Ada satu hadits menarik yang diriwayatkan oleh Abu Darda' berikut ini
حُبُّكَ الشَّيْءَ يُعْمِي وَيُصِمُّ
"Kecintaanmu pada sesuatu menjadikan dirimu buta dan tuli" (HR. Abu Dawud)
Imam Munawi dalam kitab Faidhul Qadir menjelaskan maksud dari hadits tersebut dengan berkata
أي يجعلك أعمى عن عيوب المحبوب أصم عن سماعها حتى لا تبصر قبيح فعله ولا تسمع فيه نهي ناصح بل ترى القبيح منه حسنا وتسمع منه الخنا قوله جميلا
"Kecintaanmu mampu menjadikan dirimu tuli tidak mampu melihat aib dan kekurangan orang yang kamu cintai serta menjadikan dirimu tuli tidak mampu mendengarkan kekurangan tersebut. Kamu tidak mampu melihat perilaku buruk orang yang engkau cintai dan tidak mampu mendengarkan peringatan dari orang yang menasehati dirimu. Kamu akan selalu melihat keburukan orang yang engkau cintai sebagai bentuk kebaikan dan mendengarkan perkataan kotornya sebagai bentuk perkataan yang baik dan indah"
Di kitabnya yang lain yang berjudul Al-Taisir, Imam Munawi menjelaskan kenapa kecintaan seseorang mampu menjadikan dia buta dan tuli
لِأَن الْقلب إِنَّمَا صَار بَصيرًا بِالنورِ وَصَارَ بِهِ سميعا فَإِذا خالطته شَهْوَة غشى الْبَصَر وَثقل الْأذن وَقد نظم الْخَطِيب معنى ذَلِك فَقَالَ
"Hal ini dikarenakan mata hati seseorang bisa melihat dan mendengar dengan nur atau cahaya. Ketika hati tercampur oleh syahwat kecintaan, maka hal tersebut menjadikan mata tertutup dan menjadikan telinga berat mendengarkan kebenaran".
Tulisan ini tidak dalam rangka menyinggung siapapun. Namun sepertinya banyak sekali fenomena yang terjadi saat ini sesuai dengan penjelasan hadits tersebut.
Karena itu jangan terlalu fanatik dalam mencintai seseorang kecuali kecintaan kita pada Allah dan Rasulullah. Hanya pada Allah dan Rasulullah saja kita boleh cinta buta sebagaimana yang terjadi pada sahabat. Mereka mempertaruhkan harta dan nyawa mereka hanya untuk kecintaan mereka pada Allah dan Rasulullah. Dalam salah satu riwayat mauquf dari Ali bin Abi Thalib disebutkan
أَحْبِبْ حَبِيبَك هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ يَكُونَ بَغِيضَك يَوْمًا مَا وَأَبْغِضْ بَغِيضَك هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ يَكُونَ حَبِيبَك يَوْمًا مَا
“Cintailah orang yang engkau cintai sekedarnya saja karena boleh jadi kelak engkau akan membencinya. Bencilah orang yang engkau benci juga sekedarnya saja karena boleh jadi kelak dia akan menjadi orang yang engkau cintai” (HR. Turmudzi).
Sumber: Ust Abdul Wahid Al-Faizin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar