Kegiatan Rasulullah di waktu senggang bersama keluarga
عَنْ الْأَسْوَدِ قَالَ: سَأَلْتُ عَائِشَةَ مَا كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصْنَعُ فِي أَهْلِهِ؟ قَالَتْ: « كَانَ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ فَإِذَا حَضَرَتْ الصَّلَاةُ قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ »
Kesimpulan dan Pelajaran:
1. Diperbolehkan bertanya tentang kebiasaan seorang tokoh atau ulama di dalam keluarganya, sebagai sarana untuk mengambil pelajaran dan meneladani kebaikannya.
2. Istri-istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memiliki keutamaan, karena mereka mendampingi beliau di rumah dan mengetahui sisi kehidupan beliau yang tidak diketahui oleh orang lain.
3. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah teladan terbaik (uswah hasanah) di segala aspek kehidupan, terutama dalam kehidupan rumah tangga.
4. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam biasa membantu istrinya dalam pekerjaan rumah tangga.
5. Pekerjaan dan tanggung jawab istri di rumah tidaklah ringan, sehingga sepatutnya mereka lebih banyak beraktivitas di dalam rumah daripada di luar. Demikian pula, para suami hendaknya berusaha membantu meringankan beban istrinya sebisa mungkin.
6. Dalam beberapa riwayat, Aisyah radhiyallahu ‘anha menyebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga menambal pakaiannya yang robek, memperbaiki sandalnya, dan memerah susu kambingnya.
7. Seorang pemimpin sejati tidak berarti harus selalu dilayani. Justru salah satu bentuk kemuliaannya adalah ketika ia bersedia meluangkan waktu untuk membantu keluarganya dalam urusan rumah tangga.
8. Keutamaan menunaikan shalat di awal waktu.
9. Aktivitas duniawi tidak seharusnya membuat seseorang lalai dari kewajiban utama, yaitu shalat. Seorang muslim yang baik adalah yang mampu mengatur waktunya dengan bijak, sehingga setiap hak mendapatkan porsi yang proporsional dan tepat waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar