Rabu, 14 Februari 2024

Rangkuman Sirah Nabawiyah dalam Satu Ayat

 


Oleh Ibnu Imron*


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

ان الحمد نحمده ونستعينه ونستغفره  وﻧﻌﻮذ ﺑﺎﷲ ﻣﻦ ﺷﺮور أﻧﻔﺴﻨﺎ وﺳﻴﺌﺎت أﻋﻤﺎﻟﻨﺎ ﻣﻦ ﻳﻬﺪﻩ اﷲ ﻓﻼ ﻣﻀﻞ ﻟﻪ وﻣﻦ ﻳﻀﻠﻞ ﻓﻼ ﻫﺎدي ﻟﻪ وأﺷﻬﺪ أن ﻻ إﻟﻪ إﻻ اﷲ وﺣﺪﻩ ﻻ ﺷﺮﻳﻚ ﻟﻪ وأﺷﻬﺪ أن ﻤﺪاً ﻋﺒﺪﻩ 

 

*Prolog*

Allah Berfirman:

 

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin

 

*Pembahasan*

 

لقد جاءكم

Dalam redaksi tersebut ada tiga taukid: Lam, Qod dan Qosam yang dibuang

Sebagai catatan: Lam taukid jika masuk pada qad maka disebut lam Qosam, jika masuk pada mubtada khabar maka disebut lam ibtida, jika masuk pada jumlah yang didahului Inna maka disebut lam muzahlaqah yakni lam taukid yang pindah.

 

جاء

Ja'a artinya datang, kalau diperjelas lagi: intiqol min makanin

Dalam Retorika Arab (Balaghah) redaksi yang memakai taukid apalagi lebih dari satu, maka menunjukkan atas penguatan maksud sehingga terhindar dari keraguan atau keingkaran

Sementara dhomir 'kum' dalam redaksi tersebut langsung kena pada dua golongan: orang-orang beriman dan orang-orang yang kufur/ ingkar

Jika dikaitkan pada orang-orang yang beriman Iman maka sebagai penegasan untuk bisa meneladani, berkonsultasi dan berlajar banyak kepada nabi karena sebentar lagi nabi akan meninggalakan kalian.

Namun jika yang ditujukan kepada orang-orang yang kafir, maka itu sebuah sindiran: sudah lama kalian hidup bersama rasul, kalian sudah tahu nasabnya, kalian sudah tahu karakternya, kalian sudah tahu sikapnya, kok kalian masih belum iman.

 

رسول

 

Rasul secara definisi adalah:

 

إنْسَانٌ أُوحِيَ إلَيْهِ بِشَرْعٍ وَأُمِرَ بِتَبْلِيغِهِ

 

Manusia yang mendapat wahyu dari allah dengan membawa syariat untuk disebarkan

Jika tidak diperintah untuk menyebarkan maka disebut Nabi saja

Dalam kalimat rasulun di atas pakai lafadz nakirah hal ini menunjukkan agungnya derajat sang obyek, ta’dzim, rasul yang agung, atau rasul yang tinggi drajatnya

Juga kata rasul diatas ditujukan untuk membantah tuduhan orang arab yang mengatakan bahwa nabi membuat-buat syariat sendiri.

Redaksi selanjutnya dalam ayat ini menunjukkan pada sifat-sifat nabi, yang semuanya ada 5 sifat, yaitu:

1. Min Anfusikum: Dari golongan kalian wahai orang-orang Arab, yakni Latar belakang, nasab, sifat, lingkungan yang sama dengan kalian, artiya jelas nasabnya, jelas akhlaq, jelas karakter baiknya, jelas lingkungannya. Biasanya seseorang enggan langsung percaya jika yang mengajak itu orang asing.

Bisa juga diartikan dari golongan kalian wahai manusia, sehingga mudah untuk meneladaninya, karena dari golongan yang sama, beda halnya jika Rasullah dari golongan Malaikat atau jin, maka sulit untuk mengikuti jejak langkahnya.

2. Azizun: Terasa berat hal-hal yang menyakiti, yakni tak ingin melihat umatnya susah baik di dunia atau diakhirat. Artinya nabi merasa sedih dengan rasa sedih yang menimpa ummatnya

3. Harisun Sangat menginginkan dan sangat mengharap hal-hal yang baik dan maslahat terjadi atas kalian. Senang dengan rasa senang yang dimiliki ummatnya.

4. Rouf: pakai shighat mubalaghah: Faulun yang berarti katsirur ra’fah (sangat dalam kasih sayangnya), ra’fah sendiri mempunyai arti syiddatur rahmah yakni kasih sayangnya besar.

5 Rohim: ikut sighat fa’iilun yang merupakan salah satu shighat mubalaghah yang berarti sangat mengasihi/menyayangi.

Sebagian mufassir menyebutkan kata rauf dikhususkan kepada orang-orang mukmin yang taat, Rahim dikhususkan kepada pendosa.

 

Dalam redaksi bil mukmina raufun rahimun ada dua poin penting:

Pertama, susunan jar majrur didahulukan dari amilnya/ mutaallaqnya, secara retorika mengandung arti takhshish (spesifikasi) sehingga mempunyai arti rasa kasih sayang nabi khusus kepada orang mukmin. Lantas orang kafir bagaimana? Seperti yang dijelaskan sebelumnya, kata rauf khusus pada orang yang taat dan ketaat orang kafir tidak sah dan tidak dianggap karena ibadah badaniyah salah satu syarat sahnya adalah harus islam.

Sebagai contoh salat dan puasa ramadhan, jika dilakukan orang orang non muslim tidak sah dan tidak dianggap karena syaratnya harus islam.

Allah ta’ala berfirman

ياأيها الذين آمنوا إذا قمتم إلى الصلاة

Wahai orang beriman, apabila kalian hendak melaksanakan shalat (Al-Maidah: 6)

يا أيها الذين آمنوا كتب عليكم الصيام

Wahai orang yang beriman diwajibkan kepada kalian puasa (Al-Baqarah: 183)

 

Ayat-ayat diatas pakai khitab kepada orang yang beriman menunjukkan syaratnya shalat, puasa dan ibadah badaniyah yang lain harus beriman.

Hal serupa berlaku bagi para pendosa, jika masih ada secercah iman dan islam dalam hatinya. Masih bisa tercover oleh rasa belas kasihan nabi sehingga bisa dientaskan ke surga allah dengan syafaatnya, dalam sebuah hadis disebutkan:

شفاعتي لأهل الكبائر من أمتي

Syafaatku untuk pelaku dosa besar dari ummatku

[HR: At-Tirmidzi]

Dalam hadis lain disebutkan

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قلت: يارسول الله، من أسعد الناس بشفاعتك؟ قال: من قال لا إله إلا الله خالصا من قلبه

Diriwayatkan dari Shahabat Abi Hurairah, beliau berkata: Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, siapa yang paling beruntung mendapat syafaatmu?’ beliau menjawab, ‘Orang yang mengucapkan lailaha illallah murni dari hatinya.

[HR: Al-Bukhari]

 

Kedua, kata Rauf dan Rahim merupakan asmaul husna yang sifat tersebut sandang juga oleh nabi, hanya Nabi Muhammad lah satu-satunya orang yang menyandang dua asma allah dalam satu konteks, hal ini menunjukan betapa dicintainya nabi Muhammad di sisi allah, betapa tingginya drajat beliau sehingga tak seorangpun yang bisa menyamainya.

 

*Epilog*

Para pakar tafsir mengatan, lima sifat rasul ini perlu dimiliki para dai bila ingin dakwahnya diterima ditengah-tengah masyarakat, lima sifat itu adalah: Dikenal Akhlak dan latarbelakangnya (Min Anfusikum) sedih saat yang lain mendapatkan kesedihan (Azizun Ma Anittum) bahagia saat yang lain bahagia (Harisun Alaikum) respek kepada orang-orang yang disiplin dan taat (Raufun) memaafkan kepada orang yang berbuat kesalahan (Rahim).

Semoga kita bisa meneladani Rasulullah, Amiiin.

 

*Penulis Adalah konter kreator asal Pasuruan Jawa Timur

(Dokumentasi Kajian Sirah An-Nabawiyah, 4 Sya'ban 1445)

========================================================== 

Refrensi:

Aysarut Tafasir

At-Tahrir wat Tanwir

Tafsir Fathul Bayan

Tafsir Hadaiqur Ruh war Raihan

Tafsir Ibnu Katsir

Tafsir Ibnu Sa’ad

Tafsir Al-Mawardi

dll

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anak akan belajar dari kehidupan orang tuanya

Anak akan belajar dari kehidupan orang tuanya  Jika anak dibesarkan dengan celaan,ia belajar memaki Jika anak dibesarkan dengan permusuhan,i...