Diperbolehkan Niat Puasa Didalam Shalat
Sebagaimana sabda Nabi shalallahu alaihi wasallam, bahwa manusia tempatnya salah dan lupa. Maka dari itu, pasti diantara kita ada yang sering merasakan, ketika mau puasa, baik puasa sunah ataupun fardhu, lupa niat puasa, dan baru teringat ketika sedang shalat. Lalu bagaimana hukum niat puasa didalam shalat? Syekh Nawawi al-Bantani dalam kitabnya Kasyifatus Saja mengatakan:
و يعلم من كون محلها ما ذكر أنه لو نوى الصوم بقلبه فى أثناء الصلاة صحت نيته
Dan telah diketahui bahwasanya tempat niat adalalah dalam hati, sehingga apabila ada seseorang berniat melakukan puasa dalam hatinya ditengah-tengah sholat maka sah lah niatnya [Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani, kitab Kasyifatus Saja, 117]
Akan tetapi niat tersebut hanya berlaku pada puasa sunah atau puasa fardhu, tetapi bukan pada waktu shalat Subuh. Karena dalam puasa fardhu, walaupun puasa qodho Ramadhan misalnya, itu diwajibkan niat pada malam hari, dan tidak sah niat setelah terbit fajar. Sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ibnu Hajar Al-Haitami:
فَيَجِبُ اقْتِرَانُهَا بِفِعْلِ الشَّيْءِ الْمَنْوِيِّ إلَّا فِي الصَّوْمِ فَلَا يَجِبُ فِيهِ الِاقْتِرَانُ بَلْ لَوْ فَرَضَ وَأَوْقَعَ النِّيَّةَ فِيهِ مُقَارِنَةً لِلْفَجْرِ لَمْ يَصِحَّ لِوُجُوبِ التَّبْيِيتِ فِي الْفَرْضِ
“Maka wajib menggabungkan niat dengan pekerjaan (ibadah) yang diniatkan tersebut. Kecuali dalam hal puasa. Dalam puasa menggabungkan niat itu tidak wajib, bahkan jika niat puasa Ramadhan dilakukan bersamaan dengan munculnya fajar maka hukumnya tidak sah sebab wajib niat pada malam hari didalam puasa fardhu. [Imam Ibnu Hajar Al Haitami, Tuhfatul Muhtaj fi Syarhi Minhaj, Juz 2, Hal. 341].
Sumber: Ust. Riyadul Jinan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar