Pertanyaan:
Di dlm hadis ada kalimat2 yg jika kalimat disebut ada kesan kesamaan antara manusia dan Allah, contohnya kalimat Allah tertawa, yang mau di tanyakan adalah makna Allah tertawa itu seperti apa ?
Jawaban:
Hadits terkait Allah tertawa itu tercantum didalam kitab shohih muslim yang kebetulan dalam hadits tersebut sedang menceritakan orang terakhir masuk surga. Hingga sampailah pada sebuah kalimat *dia (orang yang terakhir akan masuk surga) itu terus berdoa kepada Allah sampai membuat Allah tertawa*.
Adapun kalimat tertawa jika dinisbatkan kepada Allah, itu makna hakikinya tidak ada yang mengetahui kecuali Allah sendiri, sebab kalimat tertawa masuk dalam kategori nash mutasyabihat. Dan dikecualikan juga jika ada penjelasan yang dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melalui sabdanya, tapi tidak ada penjelasan dari beliau terkait makna atau maksud Allah tertawa itu bagaimana sebenarnya.
Oleh karena itu, dua manhaj yang dipakai oleh para ulama salaf maupun kholaf terkait nash-nash mutasyabihat adalah dengan cara mentafwidhnya. Yaitu memberlakukan nash tersebut apa adanya, tidak dibahas dan menyerahkan maknanya kepada Allah serta cukup dengan mengimaninya saja. Namun jika mau memakai makna majaz atau takwil (yaitu manhaj kedua), maka Allah tertawa itu maknanya adalah Allah meridhoi seorang hamba. Sebagaimana kita ketahui bahwa tertawa itu merupakan simbolis dari perasaan senang, maka perasaan senang Allah itu bermakna ridho.
Keterangan :
قوله: فلا يزال يدعو الله تعالى حتى يضحك الله تعالى منه، قال العلماء: ضحك الله تعالى منه هو رضاه بفعل عبده ومحبته إياه وإظهار نعمته عليه وإيجابها عليه
“Sabda nabi shallallahu 'alaihi wasallam : Dia terus berdoa kepada Allah sampai membuat Allah tertawa karenanya. Para ulama mengatakan : (Makna) Allah tertawa adalah Allah meridhoi perbuatan hambanya dan memberikan kecintaan kepadanya. Dan hal itu merupakan perwujudan atas nikmat yang Allah berikan kepadanya serta perwujudan atas pengabulan (doanya) tersebut” (Al-Minhaj Syarah Shohih Muslim : 3/394)
Tambahan keterangan :
وأما قوله: يضحك الله فمعناه يرحم عبده عند ذاك، ويتلقاها بالروح والراحة والرحمة والرأفة وهذا مجاز مفهوم
“Sabda nabi shallallahu 'alaihi wasallam : Allah tertawa, maka maknanya adalah Allah merahmati hambanya pada saat itu dan menerimanya dengan ketenangan, kedamaian, rahmat dan kasih sayang. Inilah yang disebut dengan majaz mafhum” (At-Tamhid : 18/345)
Dua keterangan diatas merupakan majaz atau takwil terkait makna tertawanya Allah.
Dan dibawah ini terkait tafwidhnya para ulama terkait tertawanya Allah. Al-Imam Ibnu Khuzaimah rahimahullah mengatakan :
بل نؤمن بأنه يضحك كما أعلم النبي ونسكت عن صفة ضحكه جل وعلا إذ الله عز و جل استأثر بصفة ضحكة لم يطلعنا على ذلك فنحن قائلون بما قال النبي مصدقون بذلك بقلوبنا منصتون عما لم يبين لنا مما استأثر الله بعلمه
“Kita beriman bahwa Allah tertawa sebagaimana yang diberitahukan oleh nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan kami diam (tidak membahasnya) terkait tertawanya Allah karena memang Allah sendiri tidak memberitahukannya kepada kami terkait kaifiyah (atau caranya). Dan kami hanyalah mengatakan apa-apa yang dikatakan oleh nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu membenarkannya dengan hati kami serta diam terhadap apa-apa yang tidak dijelaskan kepada kami diantara hal-hal yang hanya diketahui oleh Allah dengan ilmunya”
Demikianlah, wallahu a'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar