Rabu, 30 April 2025

Filosofi dari Lambang NU



Filosofi dari Lambang NU menurut KH. Ridwan Abdullah selaku penciptanya.

MAKNA LAMBANG NU:

*1. Bumi (bola dunia).*

Bumi adalah tempat manusia berasal, menjalani hidup dan akan kembali. 

Sesuai dengan surat Thaha ayat 55:

*مِنْهَا خَلَقْنٰكُمْ وَفِيْهَا نُعِيْدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً اُخْرٰى*

"Darinya (tanah) itulah Kami menciptakan kamu dan kepadanyalah Kami akan mengembalikan kamu dan dari sanalah Kami akan mengeluarkan kamu pada waktu yang lain."

*2. Tampar yang melingkar dalam posisi mengikat.*

Simbul tersebut bermakna Tali ukhuwah (persaudaraan) yang kokoh. 

Hal ini berdasarkan Surat Ali Imran, ayat 103:

*وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖ وَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَآءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖۤ اِخْوَانًا ۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَاحُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَا ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَـكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ.*

"Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 103).
 
*3. Peta Indonesia.* 

Peta Indonesia melambangkan bahwa NU didirikan di Indonesia dan berjuang untuk kejayaan negara Republik Indonesia.
 
*4. Dua simpul ikatan di bagian bawah.*

Dua simpul ikatan melambangkan hubungan vertikal kepada Allah (hablum minallah) dan hubungan horizontal dengan sesama manusia (hablum minannas).

*5. Untaian tampar berjumlah 99.* 

Simbul tersebut melambangkan 99 nama terpuji bagi Allah (Asmaul Husna).

*6. Empat bintang melintang di atas bumi.*

4 bintang bermakna Khulafaur Rasyidin yang terdiri dari: 
1). Abu Bakar as-Shiddiq RA.
2). Umar bin Khattab RA.
3). Utsman bin Affan RA.
4). Ali bin Abi Thalib Karramallahu wajhah.

*7. Satu bintang besar terletak di tengah.*

Satu bintang besar melambangkan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.

*8. Empat bintang di bawah bumi.*

4 bintang tersebut melambangkan empat imam madzhab Ahlussunnah wal Jamaah yang terdiri dari:
1). Imam Hanafi.
2). Imam Maliki.
3). Imam Syafii.
4). Imam Hanbali.

*9. Jumlah bintang seluruhnya Sembilan.*
Bintang 9 bermakna Walisongo (Sembilan orang wali) penyebar agama Islam di tanah Jawa.

*10. Tulisan Nahdlatul Ulama dalam huruf Arab melintang di tengah.*

Tulisan tersebut adalah nama organisasi Nahdlatul Ulama yang berarti Kebangkitan Ulama'.

*11. Tulisan warna putih bermakna kesucian.*


Janda Yang Punya Yatim

Keutamaan Menikahi Janda yang Ditinggal Mati Suami dan Memiliki Anak Yatim

Kita tahu bersama bahwa anak yatim adalah anak yang ditinggal mati ayahnya saat sebelum baligh. Anak seperti inilah yang dikatakan yatim dan punya keutamaan untuk ditolong karena penanggung nafkahnya -yaitu ayahnya- sudah tiada. Jika ada yang menikahi janda karena ingin menolong anaknya, maka ia akan dapat keutamaan besar menyantuni anak yatim.

Dari Sahl ibnu Sa’ad, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda,

« أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِى الْجَنَّةِ هَكَذَا » . وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى ، وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا شَيْئًا

“Kedudukanku dan orang yang menanggung anak yatim di surga bagaikan ini. [Beliau merapatkan jari telunjuk dan jari tengahnya, namun beliau regangkan antara keduanya]”. (HR. Bukhari no. 5304).

Walau memang menikahi perawan ada keutamaannya, namun menikahi janda tidak boleh dipandang sebelah mata. Bahkan ada pria yang membutuhkan janda dibanding gadis perawan. Semisal seorang pria ingin mencari wanita yang lebih dewasa darinya sehingga bisa mengurus adik-adiknya. Dari Sayyidina Jabir bin ‘Abdillah, ia pernah berkata,

تَزَوَّجْتُ امْرَأَةً فِى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَلَقِيتُ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ « يَا جَابِرُ تَزَوَّجْتَ ». قُلْتُ نَعَمْ. قَالَ « بِكْرٌ أَمْ ثَيِّبٌ ». قُلْتُ ثَيِّبٌ. قَالَ « فَهَلاَّ بِكْرًا تُلاَعِبُهَا ». قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ لِى أَخَوَاتٍ فَخَشِيتُ أَنْ تَدْخُلَ بَيْنِى وَبَيْنَهُنَّ. قَالَ « فَذَاكَ إِذًا. إِنَّ الْمَرْأَةَ تُنْكَحُ عَلَى دِينِهَا وَمَالِهَا وَجَمَالِهَا فَعَلَيْكَ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ »

“Aku pernah menikahi seorang wanita di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu aku bertemu dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau pun bertanya, “Wahai Jabir, apakah engkau sudah menikah?” Ia menjawab,”Iya sudah.”Yang kau nikahi gadis ataukah janda?”, tanya Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku pun menjawab, “Janda.”Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Kenapa engkau tidak menikahi gadis saja, bukankah engkau bisa bersenang-senang dengannya?” Aku pun menjawab, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku memiliki beberapa saudara perempuan. Aku khawatir jika menikahi perawan malah nanti ia sibuk bermain dengan saudara-saudara perempuanku. Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Itu berarti alasanmu. Ingatlah, wanita itu dinikahi karena seseorang memandang agama, harta, dan kecantikannya. Pilihlah yang baik agamanya, engkau pasti menuai keberuntungan.” (HR. Muslim no. 715)

Namun dengan catatan di sini tetap memandang janda yang punya agama yang baik, bukan sembarang janda. Semoga Bermanfaat.


Selasa, 29 April 2025

Menselonjorkan kaki di dekat Mushaf

Bagaimana hukumnya menyelonjorkan kaki di samping mushaf
Jawab:
tidak apa-apa, syaratnya mushhafnya harus lebih tinggi dan tidak niat menghina
menghina. :

.ويجوز ما لا يشعر بالإهانة كالبصاق على اللوح لمحوه لأنه إعانة ونحو مد رجله أى وكونه خلف ظهره في نوم أوجلوس لا بقصد إهانة في ذلك.حاشية القليوبي ١/٤٠ وكذا في إعانة الطالبين ١/٦٧-٦٨
.ويحرم مد الرجل لما فيه من الإزدراء به_____ويحرم الوطئ على فراش أو حشب نقش بالقرأن كما في الأنوار أو شيئ من أسمائه تعالى وقوله *مالم يكن أى المصحف على مرتفع فإن كان كذالك فلا يحرم*.إعانة الطالبين ١/٦٩

Senin, 28 April 2025

Bermakmum pada orang beda Mazhab

MAKMUM PADA IMAM BEDA MADZHAB


Dulu di pesantren sering sekali mendapatkan keterangan di beberapa kitab bahwa tidak sah shalat bermakmun pada imam yang diyakini batal shalatnya oleh Makmum. Yang sering dicontohkan adalah makmum bermazhab Syafi'i yang berjamaah pada imam bermadzhab Hanafi yang memegang kemaluannya dan tidak wudhu' lagi. Begitu pula makmum bermadzhab Syafi'i berjamaah pada makmum yang tidak membaca Basmalah. Hal ini salah satunya bisa kita baca dalam kitab Iqna' dengan syarahnya Al-Bujairimi berikut 

(وَلَا) يَصِحُّ اقْتِدَاؤُهُ بِمَنْ يَعْتَقِدُ بُطْلَانَ صَلَاتِهِ كَشَافِعِيٍّ اقْتَدَى بِحَنَفِيٍّ مَسَّ فَرْجَهُ لَا إنْ افْتَصَدَ اعْتِبَارًا بِاعْتِقَادِ الْمَأْمُومِ
قَوْلُهُ: (اعْتِبَارًا بِاعْتِقَادِ الْمَأْمُومِ) يُؤْخَذُ مِنْهُ أَنَّهُ لَوْ تَرَكَ الْإِمَامُ الْبَسْمَلَةَ لَمْ تَصِحَّ قُدْوَةُ الشَّافِعِيِّ بِهِ

Ketika hidup di kota yang masyarakatnya majemuk dan beragam, pendapat ini sangat berat. Bahkan ketika kita konsisten pada pendapat ini sehingga tidak mau berjamaah di masjid atau imam yang berbeda madzhab tentu bisa menimbulkan fitnah dan konflik.

Karena itu pendapat yang disampaikan dalam kitab شرح الياقوت النفيس ini perlu kita jadikan pijakan sebagai solusi hidup di masyarakat yang majemuk. Dalam kitab tersebut disebutkan bahwa ulama' berbeda pendapat apakah dalam berjamaah yang dianggap adalah keyakinan imam sendiri atas keabsahan shalatnga atau keyakinan makmum?

Menurut sebagian ulama' yang dianggap dalam jama'ah adalah kayakinan imam. Sehingga ketika imam meyakini shalatnya sah menurut madzhabnya, maka shalat makmum juga otomatis sah. Pendapat inilah yang menurut kitab tersebut layak untuk diamalkan. Terlebih ketika yang menjadi imam adalah seorang pemimpin negara, maka harus tetap bermakmun pada mereka agar tidak menimbulkan fitnah.

Berdasarkan hal tersebut ketika kita berjamaah di masjid yang imamnya kita yaqin tidak membaca Basmalah, maka shalat kita dianggap tetap sah. Sehingga kita tidak perlu memisahkan diri apalagi membuat jama'ah atau masjid sendiri. Pendapat ini juga merupakan pendapat yang kuat dalam madzhab Syafi'i. Wallahu A'lam

Minggu, 27 April 2025

Karena Bicara Itu Berlian


"Jika diam itu emas, maka bicara adalah berlian."
Kapan bicara jadi berlian?
✨ Saat menyampaikan kebenaran dan kebaikan.

Jangan asal bicara! Ucapan kita bisa menjadi ladang pahala atau justru membawa dosa. Rasulullah ﷺ bersabda:

"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam."
(HR. Bukhari & Muslim)

💡 Agar bicaramu jadi berlian, ikuti 5 tips ini:
1️⃣ Timbang sebelum bicara – Jika tidak bermanfaat, lebih baik diam.
2️⃣ Gunakan kata-kata lembut – Ucapan yang baik lebih menyentuh hati.
3️⃣ Sampaikan dengan ilmu – Jangan asal bicara tanpa dasar.
4️⃣ Hindari debat sia-sia – Fokus pada penyampaian kebaikan, bukan mencari menang.
5️⃣ Perbanyak dzikir – Agar lisan terbiasa berkata yang menyejukkan.

💬 Yuk, jadikan lisan kita sumber kebaikan! Gunakan untuk menyampaikan yang benar, bukan menyakiti.

🚀 Bagikan postingan ini, biar lebih banyak yang terinspirasi!

Sabtu, 26 April 2025

Para 'Penolong' Janda & Keutamaannya

Dari Sayyidina Abu Hurairah, berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

السَّاعِي عَلَى اْلأَرْمَلَةِ وَالْمَسَاكِيْنِ، كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيْلِ اللهِ، وَكَالَّذِي يَصُوْمُ النَّهَارَ وَيَقُوْمُ اللَّيْلَ

“Orang yang berusaha menghidupi para janda dan orang-orang miskin laksana orang yang berjuang di jalan Allah. Dia juga laksana orang yang berpuasa di siang hari dan menegakkan shalat di malam hari”. (HR. Bukhari no. 5353 dan Muslim no. 2982).

Termasuk dalam menolong para janda adalah dengan menikahi mereka. Namun janda manakah yang dimaksud?

Disebutkan dalam Syarah Shahih Muslim (18: 93-94), ada ulama yang mengatakan bahwa “armalah” yang disebut dalam hadits adalah wanita yang tidak memiliki suami, baik ia sudah menikah ataukah belum. Ada ulama pula yang menyatakan bahwa armalah adalah wanita yang diceraikan oleh suaminya.

Ada pendapat lain dari Ibnu Qutaibah bahwa disebut armalah karena kemiskinan, yaitu tidak ada lagi bekal nafkah yang ia miliki karena ketiadaan suami. Armalah bisa disebut untuk seseorang yang bekalnya tidak ada lagi. Demikian nukilan dari Al Imam An Nawawi.

Pendapat terakhir itulah yang penulis cendrungi.

Dari pendapat terakhir tersebut, janda yang punya keutamaan untuk disantuni adalah janda yang ditinggal mati suami atau janda yang diceraikan dan sulit untuk menanggung nafkah untuk keluarga. Adapun janda kaya, tidak termasuk di dalamnya.


Kamis, 24 April 2025

Sejarah Unik Lampu Lalu Lintas


Di tiap perempatan atau pertigaan jalan raya, kamu pasti bisa menemukan lampu lalu lintas yang berfungsi mengatur kendaraan yang sedang melintas. Tapi pernahkah kamu berfikir bagaimana awal mula ditemukannya lampu lalu lintas? Seperti apakah bentuk lampu lalu lintas saat pertama kali ditemukan? Yuk kita cari tahu.

Aturan berlalu lintas sudah berlaku sejak dulu bahkan sebelum ditemukannya kendaraan bermotor. Saat itu, lalu lintas kereta berkuda dan pejalan kaki di atur oleh polisi lalu lintas dengan menggunakan bendera putih dan peluit sebagai alatnya.

Lampu lalu lintas baru mulai dikenal pada tahun 1868 saat kendaraan bermotor sudah mulai banyak digunakan oleh masyarakat. Lampu lalu lintas terpasang pertama kali di London dekat Gedung Parlemen. Hanya saja, saat itu lampu lalu lintas tersebut baru memiliki dua warna, yakni hijau dan merah. Pada Januari 1869 lampu ini meledak dan melukai seorang petugas polisi yang sedang berada di dekatnya. Setelah kejadian tersebut, lampu lalu lintas tidak dipasang lagi.

 
Garrett Augustus Morgan Penemu Lampu Lalu Lintas

 

Kemudian seseorang berkebangsaan Amerika Serikat bernama Garrett Augustus Morgan berusaha membuat lampu lalu lintas agar dapat digunakan secara efektif dan juga lebih aman. Penemuannya ini bermula ketika ia melihat suatu tabrakan yang terjadi antara mobil dan kereta kuda. Peristiwa itu terjadi karena pada waktu itu sistem pengaturan lalu lintasnya menggunakan sinyal stop and go. Morgan berfikir bahwa sinyal stop and go memiliki kelemahan besar, yakni tidak adanya jeda waktu bagi pengguna jalan sehingga masih banyak terjadi kecelakaan.

Ia kemudian menciptakan lampu lalu lintas berbentuk seperti huruf T. Lampu ini terdiri dari tiga lampu dengan warna yang berbeda-beda, yaitu sinyal stop (ditandai dengan lampu merah), go (lampu hijau), posisi stop (lampu kuning). Lampu kuning inilah yang memberikan jeda waktu untuk mulai berjalan atau mulai berhenti. Lampu kuning juga memberi kesempatan untuk berhenti dan berjalan secara perlahan.

Pada awal 1912 di Salt Lake City, seorang polisi bernama Lester Wire menemukan lampu lalu lintas pertama di dunia yang dijalankan dengan tenaga listrik. Dua tahun kemudian, hal yang sama dilakukan oleh American Traffic Signal Company, di Cleveland, Ohio. Lampu lalu lintas ini terdiri dari dua warna, merah dan hijau, dan sebuah bel listrik yang berfungsi untuk memberi peringatan jika adanya perubahan nyala lampu.

Pada tahun 1920, seorang petugas polisi bernama William Potts, di Detroit, Michigan menyempurnakan pembuatan lalu lintas dengan tiga warna yang kemudian dikenal sebagai dasar ditemukannya lampu lalu lintas modern yang ada pada saat ini. Lampu lalu lintas pertama yang dioperasikan secara otomatis diperkenalkan pada Maret 1922 di Houston,

Rabu, 23 April 2025

ULAMA WANITA NUSANTARA YANG MENDUNIA

ULAMA WANITA NUSANTARA YANG 
MENDUNIA.

Syaikhoh Khairiyah binti Hadrotus Syekh Hasyim Asy'ari adalah penyambung sanad keilmuan kitab Shohih Bukhari dari Syaikhoh Fathimah binti Syekh Abdush Shomad Al Falimbani (guru besar dari Syekh Nawawi Al Bantani di Haramain)

Kalangan pesantren, baik salaf, maupun modern pasti mengenal nama kitab Shohih Bukhori.

Bahkan kelompok Islam Radikal pun juga sepakat menggunakan Hadits Bukhori sebagai rujukan kuat dalam menjalankan amaliah peribadatan.

Kitab Hadits Buhkori merupakan kumpulan Hadits baginda Nabi Muhammad ﷺ yg dihimpun oleh Sang Amirul Mu'minin Fil Hadits. 

Al Hafizh Al Imam Muhammad bin Ismail bin Ibrahim Al Bukhari dari berbagai ulama dari belahan dunia.

Kitab Bukhori disepakati para Ulama sebagai kitab yg paling shohih di dunia, setelah kitab suci Al Qur'an. 

Demikian pula di dalam Kutubus Sittah (Enam kitab induk di dalam Hadits) Shohih Bukhari menempati peringkat pertama yg kemudian disusul oleh Shohih Muslim, Sunan Abu Daud, Sunan Tirmidzi, Sunan Nasai, kemudian Sunan Ibnu Majah.

Selain sebagai sumber hukum terkuat setelah Al Qur'an, Kitab Shohih Bukhari diyakini mempunyai keberkahan yg luar biasa, bagi orang yg mau membaca dan mengamalkan isi yg terkandung didalamnya.

Banyak Ulama Bertawassul melalui kitab Shohih Bukhari, agar Allah ﷻ menghilangkan penderitaan yg terjadi di Nusantara.
Seperti ketika negeri Aceh di jajah kemudian mereka mengumandangkan perang sabil.
Banyak sekali doa bertebaran di Haramain yg ditujukan untuk kemenangan rakyat Aceh (umumnya bangsa Indonesia)

Ulama Nusantara yg berada di Haramain selalu memanjatkan doa untuk kemenangan bangsa Indonesia. 
Salah satu media Tawassulnya adalah dengan wasilah "Membaca Kitab Shohih Bukhari" di tempat yg sangat mustajab seperti di Multazam !!!

Tidak mengherankan jika para Kompeni merasa kuwalahan dalam melawan rakyat Aceh.
Sehingga mereka mencari² rahasia dibalik sulitnya Aceh ditaklukkan.
Ternyata kuncinya ada di Haramain.

Mereka lalu mengutus Christian Snock Hurgronje untuk meneliti semua aktivitas para Ulama Nusantara di Haramain.
Setelah Christian Snock Hurgronje mendapatkan data dan mengetahui kelebihan serta kelemahan masyarakat Nusantara dari belajar kepada Ulama Nusantara yg berada di Haramain.

Dan berbekal hafalan kitab Shohih Bukhori, Tafsir, dan Al Qur'an akhirnya Chistian Snock Hurgronje ditugaskan di Aceh dengan mengganti nama Syekh Abdul Ghoffar dengan misi utama, menghancurkan perlawanan penduduk pribumi kepada Belanda.

Dan melemahkan tradisi Islam seperti tirakat, wirid, hizib dan sambung sanad dengan ulama' terdahulu sampai kepada kanjeng Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم .
Hasilnya juga luar biasa, Syekh Abdul Ghaffar mampu memporak porandakan sendi kehidupan beragama di Nusantara.

Kembali masalah kitab Shohih Bukhori, selain digunakan sebagai wasilah (sarana Tawassul) untuk kemenangan bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah.

Kitab Shohih Bukhari juga pernah digunakan sebagai wasilah untuk menghilangkan marabahaya seperti kebakaran dan bencana gunung merapi yg hendak erupsi (meletus)

Ketika gunung merapi di Magelang hendak meletus, Kiai Dalhar (Watucongol) membacakan kitab Shohih Bukhari didekat gunung tersebut.
Sehingga Allah ﷻ pun mengabulkan doa beliau.
gunung merapi tidak jadi meletus.
Bencana tidak jadi menimpa wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya.

Karena pentingnya Kitab Shohih Bukhari bagi umat Islam maka seorang Kiai belum dinyatakan mumpuni Ke-ULAMA-annya sebelum Ia mengaji serta mengkhatamkan Kitab Shohih Bukhari secara Talaqqi (belajar langsung tatap muka dengan guru /syekh)

Oleh sebab itu dalam sejarah, Ulama² besar Nusantara seperti Syekh Nawawi bin Umar Al Bantani, Syekh Mahfuzh bin Abdullah At Tarmasi.

Dan Syekh Ahmad Khatib Minangkabawi, mereka semua pernah mengaji dan mengkhatamkan kitab Shahih Bukhori berkali².

Nama² yg kami sebutkan di atas adalah para Guru Besar Di Masjidil Haram Mekkah yg menjadi rujukan dunia Islam. 
Halaqahnya selalu dikelilingi oleh para Tholabah (penuntut ilmu) dari berbagai penjuru dunia, terlebih lagi para santri yg berasal dari Nusantara.

Tradisi mengajar kitab Shohih Bukhari dan merawat rantai silsilah atau sanad keilmuannya telah diteladankan oleh Syekh Nawawi Al Bantani yg kemudian dilanjutkan oleh kedua muridnya yaitu Syekh Mahfuzh At Tarmasi & Syekh Ahmad Khatib Minang kabau.

Bahkan Untuk Syekh Mahfuzh At Tarmasi setiap kali membaca satu Hadits dalam Shohih Bukhari beliau seringkali membaca seluruh perawinya secara Musalsal dari Gurunya hingga sampai Ke sahabat yg meriwayatkan langsung dari Baginda Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم.

Tradisi semacam ini dilestarikan oleh murid² Syekh Mahfuzh At Tarmasi seperti Syekh Umar Hamdan Al Mahrusi dan K.H. Hasyim Asy'ari (Pendiri NU)

Kedua murid Syekh Mahfuzh ini merupakan pakar hadits yg sangat masyhur di masanya. 
Syekh Umar Hamdan Al Mahrusi dijuluki sebagai Muhadditsul Haramain (pakar Haditsnya Mekkah Madinah)

Sedangkan K.H. Hasyim Asy'ari dikenal sebagai pakar Hadits dari tanah Jawa, beliau secara rutin ngaji Kitab Shohih Bukhari ketika bulan Ramadlan Tiba. 
Pengajian beliau ini di ikuti oleh banyak kalangan.

Bahkan menurut beberapa riwayat Syaikhona Muhammad Kholil bin Abdul Lathif (Bangkalan, Madura) yg merupakan guru KH. Hasyim Asy'ari juga Ikut menghadiri Halaqah. 
Hal ini sebagai bukti sekaligus pengakuan atas keilmuan yg dimiliki KH. Hasyim Asy'ari.

Memang tidak terlalu mengherankan sebab KH. Hasyim Asy'ari memang diketahui sebagai Ulama Nusantara yg hafal
Kutubus Sittah (Enam Kitab Hadits Induk) karena inilah beliau mendapat gelar "Hadhratus Syaikh".

Tradisi mengajar kitab Shohih Bukhari yang pernah dilakoni oleh KH. Hasyim Asy'ari kemudian dilanjutkan oleh putri pertamanya yaitu "Syaikhoh Khairiyah binti K.H Hasyim Asy'ari" yg mashur dikenal dengan ke'alimannya.

Menurut sebagian pendapat, Syaikhoh Fatimah merupakan anak mbah Hasyim yg paling 'alim dalam bidang keagamaan. 
Hal Ini merupakan sebuah kewajaran sebab Ia menerima transmisi keilmuan langsung di bawah bimbingan sang Ayah kemudian dilanjutkan belajar kepada suaminya sendiri yakni KH. Ma'shum Ali Kwaran, yg Masyhur dengan Ke'alimannya.

Setelah sang suami meninggal syaikhoh Khairiyah menikah untuk yg kedua kalinya dengan Syekh Muhaimin Lasem.
Beliau merupakan Ulama Nusantara (Rembang_Jawa Tengah) yg menjadi pengajar di Masjidil Haram serta menjadi Mudir 'Am di Madrasah Darul Ulum Makkah Al Mukarramah.

Semenjak menikah dengan Syekh Muhaimin Al Lasem, keilmuan Syaikhoh Khairiyah menjadi semakin terasah.
Ia berhasil membangun jaringan keilmuan di Haramain dengan gemilang. 
Sebagai capaian puncaknya adalah mendirikan Madrasah Kuttabul Banat Di Haramain. 

Madrasah ini merupakan Madrasah pertama di Saudi Arabia yg diperuntukkan bagi kaum Hawa. 
Beliau diangkat menjadi direktur utamanya semenjak didirikan tahun 1942 Masehi. 
Hingga pada suatu saat, Syaikhoh Khoiriyah diminta oleh presiden Ir. Soekarno agar kembali ke Tanah Air untuk mencerdaskan kehidupan bangsanya.

Syaikhoh Khairiyah binti Hasyim Asy'ari berkenan kembali Ke Nusantara selain karena faktor permintaan Bung Karno juga disebabkan sang suami (Syekh Muhaimin Al Lasemi) sudah kembali ke haribaan Allah pada 1946 Masehi.

Penting untuk kami sampaikan apa yg sudah menjadi capaian Syaikhoh Khairiyah dalam mengajar Kitab Shohih Bukhari ini bukanlah pertama kalinya dilakukan oleh seorang ulama' perempuan dari Nusantara.
Karena sebelumnya, sudah ada Syaikhoh Fathimah binti Syekh Abdush Shomad Al Falimbani seorang Ulama perempuan Nusantara yg juga pernah mengajar
di Haramain.

Beliau mengajar kitab Shohih Bukhari yg sanad keilmuannya dijaring (dipilih) Oleh Syekh Nawawi Al Bantani.

Syaikhoh Fathimah Al Falimbani meriwayatkan Kitab Shohih Bukhari dari
 Ayahnya yakni Syekh Abdush Shomad bin Abdurrahman Al Falimbani yg meriwayatkan dari
 Syekh Muhammad 'Aqib bin Hasanuddin bin Ja'far Al Falimbani yang meriwayatkan dari
Pamannya yakni Syekh Thoyyib bin Ja'far Al Falimbani yg meriwayatkan dari
Ayahnya Syekh Ja'far bin Muhammad bin Badruddin Al Falimbani yg meriwayatkan dari
Syekh Muhammad bin 'Alauddin Al Babili yg Meriwayatkan dari
Syekh Ali bin Yahya Az Ziyadi yg Meriwayatkan dari 
 Syekh Ali bin Ibrahim Al Halabi yg meriwayatkan dari
Al Imam Syamsuddin Muhammad bin Ahmad Ar Ramli Asy Syafi'i yg meriwayatkan dari
Syaikhul Islam Zakariya bin Muhammad Al Anshori Asy Syafi'i yg meriwayatkan dari
Al Hafizh Syihabuddin Ahmad bin Ali bin Hajar Al 'Asqallani Al Asy'ari Asy Syafi'i yg meriwayatkan dari
Syekh Ibrahim bin Ahmad bin Abdul Wahid Asy Syami yg Meriwayatkan Dari
Al Imam Abul Abbas Ahmad bin Abu Tholib Ad Dimasyqi yg meriwayatkan dari
Sirajuddin Al Husain bin Al Mubarak Az Zabidi yg meriwayatkan dari
 Abul Waqt Abdul Awwal bin Isa Al Harawi yg meriwayatkan dari
Al Imam Abul Hasan
Abdurrahman bin Muzhoffar Ad Daudi yg meriwayatkan dari 
Al Imam Abu Muhammad Abdullah bin Muhammad As Sarakhsi yg meriwayatkan dari
Al Mu'ammar Abu Abdullah Muhammad bin Yusuf Al Farabri yg meriwayatkan dari
AMIRUL MU'MININ FIL HADITS AL HAFIZH AL IMAM MUHAMMAD BIN ISMAIL BIN IBRAHIM AL BUKHARI

Untuk sampai kepada sanad Syaikhoh Fathimah Al Falimbani. 
Syaikhoh Khairiyah binti KH. Hasyim Asy'ari.
Meriwayatkan sanad Shohih Bukhari tersebut dari sang ayah dan sang suami.
Yakni KH. Hasyim Asy'ari & Syekh Muhaimin Al Lasemi.

Keduanya ini adalah murid dari Syekh Mahfuzh bin Abdullah At Tarmasi yg dikenal sebagai "Syaikhul Masyayikh" Ulama Nusantara di Haramain. 

Beliau meriwayatkan sanad keilmuan tersebut dari Sayyid Abu Bakar bin Muhammad Syatho' Al Makki (Shohibul I'anah) dan Syekh Nawawi Al Bantani yg merupakan murid langsung dari Syaikhoh Fathimah Al Falimbani.

Selasa, 22 April 2025

Jiwa Pendidik Yang Hilang

Karena tidak semua Guru memiliki "CALLING" (Panggilan Jiwa Pendidik).

Sadari yuk coba cek adakah tanda-tanda berikut di diri anda???

1. Terasa berat ketika hendak berangkat ke sekolah. 

2. Malas ketika mulai mengajar/ memperlambat mask kelas. 

3. Tidak merasa bahagia ketika mengajar 

4. Mengajar hanya menggugurkan kewajiban. 

5. Di kelas selalu melihat jam/ ingin segera mengakhiri pelajaran. 

6. Selalu mengeluh capek dan lelah. 

7. Tak suka berrusan dengan murid/ berputus asa pada murid tertentu atau keseluruhan. 

8. Ingin segera cepat pulang/menunggu-nunggu jam pulang 

9. Mengajar bertahun-tahun tp seperti mengajar satu tahun g diulang-ulang (tidak kreatif). 

10. Menjadi guru hanya berorientasi pada penghasilan. 

Ayo segeralah berbenah dan lahirkan pribadi guru yang baru


Senin, 21 April 2025

Disetiap kesulitan pasti ada kemudahan




Dalam menjalani kehidupan di pentas bumi ini, manusia kerap kali mendapat berbagai macam tantangan, rintangan, dan kesulitan, baik berupa kesulitan ekonomi, kesehatan, kehilangan, ataupun tekanan mental.
Banyaknya ujian yang dihadapi manusia tentu memberi pelajaran berharga bagi setiap individu dalam meningkatkan kualitas dirinya. 

Rintangan-rintangan hidup yang dihadapi setiap individu di dunia ini tentunya sangat beragam dan tidak bisa disamaratakan. 
Agama Islam mengajarkan bahwa setiap ujian yang sudah terjadi, sedang berlangsung, maupun yang akan dihadapi, semuanya berasal dari Allah, dan ujian-ujian tersebut selalu sesuai dengan kapasitas pribadi masing-masing. 

Penggalan ayat yang menjelaskan hal tersebut termaktub dalam firman Allah: 

لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ 

Artinya: “Allah tidak membebani seseorang, kecuali menurut kesanggupannya. Baginya ada sesuatu (pahala) dari (kebajikan) yang diusahakannya dan terhadapnya ada (pula) sesuatu (siksa) atas (kejahatan) yang diperbuatnya....” (QS. Al-Baqarah: 286).

Melalui ayat tersebut, Allah menenangkan dan memotivasi manusia yang menghadapi musibah. Allah tidak ingin hamba-Nya terjebak dalam kesedihan, kecemasan, atau kegelisahan akibat ujian yang dihadapi, karena Dia tidak akan menguji seseorang di luar kemampuan dan kesanggupannya. 

Ujian dan tantangan yang datang bukanlah hukuman, melainkan bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Ayat ini mengingatkan kita bahwa tidak ada ujian yang terlalu berat untuk dipikul. Allah menjamin bahwa setiap individu yang menghadapi ujian pasti mampu menyelesaikannya. Di balik setiap ujian, terdapat rahmat dan hikmah yang dapat membawa manusia menuju kebaikan yang lebih besar. 

Di antara hikmah yang dapat diambil dari adanya ujian seseorang adalah:

1. Naiknya Derajat Seorang Hamba

Ujian merupakan sarana bagi seseorang untuk meningkatkan kualitas dirinya di sisi Allah. Semakin besar cobaan yang dihadapi dengan sabar dan ikhlas, semakin tinggi derajatnya di hadapan-Nya. Rasulullah SAW bersabda: 

إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا سَبَقَتْ لَهُ مِن اللَّهِ مَنْزِلَةٌ لَمْ يَبْلُغْهَا بِعَمَلِهِ ابْتَلَاهُ اللَّهُ فِي جَسَدِهِ أَوْ فِي مَالِهِ أَوْ فِي وَلَدِهِ. قَالَ أَبُو دَاوُد زَادَ ابْنُ نُفَيْلٍ: ثُمَّ صَبَّرَهُ عَلَى ذَلِكَ ثُمَّ اتَّفَقَا حَتَّى يُبْلِغَهُ الْمَنْزِلَةَ الَّتِي سَبَقَتْ لَهُ مِنْ اللَّهِ تَعَالَى 

Artinya: "Sesungguhnya seorang hamba, apabila pernah memiliki kedudukan dari Allah yang tidak ia peroleh dengan amalannya maka Allah mengujinya pada jasadnya, hartanya, atau pada anaknya." 

Abu Daud berkata, kemudian Ibnu Nufail menambahkan; kemudian Allah memberikan kesabaran atas hal tersebut. kemudian keduanya lafadz nya sama (dalam periwayatan) "Hingga Allah menyampaikannya kepada kedudukan yang dahulu ia peroleh dari Allah Ta'ala." (HR. Abu Daud, No. 3090)

2. Penghapus Dosa dan Kesalahan

Ujian juga dapat menjadi penghapus dosa dan kesalahan seseorang, Rasulullah SAW bersabda: 

مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ 

Artinya: “Tidaklah seorang Muslim yang tertimpa musibah berupa keletihan, penyakit, keresahan, kesedihan, gangguan dan kegundahan bahkan duri yang melukainya sekalipun, melainkan Allah akan hapus kesalahannya.” (HR. Al-Bukhari, No. 5641/5642)

3. Mengajarkan Kesabaran dan Adanya Janji Allah

Ujian mengajarkan manusia untuk bersabar dan menerima takdir dengan dada yang lapang. Allah berjanji bahwa orang-orang yang bersabar akan mendapatkan balasan yang besar. Dalam hal ini, Rasulullah SAW pernah bersabda dan mengajarkan doa dalam menghadapi musibah. 

مَا مِنْ عَبْدٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَاخْلُفْنِي خَيْرًا مِنْهَا إِلَّا أَجَرَهُ اللَّهُ فِي مُصِيبَتِهِ وَخَلَفَ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا 

Artinya: “Tidaklah seorang hamba yang tertimpa oleh musibah, lantas ia berdoa: Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Raji'un Allahumma Ajurni fii Mushibati Wakhlufni Khairan Minha (Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan kepada-Nya kami kembali. Ya Allah, berilah aku pahala pada musibahku, dan gantilah darinya dengan yang lebih baik), kecuali Allah akan memberinya pahala pada musibah yang menimpanya dan menggantikan untuknya dengan yang lebih baik darinya.” (HR. Ahmad)

4. Menguatkan Keimanan dan Ketakwaan Seorang Hamba

Seseorang yang diuji akan lebih dekat kepada Allah jika ia berserah diri dan mencari pertolongan-Nya. Melalui adanya ujian, Allah menghendaki manusia untuk segera kembali dan mendekatkan diri kepada Allah. Ada kalanya ujian tersebut merupakan teguran bahwa diri kita sudah terlalu jauh dari Allah. Sehingga dengan adanya ujian tersebut, dapat kita jadikan sebagai momen untuk lebih mendekat lagi kepada Allah. 

Demikianlah beberapa hikmah dari adanya ujian dan rintangan dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Sebagai orang yang beriman kepada Allah SWT. sudah sepatutnya bagi kita untuk lebih banyak berprasangka baik atas segala hal yang ditakdirkan Allah kepada kita. Kita harus yakin bahwa setiap ujian pasti ada jalan keluar dan solusinya.  

Allah sudah menjamin bahwa setiap sakit ada obatnya. Allah tidak akan memberikan ujian tanpa ada solusinya. Hal ini sejalan dengan firman Allah:
فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۙ اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۗ 

Artinya: “Maka, sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan [5]. Sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan [6].” (QS. Al-Insyirah: 5-6) 

Dalam kaidah tafsir, dijelaskan bahwa penggunaan lafadz al-‘usr dengan bentuk ma’rifat (definite/memakai alif lam) yang diulang dalam dua ayat tersebut, sebetulnya menunjukkan bahwa kesulitannya sama, yakni dalam kedua ayat tersebut kesulitannya hanya satu. Sedangkan penggunaan lafadz yusran dengan bentuk nakirah (indefinite/memakai tanwin) yang diulang, maka nakirah yang pertama bukanlah nakirah yang kedua. Maka dari itu, kemudahan pada kedua ayat ini adalah dua kemudahan yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa dalam setiap satu kesulitan akan disusul atau dibarengi dengan dua kemudahan. (M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an, [Tangerang Selatan: Pusat Studi Al-Qur'an, 2023], Aplikasi Tafsir Al-Mishbah versi 12.3 dan Tafsir Bayani: Paradigma Bahasa dalam Kosakata Al-Qur’an, [Tangerang Selatan: Lentera Hati, 2024], h.83-84) Demikianlah janji Allah yang sangat menenangkan hamba-Nya.
 
Oleh karena itu, kita tidak perlu khawatir memikul beban terlalu berat karena Allah sudah menjamin banyak hal sebelum menciptakan ujian bagi kita semua. Tugas kita adalah terus yakin bahwa ada hikmah dan balasan yang besar, yang menanti kita, ketika kita menghadapi ujian dan rintangan tersebut dengan kesabaran, keikhlasan, dan penuh tawakal. Kita juga harus terus mengingat bahwa setiap amal kita, baik dan buruknya, pasti kelak akan dibalas oleh Allah SWT di Hari Pembalasan. Demikian. Wallahu A’lam.  

Wallahu a’lam bisshawab

*اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ*

Minggu, 20 April 2025

Talaknya orang yang mabuk

Talaknya orang mabuk apa tetap terjadi?
Jawab: Iya tetap terjadi

(ومتعد بسكر) 
أي بشرب خمر وأكل بنج أو حشيش لعصيانه بإزالة عقل

(قوله: ومتعد بسكر)
 معطوف على مختار: أي ويقع طلاق متعد بسكر لأنه وإن لم يكن مكلفا هو في حكمه تغليظا عليه، وكذا سائر تصرفاته فيما له وعليه
[البكري الدمياطي، إعانة الطالبين على حل ألفاظ فتح المعين، ٨/٤]

Sabtu, 19 April 2025

Pindah niat saat pertengahan sholat

Soal: Bagaimana hukumnya pindah niat dari solat dzuhur ke sholat asar di pertengahan sholat

Jawab: tidak boleh, batal

يُحْرِمُ بفريضة ثم ينو قَلْبَهَا فَرِيضَةً أُخْرَى أَوْ مَنْذُورَةً فَتَبْطُلُ صَلَاتُهُ عَلَى الْمَذْهَبِ (المجموع شرح المهذب: 4/211))

Jumat, 18 April 2025

Kisah Dua Perempuan Waliullah


- Ada dua wali perempuan yang mempunyai nama sama, yakni Syaikhah Rabi'ah al-'Adawiyyah (al-Bashriyyah) dan Syaikhah Rabi'ah binti Ismail as-Syamiyyah.

Keduanya sama-sama menghabiskan hidupnya untuk membawa bendera syariat. Bergelimang dengan rasa cinta kepada Gusti Allah ta'ala.

Hingga keduanya sama-sama merelakan suaminya mengambil madu sampai tiga wanita! Agar bisa berasyik-masyuk dengan Tuhannya.

Kata Syaikhah Rabi'ah al-Adawiyyah, kepada suaminya: "Pergilah wahai suamiku, menikahlah dengan wanita lain." Kemudian sang suami menikah dengan tiga orang wanita sekaligus. Pernah suatu saat beliau menghidangkan sepotong daging pada suaminya seraya berkata: "Pergilah ke keluargamu (istri-istrimu yang lain) dengan kekuatanmu yang penuh."

Kata Syaikhah Rabi'ah as-Syamiyyah pada suaminya, setelah menghidangkan makanan yang lezat dan memakaikan wewangian: "Pergilah dengan semangat dan kekuatan yang ada pada dirimu untuk menggilir istri-istrimu". Dikisahkan bahwa selain dirinya, suaminya itu memiliki tiga orang istri. 

Jadi Syaikhah Rabi'ah asy-Syamiyyah ini mirip dengan Rabi'ah al-'Adawiyyah di Basrah. 

Suatu saat setelah selesai menunaikan shalat Isya', Syaikhah Rabi'ah as-Syamiyyah memakai wangi-wangian dan mengenakan pakaian tidur. Setelah itu ia mendatangi tempat tidur suaminya sambil berkata: "Wahai suamiku yang tercinta, apakah engkau membutuhkan diriku?". Jika sang suami membutuhkannya, maka ia berada di sisinya sampai sang suami merasa ridha, tetapi jika ia tidak dibutuhkan, maka ia melepaskan pakaian tidur yang merupakan pakaian kebanggaannya dan menggantinya dengan pakaian lain untuk beribadah. Kemudian beliau menetap di tempat shalatnya hingga Shubuh!

Kisah dari kitab Uqudullujain Syaikh Nawawi al-Bantani.

Kamis, 17 April 2025

Membaca Al-Qur’an & Berkahnya Waktu

*MEMBACA AL-QUR'AN WAKTUMU AKAN BERTAMBAH*

Membaca *Al-Qur`an* tidak akan mengurangi waktumu. Justru sebaliknya, _ia akan menambah waktumu Silahkan Disimak :_

Secara hitungan matematika dunia, membaca *Al-Qur`an* tampak seakan-akan mengurangi waktu. Dari total 24 jam dalam sehari, seolah-olah berkurang sekian detik, sekian menit atau sekian jam jika digunakan untuk membaca *Al-Qur'an*

Tapi, tahukah kamu bahwa waktu yang kamu gunakan untuk membaca *Al-Qur'an* itu sebenarnya tidak hilang begitu saja. _Ia akan diganti oleh Allah dengan keberkahan yang berlipat ganda._

_*Apa itu keberkahan?*_

*Keberkahan* artinya _*pertambahan dan pertumbuhan.*_ Wujudnya bisa bermacam-macam. Misalnya, _pekerjaanmu beres, produktivitasmu meningkat,_
_Keuntunganmu bertambah,_
_Kesehatanmu terjaga dan seterusnya._

Itu adalah wujud keberkahan yang akan diperoleh oleh orang yang membaca *Al-Qur'an.*

_*Pernahkah anda mendengar tentang orang yang sibuk dan stress?*_

Atau 

_*Orang yang hutangnya tidak lunas-lunas, berhutang terus tidak terputus dgn segala jenis riba (Kartu Kredit dsb) Atau orang yang sedang kebingungan mencari inspirasi? Atau orang yang kesulitan menyelesaikan pekerjaannya dimana target dan tugasnya ngga selesai-selesai?*_

 Atau 

*_Orang yang waktunya habis sia-sia tanpa produktivitas dan amal shalih?_*

Rasulullah _Shallallahu alaihi wa sallam_ bersabda :

_“Barangsiapa yang bangun di pagi hari namun HANYA DUNIA yang ada di pikirannya, sehingga seolah-olah dia tidak melihat HAK ALLAH dalam dirinya, maka Allah akan menanamkan 4 (empat) penyakit dalam dirinya :_

_1. Kebingungan, yang tiada putusnya,_

_2. Kesibukan, yang tidak ada ujungnya,_

_3. Kebutuhan, yang tidak terpenuhi,_ dan

_4. Keinginan, yang tidak tercapai."_

*(HR. Ath Thabrani)*

Itu adalah bentuk-bentuk _kehilangan umur_ yang disebabkan *_tidak berkahnya waktu._*

Tahukah kamu bahwa dahulu para ulama bisa menulis karya-karya agung yang jumlahnya melebihi bilangan umur mereka? Padahal saat itu belum ada mesin ketik, apalagi komputer. Semuanya ditulis manual dengan tangan dan peralatan yang sangat sederhana, ditambah kondisi yang lebih sulit daripada kondisi sekarang.

*_Mengapa mereka bisa??_*
Jawabnya : v_Karena waktu mereka penuh berkah._

_*Dari mana keberkahan itu?*_

Jawabnya : _Dari membaca *Al-Qur'an.*_

Perhatikan kisah berikut:

*Ibrahim bin Abdul Wahid Al Maqdisi* berwasiat kepada Al Dhiya Al Maqdisi sebelum keberangkatan yang terakhir untuk pergi menuntut ilmu:

_"Perbanyaklah membaca *Al-Qur'an.* Jangan kamu tinggalkan. Karena kemudahan yang akan kamu peroleh dalam pencarianmu akan berbanding lurus dengan kadar yang kamu baca."_

*Al Dhiya* mengatakan, _"Lalu aku renungi hal itu dan aku praktekkan berkali-kali. Setiap kali aku membaca banyak, semakin mudah aku menghafal hadits dan menulisnya. Jika aku tidak membaca, tidak mudah aku melakukannya."_

Jadi, jelaslah bahwa membaca *Al-Qur'an* membawa keberkahan sehingga waktu yang kita miliki bisa lebih bermakna dengannya.

Terakhir pesan saya :
_"Jangan kamu membaca *Al-Qur'an* di waktu luangmu, tapi luangkanlah waktumu untuk membaca *Al- Qur'an.*"_

_Semoga bermanfaat_

*_Baarakallahu fiikum_*

Urusan DUNIA kita harus *SABAR*

Urusan AKHIRAT kita harus *SADAR* bhw kita pasti wafat oleh karenanya ingat bekal amal akhirat 🙏

Selasa, 15 April 2025

Buah Yang Efektif Untuk Obat Kanker Alami

*OBAT ALAMI PEMBUNUH KANKER*

*Sel kanker adalah sel gen yang rakus dan pertumbuhannya cepat berkembang biak, cara mengobatinya sebaiknya sambil jalani puasa sunnah agar sel kanker yang rakus itu mati karena tidak mendapat suplay makanan maka akan terjadi sel tersebut bunuh diri yang disebut apoptosis, namun tidak terganggu pada sel normal yang dipuasakan itu malah menghasilkan suatu zat fagosom yaitu untuk bersih² sel yang disebut autofagi., maka dari itu bagi yang sehat maupun bagi penderita penyakit kanker dianjurkan untuk berpuasa sunnah Senin Kamis atau puasa wajib*

*BUAH SIRSAK atau buah dari pohon Graviola (sundanya buah nangka walanda) adalah buah ajaib pembunuh SEL KANKER 10.000× lebih Kuat dari Kemo. Anda dapat membantu untuk menyampaikan kepada teman² saudara² yang membutuhkan penyembuhan KANKER agar tidak mati sia² MINUMLAH JUS SIRSAK tidak ada efek samping atau dimakan biasa saja, jika ingin ada rasa manisnya JANGAN pakai gula pasir, pakailah satu tetes pemanis Steffi atau tambahkan 3 sdm madu atau gula merah*

*DAUN SIRSAK Ramuan herbal untuk Kesehatan PAYUDARA, memiliki sifat antikanker dan anti-inflamasi*
*Caranya : Rebus 10 - 15 lembar daun sirsak dalam 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas, diminum airnya 1 gelas/hari*

*DAUN KENIKIR/Atemisilin/Ganjolalay/Randomijan, mengandung ASTIRI, Protein, Saponin, Lemak, Calsium, Karbo hidrat, Terpenoid, Vlavonoida polivenol, dan Antioksidan setara 2400 mg Vitamin C, mampu MEMBUNUH SEL KANKER DALAM WAKTU 16 JAM, In Syaa Allah sembuh dari penyakit seperti : KANKER PAYUDARA, KANKER LAMBUNG dan KANKER HATI atau bisa juga untuk semua jenis pembengkakan dalam tubuh di tubuh Anda*

*CARANYA :*
*Ambil 10 tangkai kira² 100 gram PUCUK Daun Kenikir, lalu potong kecil² kemudian di rebus dari 2 gls air menjadi 1 glas (rebusan hanya 1× pakai) diminum airnya 2×1 gls/hari dan tetap kosumsi air minum putih hangat untuk pelarut zat agar mudah terbawa oleh darah dan sambil lakukan puasa sunnah atau wajib. Tidak ada efek samping*

*DAUN KENIKIR baunya wangi, jika dimakan sebagai LALABAN MENTAH hampir mirip rasanya seperti makan kacang panjang mentah, Daun KENIKIR dikosumsi dengan cara dikukus atau boleh dicampur dengan lalaban lainnya seperti daun singkong, daun pepaya, daun kedongdongan, daun waluh siam, dll.. untuk disajikan sebagai LALABAN mateng atau dibuat hidangan lotek*

*KULIT JERUK LEMON*
*Anti mikroba terhadap infeksi bakteri dan jamur, efektif menghancurkan 12 SEL KANKER GANAS termasuk USUS BESAR, PAYUDARA, PROSTAT, PARU² dan PANKREAS.*
*Kulit Lemon mengandung vitamin sebanyak 5 hingga 10× lebih banyak daripada jus lemon dapat membunuh sel kanker 10.000× lebih kuat dari kemoterapi*

*Cuci bersih satu buah Lemon, kemudian masukkan ke dalam freezer, setelah beku, parut seluruh lemon (tidak perlu dikupas) kemudian taburkan pada semua jenis makanan Anda, akan mendapatkan rasa enak luar biasa yang tak terduga, atau hasil parutan dari ½ buah Lemon dimakan langsung rasanya pahit tetap harus dimakan, setelah habis minum air hangat madu*

*Jenis ekstrak Kulit Lemon 10.000× lebih baik daripada produk Adriamycin, obat kemoterapi yang biasa digunakan di dunia, memperlambat pertumbuhan sel kanker ganas dan tidak mempengaruhi sel² sehat*

*Kalau tidak kuat pahit dan asam, dari satu buah dibagi untuk 3× diparud, hasil parudan dimakan se-dikit² pake sendok kecil aduk sama madu dulu supaya gak terlalu pahit dan asam, tetap dimakan diusahakan sampai habis jika ingin sehat*


*BONGGOL NANAS*
*Buah Nanas bagian tengahnya/bonggolnya adalah obat penyembuh KANKER PAYUDARA, caranya dapat dimakan langsung atau di blender/di jus*

_*Share info ini sebagai tanda kepedulian kita pada sesama, mencegah lebih baik dari pada mengobati.*_

Agar Menjadi Alim Yang Berwibawa



ORANG ALIM YANG BERWIBAWA MENURUT MBAH MOEN
(Pesan Penting dari Mbah Moen)

“Orang alim akan berwibawa apabila masih berada pada rel yang semestinya. Yakni dengan mengajar, mengaji, dan mendidik tanpa melupakan kewajiban atas keluarga. 
Namun, jika dirinya sudah digiring kesana kemari, maka tentu saja kewibawaannya akan berkurang sehingga orang bodoh pun berani menyanggahnya tanpa didasari ilmu.”

[📚 Lihat _Pesan Cinta Mbah Moen_ hal. 84]

Senin, 14 April 2025

Datang ke Shalawatan Dengan Tujuan Ketemu Doi

Datang ke Majlis Dzikir, Majlis Taklim, Shalawat dll Agar ketemu Gebetan apakah boleh? 

Hal itu merupakan bentuk riya' yang paling berat dan berbahaya, harus segera dihilangkan dari hati tujuan seperti itu agar mendapatkan pahala datang ke Majlis kebaikan 

الأولى وهي أشدها وأعظمها أن يكون مقصوده التمكن من 
معصية
إلى قوله
 وقد يحضرون مجالس العلم والتذكير وحلق القرآن يظهرون الرغبة في سماع العلم والقرآن وغرضهم ملاحظة النساء والصبيان
[أبو حامد الغزالي ,إحياء علوم الدين ,3/304] 

Sabtu, 12 April 2025

Motivasi Untuk Lebih Semangat Menjalani Hidup

Selalu dekat dengan 6 orang ini:
1. Ibumu.
2. Ayahmu.
3. Gurumu
4. Saudara lelakimu.
5. Saudara perempuanmu.
6. Sahabat dan tetanggamu
---------------------
Empat orang ini janganlah kamu kasar kepada mereka:
1. Yatim
2. Miskin
3. Fakir
4. Orang Sakit
-------------------
Empat hal yang memperindah dirimu :
1. Sabar
2. Tabah
3. Tinggi ilmu
4. Dermawan
------------------------
Empat orang yang hendaknya kamu dekati:
1. Orang yg Ikhlas
2. Orang yg setia
3. Orang yg dermawan
4. Orang yg jujur
--------------------
Empat orang yg hendaknya jangan kamu jadikan teman:
1. Tukang bohong
2. Tukang curi/rasuah
3. Tukang hasut
4. Tukang adu domba
------------------
7 orang ini jangan sampai kamu tahan kedermawananmu terhadap mereka:
1. Orang tuamu
2. Mertuamu
3. Isterimu
4. anak2 mu
5. Keluargamu
6. Gurumu
7. Sahabatmu
-------------------
Empat hal yang hendaknya kamu kurangi:
1. Makan
2. Tidur
3. Malas
4. Bergunjing
---------------
5 hal yang jangan kamu putus :
1. Sholat.
2. Qur'an.
3. Zikir.
4. Silaturrahimi.
5. Shodaqoh
-----------------
Semoga bisa menjadi motivasi diri untuk terus tetap berbuat baik selamanya.. Aamiin Yaa Rabbal Alaamiin...!

Jumat, 11 April 2025

Nama Nama Ahlul Badr & Faedah Membacanya



NAMA NAMA AHLUL BADAR.


Nama-Nama Para Pejuang Perang Badr adalah sebagai berikut :

1. Sayyiduna Muhammad Rasulullah ﷺ.
2. Abu Bakar as-Shiddiq رضي الله عنه
3. Umar bin al-Khattab رضي الله عنه
4. Utsman bin Affan رضي الله عنه
5. Ali bin Abu Tholib رضي الله عنه
6. Talhah bin ‘Ubaidillah رضي الله عنه
7. Bilal bin Rabbah رضي الله عنه
8. Hamzah bin Abdul Muttolib رضي الله عنه
9. Abdullah bin Jahsyi رضي الله عنه
10. Al-Zubair bin al-Awwam رضي الله عنه
11. Mus’ab bin Umair bin Hasyim رضي الله عنه
12. Abdur Rahman bin ‘Auf رضي الله عنه
13. Abdullah bin Mas’ud رضي الله عنه
14. Sa’ad bin Abi Waqqas رضي الله عنه
15. Abu Kabsyah al-Faris رضي الله عنه
16. Anasah al-Habsyi رضي الله عنه
17. Zaid bin Harithah al-Kalbi رضي الله عنه
18. Marthad bin Abi Marthad al-Ghanawi رضي الله عنه
19. Abu Marthad al-Ghanawi رضي الله عنه
20. Al-Husain bin al-Harith bin Abdul Muttolib رضي الله عنه
21. ‘Ubaidah bin al-Harith bin Abdul Muttolib رضي الله عنه
22. Al-Tufail bin al-Harith bin Abdul Muttolib رضي الله عنه
23. Mistah bin Usasah bin ‘Ubbad bin Abdul Muttolib رضي الله عنه
24. Abu Huzaifah bin ‘Utbah bin Rabi’ah رضي الله عنه
25. Subaih (maula Abi ‘Asi bin Umaiyyah) رضي الله عنه
26. Salim (maula Abu Huzaifah) رضي الله عنه
27. Sinan bin Muhsin رضي الله عنه
28. ‘Ukasyah bin Muhsin رضي الله عنه
29. Sinan bin Abi Sinan رضي الله عنه
30. Abu Sinan bin Muhsin رضي الله عنه
31. Syuja’ bin Wahab رضي الله عنه
32. ‘Utbah bin Wahab رضي الله عنه
33. Yazid bin Ruqais رضي الله عنه
34. Muhriz bin Nadhlah رضي الله عنه
35. Rabi’ah bin Aksam رضي الله عنه
36. Thaqfu bin Amir رضي الله عنه
37. Malik bin Amir رضي الله عنه
38. Mudlij bin Amir رضي الله عنه
39. Abu Makhsyi Suwaid bin Makhsyi al-To’i رضي الله عنه
40. ‘Utbah bin Ghazwan رضي الله عنه
41. Khabbab (maula ‘Utbah bin Ghazwan) رضي الله عنه
42. Hathib bin Abi Balta’ah al-Lakhmi رضي الله عنه
43. Sa’ad al-Kalbi (maula Hathib) رضي الله عنه
44. Suwaibit bin Sa’ad bin Harmalah رضي الله عنه
45. Umair bin Abi Waqqas رضي الله عنه
46. Al-Miqdad bin ‘Amru رضي الله عنه
47. Mas’ud bin Rabi’ah رضي الله عنه
48. Zus Syimalain Amru bin Amru رضي الله عنه
49. Khabbab bin al-Arat al-Tamimi رضي الله عنه
50. Amir bin Fuhairah رضي الله عنه
51. Suhaib bin Sinan رضي الله عنه
52. Abu Salamah bin Abdul Asad رضي الله عنه
53. Syammas bin Uthman رضي الله عنه
54. Al-Arqam bin Abi al-Arqam رضي الله عنه
55. Ammar bin Yasir رضي الله عنه
56. Mu’attib bin ‘Auf al-Khuza’i رضي الله عنه
57. Zaid bin al-Khattab رضي الله عنه
58. Amru bin Suraqah رضي الله عنه
59. Abdullah bin Suraqah رضي الله عنه
60. Sa’id bin Zaid bin Amru رضي الله عنه
61. Mihja bin Akk (maula Umar bin al-Khattab) رضي الله عنه
62. Waqid bin Abdullah al-Tamimi رضي الله عنه
63. Khauli bin Abi Khauli al-Ijli رضي الله عنه
64. Malik bin Abi Khauli al-Ijli رضي الله عنه
65. Amir bin Rabi’ah رضي الله عنه
66. Amir bin al-Bukair رضي الله عنه
67. Aqil bin al-Bukair رضي الله عنه
68. Khalid bin al-Bukair رضي الله عنه
69. Iyas bin al-Bukair رضي الله عنه
70. Uthman bin Maz’un رضي الله عنه
71. Qudamah bin Maz’un رضي الله عنه
72. Abdullah bin Maz’un رضي الله عنه
73. Al-Saib bin Uthman bin Maz’un رضي الله عنه
74. Ma’mar bin al-Harith رضي الله عنه
75. Khunais bin Huzafah رضي الله عنه
76. Abu Sabrah bin Abi Ruhm رضي الله عنه
77. Abdullah bin Makhramah رضي الله عنه
78. Abdullah bin Suhail bin Amru رضي الله عنه
79. Wahab bin Sa’ad bin Abi Sarah رضي الله عنه
80. Hatib bin Amru رضي الله عنه
81. Umair bin Auf رضي الله عنه
82. Sa’ad bin Khaulah رضي الله عنه
83. Abu Ubaidah Amir al-Jarah رضي الله عنه
84. Amru bin al-Harith رضي الله عنه
85. Suhail bin Wahab bin Rabi’ah رضي الله عنه
86. Safwan bin Wahab رضي الله عنه
87. Amru bin Abi Sarah bin Rabi’ah رضي الله عنه
88. Sa’ad bin Muaz رضي الله عنه
89. Amru bin Muaz رضي الله عنه
90. Al-Harith bin Aus رضي الله عنه
91. Al-Harith bin Anas رضي الله عنه

92. Sa’ad bin Zaid bin Malik رضي الله عنه
93. Salamah bin Salamah bin Waqsyi رضي الله عنه
94. ‘Ubbad bin Waqsyi رضي الله عنه
95. Salamah bin Thabit bin Waqsyi رضي الله عنه
96. Rafi’ bin Yazid bin Kurz رضي الله عنه
97. Al-Harith bin Khazamah bin ‘Adi رضي الله عنه
98. Muhammad bin Maslamah al-Khazraj رضي الله عنه
99. Salamah bin Aslam bin Harisy رضي الله عنه
100. Abul Haitham bin al-Tayyihan رضي الله عنه
101. ‘Ubaid bin Tayyihan رضي الله عنه
102. Abdullah bin Sahl رضي الله عنه
103. Qatadah bin Nu’man bin Zaid رضي الله عنه
104. Ubaid bin Aus رضي الله عنه
105. Nasr bin al-Harith bin ‘Abd رضي الله عنه
106. Mu’attib bin ‘Ubaid رضي الله عنه
107. Abdullah bin Tariq al-Ba’lawi رضي الله عنه
108. Mas’ud bin Sa’ad رضي الله عنه
109. Abu Absi Jabr bin Amru رضي الله عنه
110. Abu Burdah Hani’ bin Niyyar al-Ba’lawi رضي الله عنه
111. Asim bin Thabit bin Abi al-Aqlah رضي الله عنه
112. Mu’attib bin Qusyair bin Mulail رضي الله عنه
113. Abu Mulail bin al-Az’ar bin Zaid رضي الله عنه
114. Umair bin Mab’ad bin al-Az’ar رضي الله عنه
115. Sahl bin Hunaif bin Wahib رضي الله عنه
116. Abu Lubabah Basyir bin Abdul Munzir رضي الله عنه
117. Mubasyir bin Abdul Munzir رضي الله عنه
118. Rifa’ah bin Abdul Munzir رضي الله عنه
119. Sa’ad bin ‘Ubaid bin al-Nu’man رضي الله عنه
120. ‘Uwaim bin Sa’dah bin ‘Aisy رضي الله عنه
121. Rafi’ bin Anjadah رضي الله عنه
122. ‘Ubaidah bin Abi ‘Ubaid رضي الله عنه
123. Tha’labah bin Hatib رضي الله عنه
124. Unais bin Qatadah bin Rabi’ah رضي الله عنه
125. Ma’ni bin Adi al-Ba’lawi رضي الله عنه
126. Thabit bin Akhram al-Ba’lawi رضي الله عنه
127. Zaid bin Aslam bin Tha’labah al-Ba’lawi رضي الله عنه
128. Rib’ie bin Rafi’ al-Ba’lawi رضي الله عنه
129. Asim bin Adi al-Ba’lawi رضي الله عنه
130. Jubr bin ‘Atik رضي الله عنه
131. Malik bin Numailah al-Muzani رضي الله عنه
132. Al-Nu’man bin ‘Asr al-Ba’lawi رضي الله عنه
133. Abdullah bin Jubair رضي الله عنه
134. Asim bin Qais bin Thabit رضي الله عنه
135. Abu Dhayyah bin Thabit bin al-Nu’man رضي الله عنه
136. Abu Hayyah bin Thabit bin al-Nu’man رضي الله عنه
137. Salim bin Amir bin Thabit رضي الله عنه
138. Al-Harith bin al-Nu’man bin Umayyah رضي الله عنه
139. Khawwat bin Jubair bin al-Nu’man رضي الله عنه
140. Al-Munzir bin Muhammad bin ‘Uqbah رضي الله عنه
141. Abu ‘Uqail bin Abdullah bin Tha’labah رضي الله عنه
142. Sa’ad bin Khaithamah رضي الله عنه
143. Munzir bin Qudamah bin Arfajah رضي الله عنه
144. Tamim (maula Sa’ad bin Khaithamah) رضي الله عنه
145. Al-Harith bin Arfajah رضي الله عنه
146. Kharijah bin Zaid bin Abi Zuhair رضي الله عنه
147. Sa’ad bin al-Rabi’ bin Amru رضي الله عنه
148. Abdullah bin Rawahah رضي الله عنه
149. Khallad bin Suwaid bin Tha’labah رضي الله عنه
150. Basyir bin Sa’ad bin Tha’labah رضي الله عنه
151. Sima’ bin Sa’ad bin Tha’labah رضي الله عنه
152. Subai bin Qais bin ‘Isyah رضي الله عنه
153. ‘Ubbad bin Qais bin ‘Isyah رضي الله عنه
154. Abdullah bin Abbas رضي الله عنه
155. Yazid bin al-Harith bin Qais رضي الله عنه
156. Khubaib bin Isaf bin ‘Atabah رضي الله عنه
157. Abdullah bin Zaid bin Tha’labah رضي الله عنه
158. Huraith bin Zaid bin Tha’labah رضي الله عنه
159. Sufyan bin Bisyr bin Amru رضي الله عنه
160. Tamim bin Ya’ar bin Qais رضي الله عنه
161. Abdullah bin Umair رضي الله عنه
162. Zaid bin al-Marini bin Qais رضي الله عنه
163. Abdullah bin ‘Urfutah رضي الله عنه
164. Abdullah bin Rabi’ bin Qais رضي الله عنه
165. Abdullah bin Abdullah bin Ubai رضي الله عنه
166. Aus bin Khauli bin Abdullah رضي الله عنه
167. Zaid bin Wadi’ah bin Amru رضي الله عنه
168. ‘Uqbah bin Wahab bin Kaladah رضي الله عنه
169. Rifa’ah bin Amru bin Amru bin Zaid رضي الله عنه
170. Amir bin Salamah رضي الله عنه
171. Abu Khamishah Ma’bad bin Ubbad رضي الله عنه
172. Amir bin al-Bukair رضي الله عنه
173. Naufal bin Abdullah bin Nadhlah رضي الله عنه
174. ‘Utban bin Malik bin Amru bin al-Ajlan رضي الله عنه
175. ‘Ubadah bin al-Somit رضي الله عنه

176. Aus bin al-Somit رضي الله عنه
177. Al-Nu’man bin Malik bin Tha’labah رضي الله عنه
178. Thabit bin Huzal bin Amru bin Qarbus رضي الله عنه
179. Malik bin Dukhsyum bin Mirdhakhah رضي الله عنه
180. Al-Rabi’ bin Iyas bin Amru bin Ghanam رضي الله عنه
181. Waraqah bin Iyas bin Ghanam رضي الله عنه
182. Amru bin Iyas رضي الله عنه
183. Al-Mujazzar bin Ziyad bin Amru رضي الله عنه
184. ‘Ubadah bin al-Khasykhasy رضي الله عنه
185. Nahhab bin Tha’labah bin Khazamah رضي الله عنه
186. Abdullah bin Tha’labah bin Khazamah رضي الله عنه
187. Utbah bin Rabi’ah bin Khalid رضي الله عنه
188. Abu Dujanah Sima’ bin Kharasyah رضي الله عنه
189. Al-Munzir bin Amru bin Khunais رضي الله عنه
190. Abu Usaid bin Malik bin Rabi’ah رضي الله عنه
191. Malik bin Mas’ud bin al-Badan رضي الله عنه
192. Abu Rabbihi bin Haqqi bin Aus رضي الله عنه
193. Ka’ab bin Humar al-Juhani رضي الله عنه
194. Dhamrah bin Amru رضي الله عنه
195. Ziyad bin Amru رضي الله عنه
196. Basbas bin Amru رضي الله عنه
197. Abdullah bin Amir al-Ba’lawi رضي الله عنه
198. Khirasy bin al-Shimmah bin Amru رضي الله عنه
199. Al-Hubab bin al-Munzir bin al-Jamuh رضي الله عنه
200. Umair bin al-Humam bin al-Jamuh رضي الله عنه
201. Tamim (maula Khirasy bin al-Shimmah) رضي الله عنه
202. Abdullah bin Amru bin Haram رضي الله عنه
203. Muaz bin Amru bin al-Jamuh رضي الله عنه
204. Mu’awwiz bin Amru bin al-Jamuh رضي الله عنه
205. Khallad bin Amru bin al-Jamuh رضي الله عنه
206. ‘Uqbah bin Amir bin Nabi bin Zaid رضي الله عنه
207. Hubaib bin Aswad رضي الله عنه
208. Thabit bin al-Jiz’i رضي الله عنه
209. Umair bin al-Harith bin Labdah رضي الله عنه
210. Basyir bin al-Barra’ bin Ma’mur رضي الله عنه
211. Al-Tufail bin al-Nu’man bin Khansa’ رضي الله عنه
212. Sinan bin Saifi bin Sakhr bin Khansa’ رضي الله عنه
213. Abdullah bin al-Jaddi bin Qais رضي الله عنه
214. Atabah bin Abdullah bin Sakhr رضي الله عنه
215. Jabbar bin Umaiyah bin Sakhr رضي الله عنه
216. Kharijah bin Humayyir al-Asyja’i رضي الله عنه
217. Abdullah bin Humayyir al-Asyja’i رضي الله عنه
218. Yazid bin al-Munzir bin Sahr رضي الله عنه
219. Ma’qil bin al-Munzir bin Sahr رضي الله عنه
220. Abdullah bin al-Nu’man bin Baldumah رضي الله عنه
221. Al-Dhahlak bin Harithah bin Zaid رضي الله عنه
222. Sawad bin Razni bin Zaid رضي الله عنه
223. Ma’bad bin Qais bin Sakhr bin Haram رضي الله عنه
224. Abdullah bin Qais bin Sakhr bin Haram رضي الله عنه
225. Abdullah bin Abdi Manaf رضي الله عنه
226. Jabir bin Abdullah bin Riab رضي الله عنه
227. Khulaidah bin Qais bin al-Nu’man رضي الله عنه
228. An-Nu’man bin Yasar رضي الله عنه
229. Abu al-Munzir Yazid bin Amir رضي الله عنه
230. Qutbah bin Amir bin Hadidah رضي الله عنه
231. Sulaim bin Amru bin Hadidah رضي الله عنه
232. Antarah (maula Qutbah bin Amir) رضي الله عنه
233. Abbas bin Amir bin Adi رضي الله عنه
234. Abul Yasar Ka’ab bin Amru bin Abbad رضي الله عنه
235. Sahl bin Qais bin Abi Ka’ab bin al-Qais رضي الله عنه
236. Amru bin Talqi bin Zaid bin Umaiyah رضي الله عنه
237. Muaz bin Jabal bin Amru bin Aus رضي الله عنه
238. Qais bin Mihshan bin Khalid رضي الله عنه
239. Abu Khalid al-Harith bin Qais bin Khalid رضي الله عنه
240. Jubair bin Iyas bin Khalid رضي الله عنه
241. Abu Ubadah Sa’ad bin Uthman رضي الله عنه
242. ‘Uqbah bin Uthman bin Khaladah رضي الله عنه
243. Ubadah bin Qais bin Amir bin Khalid رضي الله عنه
244. As’ad bin Yazid bin al-Fakih رضي الله عنه
245. Al-Fakih bin Bisyr رضي الله عنه
246. Zakwan bin Abdu Qais bin Khaladah رضي الله عنه
247. Muaz bin Ma’ish bin Qais bin Khaladah رضي الله عنه
248. Aiz bin Ma’ish bin Qais bin Khaladah رضي الله عنه
249. Mas’ud bin Qais bin Khaladah رضي الله عنه
250. Rifa’ah bin Rafi’ bin al-Ajalan رضي الله عنه
251. Khallad bin Rafi’ bin al-Ajalan رضي الله عنه
252. Ubaid bin Yazid bin Amir bin al-Ajalan رضي الله عنه
253. Ziyad bin Lubaid bin Tha’labah رضي الله عنه
254. Khalid bin Qais bin al-Ajalan رضي الله عنه

255. Rujailah bin Tha’labah bin Khalid رضي الله عنه
256. Atiyyah bin Nuwairah bin Amir رضي الله عنه
257. Khalifah bin Adi bin Amru رضي الله عنه
258. Rafi’ bin al-Mu’alla bin Luzan رضي الله عنه
259. Abu Ayyub bin Khalid al-Ansari رضي الله عنه
260. Thabit bin Khalid bin al-Nu’man رضي الله عنه
261. ‘Umarah bin Hazmi bin Zaid رضي الله عنه
262. Suraqah bin Ka’ab bin Abdul Uzza رضي الله عنه
263. Suhail bin Rafi’ bin Abi Amru رضي الله عنه
264. Adi bin Abi al-Zaghba’ al-Juhani رضي الله عنه
265. Mas’ud bin Aus bin Zaid رضي الله عنه
266. Abu Khuzaimah bin Aus bin Zaid رضي الله عنه
267. Rafi’ bin al-Harith bin Sawad bin Zaid رضي الله عنه
268. Auf bin al-Harith bin Rifa’ah رضي الله عنه
269. Mu’awwaz bin al-Harith bin Rifa’ah رضي الله عنه
270. Muaz bin al-Harith bin Rifa’ah رضي الله عنه
271. An-Nu’man bin Amru bin Rifa’ah رضي الله عنه
272. Abdullah bin Qais bin Khalid رضي الله عنه
273. Wadi’ah bin Amru al-Juhani رضي الله عنه
274. Ishmah al-Asyja’i رضي الله عنه
275. Thabit bin Amru bin Zaid bin Adi رضي الله عنه
276. Sahl bin ‘Atik bin al-Nu’man رضي الله عنه
277. Tha’labah bin Amru bin Mihshan رضي الله عنه
278. Al-Harith bin al-Shimmah bin Amru رضي الله عنه
279. Ubai bin Ka’ab bin Qais رضي الله عنه
280. Anas bin Muaz bin Anas bin Qais رضي الله عنه
281. Aus bin Thabit bin al-Munzir bin Haram رضي الله عنه
282. Abu Syeikh bin Ubai bin Thabit رضي الله عنه
283. Abu Tolhah bin Zaid bin Sahl رضي الله عنه
284. Abu Syeikh Ubai bin Thabit رضي الله عنه
285. Harithah bin Suraqah bin al-Harith رضي الله عنه
286. Amru bin Tha’labah bin Wahb bin Adi رضي الله عنه
287. Salit bin Qais bin Amru bin ‘Atik رضي الله عنه
288. Abu Salit bin Usairah bin Amru رضي الله عنه
289. Thabit bin Khansa’ bin Amru bin Malik رضي الله عنه
290. Amir bin Umaiyyah bin Zaid رضي الله عنه
291. Muhriz bin Amir bin Malik رضي الله عنه
292. Sawad bin Ghaziyyah رضي الله عنه
293. Abu Zaid Qais bin Sakan رضي الله عنه
294. Abul A’war bin al-Harith bin Zalim رضي الله عنه
295. Sulaim bin Milhan رضي الله عنه
296. Haram bin Milhan رضي الله عنه
297. Qais bin Abi Sha’sha’ah رضي الله عنه
298. Abdullah bin Ka’ab bin Amru رضي الله عنه
299. ‘Ishmah al-Asadi رضي الله عنه
300. Abu Daud Umair bin Amir bin Malik رضي الله عنه
301. Suraqah bin Amru bin ‘Atiyyah رضي الله عنه
302. Qais bin Mukhallad bin Tha’labah رضي الله عنه
303. Al-Nu’man bin Abdi Amru bin Mas’ud رضي الله عنه
304. Al-Dhahhak bin Abdi Amru رضي الله عنه
305. Sulaim bin al-Harith bin Tha’labah رضي الله عنه
306. Jabir bin Khalid bin Mas’ud رضي الله عنه
307. Sa’ad bin Suhail bin Abdul Asyhal رضي الله عنه
308. Ka’ab bin Zaid bin Qais رضي الله عنه
309. Bujir bin Abi Bujir al-Abbasi رضي الله عنه
310. ‘Itban bin Malik bin Amru al-Ajalan رضي الله عنه
311. ‘Ismah bin al-Hushain bin Wabarah رضي الله عنه
312. Hilal bin al-Mu’alla al-Khazraj رضي الله عنه
313. Oleh bin Syuqrat رضي الله عنه (khadam Nabi ﷺ )

Allah ﷻ berfirman,

كَمْ مِنْ فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ

“…Betapa banyak golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan 
  yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” 
(QS. Al Baqarah: 249)

Dalam riwayat Imam Ahmad dengan sanad yang sesuai dengan 
syarat Imam Muslim dari hadits Jâbir, ditegaskan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

لَنْ يَدْخُلَ النَّارَ أَحَدٌ شَهِدَ بَدْرًا

Yang ikut serta dalam Perang Badar tidak akan masuk neraka 
(Al-Fath, 9/46)

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد

Allahumma Sholli 'Ala Sayyidina Muhammad, Wa 'ala Aali Sayyidina Muhammad.
(AH)

Semoga bermanfaat
Silahkan share

Sumber :
Buku Ar-Rahiqul Makhtum Sirah Nabawiyah 
Penulis Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri, 

Rasulullah ﷺ hanya membawa 313 pasukan dalam perang badar termasuk Rasulullah ﷺ. 
Rinciannya, 82 sahabat muhajirin, 61 orang dari suku Aus, dan 170 dari suku Khazraj.

‘Utsmân bin ‘Affân al-Qurasyi رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ.
Walaupun tidak berada di medan pertempuran, tetapi Rasulullah ﷺ memberinya 
bagian dari harta rampasan, karena Beliau ﷺ memerintahkannya untuk menjaga putri Beliau).

KHASIAT BERTAWASSUL DENGAN NAMA-NAMA AHLI BADAR

Sebagian faedah (keutamaan) membaca nama-nama ahli Badar radliyallahu ‘anhum dan Selawat Badar:

Syeikh Asqalani r.a. berkata: “Anak saudaraku ku ditahan oleh tentara kaum musyrik (Rom), mereka mahu melepaskan anak saudara ku bila ada tebusan harta yang banyak, tapi saya tidak mampu memberi tebusan, kemudian saya kirimkan nama-nama Ahli Badar kepada keponakan saya agar dibaca setiap pagi dan petang, setelah diamalkan maka anak saudaraku dilepaskan dari tahanan.”    

Sebagian kaum berkata: “Saya memiliki anak kasihan dibunuh oleh orang zalim, kemudian saya mohon kepada Allah SWT dengan perantara Ahli Badar, akhirnya Allah SWT membalas mati kepada orang tersebut.”   

Imam Zaid bin Uqail berkata: “di Tanah Ghorb ada jalan yang berbahaya kerana banyaknya binatang buas dan pencuri, perompak, sehingga setiap ada orang lalu pasti akan mudarat walaupun dengan rombongan banyak orang, serta banyak harta yang hilang dan nyawa yang melayang, tiba-tiba datang seorang laki-laki bersama hambanya membawa dagangan yang banyak, laki-laki itu lisannya membaca-baca nama-nama ahli Badar maka ayahku(Uqoil) pun hairan: Subhana Allah, membawa dagangan banyak melalui jalan itu dan selamat, padahal jalan itu sudah beberapa tahun tidak pernah dilalui diterkam binatang buas, perompak; lelaki itu menjawab: saya masuk jalan tadi membawa tentara yang disertai/dipimpin oleh Rasullullah SAW. Ayah ku bertanya Siapakah tentara itu? Dan ada Rasulullah pula? . Lelaki itu menjawab: Dia lah Ahli Badar, jadi tidak takut, sebab sudah saya buktikan sendiri. Sebenarnya saya dulu asalnya seorang ketua perompak dari kelompokku, suatu malam saya bersama kelompok ku merompak para pedagang yang jumlahnya ada 16 dengan barang dagangan yang banyak, yang sepuluh orang sudah saya bunuh, kemudian ada satu pedagang yang bertanya kepada saya: “Hai perompak, apa yang kau inginkan?, saya menjawab: dagangan ini, yang ku inginkan. Pedagang itu berkata: Kalian semua tidak akan mampu mengalahkan ku, sebab aku bersama Ahli Badar. Aku jawab: aku tidak mengerti Ahli badar. Pedagang itu mengucapkan: Allahu Akbar, kemudian pedagang itu membaca nama-nama Ahli Badar, Aku dan teman-temanku pada lari kerana ada angin yang besar sekali, suara pedang begitu berselerak, tombak panah begitu berselerak, menakutkan sekali dari penglihatan ku dan pendengaran ku, juga ada suara: Lawanlah Ahli Badar ini ! kemudian saya melihat tentara-tentara yang menaiki kuda yang larinya kencang, seperti angin yang mengepung kami para begal, teman-temanku sudah banyak yang mati, kemudian saya bertaubat kepada Allah di hadapan pedagang itu, kemudian suasana menjadi aman, kemudian saya minta diajarkan nama-nama Alhi Badar, Hingga Alhamdulillah saya diberi taqwa kepada Allah, tidak berani mencuri, tidak berani merompak, tidak berani melakukan maksiat, ketika bersafar diberi keselamatan.

