Senin, 22 Juli 2024

Skakmat Dari Asy-Syaikh DR Ali Jum’ah Untuk Pembenci Ba'alawi

Komentar Syaikh Ali Jum’ah tentang Nasab Habaib Ba’alawy

Oleh: Ismail Amin Kholil*

Baru saja dan masih sangat “fresh” sekali, seorang ulama besar Mesir yang sangat disegani dan diakui kealimannya, mantan Grand Mufti negri Mesir yaitu Syaikh Ali Jum’ah juga ikut berkomentar tentang nasab Habaib Ba’alawi, kemarin beliau ditanya : 

السؤال الثاني ما رأيكم في نسب السادة باعلوي

“ pertanyaan kedua : bagaimana pendapat anda tentang nasab Sadah ( para Sayyid Ba’alawy ) ? “ 

Beliau menjawab : 

ثابت بالإجماع ثابت بالإجماع واحد با فاس ؟ يطلع ينكر النسب الشريف مع نفسه ايش مع ربه هو حرّ باعلوي نسبهم ثابت عندنا بالإجماع لم نر أحدا يشكك فيه عبر التاريخ أصله مش موجود في الكتاب الفلاني أصله مش موجود في الكتاب العلاني عش حياتك أقعد متملي كذا متشكك حسبنا الله و نعم الوكيل فهذا كلام حمل من السخف ما الله به عليم 

“ valid menurut ijma’ ( kesepakatan) para ulama, sah menurut ijma’. (Adapun) seseorang yang muncul dan menginkari nasab mulia ( Habaib ) ini, maka itu urusannya dengan Tuhan-nya, dia bebas berpendapat apa saja. Akan bagi kami nasab mereka ( Habaib ) sah dan valid secara ijma’, tidak pernah saya melihat sepanjang sejarah orang yang meragukan nasab Ba’aalwyً”

Jauh sebelum beliau, seorang “Allamah” muda Al-Azhar Sayyid Usamah Al-Azhari juga pernah menyampaikan :

السادة باعلوي من أعرق بيوت النسب النبوي الشريف و على المشاهدين الكرام أن يربط في ذهنه الحبيب علي الجفري و الحبيب عمر بن حفيظ و الحبيب عبد القادر السقاف شيخهم و شيخنا و شيخ الكلّ هذه المدرسة العريقة الممتلئة من كم فياض من المعاني و الروحانية و التربية و الذوق و حماية جوهر الإسلام 
السادة باعلوي هؤلاء عبر التاريخ بيوت حافلة بالولاية و العلم و البحور في العلم و المعرفة و الولاية 

“ keluarga Ba’alawy termasuk salah satu keluarga Nabi yang mulia , yang merupakan salah satu keluarga terkuno. Bayangkan saja dalam benak kalian sosok Habib Ali Al-Jufri, Habib Umar Bin Hafidz, dan Habib Abdul Qodir Assegaf guru kami semua. sejak dulu keluarga Ba’alawy ini penuh dengan ilmu dan kewalian, banyak diantara mereka bagaikan “lautan” ilmu, makrifat dan kewalian “ 

dan jauh sebelum beliau berdua sudah ada komentar dari Rais Aam PBNU Kh. Miftahul Akhyar, Ketua PBNU Gus Yahya, Kiai Abdullah Kafabihi Lirboyo, Gus Kautsar Ploso yang semuanya secara tegas dan yakin menyatakan bahwa nasab Habaib Ba’alawy sama sekali tidak diragukan keabsahannya. pondok-pondok “raksasa” seperti Sidogiri, Sarang, Langitan, Lirboyo, Ploso, Demangan Syaikhona Kholil dll juga sudah cukup jelas sikapnya mengenai nasab Habaib

setelah ada fatwa dari Syaikh Ali Jum’ah haruskan kita menunggu respon dari Kiai Imad Dkk ? saya rasa tidak perlu, jawabannya pasti sama, bagi Kiai Imad dan pendukungnya, siapapun yang tidak sependapat dengan mereka akan dicap sebagai orang yang “tidak paham ilmu nasab”, pakar nasab internasional sekelas Sayyid Mahdi Raja’i saja dibilang “lucu dan kurang banyak baca kitab nasab ” 😅😄

Kiai Imad sendiri sudah menegaskan bahwa meskipun semua ulama di dunia ini berfatwa Ba’alawy adalah Dzurriah Nabi, beliau tidak akan pernah percaya ( jangankan Mufti Mesir, Mufti surga sekalipun yang berfatwa Kiai Imad akan tetap keukuh dengan kesimpulannya ) 

“ wa in afta al-muftun.. wa in aftal muftun” 

sebuah statement yang membuat saya bertanya-tanya kajian Kiai Imad ini apakah benar-benar “ilmiah” yang mencari kebenaran atau justru “Ngeyeliah” ( Inad / عِناَدْ ) yang hanya mencari pembenaran ?  “Dalih” utama beliau adalah terus menuntut syarat-syarat “uniq” seperti kitab sezaman yang entah ulama pakar nasab mana yang menjadikannya sebagai patokan untuk “menafikan” dan “menganulir” suatu nasab atau keturunan  

Terlepas dari konflik nasab ini, Kiai Imad Dkk dengan segala “kengeyelan” mereka seakan ingin mengajari kita untuk tidak respek, mencurigai bahkan tidak percaya kepada para ulama-ulama yang sudah teruji dan terbukti keilmuannya. dan sebagaimana beliau Kiai Imad punya hak untuk “tidak percaya”, kita juga punya hak yang sama untuk tidak percaya kepada beliau dan para “mufti-mufti-an”-nya seperti Gus Plered, Gus Ihyak, Gus Mogi bahkan Mama Gufron sekalipun

لا أقعد الجبن عن الهيجاء * و لو توالت زمر الأعداء 

Sekali lagi, seterusnya dan untuk kesekian kalinya, kita memang tidak harus berfikiran sama, tapi mari kita sama sama berfikir

 *Ismael Amin Kholil, Bangkalan, 22 Juli 2024
Link Asal: klik di sini


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anak akan belajar dari kehidupan orang tuanya

Anak akan belajar dari kehidupan orang tuanya  Jika anak dibesarkan dengan celaan,ia belajar memaki Jika anak dibesarkan dengan permusuhan,i...