Kajian Maulid Ad-Diba'i: Waktu yang Tepat Untuk Bermunajat
(Transkrip Kajian Sirah Nabawiyah Maulid Ad-Diba'i Eps. IX, 10 Syawal 1445 / 19 April 2024)
Oleh: Ibnu Imron*
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahim
إِنَّ الْحَمْدَ ِللَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا، وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَـٰهَ إِلَّا اللَّهُ، وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
سبحانك لا علم لنا الا ما علمتنا انك انت العليم الحكيم وتب علينا انك انت التواب الرحيم، رب اشرح لي صدري ويسر لي أمري واحلل عقدة من لساني يفقهوا قولي
Prolog
يَنْزِلُ فِيْ كُلِّ لَيْلَةٍ اِلٰى سَمَآءِ الدُّنْيَا وينادي هل من مستغفر هل من تائب
هل من طالب حاجة فانيله المطالب
Setiap malam turun ke langit dunia dan memanggil adakah malam ini yang memohon ampun serta bertaubat? Adakah yang meminta hajat? Akan aku kabulkan permintaannya
Pembahasan
يَنْزِلُ فِيْ كُلِّ لَيْلَةٍ اِلٰى سَمَآءِ الدُّنْيَا
Setiap malam turun ke langit dunia
Ini sudah kami bahas pada edisi sebelumnya, ringkasnya: Redaksi di atas merupakan Iqtibas atau petikan redaksi dari hadis Shahih Bukhari Muslim yang berbunyi
ينزل ربنا كل ليلة إلى سماء الدنيا حين يبقى ثلث الليل الأخير ويقول من يدعوني فأستجيب له من يسألني فأعطيه من يستغفرني فأغفر له
Tuhan kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir, Dia berfirman, 'Siapa yang berdoa kepada-Ku, akan Aku kabulkan, siapa yang meminta kepada-Ku akan Aku berikan, siapa yang minta ampun kepada-Ku akan Aku ampuni
[HR: Al-Bukhari no. 1145 dan Muslim, no. 1261]
Kata Yanzilu makna aslinya adalah turun
النُّزول، بالضَّمّ: الحُلول وَهُوَ فِي الأصلِ انحِطاطٌ من عُلو
[مرتضى الزبيدي، تاج العروس، ٤٧٨/٣٠]
Dalam Redaksi tersebut tidak bisa diartikan secara lahiriah karena akan terjadi Tasybih (Menyerupakan Allah pada Makhluk)
Maka ada dua cara menanggapinya, jika mengikuti Ulama Khalaf maka dita'wil dengan makna Turun Rahmatnya atau turun malaikat yang diutus oleh Allah dll
Namun ulama pendapat Ulama salaf berbeda, mereka tidak mengartikan turun seperti yang kita tahu dengan kata lain menyucikan allah dari makna Dzahirnya (Tahzih) beserta mengimani dan menyerahkan makna hakikatnya kepada Allah (Tafwid)
في كل ليلة
Kulli tersebut bermakna istighraq, artinya mencangkup semuanya, kalau kulli itu masuk pada isim Makrifat maka bermakna
استغراق لأجزاء مادخلت عليه
Mencangkup pada keseluruhan juz (bagian) nya
Kalau masuk pada isim nakirah maka bermakna
استغراق لجزئيات مادخلت عليه
Mencangkup pada keseluruhan juziyah afrad-nya,
Simpelnya begini, jika kita mengatakan
كل الليلة
Memakai al (makrifat) maka bermakna keseluruhan malam, namun jika kita mengatakan
كل ليلة
Dengan tanpa al dalam artian nakirah, maka bermakna setiap malam.
Kita lanjut,
الليل
Kata al-Lail punya makna:
ما يَعقُب النهارَ من الظَّلام، وهو من مَغرِب الشمس إلى طلوعها. و - في لسان الشرع: من مَغرِبها إلى طلوع الفجر. ويقابل النَّهارَ
Waktu gelap yang terjadi mulai setelah terbenamnya matahari sampai matahari terbit kembali, sedangkan secara syara waktu mulai terbenamnya matahari hingga waktu subuh
الى سماء الدنيا
ila di situ adalah huruf jer yang bermakna intihaul ghayah fil makan atau tempat yang menjadi batas akhir, seperti dalam Alfiyah Ibnu Malik
للانتها حتى ولام والى
Selanjutnya, sama' ad-dunya, kata sama' adalah setiap hal yang menaungi kita, oleh karenanya atap rumah disebut sama' karena menjadi benda yang menaungi rumah itu
(و) السَّماءُ: كُلُّ مَا عَلاَكَ فأَظَلَّكَ، وَمِنْه (سَقْفُ كلِّ شيءٍ، وكُلُّ بَيْتٍ) سَماءٌ
[مرتضى الزبيدي، تاج العروس، ٣٠١/٣٨]
Sedangkan dunya adalah muannas dari adna, yang artinya adalah yang paling dekat, seperti dalam al-Qur’an
إِذْ أَنْتُمْ بِالْعُدْوَةِ الدُّنْيَا وَهُمْ بِالْعُدْوَةِ الْقُصْوَى
[الانفال 42]
Berarti samaid dunya di sini adalah langit yang terdekat dan bisa dilihat dari bumi
فلفظ (الدنيا) تأنيث (الأدنى) وهو من الدنو أو الدناءة، ولذا يدل تعبير (السماء الدنيا) هنا على الطبقة الأقرب أو الأسفل من آفاق
وينادي هل مستغفر هل من تائب
Yunadi berasa dari kata nida artinya memanggil dengan suara keras
المعجم الوسيط - (2 / 912)
دعاه وصاح بأرفع الأصوات
Jika dilihat dari riwayat lain, bahwasanya yang dimaksud memanggil di sini adalah mengutus malaikatnya untuk memanggil atau memeng waktu tepat untuk meminta-minta pada allah, seperti dalam redaksi hadis di bawah ini [HR: An-Nasai no 10316]
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم " إن الله يمهل حتى يمضي شطر الليل الأول، ثم يأمر مناديا ينادي ويقول: هل من دل يستجاب له، هل من مستغفر يغفر له، هل من سائل يعطى؟
Mustaghfir diambil dari istaghfara, yang bermakna thalabul maghfirah, minta ampunan
Gafara disini beda dengan afa, kalau afa diampuni dan tak ada imbalan pahala, kalau ghafara diampuni dan dapat imbalan pahala
الفروق اللغوية - (1 / 363)
الفرق بين العفو والمغفرة قد فرق بينهما بأن العفو: ترك العقاب على الذنب، والمغفرة: تغطية الذنب بإيجاب المثوبة.
ولذلك كثرت المغفرة من صفات الله تعالى دون صفات العباد
Gafara makna asalnya adalah as-satru, karena orang yang diampuni kesalahannya ditutupi dan tidak diperlihatkan kepada para makhluk nanti di hari kiamat
Taib adalah isim fail dari taubat yang berarti kembali kepada alllah dari kemaksiatannya
المعجم الوسيط - (1 / 90)
( تاب )
توبا وتوبة ومتابا وتابة رجع عن المعصية فهو تائب
Kemudian
هل من طالب حاجة فانيله المطالب
Thalib dambilkan dari kata thalaba artinya hamma bi tahsilihi, sangat ingin mendapatkannya
المعجم الوسيط - (2 / 561)
( طلبه )
طلبا هم بتحصيله أو التمسه واراده ويقال طلب له شيئا وإليه كذا سأله إياه
Hajat artinya butuh atau barang yang dibutuhkan, misal zaid butuh uang, uangnya atau keadaan butuhnya itulah yang disebut hajat
إِنّ الحاجَةَ تُطْلَقُ على نَفْسِ الافْتِقَار ، وعلى الشيْءِ الذي يُفْتَقَرُ إِليه
Unilahu berasal dari anala (asalnya nawala) yang artinya memberi atau nayala artinya mendapatkan apa yang dimaksud
المعجم الوسيط - (2 / 964)
( أنال ) المعدن أصيب فيه أو منه شيء وفلانا الشيء أعطاه إياه
تهذيب كتاب الأفعال - (3 / 109)
( ناله ) نولا و ( أناله ) أعطاه نوالا وهو العطاء
المصباح المنير في غريب الشرح الكبير - (2 / 632)
نَالَ من باب تعب ( نَيْلا ) بلغ منه مقصوده
Matholib disini merupakan jamak dari mathlab yang bershighat Masdar atau Zaman Makan, yang artinya hal yang dicari dan hal yang dituju
المصباح المنير في غريب الشرح الكبير - (2 / 375)
( المَطْلَبُ ) يكون مصدرا و موضع
Epilog
Secara keseluruhan Ad-Diba'i menggambarkan bahwa setiap sepertiga malam merupakan waktu yang mustajabah untuk dibuat doa, karena waktu tersebut adalah waktu nyenyaknya tidur, waktu lalai dari mengingat Allah jarang orang yang bangung dalam waktu tersebut, sehingga orang yang menyempatkan diri bermunajat di waktu tersebut merupakan orang yang benar-benar ikhlas dan benar-benar ingin terkabul segala keinginannya
Dalam dalam al-quran disebutkan:
الصَّابِرِينَ وَالصَّادِقِينَ وَالْقَانِتِينَ وَالْمُنْفِقِينَ وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ
(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur
[Ali Imron: 17]
Wallahu A'lam
*) Penulis adalah konten kreator asal Pasuruan Jawa Timur
===============
Refrensi:
Milul Awani Syarh Diba'
Tajul Arus
Misbahul Munir
Al-Mu'Jam Al-Wasith
Al-Munabba' li alfadzii Diba'
Diyaul Murobba' Fi Syarhi Maulid Diba
Fathul Bari Syarh Shahih Al-Bukhari
Mu'jamul Washith
Al-Furuq Al-Lughawiyah
Sunan Ibnu Majah
At-Tahri wa at-Tanzil
Tafsir Hadaidur Ruh war Raihan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar