Sabtu, 13 April 2024

Tips menghindari dosa



Zaman akhir ini, sangat sulit menghindari dosa dan sebaliknya sangat mudah melakukan kemaksiatan. Maka sebagaimana diterangkan oleh Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani:

(ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم) أي لا تحول عن معصية الله إلا بالله ولا قوة على طاعة الله إلا بعون الله هكذا

(Tidak ada kemampuan dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi Lagi Maha Agung) Artinya tidak ada kemampuan menghindari maksiat kecuali dengan pertolongan Allah dan begitu juga tidak ada kekuatan melakukan ketaatan kecuali dengan pertolongan Allah. [Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani, kitab Kasyifat as-Saja, hlm. 4]

Sudah sepantasnya kita sebagai hamba yang lemah, senantiasa meminta pertolongan kepada Allah ta'ala. Syekh Mutawalli As-Sya’rawi berkata, “Kamu melakukan sesuatu yang haram? Kamu tahu itu haram tapi tidak bisa meninggalkannya? Bacalah doa ini:

اَللّٰهُمَّ احْرِمْنِي لَذَّةَ مَعْصِيَتِكَ، وَارْزُقْنِي لَذَّةَ طَاعَتِكَ

“Ya Allah, cegahlah aku dari kelezatan maksiat kepada-Mu, dan berikanlah aku kelezatan ketaatan kepada-Mu.”

Imam Al-Ghazali juga memberikan nasihat bagi orang yang sering melakukan maksiat:

قال الإمام الغزالي وكما اتخذت العود إلى الذنب حرفة فاتخذ العود إلى التوبة حرفة، 

Imam Al-Ghazali berkata: Sebagaimana kamu menjadikan rutinitas mengerjakan dosa sebagai pekerjaan, maka jadikanlah rutinitas taubat juga sebagai pekerjaanmu.

فإنك تكفر بالتوبة ذنبك الماضي، ولعلك أن تموت وأنت تائب.

Karena kamu dapat menembus dosa-dosamu yang lalu dengan cara bertaubat, dan juga dengan harapan besar kamu dapat meninggal dalam keadaan kamu sedang bertaubat. [An-Nashihat al-Kubro, halaman 117]

Maka pantaslah jika sebagian ulama mengatakan: Jika kita tidak mampu berlomba-lomba dengan orang shalih dengan ibadah dan ketaatannya. Maka berlomba-berlomalah dengan para pendosa dengan istighfar dan taubatnya.

Jadi janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sebagaimana firman Allah:

۞ قُلْ يَٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ

Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni segala dosa. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Qs. Az Zumar 39:53)  

 التسمية ب «يا عِبادِيَ» مدح ، والوصف بأنهم «أَسْرَفُوا» ذم. 

Penyebutan dengan kalimat “Wahai hamba-hamba-Ku” adalah sebuah pujian, dan sifat bahwasanya mereka itu “yang malampaui batas” adalah sebuah penghinaan. 

فلمّا قال: «يا عِبادِيَ» طمع المطيعون في أن يكونوا هم المقصودين بالآية، فرفعوا رءوسهم، ونكّس العصاة رءوسهم وقالوا: من نحن.. حتى يقول لنا هذا؟! 

Ketika Allah berfirman: “Wahai hamba-hamba-Ku,” orang-orang yang taat berharap menjadi orang-orang yang dimaksud ayat tersebut, maka mereka mengangkat kepala mereka, dan para ahli ahli maksiat menundukkan kepala mereka dan berkata: Siapakah kami...sehingga Allah mengatakan hal ini kepada kami?!

فقال تعالى: «الَّذِينَ أَسْرَفُوا» فانقلب الحال فهؤلاء الذين نكّسوا رءوسهم انتعشوا وزالت ذلّتهم، والذين رفعوا رءوسهم أطرقوا وزالت صولتهم 

Kemudian Allah ta'ala berfirman: “yang malampaui batas,” maka keadaannya terbalik, dan orang-orang yang menundukkan kepalanya (yaitu para ahli maksiat) kembali bangkit dan kehinaan mereka telah hilang, dan orang-orang yang mengatakan kepala mereka (yaitu orang-orang yang taat) menjadi menunduk dan kekuasaan mereka telah hilang.

ثم أزال الأعجوبة عن القسمة بما قوّى رجاءهم بقوله: «عَلى أَنْفُسِهِمْ» يعنى إن أسرفت فعلى نفسك أسرفت.

Kemudian Allah menghilangkan sifat 'ujub (berbangga diri) dari pembagian tersebut dengan menguatkan pengharapan mereka dengan berfirman: “terhadap diri mereka sendiri,” artinya jika kamu melampaui batasan, maka kamu melampaui batas terhadap dirimu sendiri.

«لا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ» : بعد ما قطعت اختلافك إلى بابنا فلا ترفع قلبك عنّا.

“janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah.”: Setelah kamu memutuskan perselisihan kamu di depan pintu kami, jangan angkat hatimu (sombong) menjauh dari kami.

«إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعاً» الألف واللام فى «الذُّنُوبَ» للاستغراق والعموم، والذنوب جمع ذنب، وجاءت «جَمِيعاً» للتأكيد 

“Sesungguhnya Allah mengampuni segala dosa (bagi orang yang taubat).” Huruf alif dan lam dalam kata “Az-zunub” bersifat menghabiskan dan umum, dan “Az-zunub” adalah bentuk jamak dari kata “Zunub (dosa)”, dan kata “Jami'an (segala)” digunakan untuk penekanan.

فكأنه قال: أغفر ولا أترك، وأعفو ولا أبقى. ويقال إن كانت لكم جناية كثيرة عميمة فلي بشأنكم عناية قديمة

Seolah-olah Allah berfirman: Aku mengampuni dan tidak meninggalkan, dan Aku memaafkan dan tidak membiarkan. Dikatakan, jika kalian telah melakukan kejahatan berskala besar, maka tentang situasi kalian Aku mempunyai pertolongan yang telah terdahulu. [Imam Al-Qusyairi, Abdul Karim, kitab Lathoif al-Isyarot = Tafsir al-Qusyairi, 3/287-288]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anak akan belajar dari kehidupan orang tuanya

Anak akan belajar dari kehidupan orang tuanya  Jika anak dibesarkan dengan celaan,ia belajar memaki Jika anak dibesarkan dengan permusuhan,i...