Senin, 21 September 2020

10 Rabiul Awal 456 / 29 November 1072: Wafatnya Sang ‘Singa’ Yang Gagah Berani

 


Pada tahun 456 umat islam kehilanggan sosok pemimpin terbaik Islam, Alp Arslan (dalam Bahasa Turki berarti singa yang gagah berani), beliau wafat setelah ditusuk belati Yusuf al-Harezmi, penguasa Khawarizmi yang menjadi tawanan Dinasti Seljuk.

Nama lengkap Alp Arslan adalah Abu Syuja’ Muhammad bin Daud Chaghri Begh bin Mikail bin Seljuk bin Daqqaq at-Turkimani beliau lahir Khwarezmia 20 Januari 1029  atau 1 Muharram 420 Hijriyah (ada yang mengatakan 421 Hijriyah).

Ketika pamannya, Thugril Beik, wafat, Alp Arslan naik tahta sebagai Sultan Seljuk. Ia resmi menyandang gelar Sultan pada 27 April 1064 M. sebelumnya,  ia menjadi Gubenur Khurasan Raya setelah ayahnya Caghri Begh wafat pada tahun 1059 M. setelah menjadi sultan ia menyerahkan jabatan Gubenur Khurasan kepada saudaranya Sulaiman.

Masa-masa awal Alp Arslan naik tahta tidaklah mudah, tak sampai satu tahun menjabat ia dihadapkan dengan masalah-masalah internal, terjadi banyak pemberontakaan yang dilakukan oleh saudaranya sendiri Sulaiman, pamannya dan pemberontakaan-pemberontakan yang lain terhitung selama 7 tahun ia masih di sibukan dengan menghadapi masalah-masalah yang ada di dalam negeri.

Setelah berhasil menstabilkan kondisi internal  Alp Arslan mulai mengatur strategi untuk memperluas kekuasaannya yang berasakan Islam Ahlus Sunnah untuk menghalau faham syiah di negeri-negeri yang jauh, ia mulai menginvansi dinasti Buwaihi di Persia kemudian dinasti madarisi di Syam dinasti Fatimi di Mesir yang kesemuanya beraliran Syiah, kemudian mulai memasuki negeri Bizantium dengan menaklukkan Armenia dan beberapa daerah yang dikuasai oleh Romawi.

Setelah berhasil merebut Armenia dan Goergia, Alp Arslan mulai memasuki kota Manzikert. Peperangan di dekat Kota Manzikert merupakan salah satu perang besar yang terjadi pada masa kepemimpinan Alp Arslan. Pertempuran ini menjadi titik balik tersebarnya islam di Anatolia dan Eropa Timur, bahkan menjadi pembuka jalan bagi sultan Muhammad al-Fatih dalam mempermudah misinya menaklukkan Kostantinopel (Istanbul).

Akhlaq Sang Sultan

Ia dikenal sebagai seorang yang dermawan, dalam setiap bulan ramadan ia bersedekah 15 Ribu dinar untuk orang-orang fakir miskin. Selain itu ia juga sangat perhatian dalam bidang pendidikan dan keilmuan, pada tahun 1065 lewat prakarsa perdana menterinya Nidzamul Mulk ia mendirikan Madrasah Nidzamiyah, yaitu salah satu madrasah yang paling bersejarah yang berhasil mencetak generasi emas diantara alumninya adalah Imam Haramain al-Juwaini, al-Ghazali, Ibnu ash-Shabbagh, Abu Ishaq asy-Syirazi, Abu al-Qasim al-Qusyairi, asy-Syasyi, Imaduddin al-Ishfahani, Bahauddin Syaddah (keduanya adalah Qadi dan Penasihat Sultan Salahuddin al-Ayyubi) dan masih banyak yang lainnya.

 

Tewas di Tangan Pemberontak

Setahun setelah pertempuran Manzikert, ia belarih menuju timur dekat sungai Jihun (sungai Oxus) untuk menyelesaikan permasalahan internal dengan Yusuf al-Harezmi.  Malapetaka terjadi ketika Yusuf al-Harezmi berhasil ditangkap, dia berhasil lepas kembali dan  menikam dada sang Sultan dengan belati yang ia sembunyikan dibalik pakaiannya. Akibat luka yang dideritanya, Alp Arslan meninggal dunia empat hari kemudian, tepatnya pada 25 November 1072 M, pada usia 42 tahun.

Selama memerintah Kekhalifahan Seljuk, Alp Arslan berhasil memperluas wilayah kekuasaannya hingga kawasan Ujung Negara Syam dibagian barat dan Turkistan dibagian timur. Namun walaupun Alp Arslan, namun ia masih berafiliasi dengan dinasti Abbasiyah di Baghdad.

Beliau wafat dengan meninggalkan tujuh orang putra dan dua putri. Kelak, tahta Kesultanan Seljuk yang didudukinya diwariskan kepada salah seorang putranya bernama Malik Shah I.

Gelar-gelar Alp Arslan

Beliau juga punya sederet gelar. Selain dipanggil Alp Arslan yang dalam bahasa Indonesia berarti Singa Pemberani beliau juga diberi gelar Diya’ ad-Din wa ad-Dunya (Cahaya agama dan dunia) Adhudh ad-Daulah (Pengokoh Imperium) as-Sulthan al-Alim (Sultan yang berilmu) al-Maliku al-Adil (penguasa yang adil).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anak akan belajar dari kehidupan orang tuanya

Anak akan belajar dari kehidupan orang tuanya  Jika anak dibesarkan dengan celaan,ia belajar memaki Jika anak dibesarkan dengan permusuhan,i...