1. Menyembunyikan Identitas Ayah (Tadlis)
2. Mengambil pendapat Ulama dengan memotong Identitas mereka (Supaya gak Kelihatan Identitas Kewahabian Mereka, Tadlis Lagi)
3. Menyuarakan pendapat yang Syadz (Menafikan Sesuatu yang sudah diijmak oleh ulama)
4. Memakai Metode yang Syadz Pula (Metode kitab se Zaman, metode yang tak pernah dipakai oleh ahli nasab di manapun di dunia)
5. Sungkem Mama Ghufron, tapi Nentang dan membodoh bodohi DR Ali Jumah.
6. Bukan Ahli Nasab (bahkan gak Punya legalitas sebagai ahli nasab walau dalam bentuk sertifikat) mencoba menentang pendapat Ahli Nasab, dan Menafikan Nasab yang ditetapkan oleh ahli nasab.
7. Menuduh Baalwi keturunan Yahudi, padahal orang Yahudi Holapgrubnya adalah J1 (Secara tidak langsung mengakui Baalwi sebagai keturunan Nabi)
8. Menuduh Baalwi Holapgrubnya G, padahal klan Asegaf sendiri Holapgrubnya J1
https://www.familytreedna.com/public/qurayishj1c3d/default.aspx?section=yresults
(lihat kode IN92112 Marga Assegaf Holapgrubnya J1)
9. Tidak pernah melakukan penelitian secara komprehensif (meneliti orang Yaman tapi tidak pernah studi penelitian langsung ke lokasi)
10. Standar Ganda: pakai seleksi ketat untuk Baalwi dengan pakai Standar DNA, namun langsung Isbat Nasabnya sendiri dan Golongannya ke Wali songo hanya berdasarkan catatan dan tak mau standar DNA.
https://youtu.be/t-jluqz2SBc?si=-maVr5zRRyWR4Cub
12. Terlalu banyak narasi (kasarnya: banyak omong banyak alasan) menantang debat 3 hari 3 malam, saat diundang sungguhan dua kali mangkir dari debat dengan berbagai alasan.
13. Mengisbat kan diri pada kesultanan Banten, namun ditolak mentah-mentah
https://www.facebook.com/groups/581633392418776/permalink/1602734863641952/?mibextid=8HI2vyzhxhZ0rFJs
Bagaimana, masih lebih percaya Rois Am PBNU KH. Miftahul Akhyar dan DR. Ali Jumah atau Kang Imad Murid Mama Ghufron?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar