Khalifah al-Mahdi sedang duduk santai di muka umum,
tiba-tiba muncul sosok pemuda menenteng benda misterius yang ia sembunyikan di
balik sapu tangan. “Wahai Amirul-Mukminin! Lihatlah! Ku bawakan engkau
sandal Rasulullah! Ku hadiahkan sandal ini kepadamu!,” terang pemuda duduk
membungkuk dengan menyodor sepasang sandal. Khalifah al-Mahdi menerima dan
mencium sandal itu penuh takzim. “Berilah laki-laki ini sepuluh ribu dirham!,”
perintah Khalifah. Dengan muka berseri-seri, pemuda menyambar uang sepuluh ribu
dirham hadiah Khalifah. Puas diberi segepok uang, ia pamit undur diri. “Wahai
Khalifah! Engkau sungguh mulia. Hamba haturkan ribuan terima kasih atas
kemurahan hati Khalifah,” ucapnya sebelum pergi meninggalkan kerumunan.
Orang-orang tampak heran dengan apa yang baru saja
dilihatnya. Mereka saling pandang tanpa berucap sepatah kata. “Bagaimana
mungkin Khalifah langsung percaya begitu saja?,” gumam mereka dalam hati.
“Apakah kalian pikir saya tidak tahu kalau Rasulullah tidak pernah
melihat sepasang sandal ini? Apalagi sampai memakainya?,” cetus Khalifah sambil
mempertontonkan sepasang sandal itu. “Seandainya aku menolaknya, dan ku
katakan kalau dia bohong, pasti dia akan sesumbar ke orang-orang; dia akan bilang
telah membawakan sandal Rasulullah kepada Khalifah, tetapi oleh Khalifah malah
ditolak dan sandalnya dibuang, padahal kalian tahu sendiri, masyarakat
akar rumput kita lebih senang membela sesamanya, ketimbang membela orang elit
pemerintahan. Tentu saja mereka akan termakan omongannya. Aku terima sandal ini
dan kuberi ia sejumlah uang tujuanku tak lain adalah menyelamatkan nama baikku
dari fitnah yang akan ditebarnya seandainya ku tolak sandalnya,” jelas
Khalifah panjang lebar. Orang-orang mengangguk paham.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar