru, farrihu wa la tunaffiru”.


11. Sering mengatakan bahwa fiqh empat madzhab telah ketinggalan zaman.


NAJIS


1. Sebagian mereka sering mempermasalahkan dalil akan kedudukan babi sebagai najis mughalladhah.


2. Menyatakan bahwa bulu babi itu tidak najis karena tidak ada darah yang mengalir.


WUDHU’


1. Tidak menerima konsep air musta’mal.


2. Bersentuhan lelaki dan perempuan tidak membatalkan wudhu.


3. Membasuh kedua belah telinga dengan air basuhan rambut dan tidak dengan air yang baru.


ADZAN


1. Adzan Juma’t sekali; adzan kedua ditolak 


SHALAT 


1. Mempromosikan “Sifat Shalat Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam‟, dengan alasan kononnya shalat berdasarkan fiqh madzhab adalah bukan sifat shalat Nabi yang benar.


2. Menganggap melafazhkan kalimat “usholli” sebagai bid’ah.


3. Berdiri dengan kedua kaki mengangkang.


4. Tidak membaca “Basmalah‟ secara jahar.


5. Mengangkat tangan sewaktu takbir sejajar bahu atau di depan dada.


6. Meletakkan tangan di atas dada sewaktu berdiri.


7. Menganggap perbedaan antara lelaki dan perempuan dalam shalat sebagai perkara bid‟ah (sebagian Wahabiyyah Indonesia yang jahil).


8. Menganggap qunut Subuh sebagai bid’ah.


9. Menggangap penambahan “wa bihamdihi” pada tasbih ruku’ dan sujud adalah bid’ah.


10. Menganggap mengusap muka selepas shalat sebagai bid’ah.


11. Shalat tarawih hanya 8 rakaat; mereka juga mengatakan shalat tarawih itu

sebenarnya adalah shalat malam (shalatul-lail) seperti pada malam-malam lainnya.


12. Dzikir jahr di antara rakaat-rakaat shalat tarawih dianggap bid’ah.


13. Tidak ada qadha’ bagi shalat yang sengaja ditinggalkan.


14. Menganggap amalan bersalaman setelah shalat adalah bid’ah.


15. Menggangap lafazh sayyidina (taswid) dalam shalat sebagai bid’ah.


16. Menggerak-gerakkan jari sewaktu tasyahud awal dan akhir.


17. Boleh jama’ dan qashar walaupun kurang dari dua marhalah.


18. Memakai sarung atau celana setengah betis untuk menghindari isbal.


19. Menolak shalat sunnat qabliyyah sebelum Jum’at.


20. Menjama’ shalat sepanjang semester pengajian, karena mereka berada di landasan Fisabilillah


DO’A, DZIKIR DAN BACAAN AL-QUR’AN


1. Menggangap do’a berjama’ah setelah shalat sebagai bid’ah.


2. Menganggap dzikir dan wirid berjama’ah sebagai bid’ah.


3. Mengatakan bahwa membaca “Sodaqallahul ‘azhim” setelah membaca al-Qur’an adalah Bid’ah.


4. Menyatakan bahwa do’a, dzikir dan shalawat yang tidak ada dalam al-Qur’an dan Hadits sebagai bid’ah. Sebagai contoh mereka menolak Dala’il al-Khairat, Shalawat al-Syifa‟, al-Munjiyah, al-Fatih, Nur al-Anwar, al-Taj, dll.


5. Menganggap amalan bacaan Yasin pada malam Jum’at sebagai bid’ah yang haram.


6. Mengatakan bahwa sedekah atau pahala tidak sampai kepada orang yang telah wafat.


7. Mengganggap penggunaan tasbih adalah bid’ah.


8. Mengganggap dzikir dengan bilangan tertentu seperti 1000 (seribu), 10,000 (sepuluh ribu), dll sebagai bid’ah.


9. Menolak amalan ruqiyyah syar’iyah dalam pengobatan Islam seperti wafa‟, azimat, dll.


10. Menolak dzikir isim mufrad: Allah Allah.


11. Melihat bacaan Yasin pada malam nisfu Sya’ban sebagai bid’ah yang haram.


12. Sering menafikan dan memperselisihkan keistimewaan bulan Rajab dan Sya’ban.


13. Sering mengkritik keutamaan malam Nisfu Sya’ban.


14. Mengangkat tangan sewaktu berdoa’ adalah bid’ah.


15. Mempermasalahkan kedudukan shalat sunat tasbih. 


PENGURUSAN JENAZAH DAN KUBUR


1. Menganggap amalan menziarahi maqam Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, para anbiya’, awliya’, ulama’ dan sholihin sebagai bid’ah dan shalat tidak boleh dijama’ atau qasar dalam ziarah seperti ini.


2. Mengharamkan wanita menziarahi kubur.


3. Menganggap talqin sebagai bid’ah.


4. Mengganggap amalan tahlil dan bacaan Yasin bagi kenduri arwah sebagai bid’ah yang haram.


5. Tidak membaca do’a setelah shalat jenazah.


6. Sebagian ulama’ mereka menyeru agar Maqam Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dikeluarkan dari masjid nabawi atas alasan menjauhkan umat Islam dari syirik.


7. Menganggap kubur yang bersebelahan dengan masjid adalah bid’ah yang haram.


8. Do’a dan bacaan al-Quran di pekuburan dianggap sebagai bid’ah.


MUNAKAHAT [PERNIKAHAN] 


1. Talak tiga (3) dalam satu majlis adalah talak satu (1) 


MAJLIS / PERAYAAN


1. Menolak peringatan Maulid Nabi; bahkan menyamakan sambutan Maulid Nabi dengan perayaan kristen bagi Nabi Isa as.


2. Menolak amalan marhaban para habaib.


3. Menolak amalan barzanji.


4. Berdiri ketika bacaan maulid adalah bid’ah


5. Menolak peringatan Isra’ Mi’raj, dll. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anak akan belajar dari kehidupan orang tuanya

Anak akan belajar dari kehidupan orang tuanya  Jika anak dibesarkan dengan celaan,ia belajar memaki Jika anak dibesarkan dengan permusuhan,i...