1. Mengganti tanda centang biru dengan centang putih, merupakan bentuk pengelabuhan status bahkan ada unsur ketidak jujuran terhadap diri sendiri, saudara atau temen kita. Allah berfirman,
ياايها الذين امنوا اتقوا الله وكونوا مع الصدقين
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian pada Allah dan hendaklah kalian bersama dengan orang-orang yang jujur.” (Qs.At taubah:119)
Ketidak jujuran ini diwanti-wanti oleh RasulullahShallallhu'alaihi wasallam untuk dihindari dalam bentuk apapun, beliau bersabda:
واياكم والكذب فان الكذب يهدى الي الفجور
Artinya: “Dan jauhkanlah kalian dari dusta karena sesungguhnya dusta itu akan membawa seseorang pada kejahatan.” (HR.Bukhori: 6094/Muslim: 2607/Abu Dawud: 4989/Tirmidzi: 1971).
2. Dapat menimbulkan prasangka buruk atau suudzon
Berbagai prasangka pasti akan muncul ketika centang dua biru di WhatsApp tidak muncul. Barangkali sebagian orang akan berburuk sangka ketika tanda tersebut tidak ada.
Bisa jadi orang itu akan merasa tersinggung karena dia pikir kita sedang menjauhinya. Bahkan dianggap sombong karena tidak tidak mau membuka pesan yang dikirimnya, hanya karena tanda centang birunya tidak diaktifkan. Rasulullah pun melarang umatnya untuk bersuudzon,
ياايها الذين امنوا اجتنبوا كثيرا من الظن ان بعض الظن اثم
“Hai orang-orang yang beriman, jauhkanlah diri kalian dari buruk sangka, karena sebagian prasangka itu adalah dosa.” (QS Al hujurot:12)
اياكم والظن فان الظن ٲكذب الحديث
“Jauhkanlah diri kalian dari buruk sangka , karena sesungguhnya buruk sangka itu sedusta-dustanya ucapan.” (HR. Bukhori: 6064/Muslim: 2563).
3. Akan membuat orang kesal dan jengkel karena pesan yang dikirimnya diduga tidak dibaca.
Ini sebabnya mengapa kita lebih baik tidak menonaktifkan centang biru, bisa jadi akan membuat orang lain marah.
Kita tidak pernah tahu, jika orang yang mengirimkan pesan kepada kita melalui WhatsApp lalu pesannya dibaca adanya pemberitahuan melalui centang biru, itu akan sedikit lega karena merasa dianggap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar