Orang hutang itu serba repot, sampai mau jihad pun harus izin kepada yang menghutangi.
بابٌ: الرَّجُلُ يَكونُ عَلَيه دَينٌ فلا يَغزو إلَّا بإِذنِ أهلِ الدَّينِ
Bab: Seseorang yang mempunyai hutang tidak boleh perang kecuali dengan izin ahli hutang (yang menghutanginya). [Abu Bakar Al-Bayhaqi, Al-Sunan Al-Kubra li Al-Bayhaqi T. Al-Turki, 85/18]
Bahkan sedekah pun haram baginya selagi belum melunasi hutang-hutangnya.
قلت: الأصح تحريم صدقته بما يحتاج إليه النفقة من تلزمه نفقته أو لدين لا يرجو له وفاء والله أعلم
Aku (Imam An-Nawawi) berkata: Yang lebih sahih adalah haram sedekahnya orang yang mempunyai hutang, dengan harta yang dibutuhkan untuk menafkahi orang yang wajib dinafkahinya atau untuk (membayar) hutang yang tidak ada harapan untuk melunasinya. waAllahu a'lam . [Al-Nawawi, Minhaj al-Talibin wa Umdat al-Muftin fi Fikhi, halaman 203]
اللّهمّ إِنِّى أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ.
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kegalauan dan kesedihan dan aku berlindung kepada-Mu dari lemah dan malas. Dan aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut dan sifat kikir. Dan aku berlindung kepada-Mu dari hutang yang membelit dan tekanan kaum lelaki. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar