a. Mengajarkan
tujuan menuntut ilmu
Awalnya seorang guru dituntut untuk
menanamkan niat yang baik dalam jiwa murid, agar murid tidak salah niat dalam
menuntut ilmu. bahwa tujuan utama dari kegiatan belajar mengajar adalah untuk
mencari rida Allah , menyebarkan agama islam, menghidupkan syari’at Islam, dan menegakkan
kebenaran di muka bumi. Guru juga mengingatkan kepada murid bahwa suatu bangsa
akan senantiasa baik dengan banyaknya ulama’ di dalamnya. Dengan ilmu pula,
seseorang diamanahi gelar penerus estafet Rosululloh dalam menyampaikan wahyu.
Seseorang yang menuntut ilmu karena Alloh, meski sedikit ilmu yang didapat,
tapi cukup untuk dijadikan bekal menjalani hidup. Namun apabila seseorang
menuntut ilmu karena manusia, sungguh kebutuhan manusia itu sangat banyak dan
beragam.
b. Tidak
Menolak Murid yang Ingin Belajar
Tidak seharusnya seorang guru menolak
murid yang ingin belajar, kendati si murid memiliki niatan kurang baik dalam
mencari ilmu. Sebab berkah ilmu diharapkan dapat merubah niatan yang kurang
baik menjadi baik. Pun pula, jika seorang murid dituntut untuk ikhlas dalam
permulaan belajarnya, sedang kita tahu hal itu tidaklah mudah maka yang
sedemikian itu akan berdampak pada vakumnya kegiatan mencari ilmu. Seyogyanga
guru memotivasi murid untuk memperbaiki niat secara bertahap.
c. Memberi
motivasi kepada murid
Seorang guru memotivasi murid agar
gemar mencari ilmu. Bahwa Alloh telah
menyiapkan berbagai kemulyaan bagi orang-orang berilmu, kelak mereka akan
menjadi pewaris para nabi di muka bumi. bacakanlah Ayat-ayat Alqur’an dan
Hadits-hadits yang menerangkan keutamaan mencari ilmu, bahwa ia akan mendapat
derajat yang tinggi di sisi Allah. Sampaikan kisah-kisah sukses para ulama
serta karomah nya. Dilanjutkan motivasi-motivasi lain yang dapat
mengobarkan semangat belajar murid.
d. Mencintai
murid
Seorang guru harus mencintai murid
seperti ia mencintai diri sendiri. Seorang
guru juga harus memperhatikan hal-hal yang menjadi kemaslahatan murid.
Sebisa mungkin guru menganggap murid seperti anaknya sendiri, dalam memberi
kasih sayang dan lain-lain. Bila suatu ketika guru mendapatihal-hal yang kurang
berkenan di hati guru berkenaan tingkah laku murid, maka guru diharapkan untuk
bersabar. Dengan terus berupaya untuk memperbaiki kekurangan dalam pribadi
murid. Memberinya nasehat serta petuah dengan cara yang lembut dengan tujuan
memberikan pendidikan terbaik bagi murid.
e. Menggunakan
metode yang mudah difaham
Hendaknya seorang guru menggunakan cara yang mudah dimengerti oleh murid ketika menyampaikan materi pelajaran.terlebih jika materi yang disampaikan adalah materi yang dikuasai oleh guru. Maka guru dituntut untuk memberi pemahaman dengan cara yang baik. Misalnya, dengan cara menguraikan materi yang diajarkan , kemudian memberi contoh dan perumpaan lalu diperkuat dengan bukti dan dalil. ketika murid bertanya kepada guru tentang bidang yang menjadi keahlian sang guru tak seharusnya guru menyimpannya. Demikian itu agar murid tidak merasa kecewa dan berkecil hati. Diharapkan Guru tidak menyampaikan materi yang tidak dikuasainya. Karena hal yang demikian sangat berbahaya dan membuat rancu pemahaman murid.
f. Mengawasi
tingkah murid
Diantara hal harus di lakukan oleh
seorang guru adalah selalu mengawasi tingkah murid dalam beretika. Ketika guru
mendapati murid melakukan hal-hal yang dianggap melanggar, seperti murid
melakukan keharaman, atau murid beretika kurang sopan, atau guru mendapati
murid bergaul dengan orang yang tak semestinya digauli, maka tindakan yang
harus diambil oleh seorang guru adalah menegurnya dengan cara pelan, menggunakan
kata-kata sindiran dan cukup dengan isyarat. Namun jika saja tidak mau
berhenti, baru dengan menegur secara keras, sekiranya murid tidak mengulangi
kesalahannya.
g. Berusaha
untuk kemaslahatan murid
Seorang guru harus berusaha melakukan
segalanya demi kemaslahatan dan
kemanfaatan murid, membantu mereka dengan mengorbankan harta dan kekuatan
semampunya tanpa harus memaksakan kemampuan diri sendiri. Sebab Alloh akan senantiasa menolong seorang hamba yang gemar
menolong terhadap sesama. terlebih apabila menolong seseorang yang mencari ilmu.
Jika ada diantara murid yang absen, hendaknya guru menanyakan ihwal ketidak
hadirannya kepada yang lain. Apabila tidak satupun dari temannya mengetahui
tentang keadaan murid yang bersangkutan, maka guru mengutus seseorang untuk
mencari tahu, namun akan lebih baik jika sang guru mengunjungi sendiri rumah
murid yang tidak hadir. Bila sakit maka dijenguk, jika murid sedang dirundung
kesedihan maka guru meringankan beban kesedihannya. Semua ini dilakukan sebagai bukti kasih
sayang seorang guru.
h. Bersikap
tawaduk kepada murid
Guru harus menjaga sikap tawaduk kepada murid. Hal ini dimaksudkan agar guru menjadi teladan dan percontohan baik oleh murid. Rosulullah bersabda, Alloh memberi wahyu kepadaku agar senantiasa bersikap tawaduk, dan tidaklah seseorang itu selalu tawaduk melainkan akan Alloh angkat derajatnya. Menghadapi murid dengan wajah yang berseri-seri. Memperbanyak berdo’a untuk kebaikan para murid.
i. Tidak
Membeda-bedakan Murid
Tidak selayaknya seorang guru
mengutamakan salah seorang muridnya dalam hal perhatian, kasih sayang, dan
kepedulian. Padahal posisi murid sama dalam hal usia dan keutamaannya. Lain
halnya bila memang murid pantas mendapatkan perhatian khusus dari guru,
misalnya dalam menyikapi murid berkebutuhan khusus. Atau salah satu murid
memiliki keistimewaan dan nilai lebih dari pada yang lain, maka boleh-boleh
saja guru mengunggulkan keistimewaan tersebut dengan tujuan agar ditiru oleh
yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar