Jumat, 28 Februari 2025

12 Alasan Mengapa Membaca Harus Menjadi Bagian dari Hidup Anda

12 Alasan Mengapa Membaca Harus Menjadi Bagian dari Hidup Anda

1. Sumber Pengetahuan yang Luas: Membaca buku menyediakan waduk pengetahuan yang tak terbatas pada topik apa pun yang bisa dibayangkan. Entah itu sejarah, sains, filsafat, atau hobi baru, buku adalah pintu gerbang Anda untuk belajar.
2. Peningkatan Kosakata: Bacaan secara teratur memperluas kosakata Anda, meningkatkan keterampilan komunikasi dan pemahaman Anda.
3. Peningkatan Memori: Penelitian menunjukkan bahwa membaca membantu mengasah memori dan fungsi kognitif, menjaga pikiran Anda aktif dan terlibat.
4. Bantuan Stres: Tersesat dalam buku yang bagus dapat menawarkan pelarian mental, memberikan istirahat dari stres sehari-hari dan kesempatan untuk bersantai.
5. Peningkatan Fokus dan Konsentrasi: Dalam dunia yang penuh dengan gangguan, membaca memperkuat kemampuan Anda untuk fokus dan berkonsentrasi untuk waktu yang lama.
6. Empati dan Perspektif: Membenamkan diri Anda dalam kehidupan karakter fiksi membantu Anda mengembangkan empati dan memahami perspektif yang berbeda.
7. Meningkatkan Kreativitas: Paparan ide-ide baru dan proses berpikir melalui membaca dapat memicu kreativitas Anda sendiri dan keterampilan memecahkan masalah.
8. Keterampilan Menulis yang Lebih Kuat: Membaca tulisan yang ditulis dengan baik meningkatkan gaya penulisan Anda, struktur kalimat, dan kejelasan komunikasi secara keseluruhan.
9. Kualitas Tidur yang Lebih Baik: Ganti waktu layar dengan buku sebelum tidur. Efek menenangkan membaca membantu Anda bersantai, mempromosikan tidur yang lebih baik.
10. Stimulasi Mental: Membaca membuat otak Anda tetap aktif, yang dapat mengurangi risiko penurunan kognitif seiring bertambahnya usia.
11. Hiburan dan Kenikmatan: Buku menyediakan hiburan tanpa akhir, memungkinkan Anda menjelajahi dunia, budaya, dan pengalaman yang berbeda.
12. Pertumbuhan dan Pengembangan Pribadi: Buku menawarkan wawasan dan inspirasi, berkontribusi pada pertumbuhan pribadi Anda dan membantu Anda menjadi individu yang menyeluruh.


Kamis, 27 Februari 2025

Manfaat mandi Subuh untuk Kesehatan



*Kenapa Mandi Pagi Penting untuk Kesihatan Anda?*

Mandi pagi bkn sekadar rutin biasa – ia sebenarnya memberi manfaat besar kpd kesihatan tubuh dan minda kita! 🌿

🚿 *_Meningkatkan Aliran Oksigen_*
Mandi air sejuk membantu meningkatkan kadar oksigen dlm badan. Ini *merangsang sistem peredaran darah*, membuatkan *tubuh* anda *lebih segar* dan *bertenaga* sepanjang hari.

🚿 *_Merangsang Sistem Saraf_*
Air sejuk yg menyentuh kulit memberikan 'kejutan' lembut kpd sistem saraf, membantu anda *lebih fokus* dan *bersemangat* utk memulakan hari.

🚿 *_Peningkatan Hormon Endorfin_*
Air sejuk juga merangsang penghasilan hormon endorfin, yg dikenali sbg 'hormon bahagia'. Sbb itulah anda akn rasa *lebih ceria dan positif* slps mandi pagi!

❄️ Jadi, walaupun rasa menggigil, percayalah – mandi pagi, terutama dgn air sejuk, mampu memberi *kesan positif kpd tubuh dan mental anda*. Cuba esok pagi dan rasakan sendiri perubahannya! 🛁✨

Rabu, 26 Februari 2025

Selain Nabi Tak Ada Manusia Yang Sempurna

TAK ADA MANUSIA YANG LUPUT DARI KESALAHAN. MEMINTA MAAF ADALAH BAGIAN DARI TAUBAT

Taubat adalah proses kembali kepada Allah dan memohon ampunan atas dosa yang telah dilakukan. 

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ

Artinya: "Setiap anak Adam adalah bersalah dan sebaik-baiknya orang yang melakukan kesalahan adalah mereka yang mau bertaubat.”
📚 (HR. At-Tirmidzi no. 2499).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ قَبْلَ أَنْ لَا يَكُونَ دِينَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ

Artinya: “Barang siapa yang pernah berbuat dzalim terhadap kehormatan saudaranya atau mengambil sesuatu darinya, hendaknya segera meminta maaf dan kehalalannya (di dunia ini) sebelum tiba hari di mana dinar dan dirham tak lagi bermanfaat.

Jika tidak, maka pada hari kiamat, amal shalehnya akan diambil sebanding dengan kedzaliman yang telah diperbuat. Jika ia tidak lagi memiliki kebaikan, maka keburukan orang yang pernah ia zalimi akan dipindahkan kepadanya.”
📚 (HR. Bukhari no. 2449)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
 
لَوْ أَخْطَأْتُمْ حَتَّى تَبْلُغَ خَطَايَاكُمْ السَّمَاءَ ثُمَّ تُبْتُمْ لَتَابَ عَلَيْكُمْ

Artinya: “Sekiranya kalian melakukan kesalahan hingga kesalahan kalian mencapai langit dan bumi, kemudian kalian bertaubat, niscaya taubat kalian akan di terima.” 
📚 (HR. Ibnu Majah).

Doa orang yang terzalimi dikabulkan oleh Allah, termasuk jika orang yang terzalimi mendoakan keburukan bagi yang menzaliminya. 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

اتَّقِ دَعْوَةَ المَظْلُومِ، فإنَّهَا ليسَ بيْنَهَا وبيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ.

Artinya: “Waspadalah terhadap doa orang yang terzalimi, karena doanya langsung sampai kepada Allah tanpa ada penghalang.” 
📚 (HR. Bukhari, no. 2448, 1496 dan Muslim, no.19).

Islam Melarang Kezaliman
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

ِأَلاَ لَعْنَةُ اللّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ

Artinya: “Ingatlah, laknat Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim”.
📚 (QS. Hud: 18).

ِوَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ

Artinya: “Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras”.
📚 (QS. Hud: 102).

ِنَقُولُ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا ذُوقُوا عَذَابَ النَّارِ الَّتِي كُنتُم بِهَا تُكَذِّبُونَ

Artinya: “Dan Kami katakan kepada orang-orang yang zalim: “Rasakanlah olehmu azab neraka yang dahulunya kamu dustakan itu".
📚 (QS. Saba: 40).

ِمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ حَمِيمٍ وَلا شَفِيعٍ يُطَاعُ

Artinya: “Orang-orang yang zalim tidak mempunyai teman setia seorangpun dan tidak (pula) mempunyai seorang pemberi syafa’at yang diterima syafa’atnya”
📚 (QS. Ghafir: 18).

Allah SWT juga berfirman:

ِإِنَّهُ لاَ يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang aniaya itu tidak mendapat keberuntungan".
📚 (QS. Al An’am: 21).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ِيَا عِبَادِى إِنِّى حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِى وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلاَ تَظَالَمُوا

Artinya: “Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku menjadikan kezaliman itu haram di antara kalian, maka janganlah kalian saling menzalimi.
📚 (HR. Muslim, no. 2577).

Beliau juga bersabda:

ِاتَّقوا الظُّلمَ . فإنَّ الظُّلمَ ظلماتٌ يومَ القيامةِ

Artinya: “Jauhilah kezaliman karena kezaliman adalah kegelapan pada hari kiamat".
📚 (HR. Bukhari, no. 2447, Muslim, no. 2578).

Beliau juga bersabda:

ِالمُسْلِمُ أخُو المُسْلِمِ، لا يَظْلِمُهُ ولا يُسْلِمُهُ، ومَن كانَ في حاجَةِ أخِيهِ كانَ اللَّهُ في حاجَتِهِ

Artinya: “Seorang Muslim itu adalah saudara bagi Muslim yang lain, tidak boleh menzaliminya dan tidak boleh menelantarkannya. Barang siapa yang membantu kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memenuhi kebutuhannya".
📚 (HR. Muslim, no. 2564).

*والله اعلم بالصواب*

Selasa, 25 Februari 2025

Korelasi Kata 'Aku' Dan Keangkuhan



Kata 'Aku' dan Kesombongan 

وقال ابن الجوزي: 'أنا' لا يخلو عن نوع تكبر كأنه يقول أنا لا أحتاج إلى ذكر اسمي ولا نسبي لسمو مقامي
[المناوي ,فيض القدير ,1/35]

Kata 'aku' tidak lepas dari Kesombongan seakan-akan dia mengatakan saya tidak butuh menyebut namaku dan Nasabku karena Derajatku sudah tinggi

Senin, 24 Februari 2025

7 CARA MENGATASI PIKIRAN NEGATIF ALA JEPANG

7 JURUS JEPANG UNTUK MENGATASI OVERTHINKING
Dr. Jen Zainal Asyikin Hans 

■ Overthinking atau berpikir berlebihan bisa menguras energi dan menghambat produktivitas. 

■ Jepang memiliki berbagai filosofi dan konsep yang bisa membantu mengatasi overthinking dengan lebih tenang dan terarah. 

■ Berikut adalah 7 jurus Jepang untuk mengatasi overthinking:

1. Ikigai (生き甲斐) – Temukan Alasan Hidup

Apa itu?

■ Ikigai adalah konsep tentang menemukan tujuan hidup yang memberi makna dan kebahagiaan.

Bagaimana membantu?

■ Saat overthinking, tanyakan pada diri sendiri: Apakah ini benar-benar penting dalam perjalanan hidupku? Fokus pada hal yang membawa makna akan mengurangi kecemasan yang tidak perlu.

2. Wabi-Sabi (侘寂) – Terima Ketidaksempurnaan

Apa itu?

■ Wabi-sabi adalah seni menerima ketidaksempurnaan dan menemukan keindahan dalam ketidaksempurnaan itu sendiri.

Bagaimana membantu?

■ Overthinking sering terjadi karena kita ingin segalanya sempurna. Wabi-sabi mengajarkan bahwa tidak ada yang sempurna, dan itu tidak masalah.

3. Shikata Ga Nai (仕方がない) – Terima Hal yang Tak Bisa Dikendalikan

Apa itu?

■ Shikata ga nai berarti "tidak ada yang bisa dilakukan," atau menerima kenyataan yang tidak bisa diubah.

Bagaimana membantu?

■ Alih-alih memikirkan sesuatu secara berlebihan, tanyakan: Apakah ini dalam kendaliku? Jika tidak, lepaskan dan fokus pada hal yang bisa diubah.

4. Kaizen (改善) – Perbaikan Bertahap

Apa itu?

■ Kaizen adalah filosofi perbaikan terus-menerus dalam langkah kecil dan konsisten.

Bagaimana membantu?

■ Daripada terjebak dalam overthinking, mulailah dengan tindakan kecil. Bahkan satu langkah maju lebih baik daripada tidak bergerak karena terlalu banyak berpikir.

5. Yūgen (幽玄) – Nikmati Keindahan Hidup yang Tak Terucapkan

Apa itu?

■ Yūgen adalah konsep menghargai keindahan yang mendalam dan tak terlihat, seperti ketenangan lautan atau keheningan malam.

Bagaimana membantu?

■ Overthinking sering menghalangi kita menikmati momen. Berhenti sejenak, tarik napas, dan nikmati keindahan sekitar untuk menenangkan pikiran.

6. Mushin (無心) – Bebaskan Pikiran dari Kekhawatiran

Apa itu?

■ Mushin berarti "pikiran tanpa pikiran," yaitu kondisi ketenangan di mana kita tidak terikat oleh emosi atau pikiran berlebihan.

Bagaimana membantu?

■ Latihan mindfulness, meditasi, atau sekadar fokus pada satu hal dalam satu waktu dapat membantu kita mencapai keadaan mushin dan mengurangi overthinking.

7. Oubaitori (桜梅桃李) – Jangan Bandingkan Diri dengan Orang Lain

Apa itu?

■ Oubaitori berasal dari empat jenis pohon (sakura, plum, peach, dan aprikot) yang mekar dengan cara mereka sendiri.

Bagaimana membantu?

■ Sering kali overthinking muncul karena kita membandingkan diri dengan orang lain. Oubaitori mengajarkan bahwa setiap orang punya jalannya sendiri, dan itu tidak perlu dibandingkan.

Kesimpulan

■ Mengatasi overthinking membutuhkan kesadaran untuk menerima ketidaksempurnaan, fokus pada hal yang bisa dikendalikan, serta menikmati momen saat ini. 

■ Dengan menerapkan prinsip Jepang ini, kita bisa lebih tenang, fokus, dan hidup dengan lebih ringan.

■ Demikianlah adanya... 

Minggu, 23 Februari 2025

Hal yang penting dilakukan oleh pencari ilmu

Hal yang penting dilakukan oleh pencari ilmu

قال أبوي السيد محمد بن علوي المالكي الحسني: "ينبغي لطالب العلم من أوراد تحرسه من الغواية والضلالة

Seharusnya seorang santri memiliki wirid yang bisa menjaganya dari penyimpangan dan kesesatan."

~Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi Almaliki

Sabtu, 22 Februari 2025

Masa Lalu Takkan Pernah Bisa Kembali

Masa Lalu Takkan Pernah Bisa Kembali

“Hari-hari berlalu satu demi satu, namun kita hanya digiring menuju ajal, sementara mata pun menyaksikan.

Tak akan kembali masa muda yang telah berlalu, dan tak akan hilang uban yang suram ini.”

Referensi:
Ma’alim fii thariq thalib al-ilm, hal. 33

Jumat, 21 Februari 2025

SIFAT MANUSIA TIDAK PERNAH PUAS

SIFAT MANUSIA TIDAK PERNAH PUAS

Muwarriq Al 'Ijli rahimahullah berkata:

يَا ابْنَ آدَمَ تُؤْتَى كُلَّ يَوْمٍ بِرِزْقِك وَأَنْتَ تَحْزَنُ، وَيَنْقُصُ عُمُرُك وَأَنْتَ لَا تَحْزَنُ، تَطْلُبُ مَا يُطْغِيك وَعِنْدَك مَا يَكْفِيك

"Wahai manusia, setiap hari engkau diberikan rezeki namun engkau tetap bersedih. Setiap hari umurmu berkurang tapi engkau tidak bersedih. Engkau mencari sesuatu yang membuatmu tak pernah puas, padahal engkau diberi sesuatu yang cukup untukmu.

[Sumber: Imam Mawardi, Adab ad-Dunya Wa ad-Diin, hlm 116]


Kamis, 20 Februari 2025

12 Tanda Kita Telah Mengalahkan Setan Dalam Diri Kita

Seorang yang benar-benar dalam syariat ada 12 tanda-tandanya: 

1. Benar-benar mengenal الله [yakni mengerti benar tauhid dan penuh keyakinan kepada الله].
2. Menjaga benar-benar perintah الله. 
3. Berpegang teguh pada sunnah رَسُول الله ﷺ. 
4. Selalu berwudhu [bila berhadas segera berwudhu kembali]. 
5. Rela menerima ketentuan [takdir] الله dalam suka maupun duka. 
6. Yakin terhadap semua janji الله. 
7. Putus harapan dari semua apa yang di tangan mkhluk. 
8. Tabah, sabar menanggung berbagai derita dan gangguan orang. 
9. Rajin mentaati perintah الله. 
10. Kasih sayang terhadap semua makhluk الله. 
11. Tawadhu, merendah diri terhadap yang tua dan muda. 
12. Menyadari selalu bahwa syaitan itu musuh yang utama.


Rabu, 19 Februari 2025

Indahnya 'berjihad' setiap hari


Indahnya 'berjihad' setiap hari

 رُوِيَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الرَّجُلَ لَيُجَامِعُ أَهْلَهُ فَيُكْتَبُ لَهُ بِجِمَاعِهِ أَجْرُ وَلَدٍ ذَكَرٍ قَاتَلَ فِي سَبِيلِ اللهِ فَقُتِلَ

Diriwayatkan dari Nabi saw bahwa sesungguhnya seorang suami yang menggauli istrinya maka akan dicatat baginya pahala menggaulinya sebagaimana pahala anak laki-laki yang memerangi (musuh) di jalan Allah kemudian terbunuh.”

(lihat Abu Hamid al-Ghazali, Ihya` Ulum ad-Din, Bairut-Dar al-Ma’rifah, juz, 2, h. 52)


Selasa, 18 Februari 2025

Cara merusak fisik dan mental setan

Cara merusak fisik dan mental setan

Diriwayatkan bahwa ada seorang berkata disamping Rasulullah: semoga setan binasa
Kemudian Beliau menegurnya: Jangan berkata begitu, karena dengan begitu setan akan menjadi semakin besar dan sombong, tetapi bacalah Bismillahirrahmanirrahim karena hal itu akan menjadikannya ciut hingga mengecil melebihi lalat

وروي أن رجلا قال بحضرته ﷺ: تعس الشيطان.
فقال له ﵊: لا تقل ذلك فإنه يتعاظم عنده - أي عند هذا القول - ولكن قل بسم الله الرحمن الرحيم، فإنه يصغر حتى يصير أقل من ذبابة.

Sumber: Ianah at-Thalibin 1/10

Senin, 17 Februari 2025

Sekali Shalawat, 50 orang jadi bebas

Sekali Shalawat, 50 orang jadi bebas

Diriwayatkan bahwa telah datang seorang perempuan kepada Imam Hasan Al Bashri dan berkatalah wanita tersebut :
“Sesungguhnya anak perempuanku telah meninggal dan aku ingin melihatnya di dalam tidur...Maka aku datang kepadamu agar engkau mengajarkan aku tentang apa yang dapat aku jadikan perantara untuk melihatnya dalam mimpiku". 

Lalu Imam Hasan mengajarkan beberapa Amalan kepada perempuan itu, dan diapun dapat bermimpi melihat anaknya. Dalam mimpinya itu, ia melihat anaknya dalam keadaan terikat dan tersiksa. Maka dengan penuh kesedihan ia menceritakan hal tersebut kepada Imam Hasan. 

Berselang beberapa waktu, Imam Hasan bermimpi melihatnya (Anak wanita tersebut) sudah di dalam Surga dan di atas Kepalanya terdapat Mahkota. 

Lalu wanita itu berkata kepada Imam Hasan :
“Wahai Imam Hasan, tidakkah engkau mengenaliku? Aku adalah anak putri dari perempuan yang datang kepadamu dan mengatakan begini begitu kepadamu". 

Berkatalah Imam Hasan kepadanya:  “Apa yang menjadikanmu dalam keadaan Semulia ini? Padahal apa yang diceritakan Ibumu tak seperti yang kulihat sekarang ini?”. 

Dia menjawab :
“Ada seorang laki-laki yang lewat Kuburan kami, dia membaca Shalawat kepada Rasulullah Saw sekali, sedang dalam Kuburan itu ada lima puluh orang dalam siksaan...Lalu berserulah Malaikat, “Hilangkanlah siksaan mereka berkat bacaan Shalawat". 

"Sebab bacaan Shalawat seorang laki-laki itulah, mereka mendapatkan ampunan, termasuk diriku". 

Subhanallah...Hanya satu Bacaan Shalawat kepada Rasulullah Saw mampu menghilangkan siska Kubur bagi lima puluh orang, apalagi berpuluh-puluh atau beratus-ratus kali, padahal orang tersebut membacanya tidak dia khususkan untuk penghuni Kubur...Namun Barokah dari Shalawat itulah yang menghilangkan siksaan orang-orang dalam Kubur. 


Sumber : Mukasyafatul Qulub 39


Minggu, 16 Februari 2025

Rela dihukum demi menghindari jabatan

*Rela dihukum demi menghindari jabatan*

Dikisahkan bahwa Yazid bin Umar(Gubernur Irak saat itu) pernah menawarkan Abu Hanifah jabatan hakim untuk mengurusi Baitul Mal, namun tawaran itu ditolak Abu Hanifah.

Mendapat penolakan secara langsung, sang Gubernur tersinggung dan menganggap Abu Hanifah tidak menghargainya, lantas menghukum Abu Hanifah dengan cambukan.

Abu Hanifah tetap pada pendiriannya dan beliau tak pernah menjabat sebagai Hakim hingga akhir hayat. 

_*Hikmah yang terkandung: Pentingnya teguh pendirian dan tidak tergiur iming-iming jabatan*_

_Sumber: Ihya Ulumuddin 1/28_

Sabtu, 15 Februari 2025

Permasalahan Tahlil & Segala Jamuannya

TAHLIL DAN JAMUANNYA

Deskripsi Masalah :


Di kalangan masyarakat telah mentradisi memberi jamuan makanan kepada para pelayat sebelum upacara pemakaman, dan hal itu juga dilakukan setelah pelaksanaan tahlil dan selamatan pada beberapa malam setelahnya.


Pertanyaan :


1. Bagaimana hukum mengadakan selamatan di hari ke 3, 7 atau 40 harinya orang yang meninggal?
2. Bagaimana hukum memberi jamuan kepada para pelayat atau orang-orang yang menghadiri acara tahlil sebagaimana deskripsi di atas?


Jawaban :
1. Tahlil yang biasa dilakukan masyarakat Indonesia merupakan bentuk mendoakan, menghadiahkan pahala bacaan dan sedekah untuk orang yang telah meninggal dunia. Hal ini merupakan perbuatan yang dianjurkan, meski belum ditemukan adanya anjuran secara khusus untuk melakukan itu semua di waktu-waktu tertentu seperti dalam pertanyaan. Adanya penentuan waktu tersebut merupakan tradisi semata yang tidak bertentangan dengan anjuran mendoakan, menghadiahkan pahala bacaan dan sedekah sebagaimana disampaikan oleh al-Imam an-Nawawi.

2. Menyuguhkan makanan sebagaimana di atas adalah perbuatan terpuji dan sunah, asalkan jamuannya diambilkan dari hartanya ahli waris yang sudah balig atau diambilkan dari harta keluarganya yang bukan ahli waris yang pemberiannya dianggap sah. Apabila diambilkan dari harta qâshirîn atau mahjûr `alaih (orang yang tidak diperkenankan mengelola harta-nya), maka hukumnya haram. Hal ini ketika orang yang meninggal tidak berwasiat agar diadakan jamuan setelah dirinya wafat. Bila ada wasiat sebelumnya, maka jamuan ini hukumnya wajib dan diambilkan dari harta peninggalan mayyit, jika memang mayyit meninggalkan harta dan tidak melebihi sepertiga harta peninggalan, atau lebih namun disetujui oleh semua ahli waris yang tidak mahjur alaih.


Referensi :
(نهاية الزين, 281)

وَالتَّصَدُّقُ عَنِ المَيِّتِ بِوَجْهٍ شَرْعِيٍّ مَطْلُوْبٌ وَلاَ يُتَقَيَّدُ بِكَوْنِهِ فِي سَبْعَةِ أَيَّامٍ أَوْ أَكْثَرَ أَوْ أَقَلَّ وَتَقْيِيْدٌ بِبَعْضِ الأَيَّامِ مِنَ العَوَائِدِ فَقَطْ كَمَا أَفْتَى بِذَلِكَ السَّيِّدُ أَحْمَدُ دَحْلَانْ، وَقَدْ جَرَتْ عَادَةُ النَّاسِ بِالتَّصَدُّقِ عَنِ المَيِّتِ فِي ثَالِثٍ مِنْ مَوْتِهِ وَفِي سَابِعٍ وَفِي تَمَامِ العِشْرِيْنَ وَفِي الأَرْبَعِيْنَ وَفِي المِائَةِ. وَبَعْدَ ذَلِكَ بِفِعْلِ كُلِّ سَنَةٍ حَوْلًا فِي يَوْمِ المَوْتِ كَمَا أَفَادَهُ شَيْخُنَا يُوْسُفُ السَنْبَلاَوِيْنِي اه.

قرة العين بفتاوي الشيخ إسماعيل الزين؛ 96
وَفِي فَتَاوِى العَلاَّمَةِ إِسْمَاعِيْلَ بْنِ عُثْمَان زَينْ المَكِّي مَا نَصُّهُ : مَاحُكْمُ إِطْعَامِ الطَّعَامِ لِلْمُعِزِّيْنَ قَبْلَ اَنْ يُدْفَنَ المَيِّتُ سَوَاءٌ كَانَ قَبْلَ الغَسْلِ اَوْ بَعْدَهُ اَوْ قَبْلَ الصَّلاَةِ عَلَيْهِ اَوْ بَعْدَهَا بَيِّنُوْا لَنَا ذَلِكَ ؟ فَأَجاَبَ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى: مُسْتَمِدًّا مِنَ اللهِ تَعَالَى التَّوْفِيْقَ لِلصَّوَابِ اِذَا كَانَ الطَّعَامُ المَذْكُوْرُ مِنْ مَالِ الوَرَثَةِ البَالِغِيْنَ أَوْ مِنْ غَيْرِهِمْ مِنْ أَهْلِ المَيِّتِ مِمَّنْ يَصِحُّ تَبَرُّعُهُ فَإِنَّهُ مَحْمُوْدٌ شَرْعًا لِاَنَّهُ اِمَّا صَدَقَةٌ يُرْجَى حُصُوْلُ ثَوَابِهَا إِلَى المَيِّتِ وَهَذَا مُسْتَحَبٌّ بِاتِّفَاقِ العُلَمَاءِ، وَإِمَّا ضِيَافَةٌ لِلْحَاضِرِيْنَ وَهِيَ مِنْ مَكَارِمِ الأَخْلَاقِ وَفِي الحَدِيْثِ الصَّحِيْحِ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ، فَصَارَ الطَّعَامُ المَذْكُوْرُ مُسْتَحَبًّا عَلَى كُلِّ حَالٍ مَالَمْ يَكُنْ مِنْ مَالِ القَاصِرِيْنَ إهـ

توشيح على فتح القريب؛ ٢٩٩
مسألة : متى كان في الورثة محجور عليه بأن كان فيهم صغير او سفيه حرم التصرف في شيء من التركة كنحو الوحشة الا إن أوصى به، وعند المالكية تعتبر العادة فما جرت به كان بمنزلة الموصى به

الفواكه الدواني؛ ج ١، ص ٢٨٥
وأمّا ما يَصْنَعُهُ أقارِبُ المَيِّتِ مِن الطَّعامِ وجَمْعِ النّاسِ عَلَيْهِ فَإنْ كانَ لِقِراءَةِ قُرْآنٍ ونَحْوِها مِمّا يُرْجى خَيْرُهُ لِلْمَيِّتِ فَلا بَأْسَ بِهِ، وأمّا لِغَيْرِ ذَلِكَ فَيُكْرَهُ، ولا يَنْبَغِي لِأحَدٍ الأكْلُ مِنهُ إلّا أنْ يَكُونَ الَّذِي صَنَعَهُ مِن الوَرَثَةِ بالِغًا رَشِيدًا فَلا حَرَجَ فِي الأكْلِ مِنهُ، وأمّا لَوْ كانَ المَيِّتُ أوْصى بِفِعْلِهِ عِنْدَ مَوْتِهِ فَإنَّهُ يَكُونُ فِي ثُلُثِهِ ويَجِبُ تَنْفِيذُهُ عَمَلًا بِفَرْضِهِ، وأمّا عَقْرُ البَهائِمِ وذَبْحُهُمْ عَلى القَبْرِ وحَمْلُ الخُبْزِ ويُسَمُّونَهُ بِعَشاءِ القَبْرِ فَإنَّهُ مِن البِدَعِ المَكْرُوهَةِ ومِن فِعْلِ الجاهِلِيَّةِ لِقَوْلِهِ - ﷺ -: لا عَقْرَ فِي الإسْلامِ ولِأدائِهِ إلى الرِّياءِ والسُّمْعَةِ، والمَطْلُوبُ فِي فِعْلِ القُرَبِ الإخْفاءُ، والصَّوابُ فِي فِعْلِ هَذا التَّصَدُّقُ بِهِ فِي المَنزِلِ حَيْثُ سَلِمَ مِن قَصْدِ المُباهاةِ، هَذا مُلَخَّصُ كَلامِ الحَطّابِ فِي شَرْحِ خَلِيلٍ.


[نووي الجاوي، نهاية الزين، صفحة ١٠٧]
ومنه صلاة ركعتين للأنس في القبر روي عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال لا يأتي على الميت أشد من الليلة الأولى فارحموا بالصدقة من يموت فمن لم يجد فليصل ركعتين يقرأ فيهما أي في كل ركعة منهما فاتحة الكتاب مرة وآية الكرسي مرة و {ألهاكم التكاثر} 102 التكاثر الآية 1 مرة و {قل هو الله أحد} 112 الإخلاص الآية 1 عشر مرات ويقول بعد السلام اللهم إني صليت هذه الصلاة وتعلم ما أريد اللهم ابعث ثوابها إلى قبر فلان ابن فلان فيبعث الله من ساعته إلى قبره ألف ملك مع كل ملك نور وهدية يؤنسونه إلى يوم ينفخ في الصور اه وفي الحديث أن فاعل ذلك له ثواب جسيم. منه أنه لا يخرج من الدنيا حتى يرى مكانه في الجنة قال بعضهم فطوبى لعبد واظب على هذه الصلاة كل ليلة وأهدى ثوابها لكل ميت من المسلمين وبالله التوفيق


حاشية الطحطاوي؛ ص ٦١٨
وفي شرعة الإسلام والسنة أن يتصدق ولي الميت له قبل مضي الليلة الأولى بشيء مما تيسر له فإن لم يجد شيئا فليصل ركعتين ثم يهد ثوابهما له قال ويستحب أن يتصدق على الميت بعد الدفن إلى سبعة أيام كل يوم بشيء مما تيسر اهـ

إنارة الدجى؛ 215

وقَالَ: وَاعْلَمْ أَنَّ الوَلِيْمَةَ مِنْ أَهْلِ المَيِّتِ لِلْمُعِزِّيْنَ وَغَيْرِهِمْ تُعْتَبَرُ مِنَ الأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ وَمِنْ اَنْوَاعِ البِرِّ فَهِيَ مَحْمُوْدَةٌ شَرْعًا مَالَمْ تَكُنْ مِنْ مَالِ القَاصِرِيْنَ. وَقَدْ اُلِّفَتْ فِى هَذَاالشَّأْنِ رِسَالَةٌ مُفِيْدَةٌ تُسَمَّى رَفْعَ الإِشْكَالِ وَإِبْطاَلَ المُغَالاَةِ فِى حُكْمِ الوَلِيْمَةِ مِنْ أَهْلِ المَيِّتِ بَعْدَ الوَفَاةِ إِلَى أَنْ قَالَ: وَلاَ فَرْقَ فِى ذَلِكَ بَيْنَ كَوْنِهَا قَبْلَ الدَّفْنِ أَوْ بَعْدَهُ كَمَا فِى الرِّسَالَةِ المَذْكُوْرَةِ إهـ

بريقة محمودية ١٦٨/١
وفِي بَعْضِ النُّسَخِ وكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النّارِ قِيلَ عَنْ الغَيْرِ بِأنَّهُ عامٌّ خَصَّهُ حَدِيثُ فَما رَآهُ المُؤْمِنُونَ حَسَنًا فَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ حَسَنٌ وحَدِيثُ لا تَجْتَمِعُ أُمَّتِي عَلى الضَّلالَةِ; فاَلَّذِي اجْتَمَعَ عَلى حَسَنِهِ المُسْلِمُونَ ورَأوْهُ حَسَنًا لَيْسَ بِضَلالَةٍ بَلْ مَثُوبَةٌ كَصَلاةِ القَدْرِ بِالجَماعَةِ والتَّصْلِيَةِ والتَّرْضِيَةِ حالَ الخُطْبَةِ والقُرْآنِ بِالألْحانِ ودَوَرانِ الصُّوفِيَّةِ. والذِّكْرِ عِنْدَ الجِنازَةِ والعَرائِسِ والسُّؤالِ فِي المَساجِدِ والذَّبْحِ عِنْدَ القَبْرِ واتِّخاذِ الطَّعامِ لِرُوحِ المَيِّتِ فِي الأيّامِ المُعْتادَةِ عِنْدَ النّاسِ إذْ كُلُّ ذَلِكَ مُباحٌ فِي أصْلِهِ ومُثابٌ بِنِيَّةٍ خالِصَةٍ.

الحاوي للفتاوي ١٨٤/٢
ولْنَخْتِمِ الكِتابَ بِلَطائِفَ: الأُولى: أنَّ سُنَّةَ الإطْعامِ سَبْعَةُ أيّامٍ، بَلَغَنِي أنَّها مُسْتَمِرَّةٌ إلى الآنَ بِمَكَّةَ والمَدِينَةِ، فالظّاهِرُ أنَّها لَمْ تُتْرَكْ مِن عَهْدِ الصَّحابَةِ إلى الآنَ، وأنَّهُمْ أخَذُوها خَلَفًا عَنْ سَلَفٍ إلى الصَّدْرِ الأوَّلِ. [ورَأيْتُ] فِي التَّوارِيخِ كَثِيرًا فِي تَراجِمِ الأئِمَّةِ يَقُولُونَ: وأقامَ النّاسُ عَلى قَبْرِهِ سَبْعَةَ أيّامٍ يَقْرَءُونَ القُرْآنَ، وأخْرَجَ الحافِظُ الكَبِيرُ أبُو القاسِمِ بْنُ عَساكِرَ فِي كِتابِهِ المُسَمّى ;تَبْيِينُ كَذِبِ المُفْتَرِي فِيما نُسِبَ إلى الإمامِ أبِي الحَسَنِ الأشْعَرِيِّسَمِعْتُ الشَّيْخَ الفَقِيهَ أبا الفَتْحِ نَصْرَ اللَّهِ بْنَ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ القَوِيِّ المِصِّيصِيَّ يَقُولُ: تُوُفِّيَ الشَّيْخُ نَصْرُ بْنُ إبْراهِيمَ المَقْدِسِيُّ فِي يَوْمِ الثُّلاثاءِ التّاسِعِ مِنَ المُحَرَّمِ سَنَةَ تِسْعِينَ وأرْبَعِمِائَةٍ بِدِمَشْقَ، وأقَمْنا عَلى قَبْرِهِ سَبْعَ لَيالٍ نَقْرَأُ كُلَّ لَيْلَةٍ عِشْرِينَ خَتْمَةً
 
الرسائل السلفية ص ٤٢:
الْعَادَةُ الْجَارِيَةُ فِي بَعْضِ الْبُلْدَانِ مِنَ اْلاِجْتِمَاعِ فِي الْمَسْجِدِ لِتِلاَوَةِ الْقُرْآنِ عَلَى اْلأَمْوَاتِ وَكَذَلِكَ فِي الْبُيُوْتِ وَسَائِرِ اْلاِجْتِمَاعَاتِ الَّتِي لَمْ تَرِدْ فِي الشَّرِيْعَةِ لاَ شَكَّ إِنْ كَانَتْ خَالِيَةُ عَنْ مَعْصِيَةٍ سَالِمَةً مِنَ الْمُنْكَرَاتِ فَهِيَ جَائِزَةٌ ِلأَنَّ اْلاِجْتِمَاعَ لَيْسَ بِمُحَرَّمٍ بِنَفْسِهِ لاَ سِيَّمَا إِذَا كَانَ لِتَحْصِيْلِ طَاعَةٍ كَالتِّلاَوَةِ وَنَحْوِهَا وَلاَ يُقْدَحُ فِي َذَلِكَ كَوْنُ تِلْكَ التِّلاَوَةِ مَجْعُوْلَةً لِلْمَيِّتِ فَقَدْ وَرَدَ جِنْسُ التِّلاَوَةِ مِنَ الْجَمَاعَةِ الْمُجْتَمِعِيْنَ كَمَا فِي حَدِيْثِ اقْرَأُوْا يس عَلَى مَوْتَاكُمْ وَهُوَ حَدِيْثٌ صَحِيْحٌ وَلاَ فَرْقَ بَيْنَ تِلاَوَةِ يس مِنَ الْجَمَاعَةِ الْحَاضِرِيْنَ عِنْدَ الْمَيِّتِ أَوْ عَلَى قَبْرِهِ وَبَيْنَ تِلاَوَةِ جَمِيْعِ الْقُرْآنِ أَوْ بَعْضِهِ لِمَيِّتٍ فِي مَسْجِدِهِ أَوْ بَيْتِهِ اهـ 

ارشاد العباد ص ٣٣
وقال محمد بن احمد المروزي سمعت احمد بن حنبل يقول اذا دخلتم المقابر فاقرؤوا بفاتحة الكتاب والاخلاص والمعوذتين واجعلوا ثواب ذلك لاهل المقابر فانه يصل اليهم فالاختيار ان يقول القارئ بعد فراغه اللهم اوصل ثواب ما قرأته الى فلان.

Sumber: Santri menjawab

Jumat, 14 Februari 2025

Menjaga diri dari siksa malaikat Zabaniyah



Menjaga diri dari siksa malaikat Zabaniyah

Diriwayatkan dari Sahabat Abdullah bin Masud RA beliau berkata:

من أراد أن ينجيه الله من الزبانية التسعة عشر فليقرأ بسم الله الرحمن الرحيم ليجعل الله تعالى بكل حرف منها جنة من كل أحد

Siapa yang ingin diselamatkan oleh Allah dari Malaikat Zabaniyah (penyiksa di neraka) yang berjumlah 19. Maka hendaknya ia membaca Bismillahirrohmanirrohim. Agar Allah jadikan dari setiap huruf basmalah itu (yang berjumlah 19 huruf) pelindung bagi setiap mereka.

Tafsir Al-Qurthilubi l 1/88

Kamis, 13 Februari 2025

Cara yang benar dalam menjaga Ilmu

*Cara yang benar dalam menjaga Ilmu*

Dari As-Saqothi berkata: "Ada seseorang santri yang selalu menyendiri untuk fokus beribadah, padahal dahulu dia sangat giat dalam mencari ilmu.

Aku bertanya alasan dia berubah, dia berkata: "Aku pernah bermimpi ada seseorang yang bicara padaku, 'Sampai kapan kamu akan menyia-nyiakan ilmu, semoga Allah menyia-nyiakan dirimu...!'

Aku menjawab, 'Sesungguhnya Aku sangat menjaga ilmu'

Dia berkata lagi, 'Cara menjaga Ilmu adalah dengan mengamalkannya'

Mulai saat itu aku fokus untuk mengamalkan ilmu"

_*Hikmah yang bisa dipetik: Jika ingin ilmu anda melekat hingga akhir hayat, maka amalkanlah*_

_Sumber: Ihya Ulumuddin 1/64_

Orang Pikun Apakah Wajib Shalat?

Soal: Orang pikun apakah masih berkewajiban shalat dan puasa?

Kalau pikun berat karena tua Tidak wajib

وأقل زوال العقل: أن يكون مختلطًا، ‌فيعزب ‌عنه ‌الشيء ‌وإن ‌قل، ‌ثم ‌يثوب ‌إليه ‌عقله. وإذا أفاق المجنون، أو المغمى عليه، أو من زال عقله بمباح لم يجب عليهم قضاء ما فاتهم من الصلوات، في حال زوال العقل " انتهى من "البيان في مذهب الإمام الشافعي" (2/ 12)


الخَرَف: ‌فساد ‌العقل ‌من ‌الكبر قال السبكي : يقتضي إنه زائد على الثلاثة، وهذا صحيح والمراد به الشيخ الكبير الذي زال عقله من كبر ، فإن الشيخ الكبير قد يعرض له اختلاط عقل يمنعه من التمييز ويخرجه عن أهلية التكليف ولا يسمى جنونا" (عون المعبود" (12/ 52)

Rabu, 12 Februari 2025

Tips aman dari fakir & segala Penyakit

Tips aman dari fakir & segala Penyakit 

من أراد أن يأمن الفقر، وشكاية العمى، والبرص، والجنون، فليقلم أظفاره يوم الخميس بعد العصر.

"Barang siapa yang ingin selamat dari kefakiran, sakit buta, lepra dan stres, maka hendaknya memotong kuku pada hari Kamis setelah Ashar."

— 📚 Kitab : إعانة الطالبين، ج ٢ ص ٨٥

Selasa, 11 Februari 2025

Agar Berwibawa & Disegani



1. Tunjukan Kualitas Diri Tanpa Banyak Bicara

Pernah mendengar pepatah ‘mulutmu harimaumu’? Ya, pepatah itu adalah pepatah yang sangat relevan dalam kasus ini. Orang pasti ingin dilihat dengan segenap kelebihannya, maka tak jarang jika orang sangat suka memamerkan kelebihannya melalui perkataan-perkataan. Contoh yang sesuai adalah pada penggunaan sosial media. Banyak orang yang ramai membuat status hingga mengirim postingan yang isinya menunjukkan segala kelebihan yang ia miliki. Si pelaku mungkin tak menyadari bahwasanya tindakan seperti itu justru akan mengurangi rasa hormat dan segan dari orang yang ada di sekitarnya. Malahan, orang di sekitar malah menjadi risih atas kelakukan tersebut.

Singa tak perlu mengaum untuk terihat sangar. Ia hanya diam. Begitupun yang berlaku pada manusia. Tak perlulah menunjukkan segala kelebihan dengan banyak bicara melalui lisan ataupun sosial media. Tunjukkan kualitasmu di dunia nyata, maka orang-orang akan menyegani dan menghormatimu.



2. Tegas

Menjadi orang baik memanglah perbuatan yang baik. Namun berbeda halnya dengan menjadi orang yang terlalu baik. Orang yang terlalu baik dan selalu bersedia memenuhi permintaan orang-orang akan cenderung dimanfaatkan oleh orang di sekitarnya. Maka dari itu, seseorang perlu berlaku tegas agar tidak dimanfaatkan oleh orang lain. Baik boleh, namun harus disertai dengan sifat tegas. Karena orang yang terlalu baik justru cenderung menjadi orang yang tidak disegani dan dihormati.



3. Atur Cara Bicara (Public Speaking)

Salah satu hal yang membuat orang menjadi segan dan hormat adalah kemampuan seseorang dalam public speaking. Orang akan mudah kagum dan menaruh hormat pada orang yang pandai public speaking. Sebab public speaking yang bagus dapat menarik perhatian lawan bicaranya sehingga para lawan bicara dapat menaruh respect terhadap orang tersebut.

Public speaking yang baik dapat dilakukan dengan cara:

Cara berpenampilan

Berbicara sesuai dengan tingkat pemahaman lawan bicara, sehingga lawan bicara dapat mengerti maksud apa yang sedang dibicarakan.

Perhatikan gestur tubuh

Perhatikan kontak mata

Melatih suara dan artikulasi

Memperhatikan jeda

Memperhatikan tempo saat berbicara
Santai


4. Kendalikan Emosi

Orang yang kehilangan kesabaran dengan amarah yang meledak-ledak akan kehilangan rasa hormat dari orang sekitar. Bahkan orang yang sering marah akan dihindari oleh banyak orang. Maka dari itu, salah satu cara untuk menjadi orang yang disegani dan dihormati adalah dengan belajar mengendalikan emosi. Berbagai cara dapat dilakukan agar seseorang bisa terhindar dari marah, diantaranya:

Selalu berfikiran positif

Memikirkan dampak buruk jika marah

Mengubah posisi, jika saat itu berdiri, cobalah untuk ududk
Berhenti bicara
Mencuci muka dengan air


5. Jaga Penampilan

First impression itu penting, apalagi untuk mendapat perhatian orang lain. Orang cenderung akan segan kepada orang yang berpenampilan rapi dan menjaga penampilannya. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menjaga penampilan adalah:

Berpakaian sesuai dengan situasi dan kondisi
Berpakaian yang pas sehingga enak dipandang
Perawatan, misalnya perawatan untuk mencegah jerawat, mencerahkan kulit wajah, dan lain sebagainya.
Memotong rambut untuk menjaga penampilan
Berolahraga agar tetap bugar


6. Tepati janji

Ada pepatah yang mengatakan bahwa orang dinilai dari perkataanya. Apakah orang itu menepati setiap perkatannya dan janji yang dibuat atau tidak. Orang yang dapat menepati janjinya dinilai bisa menjaga komitmen. Dan salah satu hal yang dapat membuat orang disegani adalah dengan menjadi orang yang menepati janjinya.



7. Tepat Waktu

Indonesia memang terkenal dengan budaya jam karet. Apapun selalu telat dan molor. Namun jika ingin disegani dan dihormati orang, baiknya jangan mengikuti budaya ini. Menunggu itu memang membosankan. Dan orang lain tidak suka menunggu. Orang yang ditunggu juga akan kehilangan respect. Namun beda halnya dengan orang yang ditunggu. Biasanya, orang yang ditunggu dan ia telat, ia merasa segan terhadap orang yang menunggunya. Maka dari itu, lebih baik menjadi tepat waktu dan menunggu daripada telat dan menjadi yang ditunggu.



8. Leadership

Menjadi leader atau pemimpin berbeda dengan menjadi bos. Menjadi bos cenderung menjadi orang yang sering memerintah tanpa merangkul bawahannya. Berbeda dengan bos, seorang leader adalah orang yang memimpin dengan tak hanya memerintah, namun juga membantu kelompok mencapai tujuan bersama. Umumnya, seorang leader adalah orang yang dihormati dan disegani. Seseorang tidak perlu menjadi leader dalam satu kelompok, namun lebih kepada memiliki jiwa leadership. 

Senin, 10 Februari 2025

Makna Sakinah, Mawaddah dan Rahmah

Makna Sakinah, Mawaddah dan Rahmah

Oleh: Gus Wahab

Kita sering mendengar istilah sakinah, mawadah dan rahmah dalam konteks pernikahan, tapi sepertinya sedikit orang yang betul-betul paham istilah tersebut. Biasanya, pemaknaannya memakai perkiraan dan bahkan banyak yang memberikan bumbu-bumbu dramatis yang panjang lebar dalam pemaknaannya seperti saat anda membaca makna kata ini dalam buku-buku konseling, motivasi atau mau'idhah. Tapi kalau kita baca kitab-kitab tafsir dan membuang bumbu-bumbu dramatis tersebut, maka maknanya sederhana seperti ini:

1. Sakinah

Sakinah secara bahasa berarti ketenangan. Dari sini sering disangka bahwa yang dimaksud adalah ketenangan batin. Akhirnya sakinah masuk dalam doa orang-orang pada pengantin baru. Padahal ketenangan yang dimaksud bukan itu, tapi ketenangan otot-otot tubuh setelah berhubungan badan atau dalam bahasa yang agak vulgar adalah hubungan seksual. 

Al-Qur'an memakai bahasa yang halus sehingga kata seksual tidak pantas digunakan di sana, maka digunakanlah kata "ketenangan" sebagai gantinya. Perhatikan ayatnya:

وَمِنۡ ءَایَـٰتِهِ أَنۡ خَلَقَ لَكُم مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ أَزۡوَ ٰ⁠جࣰا لِّتَسۡكُنُوۤا۟ إِلَیۡهَا 

"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu tenang kepadanya" [Surat Ar-Rum: 21]

Kata "agar kamu tenang kepadanya" maknanya adalah agar kamu berhubungan badan secara halal kepadanya. Menikah agar berhubungan badan ini bukan makna yang aneh sebab ia adalah tujuan primer dari pernikahan. Saking pentingnya hal ini, sampai-sampai sumpah suami untuk tidak berhubungan badan dengan istrinya dijadikan dosa yang serius dalam al-Qur'an. Dalam konteks ini, tidak pas kalau sakinah dimasukkan sebagai doa sebab sakinah dalam makna ini sudah pasti terjadi ketika sepasang suami istri menikah. Sama seperti ucapan 'kamu harus makan agar kenyang', tidak perlu diubah menjadi doa semisal 'semoga kamu kenyang dalam makanmu.'

Keberadaan pasangan di sini didahului dengan kata khalaqa (menciptakan) yang biasanya digunakan untuk konteks mencipta dari tiada menjadi ada. Maksudnya, seperti halnya Allah menciptakan langit dan bumi dari tiada, Allah sudah menciptakan pasangan bagi masing-masing orang dari tiada menjadi ada. Tujuan penciptaan pasangan adalah agar keduanya bisa berhubungan badan secara halal dan bereproduksi. Dalam proses penciptaan ini, tidak ada campur tangan manusia sehingga benar bila orang berkata bahwa jodoh sudah ditentukan sebab memang diksi yang digunakan adalah 'diciptakan'.

2. Mawaddah

Kata mawaddah adalah perasaan simpatik saat melihat nilai plus dalam diri seseorang. Ketika suami melihat nilai plus dari istrinya, semisal karena cantik, pintar, kaya, dan sebagainya, maka itulah yang disebut mawaddah. Ketika istri melihat nilai plus dari suaminya, semisal kaya, berpengaruh, tampan, gagah, bertanggung-jawab dan sebagainya, maka itulah yang disebut mawaddah. Kata mawaddah bisa diterjemah sebagai cinta, tapi bukan cinta buta tentunya tapi cinta berdasarkan melihat nilai plus yang ada di pasangan. 

Penyebutan kata mawaddah di awal menunjukkan bahwa pernikahan yang ideal harus berdasarkan nilai-nilai plus yang dilihat dari diri pasangan. Kalau tidak ada nilai plusnya, maka hubungan tersebut bermasalah.

3. Rahmah

Kata rahmah adalah perasaan simpatik saat melihat nilai minus dari seseorang. Ketika anda melihat pengemis di jalan lalu anda merasa simpatik padanya sehingga memberinya bantuan, maka itulah rahmah. Sama seperti itu ketika suami/istri melihat kekurangan di diri pasangannya, tapi tetap merasa simpatik, maka itulah rahmah. Kata rahmah paling akurat diterjemah sebagai "kasihan" daripada menggunakan "kasih sayang". Dari sini anda tahu bahwa Tuhan mempunyai sifat Rahman-Rahim artinya Tuhan sangat kasihan pada hambanya meski hambanya banyak salah dan kekurangannya. 

Penyebutan rahmah di akhir menunjukkan bahwa rahmah lumrahnya ada di akhir pernikahan ketika pasangan sudah tua dan terlihat aneka kekurangannya. Setidaknya di tengah pernikahan ketika kekurangan-kekurangan itu sudah mulai terlihat. Kalau rahmah ada sejak awal pernikahan, maka hubungannya bermasalah sebab didasarkan semata pada kasihan.

Kemudian, kata mawaddah dan rahmah di al-Qur'an didahului dengan kata kerja ja'ala (menjadikan). Perhatikan ayatnya:

وَمِنۡ ءَایَـٰتِهِ أَنۡ خَلَقَ لَكُم مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ أَزۡوَ ٰ⁠جࣰا لِّتَسۡكُنُوۤا۟ إِلَیۡهَا وَجَعَلَ بَیۡنَكُم مَّوَدَّةࣰ وَرَحۡمَةًۚ إِنَّ فِی ذَ ٰ⁠لِكَ لَـَٔایَـٰتࣲ لِّقَوۡمࣲ یَتَفَكَّرُونَ

"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia MENJADIKAN di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir." [Surat Ar-Rum: 21]

Berbeda dengan kata sakinah yang memang menjadi tujuan primer pernikahan sehingga pasti terjadi, kata mawaddah dan rahmah diawali dengan ja'ala (menjadikan) yang biasanya digunakan dalam arti membuat sesuatu dari sesuatu yang lain. Misal anda menjadikan kayu berubah menjadi kursi dan menjadikan beras berubah menjadi nasi.

Penggunaan kata ja'ala ini menandakan bahwa mawaddah dan rahmah tercipta dari bahan lain yang sudah ada sebelumnya dalam diri pasangan yang menikah. Ia tidak ujug-ujug ada diciptakan oleh Allah seperti jodoh, tapi perlu bahan baku yang bisa dijadikan bahan baku untuk memproduksi mawaddah dan rahmah. Apa bahan baku tersebut? Bahan bakunya antara lain sikap dewasa, pengertian, komunikasi yang sehat, tidak egois dan seterusnya. Dari hal-hal tersebut, Allah menjadikan tumbuhnya mawaddah dan rahmah dalam diri pasangan suami-istri. Dengan kata lain, kalau pasangan suami-istri tidak menyediakan bahannya, lumrahnya Allah tidak menjadikan mawaddah dan rahmah dalam rumah tangga mereka. Dalam konteks ini, maka keberadaan mawaddah dan rahmah merupakan sesuatu yang layak didoakan sebab memang tidak semua pernikahan memilikinya.

Sampai sini anda pasti paham bahwa jodoh itu diciptakan dan keduanya pasti berhubungan badan (ber-sakinah pada pasangannya) sebagai kebutuhan biologis. Tapi belum tentu pasangan yang berjodoh itu akan hidup harmonis dalam mawaddah dan rahmah. Sebab itu jangan heran lagi ketika anda melihat rumah tangga yang hubungannya hancur dan tidak harmonis tapi terus punya anak lagi, lagi dan lagi. Sakinah itu hasil dari penciptaan jodoh, sedangkan mawaddah dan rahmah adalah hasil dari usaha kedua pasangan untuk saling bahagia dan membahagiakan.

Semoga bermanfaat, terutama bagi kawan-kawan yang sering ditodong buat ceramah di acara pernikahan dan bagi para pengantin baru maupun lama.

Minggu, 09 Februari 2025

Efek Samping Tidak Menghormati Guru & Orang Tua

Efek samping tidak menghargai orang tua dan guru

سمعتُ المشايخَ والصّلحاء يقولون وشاهدته عيانًا


أنَّ مَن لم يحترم ويُوقِّر الأساتذةَ يُعاقب بالحرمان مِن العلم،ومَن لم يحترم والدَيه يُعاقب بالحرمان من الرِّزق


(‏تربية السّالكين: ص660)

Orang yang tidak menghormati gurunya akan terhalang dari ilmu, orang yang tidak menghormati orang tuanya akan terhalang dari rizqi

Sabtu, 08 Februari 2025

AIR KURANG DARI DUA QULLAH

AIR KURANG DARI DUA QULLAH

Air yang kurang dari dua qullah menjadi masalah bagi banyak santri, ketika air dikamar mandi atau WC sedang sedikit, sebagian santri asal-asalan masalah najis, santri yang paham bab air dan najis banyak yang dilema bahkan tidak sedikit santri yang menjadi was-was. 

Hal ini memang sudah problem sejak dulu sebagaimana disebutkan juga oleh Imam Ghazali dalam Ihya' Ulumiddin.

وكنت أود أن يكون مذهبه كمذهب مالك رضي الله عنه في أن الماء وإن قل لا ينجس إلا بالتغير إذ الحاجة ماسة إليه ومثار الوسواس اشترط القلتين ولأجله شق على الناس ذلك وهو لعمري سبب المشقة ويعرفه من يجربه ويتأمله

"Aku ingin madzhabnya (Imam Syafi'i) seperti madzhabnya Imam Malik (gurunya) yang menyatakan bahwa air walaupun sedikit tidak bisa najis (ketika terkena najis) kecuali sebab adanya perubahan. Karena hukum seperti ini sangat dibutuhkan, dan persyaratan harus dua qullah (supaya air tidak najis) ini menjadi penyebab was-was, karenanya menyulitkan banyak orang. Dan sungguh demi umurku, itu menjadi sebab kesulitan. Orang yang meneliti dan merenungkannya pasti paham.”

Dalam madzhab Syafi'i sendiri ada standarisasi ukuran 2 qullah supaya air tidak mutanajis sebab terkena najis asalkan tidak berubah. Akan tetapi karena standar ini, banyak orang yang terlalu waro', terlalu hati-hati, menjadi was-was. 

Apakah standarisasi ini salah? Jelas tidak. Ulama' menyatakan demikian meruju’ pada dalil. Tapi, seperti lumrahnya dalam fikih, hampir pasti ada perbedaan pendapat, karena dalil yang digunakan memang ihtimal (mempunyai kemungkinan) pemahaman lain. 

Jalan keluar masalah ini bisa mengikuti pendapat yang dikutip oleh Syekh Zainuddin Al-Malibari dalam Fathul Mu'in: 

واختار كثيرون من أئمتنا مذهب مالك: أن الماء لا ينجس مطلقا إلا بالتغير

“Banyak Imam dari Ulama madzhab kita (madzhab Syafi'i ) yang memilih pendapatnya Imam Malik, yaitu air tidak bisa menjadi najis secara mutlak kecuali dengan adanya perubahan.”

Jadi walaupun air itu sedikit, misal satu gelas, terkena najis, asalkan tidak berubah, maka masih suci mensucikan.

Pendapat ini juga diungkapkan oleh guru beliau, Imam Ibnu Hajar Al-Haitami dalam Tuhfahnya, beliau memandang pendapat ini sebagai sarana untuk memudahkan manusia.

وَاخْتَارَ كَثِيرُونَ مِنْ أَصْحَابِنَا مَذْهَبَ مَالِكٍ أَنَّ الْمَاءَ لَا يُنَجَّسُ مُطْلَقًا إلَّا بِالتَّغَيُّرِ وَكَأَنَّهُمْ نَظَرُوا لِلتَّسْهِيلِ عَلَى النَّاسِ

MUSTA'MAL

Saya perhatikan tidak sedikit juga santri yang was-was dengan air musta'mal. Ketika air sedang sedikit, sebagian santri was-was mau wudhu dengan air itu, takutnya musta'mal dan tidak sah untuk berwudhu. Sebagian lagi asal-asalan wudhu dan air basuhannya kembali ke bak mandi tanpa peduli perasaan temannya. Bahkan ada yang sangat menghindari air basuhan mukanya jatuh ke telapak tangan, khawatir air di telapak tangan yang mau dibasuhkan menjadi musta'mal. Sehingga membasuh wudhu sampai berkali-kali ga selesai. Bahkan ada yang sampai memasukkan kepalanya ke bak mandi. Semua ini tidak perlu dilakukan.

Solusinya bisa ikut salah satu pendapat ini: 

1- Pendapat Ashabus-Syafi'i seperti tercantum dalam Syarh Kabir Imam Rofi'i yang menyatakan air musta'mal yang jatuh ke bak mandi tidak bisa memusta'malkan air di bak mandi tersebut kecuali air musta'mal itu lebih banyak atau sama dari air yang di bak mandi. Begitu juga praktek pada telapak tangan. 

Jadi misal air dibak mandi ada satu ember, sedangkan air musta'mal yang jatuh kedalamnya hanya satu gayung, maka air dibak mandi masih suci mensucikan. Sama juga di telapak tangan, tentunya air yang menetes kesitu, lebih sedikit daripada air di telapak tangan.

Imam Rofi'i menjelaskan: 

إذا اختلط بالماء مائع يوافق الماء في الصفات كماء ورد منقطع الرائحة وماء الشجر والماء المستعمل ففيه وجهان:
أحدهما: أنه إن كان الخليط أقل من الماء فهو طهور وإن كان أكثر أو مثله فلا؛ لأنه تعذر اعتبار الأوصاف فيعدل إلى اعتبار الأجزاء ويجعل الحكم للغالب فإذا استويا أخذنا بالاحتياط

“Ketika air mutlak bercampur dengan cairan yang sama sifatnya dengan air, seperti air mawar yang hilang baunya, air dari pohon, atau air musta'mal, maka ada dua wajh : 

Pertama : jika air (misal air musta'mal) yang bercampur dengan air mutlak itu lebih sedikit maka air mutlak itu masih tetap suci mensucikan, jika air itu lebih banyak atau sama, maka tidak mensucikan.”

2- Pendapat air musta'mal hukumnya suci mensucikan yang dipilih oleh Ibnul Mundzir Asy-Syafi’i, pendapat ini di riwayatkan dari Imam Ali, Abdullah bin Umar, dll.

وَأَمَّا الْمَسْأَلَةُ الثَّانِيَةُ وَهِيَ كَوْنُهُ لَيْسَ بِمُطَهِّرٍ فَقَالَ بِهِ أَيْضًا أَبُو حَنِيفَةَ وَأَحْمَدُ وَهُوَ رِوَايَةٌ عَنْ مَالِكٍ وَلَمْ يَذْكُرْ ابْنُ الْمُنْذِرِ عَنْهُ غَيْرَهَا وَذَهَبَ طَوَائِفُ إلَى أَنَّهُ مُطَهِّرٌ وَهُوَ قَوْلُ الزُّهْرِيِّ وَمَالِكٍ وَالْأَوْزَاعِيِّ فِي أَشْهَرِ الرِّوَايَتَيْنِ عَنْهُمَا وَأَبِي ثَوْرٍ وَدَاوُد قَالَ ابْنُ الْمُنْذِرِ وَرُوِيَ عَنْ عَلِيٍّ وَابْنِ عُمَرَ وَأَبِي أُمَامَةَ وَعَطَاءٍ وَالْحَسَنِ وَمَكْحُولٍ وَالنَّخَعِيِّ أَنَّهُمْ قَالُوا فِيمَنْ نَسِيَ مَسْحَ رَأْسِهِ فَوَجَدَ فِي لِحْيَتِهِ بَلَلًا يَكْفِيهِ مَسْحُهُ بِذَلِكَ الْبَلَلِ: قَالَ ابْنُ الْمُنْذِرِ وَهَذَا يَدُلُّ عَلَى أَنَّهُمْ يَرَوْنَ الْمُسْتَعْمَلَ مُطَهِّرًا، قَالَ: وَبِهِ أَقُولُ.

“Adapun masalah kedua yakni air musta'mal tidak suci mensucikan. Pendapat Imam Syafi'i ini didukung juga oleh pendapat Imam Abu Hanifah, Imam Ahmad, dan sebuah riwayat dari Imam Malik. Ibnul Mundzir tidak menyebutkan yang lainnya. 

Sedangkan sekelompok ulama berpendapat bahwa air musta'mal hukumnya suci mensucikan, ini adalah pendapat Imam Zuhri, Imam Malik, dan Imam Auza’i disalah satu dari dua riwayat masyhur keduanya. Kemudian ada Imam Abu Tsaur dan Imam Daud. Ibnul Mundzir berkata, pendapat ini diriwayatkan dari Sayyidina Ali, Ibnu Umar, Abu Umamah, Atho’, Hasan, Mak-khul dan Imam Nakho’i. Mereka berkata pada masalah orang yang lupa mengusap kepalanya kemudian menemukan ada basah-basahdi jenggotnya maka cukup mengusapkan basah-basah itu ke kepala. 

Ibnul Mundzir berkata : ini menunjukkan bahwa mereka menilai air musta'mal hukumnya suci mensucikan. Dan beliau berkata : dengan ini juga aku berpendapat.”

Jadi ketika mengikuti pendapat ini, tidak ada hukum air musta'mal sama sekali. Misal air habis digunakan wudhu, diwadahi lagi, kemudian digunakan wudhu lagi, maka tetap boleh dan sah. 

Santri-santri awal belajar Safinatun Naja, Sullam Taufiq atau Fathul Qarib yang disuguhkan dengan satu pendapat dan cenderung ketat mungkin sebagian merasa fikih terlalu berat, sedikit-sedikit najis, sedikit-sedikit musta'mal, sangat menghindari najis dan bahkan mungkin merasa selalu terkena najis. Kalian yang saat ini merasakannya, saya juga pernah merasakan. Saran saya, jangan berhenti sebatas Fathul Qarib, pelajari Fathul Mu'in, Fathul Wahhab, Minhaj, Hasyiyatan, sampai ke kitab-kitab babon seperti Majmu' Imam Nawawi dan lainnya. Nanti kalian akan tau sendiri bahwa fikih itu sangat luwes, dan akan punya mindset bahwa bukannya “fikih adalah problem”, tapi “fikih adalah jalan keluar dari berbagai problem.”

Kamis, 06 Februari 2025

Bacaan Hizb Nawawi Beserta Artinya

Hizb ini harap ada bimbingan dari guru dan ijazah. 

*ﺑِﺴْــــــــــــــــــﻢِ اللَّـهِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴﻢ* 

*📜* 𝐇𝐢𝐳𝐢𝐛 𝐍𝐚𝐰𝐚𝐰𝐢
*Imam Nawawi* ```rodliyallohu 'anhu, merupakan salah satu Ulama' yang sangat dikenal di kalangan umat``` *Islam.* ```Banyak sekali karya-karya yang hingga kini masih dikaji dan dijadikan rujukan di berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
Tapi tahukah anda, bahwa selain beliau dikenal sebagai Ulama' produktif, beliau juga memiliki doa-doa yang beliau susun, dan dikenal dengan``` *Hizib Nawawi.*

*Hizib* ```ini memiliki keistimewaan dan faidah yang luar biasa, dan oleh karenanya sangat dianjurkan untuk dibaca. Berikut bacaan``` *Hizb Nawawi* ```:```

بِسْمِ اللَّهِ اَلله أَكْبَرُ أَقُولُ عَلَى نَفْسِى وَعَلَى دِيْنِى وَعَلَى أَهْلِى وَعَلَى أَوْلاَدِى وَعَلَى مَالِى وَعَلَى أَصْحَابِى وَعَلَى أَدْيَانِهِمْ وَعَلَى أَمْوَالِهِمْ أَلْفَ لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ.

_‘‘Dengan menyebut nama Alloh Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dengan menyebut nama Alloh, Alloh Maha Besar. Aku berkata atas diriku, agamaku, keluargaku, anak-anakku, hartaku, dan sahabat-sahabatku beserta agama mereka dan harta benda mereka, seribu *‘laa haula walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyilazhiim’* (Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Alloh Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung).‘‘_

بِسْمِ اللَّهِ اَللهُ أَكْبَرُ أَقُوْلُ عَلَى نَفْسِى وَعَلَى دِيْنِىْ وَعَلَى أَهْلِى وَعَلَى أَوْلاَدِيْ وَعَلَى مَالِى وَعَلَى أَصْحَابِى وَعَلَى أَدْيَانِهِمْ وَعَلَى أَمْوَالِهِمْ أَلْفَ أَلْفِ أَلْفِ لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ.

_‘‘Dengan menyebut nama Alloh, Alloh Maha Besar, Alloh Maha Besar. Aku berkata atas diriku, agamaku, keluargaku, anak-anakku, hartaku, dan sahabat-sahabatku beserta agama mereka dan harta benda mereka, sejuta *‘laa haula walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyilazhiim’.*‘‘_

بِسْمِ اللَّهِ وَبِاللهِ وَمِنَ اللَّهِ وَإلَى اللَّهِ وَعَلَى اللَّهِ وَفِى اللَّهِ وَ لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ.

_‘‘Dengan menyebut nama Alloh, dengan Alloh, dari Alloh, kepada Alloh, atas Alloh dan didalam Alloh, serta tiada daya dan tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Alloh Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.‘‘_

بِسْمِ اللَّهِ عَلَى دِيْنِى وَعَلَى نَفْسِى, بِسْمِ اللَّهِ عَلَى مَالِى وَعَلَى أَهْلِى وَعَلَى أَوْلاَدِى وَعَلَى أَصْحَابِى. بِسْمِ اللَّهِ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ أَعْطَانِيْهِ رَبِّى.

_‘‘Dengan menyebut nama Alloh atas agamaku dan diriku. Dengan menyebut nama Alloh atas harta bendaku, keluargaku, anak-anakku dan para saha-batku. Dengan menyebut nama Alloh atas segala sesuatu yang diberikan Tuhanku kepadaku.‘‘_

بِسْمِ اللَّهِ رَبِّ السَّمَوَاتِ السَّبْعِ, وَ رَبِّ اْلأَرَضِيْنَ السَّبْعِ, وَ رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ,

_‘‘Dengan menyebut nama Alloh, Tuhan Penguasa langit tujuh lapis, Tuhan Penguasa bumi lapis tujuh, Tuhan Penguasa ‘arasy yang agung.‘‘_

بِسْمِ اللهِ الَّذِي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْئٌ فِي اْلأَ رْضِ وَلاَ فِى السَّمَاءِ وَ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ (٣×).

_‘‘Dengan menyebut nama Alloh Yang tidak akan berbahaya bersama Nama-Nya sesuatu pun di bumi dan tidak pula di langit. Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.‘‘_

بِسْمِ اللهِ خَيْرِ اْلأَسْمَاءِ فِي اْلأَ رْضِ وَفِى السَّمَاءِ,

_‘‘Dengan menyebut nama Alloh, sebaik-baik *Asma’* di bumi dan di langit.‘‘_

بِسْمِ الله أَفْتَتِحُ وَبِهِ أَخْتَتِمُ اللّهَ اللّهَ اللّهَ رَبِّى لاَ أُشْرِكَ بِهِ أَحَدًا, اللّهُ اللّهُ اللّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ. اللّهُ اللّهُ اللّهُ أَعَزُّ وَأَجَلُّ وَأَكْبَرُ مِمَّا أَخَافُ وَأَحْذَرُ (٣×).

_‘‘Dengan menyebut nama Alloh aku memulai, dan Dengan menyebut nama Alloh aku mengakhiri. Alloh, Alloh, Alloh, Tuhanku, tiada sekutu bagi-Nya. Alloh, Alloh, Alloh, tiada tuhan selain Dia. Alloh, Alloh, Alloh,Yang Maha Mulia, Maha Agung dan Maha Besar dari apa saja yang aku takuti dan aku khawatiri.‘‘_

اللّهُمَّ إِنِّى َأَعُوذُبِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِى وَ مِنْ شَرِّ غَيْرِى, مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ رَبِّى, بِكَ اللّهُمَّ أَخْتَرِزُ مِنْهُمْ, وَ بِكَ اللّهُمَّ أَدْرَأُ فِى نُحُورِهِمْ, وَ بِكَ اللّهُمَّ َأَعُوذُ مِنْ شُرُورِهِمْ وَأَسْتَكْفِيْكَ إيَِّاهُمْ وَاُقَدِّمُ بَيْنَ يَدَيِّ وَأَيْدِيْهِمْ وَأَيْدِي مَنْ أَحَاطَتْهُ عِنَايَتِى وَشَمِلَتْهُ إِحَاطَتِى.

_‘‘Ya Alloh! Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan diriku, keburukan selainku, keburukan apa saja yang diciptakan Tuhanku. Dengan-Mu, Ya Alloh, aku memohon perlindungan dari mereka. Dengan-Mu, Ya Alloh, aku menolak pada leher mereka. Dengan-Mu, Ya Alloh, aku berlindung dari kejahatan mereka, aku memohon kiranya Engkau mengatasi mereka, aku haturkan di hadapanku, di hadapan mereka, di hadapan orang yang diliputi oleh pertolonganku.‘‘_

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ. اللَّهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ. وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ. (٣×).

_‘‘Dengan menyebut nama Alloh Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Katakanlah: *‘‘Dia-lah Alloh, Yang Maha Esa, Alloh adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.‘‘ (QS al-Ikhlash : 1-4).*_

وَمِثْلُ ذَلِكَ عَنْ يَمِيْنِى وَأَيْمَانِهِمْ, وَمِثْلُ ذَلِكَ عَنْ شِمَالِى وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ, وَمِثْلُ ذَلِكَ أَمَامِى وَأَمَامَهُمْ, وَمِثْلُ ذَلِكَ مِنْ خَلْفِى وَمِنْ خَلْفِهِمْ, وَمِثْلُ ذَلِكَ مِنْ فَوْقِى وَمِنْ فَوْقِهِمْ, وَمِثْلُ ذَلِكَ مِنْ تَحْتِى وَ مِنْ تَحْتِهِمْ, وَمِثْلُ ذَلِكَ محُِيْطٌ بِى وَبِهِمْ, وَبِمَا أَحَطْنَابِهِ.

_‘‘Dan seperti itu dari arah kananku dan kanan mereka, seperti itu dari arah kiriku dan kiri mereka, seperti itu dari arah depanku dan depan mereka, seperti itu dari arah belakangku dan belakang mereka, seperti itu dari arah atasku dan atas mereka, seperti itu dari arah bawahku dan bawah mereka. Dan seperti itu yang akrab denganku, dengan mereka, dan dengan apa saja yang aku akrab dengannya.‘‘_

اللّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ لِى وَلَهُمْ مِنْ خَيْرِكَ بِخَيْرِكَ الَّذِى لاَ يَمْلِكُهُ غَيْرُكَ, اللّهُمَّ اجْعَلْنِى وَ إيَّاهُمْ فِى حِفْظِكَ وَعِيَاذِكَ وَعِيَالِكَ وَجِوَارِكَ وَأَمْنِكَ وَأَمَانَتِكَ وَحِزْبِكَ وَحِرْزِكَ وَكَنَفِكَ وَسِتْرِكَ وَلُطْفِكَ وَمِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَسُلْطَانٍ, وَإِنْسٍ وَجَانٍّ, وَبَاغٍ وَحَاسِدٍ, وَسَبُعٍ وَحَيَّةٍ وَعَقْرَبٍ, وَمِنْ شَرِّ كُلِّ دَابَّةٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا إِنَّ رَبىِّ عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ,

_‘‘Ya Alloh! Aku memohon kepada-Mu, untukku dan untuk mereka, kebaikan-Mu dengan kebaikan-Mu yang tiada mampu melikinya selain Engkau. Ya Alloh! Jadikanlah aku dan mereka selalu dalam pemeliharaan-Mu, perlindungan-Mu, keluar besar-Mu, tetangga-Mu, keamanan-Mu, amanah-Mu, golo-ngan-Mu, benteng perlindungan-Mu, naungan perlindungan-Mu, tirai-Mu dan sifat lemah lembut-Mu, dari semua syetan dan penguasa (zhalim), dari manusia dan jin, dari orang yang durjana dan hasud, binatang buas dan ular serta kalajengking, dan dari kejahatan semua yang melata di bumi yang ubun-ubunnya berada didalam genggaman-Mu. Sesung-guhnya Tuhanku berada di atas jalan yang lurus.‘‘_
حَسْبِيَ الرَّبُّ مِنَ الْمَرْبُوبِيْنَ, حَسْبِيَ الْخَالِقُ مِنَ الْمَخْلُوقِيْنَ, حَسْبِيَ الرَّازِقُ مِنَ الْمَرْزُوقِيْنَ, حَسْبِيَ السَّاتِرُ مِنَ الْمَسْتُورِيْنَ, حَسْبِيَ الناصِرُ مِنَ الْمَنْصُورِيْنَ, حَسْبِيَ القَاهِرُ مِنَ الْمَقْهُورِيْنَ, حَسْبِيَ الَّذِى هُوَحَسْبِي, حَسْبِيَ مَنْ لَمْ يَزَلْ حَسْبِي, حَسْبِيَ اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ, حَسْبِيَ اللهُ مِنْ جَمِيْعِ خَلْقِهِ.
_‘‘Cukuplah bagiku *‘Al-Kholiq’* (Tuhan Maha Pen-cipta) sebagai penolongku daripada semua makhluk. Cukuplah bagiku *‘Al-Rozzaq’* (TuhanMaha Pemberi rizki) sebagai penolongku daripada semua makhluk yang diberi rizki. Cukuplah bagiku *‘As-Satir’* (Tuhan Yang Menutupi) sebagai penolongku daripada semua makhluk yang ditutupi-Nya. Cukuplah bagiku *‘Al-Nashir’* (Tuhan Penolong) yang menolongku daripada semua makhluk yang diberi pertolongan. Cukuplah bagiku *‘Al-Qohir’* (Tuhan Yang Perkasa) sebagai penolongku daripada semua makhluk yang ditaklukkan-Nya. Cukuplah bagiku Tuhan sebagai penolongku Yang Dia adalah Pencukupku. Cukuplah bagiku Tuhan sebagai Penolongku Yang Dia senantiasa mencukupiku. Cukuplah Alloh menjadi Penolongku dan Alloh adalah sebaik-baik Pelindung. Cukuplah Alloh menjadi Penolongku dari seluruh makhluk-Nya.‘‘_
إِنَّ وَلِيِّيَ اللَّهُ الَّذِي نَزَّلَ الْكِتَابَ وَهُوَ يَتَوَلَّى الصَّالِحِينَ. وَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْءَانَ جَعَلْنَا بَيْنَكَ وَبَيْنَ الَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ بِالْلاَخِرَةِ حِجَابًا مَسْتُورًا. وَجَعَلْنَا عَلَى قُلُوبِهِمْ أَكِنَّةً أَنْ يَفْقَهُوهُ وَفِي ءَاذَانِهِمْ وَقْرًا وَإِذَا ذَكَرْتَ رَبَّكَ فِي الْقُرْءَانِ وَحْدَهُ وَلَّوْا عَلَى أَدْبَارِهِمْ نُفُورًا.
_*‘‘Sesungguhnya pelindungku ialah Alloh yang telah menurunkan Al-Kitab (Al Qur'an) dan Dia melindungi orang-orang yang saleh.(QS a-A’rof : 196) Dan apabila kamu membaca Al Qur'an niscaya Kami adakan antara kamu dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, suatu dinding yang tertutup. dan Kami adakan tutupan di atas hati mereka dan sumbatan di telinga mereka, agar mereka tidak dapat memahaminya. Dan apabila kamu menyebut Tuhanmu saja dalam Al Qur'an, niscaya mereka berpaling ke belakang karena bencinya.‘‘ (QS al-Isro’ : 45-56)*_
فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ (٧×).
_*‘‘Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: ‘‘Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang agung.‘‘ (QS at-Taubah : 129).*_
وَ لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ. وَصَلىَّ اللهُ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
_‘‘Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Semoga Alloh melimpahkan rohmat ta’zhim dan kesejahteraan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad, Nabi yang *‘Ummi’* (buta huruf), beserta keluarga dan para sahabatnya.‘‘_
*Do'a Wirid Hizib Nawawi*
خَبَأْتُ نَفْسِى فِى خَزَائِنِ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ, أَقْفَالُهَا ثِقَتِى بِاللهِ, مَفَاتِيْحُهَا لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ,
_‘‘Aku sembunyikan diriku didalam gudang simpanan *‘Bismillaahirroh-maanirrohiim’.* Grendel (kuncinya) adalah *‘Kepercayaanku pada Alloh’.* Kunci pembu-kanya adalah *‘Laa haula walaa quwwata illaa billaah’.*_
أُدَافِعُ بِكَ اللّهُمَّ عَنْ نَفْسِى مَاأُطِيْقُ وَ مَالاَ أُطِيْقُ, لاَطَاقَةَ لِمَخْلُوقٍ مَعَ قُدْرَةِ الْخَالِقِ, حَسْبِيَ اللهُ وَنِعْمَ الوَكِيْلُ, بِخَفِيِّ لُطْفِ اللهِ, بِلَطِيْفِ صُنْعِ اللهِ, بِجَمِيْلِ سِتْرِ الله, دَخَلْتُ فِى كَنَفِ اللهِ, تَشَفَّعْتُ بِسَيِّدِنَا رَسُولِ اللهِ, تَحَصَّنْتُ بِأَسْمَاءِ الله, آمَنْتُ بِالله, تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ, إدَّخَرْتُ اللهَ لِكُلِّ شِدَّةٍ.
_‘‘Aku melindungi diriku dengan perantaran-Mu, Ya Alloh, apa yang aku mampu dan apa yang aku tidak mampu. Tiada kemampuan bagi makhluk berha-dapan dengan kekuasaan *Al-Kholiq*. Cukuplah Alloh sebagai penolongku dan Dia sebaik-baik Pelindung. Berkat rahasia kelemahlembutan Alloh, berkat kelemahlembutan penciptaan Alloh, dan berkat kein-dahan tirai Alloh, aku masuk kedalam perlindungan/naungan Alloh aku memohon syafaat junjungan kita Rosululloh, aku berlindung dengan *Asma’ Alloh* aku beriman kepada Alloh, aku bertawakkal kepada Alloh, dan aku memohon perlindungan Alloh setiap menga-lami kesempitan.‘‘_

اللّهُمَّ يَامَنْ إِسْمُهُ مَحْبُوبٌ, وَوَجْهُهُ مَطْلُوبٌ, إِكْفِنِى مَا قَلْبِى مِنْهُ مَرْهُوبٌ, أََنْتَ غَالِبٌ غَيرُ مَغْلُوبٍ, وَصَلىَّ الله عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. حَسْبِيَ اللهَ وَنِعْمَ الوَكِيْلُ.

_Ya Alloh, wahai Tuhan yang Nama-Nya dicintai dan *‘Wajah-Nya’* selalu dicari, cukupilah aku (dari) sesuatu yang darinya menakutkan hatiku. Engkau Tuhan Yang Mengalahkan, tana pernah terkalahkan. Semoga Alloh melimpahkan rohmat ta’zhim dan kesejahteraan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya. Cukuplah Alloh sebagai penolongku dan Dia sebaik-baik Pelindung.

Jawaban 'Terserah' dalam permintaan Talak Isteri


Jika ada istri meminta talak kemudian suami mengatakan 'terserah' apakah termasuk talak? 

Jawab:

Termasuk Talak Kinayah, jika tujuan niat suami mentalak, maka terjadi talak, jika tidak, maka tidak terjadi talak. 

Jika suami mengatakan 'Iya' maka masuk katagori talak sharih


مغني المحتاج - محمد بن أحمد الشربيني - ج ٣ - الصفحة ٣٢٩

 ( وإن قيل ) له ( ذلك ) القول المتقدم وهو أطلقت زوجتك ( التماسا لإنشاء فقال نعم ) أو نحوها مما يرادفها ( فصريح ) في الإيقاع حالا لأن نعم ونحوها قائم مقام طلقتها المراد لذكره في السؤال ( وقيل ) هو ( كناية ) يحتاج لنية لأن نعم ليست معدودة من صرائح الطلاق .

فتاوي الاسلامية

وقول الزوج [ لك ما شئت ] بعد طلب زوجته الطلاق يعتبر كناية طلاق، وهي كل لفظ يدل على الفرقة، وليس صريحاً فيها، ولا تكون الكناية طلاقاً إلا مع نية إيقاعه 

Rabu, 05 Februari 2025

DISHOLAWATIN AJA AGAR KETUALARAN

DALIL APA APA DISHOLAWATIN

Dari Ubay bin Ka’ab –radhiyallahu ‘anhu- berkata:

يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أُكْثِرُ الصَّلَاةَ عَلَيْكَ فَكَمْ أَجْعَلُ لَكَ مِنْ صَلَاتِي ؟ فَقَالَ : مَا شِئْتَ . قَالَ قُلْتُ الرُبُعَ ؟ قَالَ : مَا شِئْتَ فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ . قُلْتُ النِّصْفَ ؟ قَالَ : مَا شِئْتَ فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ . قَالَ قُلْتُ فَالثُّلُثَيْنِ ؟ قَالَ : مَا شِئْتَ فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ . قُلْتُ أَجْعَلُ لَكَ صَلَاتِي كُلَّهَا ؟ قَالَ : إِذًا تُكْفَى هَمَّكَ وَيُغْفَرُ لَكَ ذَنْبُكَ

وفي رواية 

إذن يكفيك الله أمر دنياك وآخرتك 

“Wahai Rasulullah, sungguh aku telah memperbanyak bershalawat kepadamu, lalu seberapa banyak aku jadikan shalawatku kepadamu di dalam dzikirku ?, beliau menjawab: “Terserah kamu”, Aku berkata: “seperempat ?”, beliau menjawab: “Terserah kamu, tapi kalau kamu tambah lebih baik”. Aku berkata: “setengahnya ?”, beliau menjawab: “Terserah kamu saja, tapi jika kamu tambah lebih baik bagimu”. Aku berkata: “Dua pertiga ?”. beliau menjawab: “Terserah kamu, Tapi kalau kamu tambah lebih baik”. Aku berkata: “Akan aku jadikan dzikirku semua dengan shalawat kepadamu”. Beliau menjawab: “Kalau begitu, maka akan dicukupkan semua keinginanmu, dan dosamu akan diampuni”.

Imam Tirmidzi berkata: “Hadits hasan shahih”, Dihasankan oleh Al Mundziri di dalam At Targhib wa Tarhib, dihasankan juga oleh Al Hafidz Ibnu Hajar di dalam Fathul Baari (11/168) dan yang lainnya.

Titik dalil : Dalam Hadits di atas Rasulullah ﷺ menjanjikan bagi yang memperbanyak shalawat akan dicukupkan (dipenuhi) keinginannya secara umum artinya termasuk keinginan duniawi.

Wallahua'lam

Selasa, 04 Februari 2025

Orang Tua: Jalan pembuka menuju surga

Membuka jalan menuju surga

"(وقال -صلى الله عليه وسلم-: من أصبح مرضيا لأبويه أصبح له بابان مفتوحان إلى الجنة)

𝑹𝒐𝒔𝒖𝒍𝒖𝒍𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒉𝒐𝒍𝒍𝒂𝒍𝒍𝒂𝒉𝒖 𝒂𝒍𝒂𝒊𝒉𝒊 𝒘𝒂𝒔𝒂𝒍𝒍𝒂𝒎 𝒃𝒆𝒓𝒔𝒂𝒃𝒅𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒖𝒅𝒏𝒚𝒂 :
"𝑩𝒂𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒊𝒂𝒑𝒂 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒖𝒏 𝒅𝒊 𝒑𝒂𝒈𝒊 𝒉𝒂𝒓𝒊 𝒅𝒂𝒏 𝒊𝒂 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒓𝒊𝒅𝒉𝒐 ( 𝒃𝒆𝒓𝒃𝒂𝒌𝒕𝒊 𝒑𝒂𝒅𝒂 ) 𝒌𝒆𝒅𝒖𝒂 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒖𝒂𝒏𝒚𝒂, 𝒎𝒂𝒌𝒂 𝒃𝒂𝒈𝒊𝒏𝒚𝒂 𝒅𝒖𝒂 𝒑𝒊𝒏𝒕𝒖 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒓𝒃𝒖𝒌𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒖𝒋𝒖 𝑺𝒖𝒓𝒈𝒂."


📖 `[𝒂𝒍-𝑴𝒖𝒔𝒕𝒂𝒅𝒓𝒐𝒌 𝒂𝒍-𝑾𝒂𝒔𝒂𝒊𝒍 𝒋𝒖𝒛.5 𝒉𝒂𝒍. 175]` 

Senin, 03 Februari 2025

Sabar dan segala kelebihannya

Sifat Sabar dan keunggulannya
قال الحسن: جربنا وجرب لنا المجربون، فلم نر شيئاً أنفع وجداناً ولا أضر فقداناً من الصبر: به تداوى الأمور ولا يداوى 
هو بغيره

البصائر والدخائر ٣/١٧٢
Hasan Al-Basri Berkata: Aku dan yang lain meneliti: Tak ada yang lebih manfaat dan lebih berbahaya ketika hilang daripada sifat Sabar, ia merupakan obat dari segala penyakit, dan ia takbisa diobati dengan lainnya

Minggu, 02 Februari 2025

Tips Sederhana Agar Urusan Lancar

Urusan bisa lancar sebab satu hal

صلاح الأمر في خصلة: الطعام لايؤكل إلا على شهوة (البصائر والدخائر ٣/١٧٧) 
Urusan lancar ada dalam satu hal: Tidak makan kecuali ingin makan (bayangkan jika anda banyak makan yang nanti anda akan BAB tanpa mengenal waktu, bahkan saat ada kegiatan penting) 

Sabtu, 01 Februari 2025

Tujuan Allah Memberikan Ilmu, Harta & Kemuliaan

Tiga Untuk Tiga

وقال يوسف: المراد من ثلاثة أشياء ثلاثة أشياء: من العلم استعماله، ومن المال إنفاقه، ومن الشرف التقوى

Intinya dari ilmu adalah, harta adalah pengamalan dan kemuliaan adalah ketakwaan

Al-Bashair wad Dakhair 2 / 160

Tips berpuasa bagi yang berfisik lemah

● *Saat sahur* usahakan untuk membatasi asupan teh dan kopi. Pasalnya, dua asupan tsb membuat metabolisme berjalan cepat. Sehing...