Puasa bagi Orang Sakit
1. Orang sakit yang masih ada harapan sembuh
Boleh berbuka puasa jika mengalami kesulitan atau kepayahan dalam berpuasa. Tidak wajib membayar fidyah, tetapi wajib mengqadha puasa yang ditinggalkan.
2. Orang sakit yang tidak ada harapan sembuh
Tidak wajib berpuasa, tidak wajib mengqadha, tetapi wajib membayar fidyah.
Kadar Sakit yang Membolehkan Berbuka
1. Sakit ringan (seperti batuk, pilek, flu, atau sakit kepala): Jika tidak berpengaruh pada kemampuan berpuasa, tetap diwajibkan berpuasa. Jika mengalami sakit ini di tengah puasa, wajib meneruskan puasanya, selama tidak bertambah parah.
2. Sakit berat yang membahayakan tubuh atau berisiko menyebabkan kematian : Wajib berbuka dan tidak diperbolehkan berpuasa.
3. Sakit yang melemahkan tubuh tanpa membahayakan nyawa: Berbuka lebih utama daripada berpuasa.
Catatan:
Dugaan kuat akan terjadinya bahaya akibat berpuasa sudah cukup menjadi alasan untuk berbuka, tanpa harus menunggu konfirmasi dokter terlebih dahulu.
Puasa bagi Lansia
Lansia yang tidak lagi mampu berpuasa memiliki hukum yang sama dengan orang sakit yang tidak ada harapan sembuh, yaitu tidak wajib berpuasa dan tidak wajib mengqadha, tetapi wajib membayar fidyah.
Ref tambahan
فللمريض ثَلَاثَة أَحْوَال إِن توهم ضَرَرا يُبِيح التَّيَمُّم كره لَهُ الصَّوْم وَجَاز لَهُ الْفطر
وَإِن تحقق الضَّرَر الْمَذْكُور أَو غلب على ظَنّه أَو انْتهى بِهِ الْعذر إِلَى الْهَلَاك أَو ذهَاب مَنْفَعَة عُضْو حرم الصَّوْم وَوَجَب الْفطر وَإِن كَانَ الْمَرَض خَفِيفا بِحَيْثُ لَا يتَوَهَّم فِيهِ ضَرَرا يُبِيح التَّيَمُّم حرم الْفطر وَوَجَب الصَّوْم مَا لم يخف الزِّيَادَة وكالمريض الحصادون
والملاحون والفعلة وَنَحْوهم
Artinya: Ulama membagi tiga keadaan orang sakit. Pertama, kalau misalnya penyakit diprediksi kritis yang membolehkannya tayammum, maka penderita makruh untuk berpuasa. Ia diperbolehkan tidak berpuasa. Kedua, jika penyakit kritis itu benar-benar terjadi, atau kuat diduga kritis, atau kondisi kritisnya dapat menyebabkannya kehilangan nyawa atau menyebabkan disfungsi salah satu organ tubuhnya, maka penderita haram berpuasa. Ia wajib membatalkan puasanya. Ketiga, kalau sakit ringan yang sekiranya tidak sampai keadaan kritis yang membolehkannya tayammum, penderita haram membatalkan puasanya dan tentu wajib berpuasa sejauh ia tidak khawatir penyakitnya bertambah parah. Sama status hukumnya dengan penderita sakit adalah buruh tani, petani tambak garam, buruh kasar, dan orang-orang dengan profesi seperti mereka (Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani, Nihayatuz Zein fi Irsyadil Mubtai’in, halaman 189).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar