Kamis, 24 September 2020

15 Agustus 1511: Portugis Mulai Menjajah Nusantara

 



Pelabuhan Malaka merupakan salah satu pelabuhan tersibuk di dunia. Kota Malaka yang terletak di jalur dagang antara Tiongkok dan India itu dinilai Pusat perdangan Asia.

Di Malaka, berbagai komoditas berharga diperdagangkan. Diantaranya, emas, timah, kapur, dan tentu saja rempah-rempah, terutama lada yang sangat laku di pasaran Eropa. Rempah-rempah menjadi sangat penting di Eropa karena berbagai kegunaan yang dimilikinya.

Dan hal inilah yang membuat orang-orang eropa tertarik untuk menguasai kekayaan bumi Nusantara melalui kolonisasi. Pertama-tama yang dilakukan Kerajaan Portugis adalah mengutus Diogo Lopes de Sequeira. Ia diminta untuk menemukan Malaka, menjalin persahabatan dengan penguasa setempat, dan menetap di sana sebagai wakil Raja Portugal wilayah sebelah timur India. Sequeira adalah orang pertama dari Portugis yang tiba di Nusantara. Ia tiba pada 1509.

 

Usaha menyerang kesultanan Malaka

Awalnya Portugis datang dengan cara tujuan berniaga, namun lama-lama berubah ingin memonopoli, setelah itu ingin menguasai dan menjadikan wilayah Krajan Malaka sebagai wilayah Kolonial. Untuk mewujudkannya mereka menyiapkan kekuatan sebanyak 7 kapal tempur yang diiringi 13 kapal  berisi penuh pasukan serta 10 kapal kargo, setelah siap mereka memasuki jantung pelabuhan Malaka dengan mendadak. Kontak saja rakyat malaka tidak tinggal diam, mereka angkat senjata karena mereka merasa terinjak-injak martabatnya. Dan dibawah komando Panglima Tun Hasan Tumenggung, mereka berjuang mempertahankan Kesultanan Malaka dari gempuran Portugis. Hanya memakai peralatan perang sederhana yang kalah canggih dengan musuh, namun mereka tetap sigap mereka melakukan serangan balik dan memukul mundur Portugis.

Sebanyak 2000 pasukan Portugis yang melakukan serangan darat dibuat kalang kabut. Mereka tercerai berai hingga akhirnya terpojok dan menderita kekalahan. Banyak tentara portugis yang meregang nyawa, sebagaian dari mereka terluka, ditangkap atau dijebloskan ke penjara oleh pasukan malaka.

Serangan kedua

Kekalahan Pasukan Portugis ini membuat Alfonso d’Albuquerque marah dan berencana untuk kembali melakukan serangan terhadap Malaka. Ia lantas menemui Raja Portugis untuk mendapatkan dukungan. Walhasil, raja memberikan dukungan berupa 4 kapal tempur dan lima kapal kargo. Bantuan itu setidaknya memperkuat misi penyerangan kedua terhadap Malaka dengen total kekuatan 15 kapal tempur dengan didukung 10 ribu pasukan.

Awal Agustus 1511 Alfonso dan 10 ribu pasukannya berlayar menuju Malaka. Setibanya di pelabuhan Malaka Portugis menerapkan siasat licik. Ia mengirimkan pesan kepada Sultan bahwa ia hanya ingin melakukan hubungan dagang dan berjanji untuk menghindari konflik. Gelagat licik ini sudah diketahui Sultan Mahmud, sehingga Ia mengabaikan pesan itu. Lantaran tidak mendapat balasan,  Alfonso kembali menyampaikan pesan tersebut, namun Sang Sultan tetap bersikukuh bahwa Malaka tidak ingin berdamai dengan Portugis apapun alasannya.

Mendengar tanggapan itu, Alfonso memerintahkan 10 ribu pasukannya untuk mendarat dan bersiap menyerang. Sebelum itu, ia menuntut semua pasukan Portugis yang ditawanan dibebaskan. Namun, Sultan tetap pada sikapnya, mempertahankan memilih martabat negerinya dari pada tunduk pada tuntutan Portugis. Pertempuran kedua pada tak bisa terelakan.  Bahkan kali ini tidak hanya antara Malaka dan Portugis, para pedagang yang terusik oleh ulah Portugis turut membantu mempertahankan martabat negeri Malaka.

Semangat kegigihan mempertahankan Malaka berduel sengit dengan semangat menaklukan Malaka. Namun akhirnya Portugis-lah yang berhasil memenangkan peperangan yang tidak imbang dari sisi pasukan dan persenjataan itu. Para pejuang Malaka menggunakan senjata tradisional, senjata kecil lokal dan impor dari Pegu dan Siam. Malaka juga belum memiliki pengalaman perang, sebaliknya Portugis sangat berpengalaman dalam peperangan dengan ditunjang persenjataan yang modern.

Akhirnya, tepat pagi hari 15 Agustus 1511, Malaka jatuh ke tangan Portugis. Sejak saat itu Portugis bercokol di bumi Nusantara selama 130 tahun hingga VOC Belanda datang dan merebutnya pada 1641 M.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anak akan belajar dari kehidupan orang tuanya

Anak akan belajar dari kehidupan orang tuanya  Jika anak dibesarkan dengan celaan,ia belajar memaki Jika anak dibesarkan dengan permusuhan,i...