قالوا: إن النفس كالزجاجة، إذا ما امتلأت بالماء تمتلئ بالهواء، وهكذا النفس إن لم تشغلها بالحق تشغلك بالباطل، والنفس مثل الدابة أو السيارة، لا بد أن تكبح جماحها حتى تنقاد لك وتمشي كما تريد. والنفس كالطفل إن تهمله شب على حب الرضاع وإن تفطمه ينفطم. أي: هي على ما عودتها وربيتها عليه، فإن عودتها على القناعة تقنع، وإن عودتها على قلة الأكل تعودت، وإن عودتها على قيام الليل تعودت، وإن عودتها على الصبر تتعود، وإن عودتها على الجشع والطمع والنظر إلى ما في أيدي الناس، والحقد والضغينة وشغلتها به تعودت، وهذا هو تخصصها والواجب أن تسلب منها تخصصها، واعلم أن كل شيء تكرهه النفس يقربك إلى الله غالباً، وكل ما تحبه النفس يقربك إلى النار غالباً.
Para Ulama berkata: Nafsu itu seperti sebuah botol, jika tidak diisi air maka ia akan terisi udara, demikian pula Nafsu jika tidak diisi dengan kabaikan, maka ia akan menyibukkanmu dengan kebatilan. Nafsu itu seperti binatang atau kendaraan, kamu harus menahan kendalinya sampai ia tunduk kepadamu dan bergerak sesuai keinginanmu. Nafsu itu seperti anak kecil, jika kamu membiarkannya, ia akan menjadi pemuda yang suka menyusu, dan jika disapih, ia akan berhenti. Artinya: Nafsu itu tergantung apa yang kamu biasakan padanya dan apa yang kamu latih padanya. Jika kamu membiasakannya merasa puas (qona'ah), maka dia akan merasa puas. Jika kamu membiasakannya makan sedikit, maka dia akan terbiasa. Jika kamu membiasakannya dengan shalat malam, maka dia akan terbiasa. Jika kamu membiasakannya dengan kesabaran maka dia akan terbiasa. Jika kamu membiasakannya dengan keberanian, keserakahan, melihat apa yang ada di tangan orang lain, kebencian dan dendam, dan kamu menyibukkannya dengan itu, maka dia akan terbiasa, dan ini adalah spesialisasinya, dan kamu harus menghilangkan spesialisasinya darinya. Ketahuilah bahwa segala sesuatu yang dibenci oleh Nafsu itu sering kali mendekatkanmu kepada Allah, dan segala sesuatu yang disukai oleh Nafsu itu sering kali mendekatkanmu ke Neraka. [Syekh Umar Abdul Kafi, kitab Syarh kitab al-Fawaid, 9/10]
Sumber: Ust Riyadul Jinan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar