Senin, 21 September 2020

Adab Murid Bersama Guru

 


a.   Merendahakan Diri dan Mencari Perhatian

Jika para pelajar ingin mendapatkan ilmu dengan sempuirna hendaknya mereka selalu merendahkan diri dan loyal terhadap sang guru. Dengan senantiasa merendahkan diri maka guru akan selalu bersabar dan perhatian dalam mendidiknya, sehingga murid bisa menggali ilmu lebih banyak. Sedang dengan sikap loyal yang senantiasa ditanamkan oleh murid terhadap sang guru  akan memudahkan guru  dalam mengajarkan ilmu-ilmunya. Karena sikap loyal yang diberikan murid kepada guru adalah bukti bahwa murid menerima sepenuhnya keberadaan gurunya.

b.   Mengagungkan dan Meyakini Kepiawaian Guru

Seorang murid harus senantiasa memandang guru dengan penuh rasa hormat ta’dzim, serta harus senantiasa meyakini kredibilitas dan kepiawaian guru. Sebab hal itu menjadikan ilmu yag diperoleh seorang murid lebih berkesan dan berkah. As-Syaikh Abu Yusuf mengatakan: aku mendengar orang-orang salaf berkata, barang siapa tidak meyakini kemulyaan gurunya, maka ia tidak akan mendapat keuntungan. Berkenaan hal ini, Imam an-Nawawi dalam kitab majmu’ menukil cuplikan cerita sebagian ulama salaf yang biasa bersedekah setiap hendak belajar, lalu berdo’a:

 اللهم استر معلمي عني ولا تذهب بركة علمه مني

 Ya Allah. Tutuplah aib guruku dari penglihatanku, dan jangan Engkau hilangkan barokah ilmunya dariku.

Doa itu dilantunkan oleh murid semata-mata demi merealisasikan sikap hormat terhadap seorang guru dan dalam rangka menjaga keberkahan ilmunya. Jika sedang bersama guru, seorang murid tidak sepantasnya memanggil gurunya dengan kata kamu, atau memanggil dengan nama. Bahkan seyogyanya memanggil dengan wahai guruku, wahai ustadz dan semacamnya. Begitu juga tidak boleh menyebutkan nama, ketika gurunya sedang tidak ada. Melainkan harus disertai dengan sebutan yang mengindikasikan sikap takdzim seperti ustadz fulan berkata atau guruku berkata. 

c.    Selalu Mengenang Jasa Guru

Murid agar senantiasa mengenang jasa dan keutamaan gurunya. Sebab jasa guru tak ubahnya ‘kilau permata’ yang tak semestinya dilupakan oleh murid. Atas jasa gurulah seorang murid bisa mengenal tuhannya, mengerti ajaran agama dan selamat dari kesesatan dalam menempuh alur kehidupan. Diantara adab yang perlu diperhatikan oleh murid, adalah bahwa bukan dari ajaran ulama salaf ketika murid mendatangkan seorang guru (privat). betapapun seorang muridlah yang seharusnya mendatangi sang guru.

    Mengenang jasa guru dapat dilakukan dengan selalu mendoakan guru, menjaga keluarga dan dzurriyahnya setelah sang guru wafat, meniru perilakunya yang baik, serta memperhatikan tradisi keagamaan yang menjadi rutinitas sang guru dls.

d.   Sabar Atas Kekerasan Guru

Bila suatu ketika murid menerima perlakuan guru yang dinilai tidak wajar, maka ia harus bersabar dan selalu berbaik sangka. Dan jangan sampai hal itu mengurangi sikap respek seorang murid terhadap guru. Sebab bagaimanapun apa yang dilkukan guru tak lain adalah demi mengarahkan murid kejalan yang lebih baik. Tak jarang pula perlakuan guru itu  sebagai proses penjajakan untuk menguji kesabaran murid.jika ternyata sikap  itu adalah murni kesalahn guru. Maka tetap murid harus  yang lebih dahulu minta maaf, dan memintakan maaf sang guru kepada Alloh.

e.   Masuk Tempat Guru dengan Izin

Jangan sekali-kali seorang murid masuk ketempat guru tanpa izin, baik ketika guru sedang sendiri atau bersama orang lain. Dalam meminta izin seyogyanya jangan melebihi tiga kali, dan ketika butuh mengetuk pintu, maka ketuklah secara perlahan. Ketika berhadapan dengan guru, hendaknya murid dalam kondisi sempurna, mulai dari kebersihan badan, kesiapan mental untuk menerima pelajaran dan lain-lain.

 

f.      Duduk dengan sopan di Hadapan Guru

Cara duduk seorang murid dihadapan gurunya, seperti yang diajarkan ulama salaf adalah dengan duduk seperti ketika sedang tahiyyat, atau duduk bersila dengan senantiasa tawaduk. Alhasil murid harus duduk dihadapan guru sesopan mungkin. Menundukkan kepala, dan tidak banyak bergerak.

   Murid huga harus selalu mendengarkan keterangan guru dengan seksama, seraya memandang dengan ‘ainu rahmah, sekira guru tidak perlu mengulang-ulang keterangannya.

   Dalam kondisi tidak mendesak, murid jangan sampai menoleh kekanan kekiri, bersandar, bergurau dan melakukan hal lain yang dapat menggangguu konsentrasi  sang guru dan muri-murid yang lain.

g.    Menampakkan Ketidaktahuan di Hadapan Guru

Di saat guru menyampaikan materi pelajaran yang sebenarnya sudah diketahui oleh murid,atau keterangan yang sebelumnya sudah didengar oleh murid, maka murid harus menampakkan kesan keseriusan dalam mendengarkannya, seolah ia baru mendengar pertama kali.

  Jika guru bertanya, apakah kamu sudah tahu/ hafal ceruta ini?, maka hendaknya murid tidak langsung menjawab dengan kata “iya”, sebab hal itu menampakkan bahwa murid tidak butuh kepada guru. Juga jangan menjawab “tidak”, karena dengan jawaban ini berarti murid telah berdusta. Baiknya murid menjawab dengan, “Saya ingin mendengarnya dari anda”, atau “saya akan lebih mantap jika mendengarnya dari anda”.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anak akan belajar dari kehidupan orang tuanya

Anak akan belajar dari kehidupan orang tuanya  Jika anak dibesarkan dengan celaan,ia belajar memaki Jika anak dibesarkan dengan permusuhan,i...