Sabtu, 17 Februari 2024

Menghafal dulu atau paham dulu


Ibn Khaldun dan Abu Bakar Ibn Arabi mencatat, bahwa metode pembelajaran yang diterapkan di Andalus (Spanyol) berbeda dengan metode yang ada di Masyriq (timur).

Di kawasan bagian timur (masyriq), anak lebih diprioritaskan untuk menghafal Al-Qur`an terlebih dahulu sebelum mereka mampu memahami makna kandungan Al-Qur`an, baru kemudian setelah hafal mereka diajarkan bahasa arab. 

Metode demikian dirasa tidak efektif, karena menghafal tanpa memahami makna kandungan Al-Qur`an akan berdampak pada masa selanjutnya; mereka akan tetap terjebak dalam kesalahan memahami Al-Qur`an.

Sedangkan di Andalus (Spanyol), anak diajarkan bahasa arab terlebih dahulu, baru kemudian menghafal Al-Qur`an setelah mampu memahami kandungannya.

Metode ini juga dirasa kurang efektif, karena mereka akan mengenyampingkan “menghafal Al-Qur`an”. Atau mereka belajar bahasa arab, akan tetapi kemudian tidak melanjutkan aktifitas belajarnya. 

Oleh sebab itu, sebagian ada yang memberikan solusi, bahwa pembelajaran yang efektif adalah seorang anak terlebih dahulu disuruh menghafal Al-Qur`an meski tanpa paham akan kandungannya baru kemudian diajari bahasa arab dan setelah itu kembali ke Al-Qur`an lagi, dan ia akan benar-benar bisa mampu untuk memahami kandungan Al-Qur`an. (Ahmad Amin, Dzuhrul Islam, vol. III, hlm. 08-09)

Sementara menurut Imam Nawawi dalam pengantarnya di kitab Majmu' syarh Muhadzab, beliau menjelaskan:

Mempelajari ilmu harus sesuai tahapan, mana yang lebih penting untuk diprioritaskan terlebih dahulu. Sedangkan menghafal Al-Qur'an adalah hal yang begitu urgen. 

Orang-orang salaf dulu, tidak akan belajar hadis dan fiqh, kecuali ia terlebih dahulu hafal Al-Qur'an.

Nb. Namun yang perlu diingat dan dijadikan catatan dalam memoles anak dengan hafalan adalah apa yang dikatakan oleh Al-Jahidz:

انه متى ادام الحفظ اضر ذلك بالاستنباط ومتى ادام الاستنباط اضر ذلك بالحفظ وان كان الحفظ اشرف منزلة منه

Manakalah seseorang lebih menekankan kebiasaan menghapal, itu bisa mengurangi kemampuannya menganalisis, dan kebiasaan menganalisis bisa mengurangi kemampuannya menghapal, meskipun kedudukan menghapal lebih mulia.

Terlalu diforsir dengan hafalan, akan menghambat daya pemahaman anak. Ia akan cenderung lemah di sisi memahami suatu teks.

Jadi bagaimana menurut kalian metode yang ideal untuk anak-anak, menghafal dulu atau belajar kitab?

===
Ref:
Al-Majmu Syarhil Muhadzzab
Ar-Rasail Al-Adabiyah
Dzuhurul Islam
Muqoddimah Ibnu Khaldun



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anak akan belajar dari kehidupan orang tuanya

Anak akan belajar dari kehidupan orang tuanya  Jika anak dibesarkan dengan celaan,ia belajar memaki Jika anak dibesarkan dengan permusuhan,i...