Minggu, 30 Juni 2024

Manisnya pertemuan dan pahitnya perpisahan


     

                         لَوْذَقْتُمْ حَلَاوَةَ الْوُصْلَةِ أَيْ القُرْبِ الْمَعَظَّام لَعَرَفْتُمْ مَرَارَةً القَطِيْعَةِ أَيِّ الْبُعْدِيْ


Imaam Syibli berkata: Jadi ketika      engkau pernah mencicipi sebuah  manisnya pertemuan dengan sarana beribadah kepada Allah (pernah enak dan senang beribadah kepadanya),  maka suatu saat kamu akan mengetahui bahwasannya pahitnya tidak bersama Allah itu rasanya bagaimana dengan arti lain kamu akan menemukan sebuah kesulitan jika tidak bersamanya.

📚 *Nasoihul 'Ibad hal: 29*

Inilah hakikat tawakal



Tawakkal adalah memasrahkan urusan kita kepada allah, maksudnya kita melakukan usaha sesuai prosedur, namun hasilnya kita serahkan kepada Allah

شعب الإيمان - البيهقي - (2 / 57)

و جملة التوكل تفويض الأمر إلى الله جل ثناؤه و الثقة به و اختلف أهل البصائر في ذلك فقال قائلون : التوكل الصحيح ما كان من قطع الأسباب فإذا جاء السب إلى المراد نفع التوكل و قال آخرون : كل أمر بين الله فيه لعباده طريقا ليسلكوه إذا عرض لهم فالتوكل إنما يقع منهم في سلوك تلك السبيل و التسبب به إلى المراد فإن فعلوا ذلك متوكلين على الله عز و جل في أن ينجح سعيهم و يبلغهم مرادهم كانوا آتين الأمر من بابه 

Sabtu, 29 Juni 2024

Batasan Durhaka Kepada Orang Tua



Marah, Selagi ditahan dan tidak menampakkannya kepada keduanya, hanya dalam hati, masih ditoleransi.  Menurut Imam As-Subki Durhaka adalah menyakiti keduanya dengan cara apapun, sedikit ataupun banyak, asal tidak menyakitinya itu bukan berbuat maksiat.


وَقَالَ الشَّيْخ تقي الدّين السُّبْكِيّ: إِن ضَابِط العقوق إيذاؤهما بِأَيّ نوع كَانَ من أَنْوَاع الْأَذَى. قل أَو كثر، نهيا عَنهُ أَو لم ينهيا أَو يخالفهما فِيمَا يأمران أَو ينهيان بِشَرْط انْتِفَاء الْمعْصِيَة فِي الْكل

[بدر الدين العيني ,عمدة القاري شرح صحيح البخاري ,22/86]

Dua hal yang menjadi kunci untuk memperbaiki diri



قال يونس بن عبيد رحمه الله : خصلتان إذا صلحتا من العبد صلح ما سواهما: صلاته ولسانه

Imam Yunus bin Ubaid rahimahulllah berkata,

"Dua hal dari seorang hamba yang apabila keduanya baik, baik pula hal-hal lainnya: shalatnya dan lisannya."


كتاب: سير اعلام النبلاء للامام شمس الدين محمد بن احمد بن عثمان الذهبي ٢٩٣/٦

Jumat, 28 Juni 2024

Obat Bagi Cinta Yang Tak Berbalas




Kemarin malam untuk pertama kalinya aku sampai di Ji'ranah yang merupakan salah satu dari 3 tanah halal yang menjadi Miqot Makani Ibadah Umrah. Menurut Madzhab Syafii tempat ini adalah tempat terbaik untuk memulai Ibadah Umrah. 


Meski baru kali ini menginjakkan kaki di Ji'ranah, nama ini ternyata mengingatkanku akan sebuah memori di masa lalu, entah di tahun berapa aku tak ingat pasti.. 


Cerita bermula dari rasa simpatiku kepada 'seseorang' yang tanpa kusadari makin menguat secara perlahan dari hari perhari. ia dekat denganku dan sepertinya ia memiliki rasa yang sama. namun ternyata aku terlalu berbaik sangka padanya, ia ternyata mulai dekat dengan 'orang baru'. Perhatiannya padaku berkurang dan sialnya perasaanku padanya sudah terlanjur menyerap dalam ke lubuk hati. 


Aku sadar dan aku harus mengambil keputusan. akhirnya aku memilih untuk meninggalkan dan melupakannya. Aku Pasti bisa.. Aku menghafal dan memahami banyak kitab, aku juga selalu mendapat nilai terbaik di kelasku. Masa urusan 'sepele' ini saja aku tak bisa ? Aku yakin aku akan mendapatkan jalan keluar dari kitab-kitab yang menjadi teman akrabku tiap harinya..


Aku mulai perjuanganku untuk melupakannya dengan membuka kitab yang berisi petuah-petuah Al Imam Assyafi'i Imam Madzhabku. Disitu aku temukan sebuah maqolah :


و من الشقاوة أن تحب # و من تحب يحب غيرك


"Kecelakaan dan kesialan itu ketika engkau mencintai seseorang akan tetapi ia malah mencintai orang lain.. "


"Duh.. ! Baiklah Imam.. Aku memang mengalami hal itu.. Tapi bagaimana solusinya.. ? " Aku bergumam.. 


Aku terus mencari solusi dalam karya-karya beliau. Dan ternyata beliau bukan hanya menakut-nakuti, dalam 'Diwan'-nya ia memberikan jalan keluar dalam bait-bait syair yang sering dinyanyikan oleh Muhammad Alhaddad penyanyi asal Mesir itu :


إذا المرأ لا يرعاك إلا تكلفا * فدعه و لا تكثر عليه تأسفا * ففي الناس إبدال و في الترك راحة * وفي القلب صبر للحبيب إذا جفا 


"Ketika seseorang hanya memberimu perhatian karena terpaksa, maka tinggalkanlah ia dan jangan kau risaukan. Banyak yang akan menggantikan, engkau akan merasa tenang jika kau tinggalkan, dan hatimu akan sabar meski kekasih mencampakkan.. "


Tinggalkan.. Jangan pedulikan.. Jangan risaukan. Sebuah motivasi yang indah, sama seperti nasehat move on yang aku dengar dari Mario Teguh waktu itu. namun ternyata realita tak semudah kata-kata, aku masih belum bisa melupakan dan mencampakkan perasaanku padanya. Aku terus mengejar jalan keluar, dan rasa ini semakin hari makin menjadi saja.. Aku buka kitab Ma'annas kitab kumpulan fatwa-fatwa Syaikh Romadhon al-Buty. Dan yess ! Aku menemukan pertanyaan seorang mahasiswa yang curhat dan meminta cara kepada Syaikh Romadhon al-Buty untuk bisa melupakan perasaannya kepada seorang gadis di kampusnya. Namun sayang beliau malah menjawab :


"Aku sama sekali tak memiliki cara untukmu agar melupakannya. Satu-satunya jalan terbaik adalah melamar dan menikahinya.. "


Tuh kan.. Bahkan sekelas Syaikh Romadhon al-Buthy saja menyerah untuk menangani masalah seperti ini.. Aku benar-benar makin terpuruk. Aku mulai membuka kitab-kitab 'suwuk' yang menawarkan berbagai obat bagi segala penyakit. aku buka kitab 'Arrahmah Fitthibi wal Hikmah ' Karya Imam Shuyuti. Disitu beliau menyebutkan sebuah penyakit ' Maradhul 'Isyqi ' - penyakit cinta-. Beliau jelaskan definisinya, gejala-gejalanya dan dampak-dampaknya. Beliau lalu memberikan rajah-rajah yang bisa dibaca atau dijadikan jimat untuk mengobati penyakit ini. aku menulis rajah-rajah itu meski aku tidak begitu yakin itu bisa menjadi penawar perasaanku ini.. 


Keadaanku semakin parah.. Wajahku pucat dan badanku bertambah kurus. Aku sulit tidur dan tak mempunyai nafsu makan. Sudah berhari-hari aku tak sarapan. Aku sudah menanyakan dan menceritakan masalah ini kepada para sahabat-sahabatku. Sebagian memahami tapi banyak juga yang menertawakan. Ah mereka memang jago dalam membaca dan memahami kitab tapi tau apa mereka akan masalah ini ? Mereka hanya bisa menerka, aku yang merasakan dan Hanya aku yang tau bahwa perasaan ini benar-benar mengerikan..


Di sore itu aku duduk sendirian di lapangan basket layaknya orang linglung. Aku tak tau lagi kemana harus melangkah. tapi aku masih bertahan, aku belum menyerah dan yang yang terpenting aku tidak menangis hanya gara-gara perasaan sialan ini.. Meskipun lagu Virgoun yang sedang ngehits di zaman itu terus saja menggelitik hati..


"Engkau yang sedang patah hati.. Menangislah dan jangan ragu ungkapkan.. "


Entah sudah berapa banyak kitab, wirid, dan bacaan-bacaan yang telah kubuka dan kubaca. Ketika semua pintu seakan sudah tertutup.. Aku hanya bisa pasrah dan berserah. Aku yakin ada ribuan hikmah di balik ujian ini. Allah sedang ingin menegur kejumawaanku. Aku yang selama ini merasa telah memiliki semuanya dan mengetahui banyak hal harus tertunduk lemas hanya karena setetes perasaan. 


"Ya Allah.. Jika memang dengan setetes rasa ini Engkau ingin menunjukkan kelemahan, kebodohan, dan ketidak berdayaan hamba-Mu ini.. Maka sudah aku akui semua itu dihadapan-Mu saat ini. Lepaskanlah Hamba-Mu ini dari jeratan perasaan ini Wahai Dzat Yang hatiku ada dalam genggaman-Nya.. " dan akhirnya dalam sujudku di sepertiga malam itu mataku merembes mili..aku menangis sejadi-jadinya.. 


Aku telah berkali-kali melewati hal-hal sulit dalam hidup ini. Tapi bagiku ujian "Perasaan" adalah yang tersulit dan terberat. melupakan perasaan begitu saja bisa dikatakan adalah suatu yang mustahil. Menetralkan perasaan betul-betul membutuhkan waktu, layaknya ketika kita mengharap matahari segera terbit sedangkan rembulan masih menggelantung di sepertiga malam. Yang bisa kita lakukan hanya menunggu dan menunggu. Seraya terus meyakini bahwa ketetapan-Nya adalah yang terindah dan terbaik..


Sekarang.. Meski telah benar-benar bisa melupakan masa-masa sulit itu, Aku masih ingat suatu kisah yang waktu itu aku baca dalam kitab 'cinta' karya Ibnu Qayyim. "Raudhatul Muhibbin" namanya. dalam kitabnya itu beliau menuturkan bahwa suatu hari seorang Alim nan Faqih bernama Abu Assaib Almakhzumi terlihat berdiri khusu' tepat di depan Ka'bah, ia berdoa :


"Ya Allah.. Kasihanilah orang-orang yang sedang mencinta dan Lunakkanlah hati orang-orang yang mereka cintai agar dapat menerima cinta mereka.. "


Seorang yang mendengar doanya itu terheran-heran dan bertanya :


"Di tempat suci ini engkau berdoa seperti itu.. ? "


Abu As-saib menjawab :


"Mendoakan mereka lebih baik dan lebih utama daripada melaksanakan ibadah Umrah dari Ji'ranah .. "


Dan dua malam lalu di Ji'ranah.. Memori itu tiba-tiba terlintas kembali.. 


*Kisah setengah fiksi, diilhami dari pengalaman yang sedikit dilebayisir :)


Mekkah, 4 September, 2018.


Ditulis oleh Lora Muhammad Ismael al-Kholili dengan sedikit perubahan

Cara Mudah Meruqyah Sakit Kepala

 


لَوْ اَنْزَلْنَا هٰذَا الْقُرْاٰنَ عَلٰى جَبَلٍ لَّرَاَيْتَهٗ خَاشِعًا مُّتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ اللّٰهِ


Ayat ini yang baca letakkan kedua tangan di atas kepala lalu baca ayat ini manakala sakit kepala

(Tafsir Ibnu Asyur 28/128)

التحرير والتنوير ـ الطبعة التونسية - (28 / 128)

وروى الخطيب البغدادي في ( تاريخه ) بسنِده إلى إدريس بن عبد الكريم الحداد قال : قرأت على خلف ( راوي حمزة ) فلما بلغت هذه الآية ) لو أنزلنا هذا القرآن على جبل ( ( الحشر : 21 ) إلى آخر السورة قال : ضع يدك على رأسك فإني قرأت على الأعْمش . فلما بلغتُ هذه الآية قال : ضع يدك على رأسك فإني قرأت على يَحيى بن وثاب ، فلما بلغت هذه الآية قال : ضع يدك على رأسك فإني قرأت على علقمة والأسود فلما بلغت هذه الآية قالا : ضع يدك على رأسك فإنّا قرأنا على عبد الله فلما بلغنا هذه الآية قال : ضعا أَيديكما على رؤوسكما ، فإني قرأت على النبي ( صلى الله عليه وسلم ) فلما بلغتُ هذه الآية قال لي : ضع يدك على رأسك فإن جبريل لما نزل بها إليَّ قال : ضعَ يدك على رأسك فإنها شفاء من كل داء إلا السام . والسام الموت . قلت : هذا حديث أغر مسلسل إلى جبريل عليه السلام .

وأخرج الديلمي عن علي وابن مسعود عن النبي ( صلى الله عليه وسلم ) أنه قال في قوله تعالى : ( لو أنزلنا هذا القرآن ( ( الحشر : 21 ) إلى آخر السورة : هي رُقية الصداع

Kamis, 27 Juni 2024

Ketika Suami Berakhlak buruk, bolehkan istri minta talak?


 

Permintaan talaq Istri karena adanya sebab yang dibolehkan oleh syariat seperti ;


a) Istri tidak menyukai akhlak Suami.


b) Bencinya seorang istri kepada suaminya


c) Ada kekhawatiran Istri tidak mampu menjalankan kewajibannya kepada Suami.


Referensi :


فيض القدير، الجزء ٣ الصحفة ١٣٨



ﺃﻳﻤﺎ اﻣﺮﺃﺓ ﺳﺄﻟﺖ ﺯﻭﺟﻬﺎ اﻟﻄﻼﻕ ﻓﻲ ﺭﻭاﻳﺔ ﻃﻼﻗﻬﺎ (ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﻣﺎ ﺑﺄﺱ) ﺑﺰﻳﺎﺩﺓ ﻣﺎ ﻟﻠﺘﺄﻛﻴﺪ ﻭاﻟﺒﺄﺱ اﻟﺸﺪﺓ ﺃﻱ ﻓﻲ ﻏﻴﺮ ﺣﺎﻟﺔ ﺷﺪﺓ ﺗﺪﻋﻮﻫﺎ ﻭﺗﻠﺠﺌﻬﺎ ﺇﻟﻰ اﻟﻤﻔﺎﺭﻗﺔ ﻛﺄﻥ ﺗﺨﺎﻑ ﺃﻥ ﻻ ﺗﻘﻴﻢ ﺣﺪﻭﺩ اﻟﻠﻪ ﻓﻴﻤﺎ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻣﻦ ﺣﺴﻦ اﻟﺼﺤﺒﺔ ﻭﺟﻤﻴﻞ اﻟﻌﺸﺮﺓ ﻟﻜﺮاﻫﺘﻬﺎ ﻟﻪ ﺃﻭ ﺑﺄﻥ ﻳﻀﺎﺭﻫﺎ ﻟﺘﻨﺨﻠﻊ ﻣﻨﻪ (ﻓﺤﺮاﻡ ﻋﻠﻴﻬﺎ) ﺃﻱ ﻣﻤﻨﻮﻉ ﻋﻨﻬﺎ (ﺭاﺋﺤﺔ اﻟﺠﻨﺔ) ﻭﺃﻭﻝ ﻣﺎ ﻳﺠﺪ ﺭﻳﺤﻬﺎ اﻟﻤﺤﺴﻨﻮﻥ اﻟﻤﺘﻘﻮﻥ ﻻ ﺃﻧﻬﺎ ﻻ ﺗﺠﺪ ﺭﻳﺤﻬﺎ ﺃﺻﻼ ﻓﻬﻮ ﻟﻤﺰﻳﺪ اﻟﻤﺒﺎﻟﻐﺔ ﻓﻲ اﻟﺘﻬﺪﻳﺪ ﻭﻛﻢ ﻟﻪ ﻣﻦ ﻧﻈﻴﺮ ﻗﺎﻝ اﺑﻦ اﻟﻌﺮﺑﻲ ؛ ﻫﺬا ﻭﻋﻴﺪ ﻋﻈﻴﻢ ﻻ ﻳﻘﺎﺑﻞ ﻃﻠﺐ اﻟﻤﺮﺃﺓ اﻟﺨﺮﻭﺝ ﻣﻦ اﻟﻨﻜﺎﺡ ﻟﻮ ﺻﺢ ﻭﻗﺎﻝ اﺑﻦ ﺣﺠﺮ: اﻷﺧﺒﺎﺭ اﻟﻮاﺭﺩﺓ ﻓﻲ ﺗﺮﻏﻴﺐ اﻟﻤﺮﺃﺓ ﻣﻦ ﻃﻠﺐ ﻃﻼﻕ ﺯﻭﺟﻬﺎ ﻣﺤﻤﻮﻟﺔ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﺇﺫا ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﺳﺒﺐ ﻳﻘﺘﻀﻲ ﺫﻟﻚ ﻛﺤﺪﻳﺚ ﺛﻮﺑﺎﻥ ﻫﺬا


Artinya : "(Siapapun wanita yang meminta talak pada Suaminya)" dalam riwayat lain "meminta agar mentalaknya" (dengan tanpa alasan yang sangat kuat)" kalimat tersebut menggunakan tambahan ما yang berfungsi sebagai penguat. Arti البأس adalah tekanan / alasan yang kuat, maksudnya wanita tersebut meminta talak tanpa alasan/sebab yang kuat untuk bercerai, contoh alasan kuat seperti Wanita tadi takut tidak bisa menegakkan hukum-hukum Allah SWT dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya seperti bergaul dengan baik, atau melayani dengan baik karena adanya rasa benci kepada Suaminya, atau karena Suami berbuat sesuatu yang membahayakan dirinya sehingga Dia meminta cerai (khulu') pada Suaminya. "(maka haram baginya aroma surga)" artinya Dia terhalang dari mencium aroma Surga. Adapun orang yang pertama mendapati aroma Surga adalah orang yang berbuat baik dan bertakwa, artinya Wanita tersebut bukan tidak bisa mencium aroma Surga sama sekali, hal tersebut hanya untuk menambah begitu beratnya peringatan, dan betapa banyak perbandingan dari hal ini. Ibnul Arobi berkata " ini merupakan ancaman berat yang tidak sebanding dengan tuntutan Wanita yang ingin keluar dari ikatan pernikahan jikalau hadits ini benar-benar shohih. Ibnu Hajar berkata" Hadits-hadits yang menjelaskan tentang peringatan terhadap wanita yang meminta talak pada suaminya itu diarahkan kepada kasus tuntutan talak istri pada suami tanpa memiliki sebab yang menjadi sumber munculnya tuntutan talak dari istri pada suami seperti di hadits Tsauban ini.


الْفِقْهُ الإِسْلَامِيُّ وَأَدِلَّتُهُ، الجزء ٩ الصحفة ٣٤٥


مَالِكُ الطَّلَاقِ: يَتَبَيَّنُ مِمَّا سَبَقَ أَنَّ الَّذِي يَمْلِكُ الطَّلَاقَ إِنَّمَا هُوْ الزَّوْجُ مَتَى كَانَ بَالِغاً عَاقِلاً وَلَا تَمْلِكُهُ الزَّوْجَةُ إِلَّا بِتَوْكِيْلٍ مِنَ الزَّوْجِ أَوْ تَفْوِيْضٍ مِنْهُ وَلَا يَمْلِكُهُ الْقَاضِي إِلَّا فِي أَحْوَالٍ خَاصَّةٍ لِلضَّرُوْرَةِ


Artinya: Pemilik talak adalah suami :

Telah jelas dari keterangan terdahulu bahwa pemilik thalaq adalah suami saat dia sudah baligh dan berakal. Istri tidak memiliki hak talaq kecuali dengan pemberian hak mewakili atau pasrah dari suami. Dan qodli tidak memiliki hak thalaq kecuali dalam kondisi tertentu karena darurat. 


بداية المجتهد ابن رشد، الجزء ٣ الصحفة ٩١


وَأَمَّا نَوْعُ الْخُلْعِ: فَجُمْهُورُ الْعُلَمَاءِ عَلَى أَنَّهُ طَلَاقٌ، وَبِهِ قَالَ مَالِكٌ، وَأَبُو حَنِيفَةَ سَوَّى بَيْنَ الطَّلَاقِ وَالْفَسْخِ. وَقَالَ الشَّافِعِيُّ: هُوَ فَسْخٌ، وَبِهِ قَالَ أَحْمَدُ، وَدَاوُدُ وَمِنَ الصَّحَابَةِ ابْنُ عَبَّاسٍ. وَقَدْ رُوِيَ عَنِ الشَّافِعِيِّ أَنَّهُ كِنَايَةٌ، فَإِنْ أَرَادَ بِهِ الطَّلَاقَ كَانَ طَلَاقًا وَإِلَّا كَانَ فَسْخًا، وَقَدْ قِيلَ عَنْهُ فِي قَوْلِهِ الْجَدِيدِ: إِنَّهُ طَلَاقٌ


Artinya : Adapun macamnya khulu' : Jumhur Ulama' menyatakan bahwa khulu' adalah thalak (cerai) dan atas dasar ini Imam Malik dan Imam Abu Hanifah menyamakan antara thalak dan fasakh. Imam Syafi'i berpendapat : Khulu' merupakan fasakh dan dengannya Imam Ahmad dan Imam Daud berpendapat adapun diantara para sahabat (yang berfatwa seperti ini) adalah Ibnu Abbas radhiyallahu anhu. Diriwayatkan dari Imam Syafi'i beliau berpendapat bahwa khulu' adalah kinayah maksudnya jika seseorang yang khulu' menginginkan thalak, maka terjadi tholak jika tidak ingin thalak maka terjadi fasakh saja. Juga dikatakan dalam pendapat jadidnya Imam Syafi'i : bahwasanya khulu' adalah thalak.

Keistimewaan orang yang tawadu


 وقال الديريني رحمه الله؛

من أحب أن الوجود كله يمده بالخير فليجعل نفسه تحت الخلق كلهم، فإن المدد مع الخلق كالماء، وهو إنما يجري في المواضع المنخفضة.

(سراج الطالبين؛ ١/٥١٤)


Siapa saja yg pengen mendapatkan madad (Bantuan) kebaikan dari semua mahluk yg ada, maka letakkanlah dirinya di bawah keseluruhan mahluk (tawadu'). Karena madad dari setiap mahluk seperti halnya air yg akan mengalir ke tempat yg lebih rendah.



كتاب: سراج الطالبين على منهاج العابدين إلى جنة رب العالمين للشيخ إحسان محمد دحلان الجمفسي الكديري  ٤٥٢/١

Rabu, 26 Juni 2024

Imam ada kotoran matanya, makmum wajib mengulangi shalatnya?


Pertanyaannya:
1.apakah wudhuknya imam yang berketek tdk dianggap sah? 
2.apakah imam/makmum harus mengulang sholatnya? /cuma imam saja? 

Wa'alaikum salam warahmatullah
Jawaban
1. Apabila terdapat belek itu mencegah sampainya air pada tempat yang wajib dibasuh, maka tidak sah wudhunya. Apabila tidak menghalangi sampainya air, maka sah wudhunya.

أَمَّا مَآقِي الْعَيْنَيْنِ فَيُغْسَلَانِ بِلَا خِلَافٍ فَإِنْ كَانَ عَلَيْهِمَا قَذًى يَمْنَعُ وُصُولَ الْمَاءِ إلَى الْمَحَلِّ الْوَاجِبِ مِنْ الْوَجْهِ وَجَبَ مَسْحُهُ وَغَسْلُ مَا تَحْتَهُ والا فمسحهما مستحب هكذا فصله الماوردى وأطق الْجُمْهُورُ أَنَّ غَسْلَهُمَا مُسْتَحَبٌّ وَنَقَلَهُ الرُّويَانِيُّ عَنْ الْأَصْحَابِ فَقَالَ قَالَ أَصْحَابُنَا يُسْتَحَبُّ مَسْحُ مَآقِيهِ بِسَبَّابَتَيْهِ وَهَذَا الْإِطْلَاقُ مَحْمُولٌ
[النووي، المجموع شرح المهذب، ٣٧٠/١]

2. Dilihat dari pertanyaan pertama, apabila wudhu Imam tidak sah, maka wajib mengulang sholat bagi imam dan makmum.

(وَلَو اقْتدى مِمَّن ظَنّه أَهلا) أَي متصفا بِصفة الْإِمَامَة (فَبَان) بعد الصَّلَاة كَون الإِمَام (خِلَافه) أَي على خلاف ظَنّه (أعَاد) صلَاته لتَقْصِيره بترك الْبَحْث 
[نووي الجاوي، نهاية الزين، صفحة ١٣٠]

Tanda-tanda Ikut Hawa Nafsu


 قَالَ بَعْضُ الْعُلَمَاءِ: 

مِنْ عَلَامَاتِ اتِّبَاعِ الْهَوَى الْمُسَارَعَةُ إِلَى نَوَافِلِ الْخَيْرَاتِ وَ التَّكَاسُلُ عَنِ الْقِيَامِ بِالْوَاجِبَاتِ وَهٰذِهٖ حَالٌ كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ.

 Sebagian Ulama berkata:

“Di antara tanda mengikuti hawa nafsu adalah bersegera melakukan amalan sunnah. Dan malas menunaikan kewajiban dan kondisi ini banyak terjadi ditengah² masyarakat.”


كتاب: موارد الظمآن لدروس الزمان  للشيخ عبد العزيز السلمان ٢٤٢/٣

Kekaguman Gus Baha' Pada Abuya Sayyid Muhammad

Gus Baha ngaji Kitab Syariatullah Alkholidah karya Sayyid Muhammad bin Alawy Al Maliki.  1. Gus Baha mengakui Kitab karya Sayyid Muhammad Al...