Salah satu pesan Bakr bin Abdullah al-Muzani yang diriwayatkan dalam kitab حلية الاولياء adalah
«عَلَيْكُمْ بِأَمْرٍ إِنْ أَصَبْتُمْ أُجِرْتُمْ وَإِنْ أَخْطَأْتُمْ لَمْ تَأَثَمُوا وَإِيَّاكُمْ وَكُلَّ أَمَرٍ إِنْ أَصَبْتُمْ لَمْ تُؤْجَرُوا وَإِنْ أَخْطَأْتُمْ أَثِمْتُمْ» قِيلَ: مَا هُوَ؟ قَالَ: «سُوءُ الظَّنِّ بِالنَّاسِ فَإِنَّكُمْ لَوْ أَصَبْتُمْ لَمْ تُؤْجَرُوا وَإِنْ أَخْطَأْتُمْ أَثِمْتُمْ»
“Berpeganglah kalian pada perkara (amal) yang jika kalian benar, kalian mendapatkan pahala, dan jika kalian salah, kalian tidak mendapatkan dosa (yaitu Husnuzzan atau berbaik sangka). Berhati-hatilah dengan setiap perkara yang jika kalian benar, kalian tidak mendapatkan pahala, dan jika kalian salah, kalian mendapatkan dosa.” Seseorang bertanya (kepada Bakr al-Muzani): “Apa itu?” Bakr al-Muzani menjawab: “Prasangka buruk (su’udhan) terhadap manusia. Karena sesungguhnya, meskipun kalian benar, kalian tidak akan mendapatkan pahala, dan jika kalian salah, kalian mendapatkan dosa.”
Salah satu akhlak baik yang hampir hilang selama masa pilpres ini adalah Husnuzzan (berbaik sangka). Kita mudah berburuk sangka pada orang lain hanya gara-gara beda pilihan capres. Bahkan kita tidak segan-segan menuduh mereka dengan beberapa tuduhan yang sangat tidak layak.
Yang lebih parah lagi su'uzhzhan (berburuk sangka) tersebut juga sering ditujukan pada para ulama' atau guru kita sendiri karena mereka berbeda pilihan dengan kita. Sikap su'uzhzhan pada ulama' tersebut kemudian berujung pada tuduhan buruk bahkan cacian serta sumpah serapah pada mereka. Kita lupa bahwa daging mereka sangat beracun.
Dalam kitab Al-Majmu', Imam Nawawi mengutip perkataan Imam Ibnu 'Asakir terkait bahaya mencaci-maki ulama', beliau berkata
اعْلَمْ يَا أَخِي وَفَّقَنِي اللَّهُ وَإِيَّاكَ لِمَرْضَاتِهِ وَجَعَلَنَا مِمَّنْ يَخْشَاهُ وَيَتَّقِيهِ حَقَّ تُقَاتِهِ أَنَّ لُحُومَ الْعُلَمَاءِ مَسْمُومَةٌ، وعادة الله في هتك أستار منتقصيهم مَعْلُومَةٌ، وَأَنَّ مَنْ أَطْلَقَ لِسَانَهُ فِي الْعُلَمَاءِ بِالثَّلَبِ، بَلَاهُ اللَّهُ قَبْلَ مَوْتِهِ بِمَوْتِ الْقَلْبِ
"“Ketahuilah wahai saudaraku -semoga Allah memberiku dan kamu taufiq untuk mendapatkan ridhanya- sesungguhnya daging para ulama itu beracun (menggunjingnya adalah dosa besar), dan kebiasaan Allah dalam menyingkap kedok para pencela mereka (ulama') telah diketahui bersama. Sesungguhnya orang yang melontarkan cacian dengan lisannya kepada ulama', maka Allah akan memberikan bala' berupa matinya hati mereka sebelum meninggal."
Semoga Allah selalu menjaga hati kita dari su'uzhzhan dan menjaga lisan dari mencaci-maki orang lain terlebih pada para ulama', orang shalih, dan bertaqwa. Apalagi sampai mengadu-domba di antara mereka. امين يا رب العالمين
Sumber: Ust Wahid Faizin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar