لا تكن على الإساءة أقوى منك على الإحسان
"Janganlah engkau lebih kuat dalam berbuat keburukan daripada berbuat kebaikan" (Ath-Thurthusyi, Sirojul Muluk: 200)
Berikut penjelasannya:
Hidup manusia adalah perjalanan menuju akhirat. Ada dua jalan yang terbentang: jalan menuju surga dan jalan menuju neraka.
Yang unik, jalan pertama ini gratis, tidak dipungut biaya, kita shalat, puasa, melaksanakan perintah agama tidak usah bayar, namun anehnya ini berat dikerjakan.
Bedal halnya dengan jalan kedua, itu pasti mahal dan penuh pengorbanan, misal berpacaran, zina, berjudi dan lainnya, semuanya butuh modal anehnya hal ini banyak digandrungi. Ini terjadi karena jalan kedua sesuai dengan hawa nafsu, berada dengan jalan pertama.
Dalam hal ini Rasulullah bersabda:
"حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ، وَحُفَّتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ"
“Surga diliputi dengan hal-hal yang dibenci, sedangkan neraka diliputi dengan syahwat (yang menyenangkan).” (HR. Muslim, no. 2822)
Jalan menuju surga penuh dengan perjuangan.
Seperti kata pepatah, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian, untuk mendapatkan kesuksesan dan kenyamanan pasti harus melewati gerbang utama yaitu cobaan dan pengorbanan, termasuk kesuksesan ukhrawi. Allah berfirman:
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۖ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّىٰ يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَىٰ نَصْرُ اللَّهِ ۗ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ
“Apakah kamu mengira akan masuk surga padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti yang dialami orang-orang sebelum kamu? Mereka ditimpa kesusahan, penderitaan, dan diguncang dengan berbagai cobaan, hingga Rasul dan orang-orang beriman bersamanya berkata: ‘Kapankah datang pertolongan Allah?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.” (QS. Al-Baqarah: 214)
Ayat ini menegaskan bahwa surga hanya bisa diraih dengan kesabaran dalam menghadapi ujian, seperti halnya yang telah dialami oleh umat-umat sebelumnya
Kekuatan Sejati Dalam menghadapi Cobaan: Menahan Diri
Nabi ﷺ bersabda:
"ليس الشديد بالصرعة، إنما الشديد الذي يملك نفسه عند الغضب"
“Orang kuat bukanlah yang pandai mengalahkan orang lain, melainkan yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah.” (HR. Bukhari-Muslim)
Kekuatan sejati bukan terletak pada amarah atau pelampiasan emosi saat menghadapi cobaan tetapi pada kemampuan menahan diri dan memilih jalan kebaikan meski terasa berat.
Jalan Surga atau Jalan Neraka
Al-Qur’an membagi dua jalan hidup manusia:
فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى • وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى • فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى • وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَى • وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَى • فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَى
Siapa yang memberi dan bertakwa, Allah mudahkan jalan menuju kemudahan yakni surga. Siapa yang kikir dan menuruti hawa nafsu, Allah mudahkan jalan menuju kesulitan yakni neraka. (QS. Al-Lail: 5-10)
Epilog
Sekalipun tidak berbayar, mudah diakses dan gratis, bukan berarti jalan itu bisa dilakukan oleh semua orang, tahapan menuju surga memang penuh perjuangan. Ia bukan jalan yang mudah, melainkan jalan yang menuntut kesabaran, pengendalian diri, dan keteguhan dalam kebaikan. Namun, justru karena perjuangan itulah surga menjadi mahal dan mulia.
Maka, jangan sampai kita lebih kuat dalam keburukan daripada dalam kebaikan. Bersabarlah menempuh jalan yang berat, karena di ujungnya terbentang janji Allah: surga yang penuh kenikmatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar