Sabtu, 22 April 2023

Mengenal Tingkatan Ahli Fikih (part-III Habis)

 


Mujtahid Fatwa/Ahlut-Tarjih

Mujtahid yang masih belum sampai pada tingkatan ashhâbul-wujûh, akan tetapi tercatat sebagai pakar fikih dan hafal rumusan-rumusan imam mazhabnya, mengetahui dalil-dalil yang digunakan imam mazhabnya serta mampu untuk menetapkan hukum melalui dalil-dalil yang digunakan oleh imam mazhab tersebut. 

Syarat-Syarat Mujtahid Fatwa (Ahlut-Tarjîh)

  • Ahli fikih.

  • Hafal pada rumusan-rumusan imam mazhabnya.

  • Mengetahui dalil-dalil yang digunakan imam mazhabnya dalam merumuskan suatu hukum.

  • Mampu untuk menetapkan hukum melalui dalil-dalil yang digunakan oleh imam mazhab yang diikuti.


Di antara mujtahid fatwa dari mazhab Syafi’i 

  1. Abu Ishaq Asy-Syirazi (393-476 H)

Ibrahim bin Ali bin Yusuf al-Fairuzabadi asy-Syirazi. Lahir di Kota Fairuzabad, Irak. Dalam riwayat rihlah ilmiahnya, asy-Syirazi banyak menghabiskan masa mudanya dengan melancong ke berbagai daerah seperti Bashrah, Baghdad dan lainnya. Salah satu karya fenomenalnya adalah al-Muhadzab yang disyarahi oleh Imam an-Nawawi.


  1. Imam Haramain (419-478 H)

Abdul Malik bin Abdullah bin Yusuf bin Muhammad bin Abdullah al-Juwaini. Belajar fikih pada ayahandanya, Imam Abdullah bin Yusuf. Berkat militansinya dalam belajar, Imam Haramain sudah memiliki ketenaran semenjak kecil. Beliau ditinggal wafat ayahandanya ketika berusia dua puluh tahun. Pernah menjadi mufti di Mekkah saat masih belajar di sana. 


  1. Al-Ghazali (450-505 H)

Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad ath-Thusi Abu Hamid al-Ghazali. Lahir di Thus dari orang tua pedagang kain wol. Pernah berguru kepada Imam Haramain di Nisapur. Dalam belajar, al-Ghazali tidak setengah-setengah sehingga mampu mendalami berbagai macam disiplin ilmu. Pernah menjabat staf pengajar di Madrasah Nidzamiyah, Baghdad.



Nudzar at-Tarjih

Seorang yang kredibel dalam men-tarjîh (mengunggulkan) pendapat Imam an-Nawawi dan ar-Rafi’i. 

Syarat-syarat Nudzar at-Tarjih:

Memiliki kredibelitas dalam men-tarjîh (mengunggulkan) pendapat an-Imam an-Nawawi dan ar-Rafi’i.

Hamalat al-Fiqh/al-Faqih

Seorang yang ahli dalam ilmu fikih. Senantiasa mengkaji dan melestarikan rumusan-rumusan hukum para mujtahid.


Disarikan dari: Thâbaqat asy-Syâfi’îyyah al-Kubrâ.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adab-adab berdoa

Adab-adab berdoa  Doa berarti memohon kepada Allah subhanahu wa ta'ala terhadap sesuatu yang bersifat baik. Seperti berdoa m...