ثلاث خصال ما اجتمعن إلا في كريم: حسن المحضر، واحتمال الزلة، وقلة الملالة
"Tiga sifat yang tidak berkumpul kecuali pada orang yang mulia: baik dalam pergaulan, mampu memaafkan kesalahan, dan jarang membuat orang bosan." (Ath-Thurthusyi, Sirojul Muluk 199)
Berikut penjelasannya:
Ungkapan di atas menggambarkan tiga pilar akhlak mulia yang menjadi kunci hubungan sosial yang harmonis dan langgeng, yaitu:
1. Baik dalam Pergaulan (حسن المحضر)
Orang yang memiliki sifat ini selalu menghadirkan kenyamanan dan manfaat bagi lingkungannya. Kehadirannya membawa ketenangan, tutur katanya menyejukkan, dan sikapnya mendamaikan.
Allah ta'ala berfirman:
وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا
"Dan ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia..." (QS. Al-Baqarah: 83)
Rasulullah ﷺ bersabda tentang pentingnya hal ini:
رأس العقل بعد الإيمان بالله مداراة الناس
"Puncak kecerdasan setelah beriman kepada Allah adalah bergaul dengan manusia secara baik". (HR: Al-Bazar)
Ibnu Batthal menjelaskan arti dari hadis tersebut:
وهي خفض الجناح للناس ولين الكلمة وترك الإغلاظ لهم في القول وذلك من أقوى أسباب الألفة
Mudharah adalah merendahkan diri, berbicara dengan lemah lembut, dan meninggalkan sikap keras dalam ucapan. Hal itu termasuk salah satu sebab terkuat terjalinnya keakraban (Fathul Bari 10/528)
2. Mampu Memaafkan Kesalahan (احتمال الزلة)
Manusia tak luput dari kesalahan, dan sikap memaafkan adalah tanda keluhuran jiwa. Seseorang yang lapang dada tidak membalas kesalahan dengan keburukan, melainkan dengan kebaikan.
Allah memuji orang-orang yang pemaaf:
وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
"Dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) manusia. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan." (QS. Ali ‘Imran: 134)
Allah menegaskan bahwa sifat memaafkan bukan sekadar perilaku baik, tetapi membawa cinta-Nya. Artinya, memaafkan tidak hanya mempererat hubungan manusia, tetapi juga mendekatkan kita kepada Allah.
3. Jarang Membuat Orang Bosan (قلة الملالة)
Sifat ini berarti tidak membuat orang jenuh atau merasa terbebani dengan kehadiran kita. Orang seperti ini tahu kapan berbicara, kapan mendengarkan, dan selalu memberi warna positif dalam interaksi.
Rasulullah ﷺ memiliki metode dakwah yang penuh hikmah dan tidak memberatkan sahabatnya, sebagaimana dalam hadis:
إِنْ كَانَ النَّبِيُّ ﷺ لَيَتَخَوَّلُنَا بِالْمَوْعِظَةِ مَخَافَةَ الْمَلَالَةِ
Sungguh Nabi ﷺ senantiasa menjaga (waktu) dalam memberi nasihat kepada kami, karena takut kami akan bosan." (HR. Bukhari no. 68 dari sahabat Anas)
Penutup
Ketiga sifat ini: baik dalam pergaulan, pemaaf, dan tidak membosankan adalah tanda kemuliaan akhlak. Seseorang yang mampu memadukan ketiganya akan disayangi oleh lingkungannya, dihormati oleh kawan, dan diridai oleh Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar