Senin, 29 September 2025

Cara Sederhana Agar Opini Kita Di Dengar Orang


Bukan Cuma Isi, Cara Menyampaikan Opini Juga Menentukan

Pernah merasa pendapatmu bagus tapi tidak didengarkan?
Sementara orang lain yang idenya biasa saja justru didengar dan dianggap benar?
Itu kenyataan yang sering terjadi dalam diskusi, rapat, hingga percakapan di media sosial.

Penelitian psikologi menunjukkan bahwa orang tidak hanya mendengarkan apa yang kita sampaikan, tapi juga bagaimana cara kita menyampaikannya. Nada suara, ekspresi wajah, sikap tubuh, dan kepercayaan diri berperan besar dalam membentuk kesan. Maka, pendapat cerdas saja tidak cukup — perlu cara menyampaikan yang tepat.

Berikut adalah 7 cara agar pendapatmu lebih didengar dan dihargai, berdasarkan panduan dari para ahli psikologi komunikasi:

1. Bangun Suasana yang Mendukung Sebelum Bicara

Sebelum menyampaikan ide, buatlah konteks yang mendukung.
Contoh: jika ingin mengusulkan penghematan, mulai dengan membahas kondisi keuangan yang sedang sulit. Ini akan membuat orang lebih terbuka terhadap solusi yang kamu tawarkan.

2. Yakin Walau Sendirian

Kalau kamu punya pendapat yang berbeda, jangan takut.
Sikap yang tenang dan percaya diri justru bisa membuat orang mempertimbangkan pendapatmu, meski kamu minoritas. Yakinlah dengan apa yang kamu sampaikan tanpa harus marah atau memaksa.

3. Perhatikan Penampilan dan Sikap Tubuh

Penampilan yang rapi, suara yang jelas, dan tatapan mata yang yakin bisa memberi kesan kuat.
Efek ini dikenal sebagai “halo effect” — orang cenderung mempercayai mereka yang terlihat meyakinkan sejak awal.

4. Gunakan Pertanyaan untuk Libatkan Audiens

Daripada memberi perintah atau pernyataan langsung, cobalah ubah menjadi pertanyaan.
Contoh: “Menurut kalian, apakah ini cara paling efisien?”
Dengan bertanya, orang merasa lebih dilibatkan dan lebih terbuka terhadap ide kamu.

5. Mulai dengan Cerita, Lanjutkan dengan Data

Cerita pribadi atau pengalaman nyata lebih mudah menyentuh perasaan orang.
Setelah itu, barulah sampaikan data atau fakta pendukung. Orang cenderung membuka hati dulu sebelum membuka pikiran.

6. Ulangi Poin Penting dengan Cara Berbeda

Mengulang bukan berarti membosankan. Justru, pengulangan dengan variasi kalimat bisa membantu audiens memahami dan mengingat lebih lama.
Tiga kali pengulangan dengan gaya berbeda adalah strategi yang terbukti efektif.

7. Bingkai Opini Sebagai Sesuatu yang Umum

Cobalah mengatakan, “Sekarang banyak orang mulai mempertanyakan hal ini,” atau “Semakin banyak tim yang mencoba cara ini.”
Kalimat seperti ini memberi kesan bahwa pendapatmu tidak aneh atau ekstrem, tapi merupakan bagian dari arus pemikiran yang berkembang.

Kesimpulan

Opini yang baik harus didukung dengan cara penyampaian yang kuat.
Kamu tidak bisa berharap didengar hanya karena kamu merasa benar. Panggung untuk menyampaikan ide tidak diberikan — kamu harus membangunnya sendiri.

Jika kamu ingin mengasah logika, berpikir kritis, dan cara berkomunikasi yang efektif, kamu bisa belajar lebih banyak di kanal seperti logikafilsuf. Di sana kamu akan menemukan tulisan-tulisan eksklusif yang membantu pikiranmu lebih didengar dan dihargai.

> Ingat: Orang tidak hanya menilai apa yang kamu katakan, tapi juga bagaimana kamu membuat mereka merasa setelah mendengarnya.



Dari 7 cara di atas, mana yang paling ingin kamu coba?

Bagikan pengalamanmu dan bantu teman-temanmu memahami pentingnya cara menyampaikan, bukan hanya isi bicara.
Sebarkan artikel ini jika kamu percaya bahwa opini cerdas layak mendapat perhatian lebih.


Melawan Rasa Malas dengan Prinsip Hidup ala Jepang

Melawan Rasa Malas dengan Prinsip Hidup ala Jepang

Rasa malas adalah musuh besar yang kerap datang diam-diam, mencuri waktu, dan merampas banyak kesempatan dalam hidup. Kita sering memiliki rencana besar, namun sulit mewujudkannya karena kalah oleh rasa enggan, menunda, atau kehilangan motivasi di tengah jalan.

Padahal, kemalasan bukan sekadar kurang semangat, melainkan juga tentang bagaimana kita mengatur pikiran, membangun kebiasaan, dan menyikapi tugas sehari-hari. Menariknya, budaya Jepang menyimpan banyak prinsip sederhana yang dapat membantu seseorang keluar dari jerat kemalasan. Prinsip-prinsip ini lahir dari tradisi panjang, etos kerja, dan cara pandang orang Jepang terhadap hidup.

Meski terlihat sederhana, jika dijalankan secara konsisten, ia mampu mengubah cara kita melawan rasa malas dan menumbuhkan produktivitas.


---

1. Kaizen – Perbaikan Kecil Setiap Hari

Kaizen berarti perubahan kecil yang dilakukan terus-menerus. Alih-alih menunggu datangnya motivasi besar, orang Jepang percaya bahwa satu langkah kecil lebih baik daripada diam.

Contoh sederhana, menulis satu paragraf setiap hari lebih berharga daripada menunggu inspirasi untuk menulis sepuluh halaman sekaligus. Dengan menerapkan Kaizen, rasa malas dapat dikalahkan karena kita tidak terbebani target besar. Perubahan kecil yang konsisten lambat laun akan membentuk kebiasaan, dan kebiasaan inilah yang akhirnya membawa hasil besar.


---

2. Ikigai – Menemukan Alasan untuk Bangun Setiap Pagi

Ikigai adalah konsep tentang “alasan untuk hidup.” Orang Jepang percaya bahwa setiap orang perlu menemukan sesuatu yang membuatnya merasa hidup—bisa pekerjaan, keluarga, hobi, atau panggilan jiwa.

Ketika seseorang menemukan ikigai-nya, rasa malas akan berkurang karena ada motivasi batin yang kuat. Sebaliknya, tanpa ikigai, seseorang mudah merasa hampa dan cenderung menunda-nunda. Dengan ikigai, hidup memiliki arah dan tujuan, sehingga kita selalu punya alasan untuk bergerak maju.


---

3. Shoshin – Sikap Pemula

Shoshin berarti menjaga semangat pemula meskipun sudah berpengalaman. Semangat pemula adalah rasa ingin tahu, antusiasme, dan keterbukaan untuk belajar hal baru.

Sikap ini menjaga kita dari rasa bosan yang sering menjadi pintu masuk kemalasan. Dengan shoshin, kita menikmati proses, tidak takut gagal, dan lebih berani mencoba. Justru karena merasa sebagai pemula, kita jarang menunda. Semangat inilah yang membuat orang Jepang tekun belajar sepanjang hidup.


---

4. Ganbaru – Bertahan Meski Sulit

Ganbaru dapat diterjemahkan sebagai “berusaha sekuat tenaga hingga akhir.” Prinsip ini membuat orang Jepang tidak mudah menyerah meskipun tugas terasa berat atau membosankan.

Ganbaru bukan soal hasil sempurna, melainkan soal ketekunan. Saat rasa malas datang, mengingat prinsip ini bisa menjadi dorongan bahwa setiap usaha, sekecil apa pun, memiliki nilai. Dengan bertahan, perlahan-lahan pekerjaan terselesaikan, dan rasa malas pun terkalahkan.


---

5. Hara Hachi Bu – Kendalikan Diri, Jangan Berlebihan

Hara Hachi Bu adalah prinsip makan hanya sampai 80% kenyang. Meski awalnya terkait makanan, filosofi ini bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari: jangan berlebihan dalam hal apa pun.

Termasuk dalam bekerja, lebih baik dikerjakan sedikit demi sedikit daripada memaksa diri habis-habisan lalu kelelahan. Dengan prinsip ini, kita belajar mengatur energi. Rasa malas sering muncul karena beban terasa terlalu berat. Namun jika dijalani bertahap, kita bisa lebih konsisten, ringan, dan tetap bersemangat dalam jangka panjang.


---

Penutup

Rasa malas memang tidak bisa hilang sepenuhnya, karena ia bagian dari sifat manusia. Namun, dengan prinsip-prinsip Jepang seperti Kaizen, Ikigai, Shoshin, Ganbaru, dan Hara Hachi Bu, kita dapat mengelolanya dengan lebih bijak.

Pada akhirnya, melawan rasa malas bukan tentang mencari motivasi besar semata, melainkan tentang menata langkah kecil, menjaga semangat, dan menemukan makna dalam apa yang kita lakukan. Jepang telah membuktikan bahwa disiplin dan kebiasaan sederhana mampu mengubah hidup. Kini, pilihan ada pada kita: tetap ditawan rasa malas, atau bangkit dengan prinsip hidup yang lebih sehat.

Minggu, 28 September 2025

Sound Horeg Dan Hukum

HUKUM PENGGUNAAN SOUND HOREG
 (PWNU Jatim)

Saya sama-sama hadir saat perumusan masalah Sound Horeg, baik saat di MUI Jatim atau di PWNU Jatim. Kesimpulan hukumnya sama. Ada perincian masing-masing. Di MUI kami menghadirkan narasumber Prof Nyilo Purnami dari dr Soetomo, Guru Besar bidang gangguan pendengaran karena kebisingan. Di PWNU Jatim dihadiri oleh dr Hardadi Airlangga dari Fakultas Kedokteran Unisma Malang. Berikut artikel KH Asyhar Sofwan, Wakil Katib PWNU Jatim yang disepakati oleh Tim 9:

"Penggunaan perangkat pengeras suara di kalangan masyarakat di saat ada momen tertentu yang menghadirkan banyak orang, baik itu hajatan keluarga, kelompok masyarakat, lembaga, sampai acara yang bersifat massal dan masyarakat umum sudah menjadi tradisi dan keniscayaan. Pengeras suara yang dulu bersifat sederhana dan digunakan sebatas kebutuhan sekaligus sebagai pengingat dan penanda bagi mereka yang diundang dan pihak lain yang memerlukan dan berkepentingan untuk ikut hadir di tempat acara, saat ini berkembang dan mengalami inovasi-inovasi jauh dari fungsi dan kegunaan asalnya. Sound system yang saat kemunculanya digunakan di ruang-ruang tertutup atau terbatas agar suasan terasa nyaman dan fokus, kemudian berkembang sampai menjadi sound system besar tentu dengan suara yang keras nan menggelegar. Sound system besar ini pada umumnya digunakan di ruang terbuka luas dalam even dengan jumlah pendengar dan pengunjung banyak seperti konser music dengan berbagai macam aliranya bahkan juga shalawatan. Entah sejak kapan mulainya, kemudian muncul istilah sound horeg yang pengertianya kurang-lebih adalah sound system besar yang distel dengan suara keras menggelegar hingga ruang-ruang disekitar letak perangkat ini menjadi bergetar sampai mengakibatkan atau setidaknya berpotensi pada kebisingan berlebihan, kerusakan pada benda-benda tertentu bahkan gangguan kesehatan. Konon terkadang pihak penyewa sound horeg memang bertujuan untuk men-horeg-kan (menggoncangkan) sasaran tertentu agar menjadi rusak sebagai bukti bahwa yang disewa benar-benar sound horeg. Sound system yang terakhir ini yaitu sound horeg akhir-akhir ini menuai banyak pihak yang mempersoalkan penggunaanya walaupun juga ada pihak yang merasa diuntungkan setidaknya tidak merasa terganggu. Terlepas dari pro-kontra penggunaan sound horeg, ada satu hal yang pasti atau setidaknya potensial yaitu timbulnya dampak negative di area tertentu yaitu kawasan yang berada disekitar jenggereng perangkat pengencang suara yang bernama soud horeg itu. PWNU Jawa Timur merasa terpanggil untuk ikut memberikan sikap atas fenomena ini sesuai otoritasnya sebagai Jama’iyyah Diniyyah-Ijtima’iyyah agar warga nahdliyyin dan warga masyarakat pada umumnya mendapatkan pencerahan yang memadai agar dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa senantiasa terjaga sikapnya yang saling-pengertian, gotong royong dengan tanpa menyelesihi apalagi meninggalkan kaidah-kaidah dalam syariat agamanya.

Sound horeg dengan pengertian sebagaimana dijelaskan diatas, maka menggunakannya adalah haram dan pelakunya wajib menanggung resiko kerugian yang diakibatkannya. Hukum dan resiko demikian itu jika memenuhi dua hal yaitu penggunaanya melebihi batas keumuman dan nyata menimbulkan kerugian atas pihak lain. Demikian pula haram dan wajib menanggung resiko akibat buruknya jika memang sound horeg dirancang demikian adanya di mana ketika dioperasikan sudah dapat dipastikan atau setidaknya diduga kuat berdampak negative dan merugikan pihak lain. Adapun apabila pengoperasian sound horeg dijalankan dengan standar keumuman secara wajar sesuai penerimaan masyarakat umum dan tidak sampai menimbulkan dampak negative dan merugikan pihak lain, maka diperbolehkan walaupun dimungkinkan masih ada saja pihak yang merasa terganggu."

«فتاوى الرملي» (3/ 12-13): المؤلف: شهاب الدين أحمد بن حمزة الأنصاري الرملي الشافعي (ت ٩٥٧هـ)
«(سُئِلَ) عَمَّا جَرَتْ بِهِ الْعَادَةُ مِنْ عَمَلِ النَّشَادِرِ خَارِجَ الْبَلَدِ لِأَنَّ نَارَهُ يُوقَدُ بِالرَّوْثِ وَالْكِلْسِ فَإِذَا شَمَّتْ الْأَطْفَالُ دُخَانَهُ حَصَلَ لَهُمْ مِنْهُ ضَرَرٌ عَظِيمٌ فِي الْغَالِبِ وَرُبَّمَا مَاتَ بَعْضُهُمْ مِنْهُ فَعَمِلَ شَخْصٌ مَعْمَلَ نَشَادِرٍ فِي وَسَطِ الْبَلَدِ وَأَوْقَدَ عَلَيْهِ بِمَا ذُكِرَ فَشَمَّ دُخَانَهُ طِفْلٌ رَضِيعٌ فَمَرِضَ مَرَضًا شَدِيدًا فَهَلْ الْإِيقَادُ حَرَامٌ فَيَأْثَمُ بِهِ وَيُعَزَّرُ عَلَيْهِ وَيَجِبُ الْإِنْكَارُ عَلَيْهِ وَيُمْنَعُ مِنْهُ وَيَضْمَنُ مَا تَلِفَ بِهِ؟
(فَأَجَابَ) بِأَنَّهُ يَحْرُمُ عَلَيْهِ الْإِيقَادُ الْمَذْكُورُ إذَا غَلَبَ عَلَى ظَنِّهِ تَضَرُّرُ الْغَيْرِ بِهِ فَيَأْثَمُ بِهِ وَلِلْحَاكِمِ تَعْزِيرُهُ عَلَيْهِ وَيَجِبُ الْإِنْكَارُ عَلَيْهِ بِسَبَبِهِ وَمَنْعِهِ مِنْهُ وَيَضْمَنُ مَا تَلِفَ بِسَبَبِهِ مُطْلَقًا فَقَدْ قَالُوا وَكُلُّ وَاحِدٍ مِنْ الْمُلَّاكِ يَتَصَرَّفُ فِي مِلْكِهِ عَلَى الْعَادَةِ وَلَا ضَمَانَ بِهِ إذَا أَفْضَى إلَى تَلَفٍ نَعَمْ لَوْ تَعَدَّى ضَمِنَ وَلَوْ أَوْقَدَ فِي مِلْكِهِ أَوْ فِي مَوْضِعٍ مُخْتَصٍّ بِهِ بِإِجَارَةٍ أَوْ عَارِيَّةٍ أَوْ فِي مَوَاتٍ وَطَارَ الشَّرَارُ إلَى بَيْتِ غَيْرِهِ أَوْ كَرْمِهِ أَوْ زَرْعِهِ وَأَحْرَقَهُ فَلَا ضَمَانَ إنْ لَمْ يُجَاوِزْ الْعَادَةَ فِي قَدْرِ النَّارِ وَلَمْ يُوقِدْ فِي رِيحٍ عَاصِفَةٍ فَإِنْ جَاوَزَ أَوْ أَوْقَدَ فِي عَاصِفَةٍ ضَمِنَ»

«نهاية المحتاج إلى شرح المنهاج» (5/ 337): المؤلف: شمس الدين محمد بن أبي العباس أحمد بن حمزة شهاب الدين الرملي (ت ١٠٠٤هـ)
«(وَيَتَصَرَّفُ كُلُّ وَاحِدٍ) ‌مِنْ ‌الْمُلَّاكِ (فِي مِلْكِهِ عَلَى الْعَادَةِ) فِي التَّصَرُّفِ وَإِنْ تَضَرَّرَ بِهِ جَارُهُ أَوْ أَفْضَى لِإِتْلَافِ مَالِهِ كَأَنْ سَقَطَ بِسَبَبِ حَفْرِهِ الْمُعْتَادِ جِدَارُ جَارِهِ، إذْ الْمَنْعُ مِنْ ذَلِكَ ضَرَرٌ لَا جَابِرَ لَهُ (فَإِنْ) (تَعَدَّى) فِي تَصَرُّفِهِ بِمِلْكِهِ الْعَادَةَ (ضَمِنَ) مَا تَوَلَّدَ مِنْهُ قَطْعًا أَوْ ظَنًّا قَوِيًّا كَأَنْ شَهِدَ بِهِ خَبِيرَانِ كَمَا هُوَ ظَاهِرٌ لِتَقْصِيرِهِ، وَلِهَذَا أَفْتَى الْوَالِدُ - رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى - بِضَمَانِ مَنْ جَعَلَ دَارِهِ بَيْنَ النَّاسِ مَعْمَلَ نَشَادِرٍ وَشَمَّهُ أَطْفَالٌ فَمَاتُوا بِسَبَبِ ذَلِكَ لِمُخَالَفَتِهِ الْعَادَةَ»

«تحفة المحتاج في شرح المنهاج وحواشي الشرواني والعبادي» (6/ 209): المؤلف: أحمد بن محمد بن علي بن حجر الهيتمي
«وَيَتَصَرَّفُ كُلُّ وَاحِدٍ) ‌مِنْ ‌الْمُلَّاكِ (فِي مِلْكِهِ عَلَى الْعَادَةِ) وَإِنْ أَضَرَّ جَارَهُ كَأَنْ سَقَطَ بِسَبَبِ حَفْرِهِ الْمُعْتَادِ جِدَارُ جَارِهِ أَوْ تَغَيَّرَ بِحَشِّهِ بِئْرُهُ؛ لِأَنَّ الْمَنْعَ مِنْ ذَلِكَ ضَرَرٌ لَا جَابِرَ لَهُ (فَإِنْ تَعَدَّى) فِي تَصَرُّفِهِ بِمِلْكِهِ الْعَادَةَ (ضَمِنَ) مَا تَوَلَّدَ مِنْهُ قَطْعًا أَوْ ظَنًّا قَوِيًّا كَأَنْ شَهِدَ بِهِ خَبِيرَانِ كَمَا هُوَ ظَاهِرٌ لِتَقْصِيرِهِ»

«الفقه الإسلامي وأدلته للزحيلي» (4/ 2870): المؤلف: أ. د. وَهْبَة بن مصطفى الزُّحَيْلِيّ، أستاذ ورئيس قسم الفقه الإسلاميّ وأصوله بجامعة دمشق - كلّيَّة الشَّريعة
«‌‌القاعدة الرابعة ـ الاستعمال غير المعتاد وترتب ضرر للغير: إذا استعمل الإنسان حقه على نحو غير معتاد في عرف الناس، ثم ترتب عليه ضرر للغير، كان متعسفاً، كرفع صوت المذياع المزعج للجيران والتأذي به»

«الفقه الإسلامي وأدلته للزحيلي» (4/ 2870-2871): المؤلف: أ. د. وَهْبَة بن مصطفى الزُّحَيْلِيّ، أستاذ ورئيس قسم الفقه الإسلاميّ وأصوله بجامعة دمشق - كلّيَّة الشَّريعة
«فإن كان الاستعمال معتاداً مألوفاً، ووقع الضرر فلا يعد تعسفاً، ولا يترتب على ذلك ضمان، كالطبيب الجراح الذي يجري عملية جراحية معتادة، ويموت المريض، فلا يضمن. ومثله من يوقد فرناً يتأذى الجيران بدخانه، أو يدير آلة يتضرر الجيران بصوتها المعتاد، فلا ضمان؛ لأن كل ذلك معتاد مألوف.وبناء عليه: من يشعل ناراً في أرضه، فطار منها شرر أحرق شيئاً لجاره، إن كان ذلك في أحوال عادية فلا ضمان عليه. وإن كان ذلك في وقت هبوب الرياح واشتدادها، فعليه الضمان»

Sabtu, 27 September 2025

Mengenal Istilah kaum kiri dan kaum kanan

Mengenal Istilah kaum kiri dan kaum kanan

- Asal Usul

Istilah "kaum kiri" dan "kaum kanan" berasal dari pengaturan tempat duduk dalam majelis nasional Prancis selama Revolusi Prancis pada akhir abad ke-18, tepatnya sekitar tahun 1789. Dalam majelis tersebut, anggota yang mendukung perubahan radikal dan reformasi sosial, termasuk hak asasi manusia dan kesetaraan, duduk di sisi kiri. Sementara itu, anggota yang mendukung status quo, konservatisme, dan monarki duduk di sisi kanan. Sejak saat itu, istilah ini telah berkembang untuk merujuk pada spektrum politik yang lebih luas, mencakup berbagai ideologi di seluruh dunia.

- Kaum Kiri
Kaum kiri merujuk kepada kelompok politik yang umumnya mendukung perubahan sosial, keadilan sosial, dan pemerintahan yang lebih egaliter. Mereka cenderung mendukung intervensi pemerintah dalam ekonomi untuk mengatasi ketidakadilan dan kesenjangan sosial.

1. Keadilan Sosial: Kaum kiri memperjuangkan hak-hak pekerja, perlindungan terhadap kelompok minoritas, serta akses yang sama terhadap sumber daya.

2. Ekonomi Campuran: Mereka sering mendukung campur tangan pemerintah dalam ekonomi, termasuk regulasi dan program sosial untuk membantu masyarakat yang kurang beruntung.

3. Progresivisme: Kaum kiri cenderung mendorong perubahan sosial dan budaya yang progresif, seperti hak asasi manusia, dan isu-isu lingkungan.

4. Solidaritas: Ada penekanan pada solidaritas sosial dan tanggung jawab kolektif terhadap kesejahteraan masyarakat.
Tujuan:

Menciptakan masyarakat yang lebih adil dan setara.
Mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial.
Memperjuangkan hak-hak individu dan kelompok yang terpinggirkan.
 Mendorong reformasi kebijakan yang lebih inklusif.
~ Contoh Ideologi Kiri:
• Sosialisme
• Komunisme
• Anarkisme
• Liberalisme progresif
 
~Namun, pengertian dan konotasi dari istilah "kaum kiri" dapat bervariasi tergantung pada konteks politik dan budaya di masing-masing negara.

- Kaum Kanan

Kaum kanan merujuk kepada kelompok politik yang cenderung mendukung nilai-nilai tradisional, konservatisme, dan pasar bebas. Mereka sering kali menekankan pentingnya individu dan kebebasan ekonomi.

1. Konservatisme: Kaum kanan sering kali mempertahankan nilai-nilai tradisional dalam hal budaya, agama, dan keluarga.

2. Pasar Bebas: Mereka umumnya mendukung ekonomi pasar bebas dengan sedikit intervensi pemerintah, percaya bahwa pasar dapat mengatur dirinya sendiri.

3. Individualisme: Kaum kanan menekankan pentingnya tanggung jawab individu dan kebebasan pribadi, sering kali menolak intervensi pemerintah dalam kehidupan pribadi warganya.

4. Keamanan Nasional: Ada fokus pada keamanan nasional dan penegakan hukum untuk menjaga ketertiban masyarakat.

Tujuan:
Mempertahankan nilai-nilai tradisional dan stabilitas sosial.
 Mendorong pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan pasar bebas.
 Mengurangi peran pemerintah dalam kehidupan sehari-hari.
 Mengutamakan keamanan nasional dan penegakan hukum.

Contoh Ideologi Kanan:
• Konservatisme
• Liberalisme klasik
• Nasionalisme
• Kapitalisme

* Kesimpulan

Perbedaan antara kaum kiri dan kanan mencerminkan pandangan yang berbeda tentang bagaimana masyarakat seharusnya diatur dan tujuan apa yang harus dicapai. Meskipun ada banyak variasi dalam ideologi di dalam kedua kelompok ini, pemahaman tentang kaum kiri dan kanan membantu menjelaskan dinamika politik di berbagai negara. Dalam praktiknya, banyak partai politik dan gerakan sosial mungkin menggabungkan elemen-elemen dari kedua sisi spektrum ini, menciptakan nuansa yang lebih kompleks dalam politik modern.

Kamis, 25 September 2025

Tips Membuat Anak Menjadi Pemberani



1. Selalu validasi perasaan (emosi) anak
➤ Artinya, orang tua harus mengakui dan menghargai perasaan anak, seperti marah, takut, sedih, atau senang. Dengan begitu, anak merasa didengar dan dihargai, bukan disalahkan atau diabaikan.


2. Tidak banyak melarang anak
➤ Larangan yang berlebihan dapat membuat anak takut mencoba hal baru. Biarkan anak mengeksplorasi selama tetap dalam batas aman, agar ia belajar dari pengalaman.


3. Memberikan anak kesempatan untuk mencoba hal baru
➤ Anak perlu ruang untuk menjelajahi hal-hal baru agar mereka terbiasa menghadapi tantangan dan tidak mudah takut pada hal yang asing.


4. Biarkan mereka menentukan pilihan
➤ Memberi kesempatan anak memilih (misalnya: baju yang ingin dipakai, mainan yang disukai) melatih kepercayaan diri dan tanggung jawab mereka sejak dini.


5. Ajarkan mereka kemampuan sosial dan berikan contoh
➤ Anak belajar dari meniru. Tunjukkan cara bersikap baik, sopan, percaya diri, dan ramah kepada orang lain. Ajari mereka bagaimana berinteraksi secara sehat.

Rabu, 24 September 2025

5 Kebiasaan Sehari-hari yang Diam-diam Mempercepat Kerusakan Otak

5 Kebiasaan Sehari-hari yang Diam-diam Mempercepat Kerusakan Otak

Selama ini kita mengira penuaan otak adalah proses alami yang berlangsung perlahan. Namun riset terbaru menunjukkan bahwa penurunan fungsi otak bisa terjadi dalam hitungan hari—dan penyebabnya bukan genetik, melainkan gaya hidup harian kita sendiri.

Sebuah studi dari jurnal Neurology (2017) menemukan bahwa kurang tidur kronis selama satu minggu saja dapat mengurangi volume materi abu-abu di hippocampus—bagian otak yang penting untuk daya ingat—hingga tiga persen. Artinya, aktivitas harian yang tampak sepele bisa berakibat besar bagi kesehatan neuron dan jaringan saraf otak.

Ibarat mesin canggih, otak membutuhkan perawatan khusus: istirahat yang cukup, asupan nutrisi yang tepat, dan lingkungan yang bebas dari tekanan berlebihan. Tanpa disadari, lima kebiasaan berikut ini sering kali menjadi penyebab utama menurunnya fungsi otak secara drastis:


1. Begadang sambil menatap layar ponsel

Cahaya biru dari layar ponsel atau laptop terbukti menekan produksi melatonin hingga 50 persen (Matthew Walker, Why We Sleep). Padahal, hormon ini sangat penting untuk kualitas tidur dan proses detoksifikasi otak saat kita terlelap.

Akibatnya? Proses pembuangan racun dari otak menjadi terganggu, sel-sel saraf tidak mendapatkan pemulihan yang cukup, dan konektivitas antar neuron menurun. Itulah sebabnya kita merasa "pikun sebentar" di pagi hari—dan itu bukan ilusi.


2. Sarapan dengan camilan manis dan tepung olahan

Gula dan tepung putih memang memberikan energi cepat, tetapi efek jangka panjangnya buruk bagi otak. David Perlmutter dalam Grain Brain menyebutkan bahwa lonjakan gula darah yang terjadi terus-menerus menyebabkan peradangan mikro dan resistansi insulin di sistem saraf.

Neuron jadi kelaparan di tengah limpahan energi, fungsi eksekutif menurun, dan dalam jangka panjang berisiko menyebabkan penyusutan otak serta meningkatnya potensi demensia hingga dua kali lipat.


3. Multitasking digital: sering pindah aplikasi

Buka media sosial, pindah ke chat, lalu cek email—semua ini tampak produktif, tetapi sebenarnya melelahkan otak. Nicholas Carr dalam The Shallows menjelaskan bahwa kebiasaan ini membuat otak membentuk jalur pikir yang dangkal dan mudah terputus.

Akibatnya, kemampuan fokus dan berpikir mendalam menurun. Lama-kelamaan, membaca satu halaman buku tanpa terdistraksi menjadi tantangan besar.


4. Terlalu lama duduk tanpa aktivitas fisik

Gaya hidup sedentari—terutama duduk lebih dari 8 jam sehari—menurunkan aliran darah ke korteks prefrontal hingga 40 persen (John Ratey, Spark). Ini berarti neuron kekurangan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan untuk bekerja optimal.

Tanpa stimulasi gerak, sel otak mulai melemah, bahkan mati, dan tidak bisa diregenerasi secepat jaringan lain di tubuh.


5. Menganggap stres kronis sebagai “motivasi kerja keras”

Stres yang terus-menerus tidak membuat kita lebih kuat, tetapi justru merusak struktur otak. Kortisol yang berlebihan memperkecil hippocampus (pusat memori) dan membebani amigdala (pengatur emosi), seperti dijelaskan oleh Mithu Storoni dalam Stress Proof.

Jangka panjangnya, stres memutus cabang dendrit, menurunkan kemampuan belajar, dan melemahkan sistem kekebalan otak terhadap kerusakan dari dalam.


Penutup: Otak Perlu Dirawat, Bukan Dihabisi

Kemampuan berpikir jernih, fokus yang tajam, serta daya ingat yang kuat bukanlah bakat bawaan semata. Semua itu dibentuk—atau dihancurkan—oleh kebiasaan sehari-hari.

Dari lima kebiasaan di atas, mana yang paling sering Anda lakukan tanpa sadar?

Kini saatnya refleksi. Mungkin bukan waktu atau uang yang menghambat kita untuk menjadi lebih cerdas, tetapi gaya hidup kecil yang terus diulang. Yuk, jaga otak kita mulai hari ini—karena tidak ada tombol undo untuk neuron yang hilang.


Jika artikel ini bermanfaat, bagikan kepada orang-orang terdekat Anda. Siapa tahu, satu perubahan kecil hari ini bisa menyelamatkan ribuan sel otak besok pagi.

Jalan Surga Gratis Tapi Berat dan Jalan Neraka Mahal Tapi Banyak Yang Suka

Jalan Surga Gratis Tapi Berat dan Jalan Neraka Mahal Tapi Banyak Yang Suka

لا تكن على الإساءة أقوى منك على الإحسان
"Janganlah engkau lebih kuat dalam berbuat keburukan daripada berbuat kebaikan" (Ath-Thurthusyi, Sirojul Muluk: 200)

Berikut penjelasannya:


Hidup manusia adalah perjalanan menuju akhirat. Ada dua jalan yang terbentang: jalan menuju surga dan jalan menuju neraka. 

Yang unik, jalan pertama ini gratis, tidak dipungut biaya, kita shalat, puasa, melaksanakan perintah agama tidak usah bayar, namun anehnya ini berat dikerjakan. 

Bedal halnya dengan jalan kedua, itu pasti mahal dan penuh pengorbanan, misal berpacaran, zina, berjudi dan lainnya, semuanya butuh modal anehnya hal ini banyak digandrungi. Ini terjadi karena jalan kedua sesuai dengan hawa nafsu, berada dengan jalan pertama. 

Dalam hal ini Rasulullah bersabda:

"حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ، وَحُفَّتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ"
“Surga diliputi dengan hal-hal yang dibenci, sedangkan neraka diliputi dengan syahwat (yang menyenangkan).” (HR. Muslim, no. 2822)

Jalan menuju surga penuh dengan perjuangan. 

Seperti kata pepatah, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian, untuk mendapatkan kesuksesan dan kenyamanan pasti harus melewati gerbang utama yaitu cobaan dan pengorbanan, termasuk kesuksesan ukhrawi. Allah berfirman:

أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۖ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّىٰ يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَىٰ نَصْرُ اللَّهِ ۗ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ
“Apakah kamu mengira akan masuk surga padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti yang dialami orang-orang sebelum kamu? Mereka ditimpa kesusahan, penderitaan, dan diguncang dengan berbagai cobaan, hingga Rasul dan orang-orang beriman bersamanya berkata: ‘Kapankah datang pertolongan Allah?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.” (QS. Al-Baqarah: 214)

Ayat ini menegaskan bahwa surga hanya bisa diraih dengan kesabaran dalam menghadapi ujian, seperti halnya yang telah dialami oleh umat-umat sebelumnya

Kekuatan Sejati Dalam menghadapi Cobaan: Menahan Diri

Nabi ﷺ bersabda:

"ليس الشديد بالصرعة، إنما الشديد الذي يملك نفسه عند الغضب"

“Orang kuat bukanlah yang pandai mengalahkan orang lain, melainkan yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah.” (HR. Bukhari-Muslim)

Kekuatan sejati bukan terletak pada amarah atau pelampiasan emosi saat menghadapi cobaan tetapi pada kemampuan menahan diri dan memilih jalan kebaikan meski terasa berat.

Jalan Surga atau Jalan Neraka

Al-Qur’an membagi dua jalan hidup manusia:

فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى • وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى • فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى • وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَى • وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَى • فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَى

Siapa yang memberi dan bertakwa, Allah mudahkan jalan menuju kemudahan yakni surga. Siapa yang kikir dan menuruti hawa nafsu, Allah mudahkan jalan menuju kesulitan yakni neraka. (QS. Al-Lail: 5-10)

Epilog 

Sekalipun tidak berbayar, mudah diakses dan gratis, bukan berarti jalan itu bisa dilakukan oleh semua orang, tahapan menuju surga memang penuh perjuangan. Ia bukan jalan yang mudah, melainkan jalan yang menuntut kesabaran, pengendalian diri, dan keteguhan dalam kebaikan. Namun, justru karena perjuangan itulah surga menjadi mahal dan mulia.

Maka, jangan sampai kita lebih kuat dalam keburukan daripada dalam kebaikan. Bersabarlah menempuh jalan yang berat, karena di ujungnya terbentang janji Allah: surga yang penuh kenikmatan.

Cara Sederhana Agar Opini Kita Di Dengar Orang

Bukan Cuma Isi, Cara Menyampaikan Opini Juga Menentukan Pernah merasa pendapatmu bagus tapi tidak didengarkan? Sementara orang lain yang ide...