Toledo adalah salah satu kota tua yang ada di Andalusia (Spanyol) yang jaraknya kurang lebih 75 Km dari ibu kota Spanyol saat ini, Madrid. Dalam bahasa arab kota ini disebut dengan Thulaithalah, dan menurut para pakar sejarah Toledo dibangun pada masa Yunani Kuno, kemudian bangsa Romawi berhasil menguasainya pada tahun 190 SM. Pada masa Romawi, Toledo sudah menjadi pusat perdagangan dan pemerintahan salah satu provinsi kekuasaan Romawi, yaitu Tarraconensis.
Toledo terletak di perbukitan di atas dataran La Mancha, dan dikelilingi sungai Tajo sebagai benteng alam. pada saat dikuasai Romawi, Toledo menjadi lokasi strategis rute dari Emeriti di barat daya menuju Caesar Agusta yang terletak di timur laut (Zaragoza modern). Toledo juga pernah menjadi ibu kota kerajaan Visigoth.
Pada tahun 92 H atau 711 M. Andalusia berhasil ditaklukkan di bawah komando Thariq bin Ziyad kemudian setahun kemudia tepatnya pada tahun 712 M. Pasukan Islam berhasil menguasai Toledo. Setelah berhasil menaklukan Toledo, pemerintahan Islam di Andalusia yaitu Dinasti Umayyah II yang berpusat di Cordoba memberikan perhatian khusus terhadap Toledo yang letaknya berada di tengah Spanyol, letak yang strategis untuk menguasai seluruh dataran Eropa.
Di masa pemerintahan Islam, Toledo dikenal sebagai kota yang mempunyai tingkat toleransi kehidupan yang tinggi. Dimana pada waktu itu, Islam, Yahudi dan Kristen hidup berdampingan dengan sangat harmonis. Keharmonisa itu dibuktikan dengan dibolehkannya agama-agama selain islam untuk mendirikan temapt ibadah mereka. Dan pasca di kuasai Islam, masyarakat Toledo yang sebelumnya hidup tidak teratur dan selalu berpindah-pindah dan tidak mengenal Tuhan berubah menjadi masyarakat yang madani, yaitu masyarakat yang berperadaban tinggi.
Peradaban tinggi yang terjadi pada masyarakat Toledo ini, dibuktikan dengan lahirnya banyak ilmuwan, buku-buku pengetahuan, universitas, tata kota yang teratur, keamanan dan lain sebagainya. Dalam catatan sejarah, Toledo berada dibawah kekuasaan Islam kurang lebih selama 373 tahun. Selama 373 tahun ini lah, peradaban Islam berkembang pesat di Toledo dengan ditandai banyaknya penerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan. Bahkan Toledo juga menjadi pusat keilmuwan pada waktu itu, selain Cordoba, Granada dan Sevilla.
Kemunduran dan Kejatuhan Toledo
Pada tahun 467 H. / 1075 H. Penguasa Toledo Al-Ma’mun bin Dzin Nun, meninggal dan yang menjadi penerusnya adalah Yahya bin Ismail yang bergelar Al-Qadir Billah, yang tak lain cucunya Al-Ma’mun. Masalahnya Yahya merupakan tipikal pemimpin yang bersifat buruk, selalu berfoya-foya dan selalu mengundang wanita untuk berpesta di Istananya, sehingga kekuasaannya melemah dan banyak daerah yang mau memisahkan diri. Dan yang paling memprihatinkan adalah Toledo diserang oleh Sancho Ramírez dari Aragon, sehingga membuat Krajaan Toledo terpaksa membayar upeti.
Tak puas dengan kinerja Yahya, akhirnya masyarakat Toledo membrontak dan Yahya melarikan diri dari kota Toledo. Dan tampuk kekuasaan Toledo diambil alih oleh Al-Mutawakkil bin Al-Afthas.
Setelah keluar dari persembunyiannya Yahya meminta pertolongan pada Alfonso untuk merebut kembali kekuasaanya. Pada Dzul Hijjah 473 H. / 1080 M. Yahya Bersama Alfonso dan tentaranya berhasil merebut Kembali Toledo dari tangan Al-Mutawakkil bin Al-Afthas. Untuk sementara waktu Yahya berkuasa Kembali di Toledo.
Setelah melihat kelemahan Krajaan Toledo, pada tahun 477 H. / 1084 M. Alfonso secara tak terduga menyerang Toledo, dan hasilnya sudah bisa ditebak Toledo bisa direbut dengan mudah, akhirnya pada 1 Safar 478 H. / 1085 M. Secara Resmi Toledo jatuh ke tangal Alfonso dari Kastila dan mulai saat itu kekuasan islam di Andalusia mulai jatuh ke tangan pasukan salib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar