Hubungan Surah al-Furqān dengan an-Nūr: Analogi dengan al-An‘ām dan al-Mā’idah
1. Pengantar
Salah satu sisi keindahan susunan al-Qur’an adalah adanya keterkaitan antar-surah. Para ulama menyinggung bahwa penutup sebuah surah sering berkaitan dengan pembukaan surah setelahnya, bahkan membentuk rangkaian makna. Hal ini tampak jelas dalam hubungan antara al-Furqān dengan an-Nūr, yang menyerupai hubungan al-An‘ām dengan al-Mā’idah.
2. Hubungan Penutup dan Pembukaan
Surah an-Nūr ditutup dengan ayat:
> “Milik Allah-lah apa yang di langit dan bumi” (an-Nūr: 64).
Surah al-Mā’idah ditutup dengan ayat:
> “Milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi serta apa yang ada di dalamnya” (al-Mā’idah: 120).
Kedua penutup ini menegaskan kepemilikan dan kekuasaan Allah atas alam semesta.
Lalu, al-Furqān dibuka dengan:
> “Yang memiliki kerajaan langit dan bumi ... dan Dia menciptakan segala sesuatu lalu menetapkan ukuran-ukurannya dengan ketetapan yang sempurna” (al-Furqān: 2).
Pembukaan ini adalah perincian dari penutup surah sebelumnya.
3. Perincian Isi
Dalam al-Furqān, Allah menyebutkan rincian ciptaan-Nya, antara lain:
Bayangan, malam, tidur, siang.
Angin, air, hewan ternak, manusia.
Percampuran dua lautan.
Kekerabatan (nasab dan pernikahan).
Penciptaan langit dan bumi dalam enam masa.
Istiwa’ Allah di atas ‘Arsy.
Gugusan bintang, matahari, bulan.
Semua ini adalah tafsir dan penjelasan detail dari firman-Nya:
> “Milik Allah-lah apa yang di langit dan bumi” (an-Nūr: 64).
Sebagaimana halnya al-An‘ām memerinci penutup al-Mā’idah.
4. Isyarat tentang Umat Terdahulu
Dalam al-Furqān, ada isyarat tentang umat-umat yang mendustakan dan dibinasakan.
Isyarat serupa terdapat dalam al-An‘ām.
Kemudian, isyarat tersebut diperjelas dan diperinci dalam surah setelahnya:
asy-Syu‘arā’ setelah al-Furqān.
al-A‘rāf setelah al-An‘ām.
Dengan demikian, hubungan antar-surah membentuk pola: isyarat → perincian.
5. Posisi dalam Kategori Surah
al-Furqān dan asy-Syu‘arā’ termasuk dalam kelompok al-Matsānī (surah-surah menengah).
al-An‘ām dan al-A‘rāf termasuk dalam kelompok ath-Thiwāl (surah-surah panjang).
Hubungan keduanya serupa: masing-masing menjadi pasangan dalam menjelaskan penutup surah sebelumnya.
6. Rahasia Pola Susunan: Surah Makkiyah setelah Madaniyah
Ada pula satu kelembutan lain yang menarik:
Setiap kali datang surah Makkiyah setelah surah Madaniyah, pembukaannya dimulai dengan pujian kepada Allah.
Contoh:
al-An‘ām setelah al-Mā’idah.
al-Isrā’ setelah an-Naḥl.
al-Furqān setelah an-Nūr.
Saba’ setelah al-Aḥzāb.
al-Ḥadīd setelah al-Wāqi‘ah.
al-Mulk (Tabārak) setelah at-Taḥrīm.
Ini memberi isyarat adanya kemandirian tema sekaligus perpindahan dari satu jenis bahasan ke jenis yang lain.
7. Kesimpulan
Susunan surah dalam al-Qur’an bukan acak, melainkan penuh hikmah.
al-Furqān berhubungan erat dengan an-Nūr, sebagaimana al-An‘ām dengan al-Mā’idah.
Pola: penutup ringkas → pembukaan perinci → isyarat → perincian lebih luas.
Perpaduan surah Makkiyah setelah Madaniyah memperlihatkan transisi tematik yang indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar