*Cara Allah Membungkam Musuh-Musuh Islam*
(Transkrip Kajian Sirah Nabawiyah Maulid Ad-Diba'i Eps. III, Selasa 17 Sya'ban 1445 / 27 Februari 2024)
Oleh: Ibnu Imron*
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahim
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن ولاه ولا حول ولا قوة الا بالله سبحانك لا علم لنا الا ما علمتنا انك انت العليم الحكيم وتب علينا انك انت التواب الرحيم، رب اشرح لي صدري ويسر لي أمري واحلل عقدة من لساني يفقهوا قولي
Prolog
اَلْحَمْدُ ِللهِ الْقَوِيِّ الْغَالِبْ. اَلْوَلِيِّ الطَّالِبِ. اَلبَّاعِثِ الْوَارِثِ الْمَانِحِ السَّالِبِ
Segala puji bagi Allah, Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa (di atas segala-galanya). Maha pelindung lagi Penuntut segala dosa. Maha membangkitkan di hari kiamat, Maha Kekal, Maha Penganugerah, lagi Maha pelenyap.
Pembahasan
Seperti kebanyakan penulis klasik, Mereka selalu menyempatkan diri untuk menyinggung tema yang akan dibahas pada pendahuluan tulisan mereka baik secara implisit maupun eksplisit, misal dalam Muqoddimah imrithi disebutkan
حتى نحت قلوبهم بنحوه
Atau dalam fathul muin
الحمد لله الفتاح الجواد، المعين على التفقه في الدين من اختاره من العباد
Redaksi muqoddimah diatas mengindikasikan tentang tentang tema yang akan dibahas, jika bahas nahwu maka yang tulisan pertama akan menyinggung tentang Nahwu, begitu seterusnya.
Hal tersebut yang didefinisikan sebagai
براعة الاستهلال
Masuk katagori sub bab dari Ilmu Badi' Fan Balagah
الحمد لله القوي الغالب
Untuk susunan Alhamdu dan Lilllah sudah kami bahas dalam tulisan sebelumnya
القوي
Definisinya menurut Imam Ath-Thabari adalah
القوي: الذي لا يغلبه غالب ولا يرد قضاءه راد ينفذ أمره، ويمضي قضاؤه في خلقه، شديد عقابه لمن كفر بآياته وجحد حججه
Dzat yang tak bisa dikalahkan, tak ada yang bisa menolak kepastiannya, perintahnya pasti terjadi, ketentuannya pasti terlaksana, dahsyat siksanya pada orang yang tidak percaya ayat-ayatnya.
Lebih ringkas, Ibnu Katsir berkata:
لا يغلبه غالب ولا يفوته هارب
Tak ada yang bisa mngalahkannya dan tak ada yang bisa menghindar darinya.
Dari segi makna Al-Qowi (Yang Maha Kuat) lebih umum dari Al-Qodir (Kuasa) karena setiap yang kuat pasti kuasa, namun tak semua yang kuasa adalah kuat.
الغالب
Dalam pendapat imam Al-Baihaqi Al-Ghalib merupakan salah satu asma Allah, dengan definisi sebagai berikit
الذي يفعل ما يشاء، لا يغلبه شئ ولا يردُّ حكمَه رادٌّ،ولا يملك أحدٌ ردَّ ما قضاه،أو منعَ ما أمضاه
Dzat yang maha melakukan yang ia kehendaki, tidak ada yang bisa menolak hukumnya, tak ada yang bisa mencegah ketetapannya.
الولي
Akar kata Al Waali dalam bahasa Arab mumpunyai makna dekat, jika dikembangkan maka bisa bermakna rapat, akrab, menjadi teman, penolong, pendukung, pemelihara untuk mempertahankan, menjaga bertanggung jawab, menjadikan seseorang majikan, pemilik, dan tuan.
Semua makna-makma tersebut berkembang dari kata dekat, misal wali yatim atau wali perempuan dalam nikah, berarti yang mengurusi hartanya atau yang mengurusi masalah pernikahannya, tentunya yang mengurus adalah orang yang paling dekat
الطالب
Yakni yang memerintah dan yang melarang, karena perintah itu menuntut untuk mengerjakannya, sedangkan melarang adalah perintah untuk meninggalkan aktifitas itu.
الباعث
Makna ba’atsa bisa bermacam-macam: bisa membangkitkan, membangunkan, mengutus, yang melatarbelakangi dan lainnya. Al-baits termasuk asmaul husna, bisa sandingkan pada Allah maka berarti Yang Maha membangkitkan setelah kematian, bisa juga Yang mengutus para utusan, dikarenakan dengan diutusnya para utusan syariat hukum bisa hidup kembali.
المانح
Dari fi'il madhi manaha, memberikan barang untuk diambil manfaatnya.
Makanya dalam fikih di pembahasan akad ariyah ada namanya manaha atau minhah, yang berarti meminjamkan desertai dengan ibahah, merelakan diambil manfaatnya, misal meminjamkan kambing disertai rela susunya diambil, atau meminjamkan pena rela tintanya berkurang.
Ada juga yang mengartikan memberi tanpa batas, berbeda dengan athok yang punya arti memberi tapi ada batas tertentu. Kalau kita kerucutkan pada permasalahan di sini dengan menyifati pada Allah sebagai al-Manih, dzat yang Maha memberi anugrah dalam artian pemberian Allah tidak terbatas, biaa juga kita artikan dengan arti yang pertama artinya semua yang kita miliki di dunia ini hanyalah titipan sang kuasa, seperti yang diungkapkan dalam Alquran
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
Kita semua milik Allah, dan kepada-Nya kita kembali.
Saya teringat pada salah satu guru kami, KH. Hasani Nawawi pernah dawuh:
Dunyo brono iku titipan. Pangkat iku sampiran. Ojo dumeh! (Harta benda atau kekayaan itu hanyalah titipan, pangkat atau kedudukan itu sampiran, Jangan Sombong!)
السالب
Salaba punya arti
انترعه قهرا
Atau
اخذ منه قهرا
Yakni melepas sesuatu secara paksa, bisa juga merusak sesuatu, karena hal yang diambil secara paksa akan menyebabkan kerusakan pada objek yang diambil.
Epilog
Kalau bisa kita simpulkan dari muqoddimah yang dipaparkan Ad-Diba'i sudah menggambarkan tentang perjalanan kehidupan nabi Muhammad sang pembawa risalah, bagaimana Allah sang Maha Kuat, Maha Perkasa Maha mengalahkan dan tidak bisa dikalahkan mengutus kanjeng nabi yang awalnya diremehkan dan dicap lemah, bahkan ketika beliau menjanjikan kekuasaan Persia dan Bizantium, malah jadi bahan tertawaan oleh orang-orang munafik, dengan mengatakan
هيهات هيهات
Jauh banget, ngimpi.
Akhirnya turun ayat
قُلِ اللّٰهُمَّ مٰلِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِى الْمُلْكَ مَنْ تَشَاۤءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاۤءُۖ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاۤءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاۤءُ ۗ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۗ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Katakanlah (Muhammad), “Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.
[QS Ali Imron: 26]
Pada akhirnya janji Allah terbukti dan dengan sendirinya terbungkamlah mulut-mulut musuh Islam.
Semua itu tergambar dalam mukadimah Ad-Diba'i
الْقَوِيِّ الْغَالِبْ. اَلْوَلِيِّ الطَّالِبِ. اَلبَّاعِثِ الْوَارِثِ الْمَانِحِ السَّالِبِ
Wallahu 'Alam
*) Penulis adalah konten kreator asal Pasuruan Jawa Timur
=====
Refrensi
Mil'ul Awani
Tafsir Al-Jalalain
Tafsir Ibnu Katsir
Tafsir Ath-Thabari
Tafsir Asmaul Husna Lis Sa'di
Tidak ada komentar:
Posting Komentar