Rabu, 10 April 2024

Beras Zakat Fitrah yang diserahkan, tidak boleh balik lagi ke pemiliknya?



Muzakki yang memberikan zakat fitrah yang sudah sampai pada mustahiq, boleh menerima zakat fitrahnya kembali jika mereka termasuk orang yang berhak menerima zakat

( المجموع شرح المهذب، ١٣٩/٦)

(الحادية عشرة) قال الشافعي في المختصر في هذا الباب ولا بأس أن يأخذها بعد أدائها إذا كان محتاجا وغيرها من الصدقات المفروضات وتطوع هذا نصه واتفق الأصحاب عليه قال صاحب الحاوى إذ أخرجها فله أخذها ممن أخذها عن فطرة المدفوع إليه إذا كان الدافع ممن يجوز دفع الزكاة إليه. وقال مالك لا يجوز أخذها بعينها بل له أخذ غيرها.

ودليلنا أنها صارت للمدفوع إليه بالقبض فجاز أخذها كسائر أمواله ولأنه دفعها لمعنى وهو اليسار بالفطرة وأخذها بمعنى الحاجة وهما سببان مختلفان فلم يمتنعا كما لو عادت إليه بإرث فإنه يجوز بالإجماع وقال المحاملي في كتابيه المجموع والتجريد إذا دفع فطرته إلى فقير والفقير ممن تلزمه الفطرة فدفعها الفقير إليه عن فطرته جاز للدافع الأول أخذها قال وكذا لو دفعها أو غيرها من الزكوات إلى الإمام ثم لما أراد الإمام قسم الصدقات وكان الدافع محتاجا جاز دفعها بعينها إليه لأنها رجعت إليه بغير المعنى الذي خرجت به فجاز كما لو عادت إليه بإرث أو شراء اوهبة قال في التجريد وللإمام أن يدفعها إليه كما يجوزان يدفعها إلى غيره من الفقراء لأنه مساو لغيره في جواز أخذ الصدقة وقال إمام الحرمين في تعليل المسألة لا يمتنع أن يأخذها بعد دفعها لأن وجوب الفطرة لا ينافي أخذ الصدقة لأن وجوبها لا يقتضي غنى ينافي المسكنة والفقر فإن زكاة المال قد تجب على من تحل له الصدقة لأن الزكاة يحل أخذها بجهات غير الفقر والمسكنة كالغارم لذات البين وابن السبيل الموسر في بلده والغازي فإنهم تلزمهم زكاة أموالهم ويأخذون الزكاة فلا يمتنع وجوب الزكاة على إنسان وجواز أخذ الزكاة


Bab Kesebelas:


Imam Syafi'i berkata dalam Al-Mukhtasar: "Tidak apa-apa baginya (orang yang menunaikan zakat) untuk mengambil kembali zakat setelah dia menunaikannya jika dia membutuhkannya. Hal ini berlaku juga untuk sedekah wajib lainnya."


Para sahabat Imam Syafi'i sepakat dengan pendapat ini.


Sahib Al-Hawi berkata: "Jika dia (orang yang menunaikan zakat) telah mengeluarkan zakat, maka dia berhak mengambilnya kembali dari orang yang menerimanya, asalkan orang yang menerima zakat tersebut termasuk orang yang boleh menerima zakat."


Imam Malik berkata: "Tidak boleh mengambil kembali zakat yang sama, tetapi boleh mengambil zakat lainnya."


Dalil kami:


- Zakat menjadi milik orang yang menerimanya setelah dia menerimanya.

- Boleh mengambilnya kembali seperti boleh mengambil harta lainnya.

- Zakat dikeluarkan karena orang yang menerimanya kaya, sedangkan zakat diambil kembali karena orang yang menunaikannya membutuhkan.

- Kedua alasan ini berbeda, sehingga tidak ada larangan untuk mengambil kembali zakat.

- Jika zakat kembali kepada orang yang menunaikannya karena warisan, maka hal itu dibolehkan berdasarkan ijma' (konsensus ulama).


Al-Mahamili berkata dalam kitab Al-Majmu' dan Al-Tajrid: "Jika dia (orang yang menunaikan zakat) menunaikan zakat fitrahnya kepada orang fakir, dan orang fakir tersebut termasuk orang yang wajib menunaikan zakat fitrah, kemudian orang fakir tersebut menunaikan zakat fitrahnya kepada orang yang pertama, maka orang yang pertama boleh mengambil kembali zakatnya."


Dia berkata: "Demikian pula jika dia (orang yang menunaikan zakat) menunaikan zakat fitrah atau zakat lainnya kepada imam, kemudian ketika imam ingin mendistribusikan zakat dan orang yang menunaikan zakat tersebut membutuhkan, maka boleh mendistribusikan zakat yang sama kepadanya. Hal ini karena zakat tersebut kembali kepadanya dengan alasan yang berbeda dengan alasan saat dia mengeluarkannya. Hal ini sama seperti zakat kembali kepadanya karena warisan, pembelian, atau hibah."


Al-Mahamili berkata dalam Al-Tajrid: "Imam boleh mendistribusikan zakat kepada orang yang menunaikan zakat tersebut, sama seperti dia boleh mendistribusikannya kepada orang fakir lainnya. Karena orang yang menunaikan zakat tersebut sama dengan orang fakir lainnya dalam hal boleh menerima zakat."


Imam Al-Haramain berkata dalam penjelasannya tentang masalah ini: "Tidak ada larangan bagi orang yang menunaikan zakat untuk mengambil kembali zakatnya setelah dia menunaikannya. Karena kewajiban zakat fitrah tidak bertentangan dengan bolehnya menerima zakat. Kewajiban zakat fitrah tidak mensyaratkan kekayaan yang bertentangan dengan kemiskinan dan kekurangan. Zakat mal dapat diwajibkan kepada orang yang boleh menerima zakat. Hal ini karena zakat boleh diterima dengan alasan selain kemiskinan dan kekurangan, seperti orang yang berhutang untuk kebaikan bersama, musafir yang kaya di negaranya sendiri, dan mujahid. Mereka wajib menunaikan zakat mal dan boleh menerima zakat. Oleh karena itu, tidak ada larangan bagi seseorang untuk diwajibkan menunaikan zakat dan boleh menerima zakat."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adab-adab berdoa

Adab-adab berdoa  Doa berarti memohon kepada Allah subhanahu wa ta'ala terhadap sesuatu yang bersifat baik. Seperti berdoa m...