Kisah lain

Sebagian Jama’ah Haji ketika akan berangkat ke Baitullah Alharam menulis nama-nama Ahli Badar di kertas kemudian diletakkan di atas pintu, tiba-tiba rumah itu didatangi perampok, ketika perompakk itu sudah naik di atas rumah, mereka pada mendengar suara gemuruh senjata hingga mereka pada lari. Malam hari yang kedua juga datang lagi perompak tadi hingga pada mendengar gemuruh suara senjata hingga mereka pada lari lagi, perompak tadi pada hairan hingga berhenti merompak. Setelah Orang yang naik haji itu sudah kembali ke rumah, maka kepala rampok itu sowan dan menyampaikan: Rumah mu siapa yang yang menjaga, saya ini perompak tapi tidak dapat berhasil, Si Haji itu berkata: saya ketika akan berangkat Haji menulis ayat: 

وَلايَؤُدُه حِفْظُهُمَا وَهُوَالْعَلِىُّ الْعَظِيْمِ.

dan nama-nama Ahli Badar kemudian saya letak diatas pintu rumah yang depan. 
                               

Sebagian ulama’ berkata: 
"sesunggunya kebanyakan para wali mendapat kewaliannya itu sebab membiasakan membaca nama-nama Ahli Badar dan tawasul dengan mereka".

Keterangan diatas semua diambil dari kitab “Rafiul Qodri fi Tawasul bi Ahli Badr radliyallahu ‘anhum karya syeikh Abdurrahman Al Azhari Asysyahiri bil Baqoni: “

Nama-nama Ahli Badar ini diijazahkan bagi kaum Muslim dan Muslimat yang ingin mengamalkannya dengan syarat:

1. Harus beriman kepada Allah SWT

2. Harus bertaqwa kepada Allah SWT

3. Harus taat kepada Allah SWT, Rosul-Nya dan para Pemimpin

Tata Cara Tawasul dengan Ahli Badar

Suci dari 2 hadats

Niat yang baik
Niat taawasul dan tabaruk dengan Ahli Badar radliyallahu ‘anhum

Ikhlas kerana Allah SWT

Membaca “sayyidina” sebelum membaca nama sahabat serta diiringi do’a “radliyallahu ‘anhu” setelah nama sahabat

Membiasakan setiap pagi dan petang 1x

Sebelum membaca nama-nama Ahli Badar, baca Ummul Kitab terlebih dahulu;

اِلَى حَضْرَةِ النَّبِىِّ الْمُصْطَفى صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ وَالِهِ وَصَحْبِه خُصُوْصًا اَهْلَ بَدْرٍ مِنَ الْمُهَاجِرِيْنَ وَ الاَنْصَارِ رَضِىَ اللهُ عَنْهُمْ وَنفَعَنَا بِعُلُوْمِهِمْ وَاَمَدَّناَ بِاَسْرَارِهِمْ وَاَعَادَ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِهِمْ فِى الدَّارَيْنِ آمِينْ. الفاتحة ....


Kamis, 10 April 2025

Level Kikir Paling Parah

Level Kikir Paling Parah


قال ابن قدامة: "أشدُّ درجاتِ البخل: أن يبخل الإنسانُ على نفسِهِ مع الحَاجة، فكم من بخيل يمسك المالَ، ويمرض فلا 
يتداوى، ويشتهى الشهوةَ فيمنعه منها البخلُ"

Level kikir paling parah pada harta adalah kikir para pada diri sendiri padahal dia membutuhkannya, banyak sekali orang kikir gak mau berobat, orang yang keping sesuatu gak mau beli, karena eman

مختصر منهاج القاصدين ص ٢٠٥

Rabu, 09 April 2025

Sholat Sunah Apa Saja Yang Dianjurkan Jamaah?

Sholat sunnah apa saja yang dianjurkan untuk berjamaah? 
Setiap shalat yang dijadikan syiar maka sunnah untuk berjamaah 

وهذا عام لجميع النوافل والسنن إلا النوافل التي من شعار الإسلام كالعيد والكسوف والاستسقاء

- _“Kesunahan shalat sunah di rumah adalah umum, baik nawafil (shalat rawatib) maupun shalat sunah yang lain, kecuali beberapa shalat sunah yang berguna untuk syiar Islam, seperti shalat id, gerhana, dan istisqa,”_ 

( Tuhfatul Ahwadzi fi Syarhi Sunan At-Tirmidzi], juz III, halaman 222).
Kopijo
😍

Selasa, 08 April 2025

Adzab Yang Paling Ringan


Adzab Yang Paling Ringan

Nu'man bin Basyir Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

إِنَّ أَهْوَنَ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَرَجُلٌ تُوضَعُ فِى أَخْمَصِ قَدَمَيْهِ جَمْرَتَانِ يَغْلِى مِنْهُمَا دِمَاغُهُ

"Sesungguhnya penghuni neraka yang paling ringan siksanya adalah seseorang yang diletakkan dua buah bara api di bawah telapak kakinya, seketika otaknya mendidih." (Muttafaq 'Alaih, sebagian tambahan Al-Bukhari, "sebagaimana mendidihnya kuali dan periuk.")

Imam Muslim meriwayatkan dari hadits Abu Sa'id al-Khudri Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda;

إِنَّ أَدْنَى أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا يَنْتَعِلُ بِنَعْلَيْنِ مِنْ نَارٍ يَغْلِى دِمَاغُهُ مِنْ حَرَارَةِ نَعْلَيْهِ

"Sesungguhnya penghuni neraka yang paling ringan siksanya, ia memakai dua sandal dari neraka, seketika itu mendidih oraknya disebabkan panasnya dua sandalnya itu."

Dalam redaksi lain,

إِنَّ أَهْوَنَ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا مَنْ لَهُ نَعْلاَنِ وَشِرَاكَانِ مِنْ نَارٍ يَغْلِى مِنْهُمَا دِمَاغُهُ كَمَا يَغْلِى الْمِرْجَلُ مَا يَرَى أَنَّ أَحَدًا أَشَدُّ مِنْهُ عَذَابًا وَإِنَّهُ لأَهْوَنُهُمْ عَذَابًا

"Sesungguhnya penghuni neraka yang paling ringan siksanya adalah seseorang memiliki dua sandal dan dua tali sandal dari api neraka, seketika otaknya mendidih karena panasnya sandal tersebut sebagaimana kuali mendidih. Orang tersebut merasa bahwa tak ada seorang pun yang siksanya lebih pedih daripadanya, padahal siksanya adalah yang paling ringan di antara mereka." (HR. Muslim:196)

WaLLAAHUa'lam

Senin, 07 April 2025

Salah Satu Khasiat Membaca Kitab-kitab Hadis

Dengan membaca kitab hadis, keinginan-keinginan bisa terkabul 

Menurut Syekh Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani, dalam kitab "Risalah Al-Waridat Al-Qalbiyah" (hal. 13), beliau berkata:

"Aku telah melakukan tawassul dengan kitab-kitab hadits yang mulia, sebagai jalan untuk mencapai kebutuhan dan harapan. Aku telah memasuki pintu gerbangnya dengan membaca kitab-kitab hadits yang mulia, seperti Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Tirmidzi, dan lain-lain.



Minggu, 06 April 2025

Keutamaan Tidur dalam keadaan suci

KEUTAMAAN TIDUR DALAM KEADAAN SUCI

من بات طاهراً بات في شعاره مَلَك .
Barang siapa tidur dalam keadaan suci ( berwudhu) maka dihelai rambutnya ( Pakaiannya ) ada malaikat

قال صلى الله عليه وسلم : من بات طاهراً بات في شعاره ملك ، فلم يستيقظ إلاَّ قال الملك : اللهم اغفر لعبدك فلان فإنه بات طاهراً . رواه ابن حبان وغيره ، وهو في صحيح الترغيب والترهيب

Telah bersabda Rasulullah : barang siapa yang tidur malam dalam keadaan suci ( berwudhu) maka dia tidur dalam keadaan dijaga malaikat dihelai rambutnya ( dlm riwayat lain pakaiannya pent.), dan tidaklah dia bangun kecuali para malaikat akan mendoakannya : Ya Allah ampunilah hamba-MU ini Fulan karena dia tidur dalam keadaan bersuci

 *( HR ibnu majah dan selainnya dalam kitab shahih at targhib wa tarhib*)
.
وقال صلى الله عليه وسلم : مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَبيتُ عَلَى ذِكْرٍ طَاهِراً فَيَتَعَـارّ مِنَ الّليْلِ ، فَيَسْأَلُ الله خَيْراً مِنَ الدّنْيَا وَالآخِرَةِ إِلاّ أَعْطَـاهُ إِيّـاهُ . رواه الإمام أحمد وأبو داود ، وهو حديث صحيح .

Tidaklah seorang muslim tidur di malam hari dalam keadaan dengan berdzikir dan bersuci, kemudian ketika telah terbangun dari tidurnya di tengah malam lalu meminta kepada Allah kebaikan dunia dan akhirat, melainkan pasti Allah akan mengabulkannya." ( HR. Imam Ahmad dan Abu Dawud, dan hadist ini shahih
 
*📘 : (Fathul Bari juz 11/124)*

Sabtu, 05 April 2025

JANGAN PERNAH LUPA MENDO'AKAN ORANG TUA

JANGAN PERNAH LUPA MENDO'AKAN ORANG TUA

Diceritakan oleh sebagian ahli 'ilmi:
Ada seorang laki-laki melihat ahli qubur dalam mimpinya, laki-laki ini melihat mereka ahli qubur semua keluar untuk bersama-sama memetik sesuatu, sedangkan ada satu ahli qubur yang tidak ikut memetik malah duduk manis, lalu pemuda ini penasaran dan menanyakan pada ahli qubur yang sedang duduk manis itu,
▪︎Pemuda: Apa gerangan yang mereka petik ?
▪︎Ahli qubur yang duduk: Mereka berebutan memetik hadiah dari orang-orang muslim yang masih hidup berupa bacaan qur'an, shodaqoh, dan do'a yang umum.
▪︎Si pemuda bertanya lagi: Kenapa engkau tidak ikut berebut?
▪︎Ahli qubur yang duduk menjawab: Aku tidak membutuhkan itu
▪︎Pemuda: Apa sebabnya sudah tidak butuh?
▪︎Ahli qubur yang duduk: Aku selalu dikirimi bacaan qur'an oleh anakku,
Walaupun anakku seorang pedagang buah di pasar, tetapi ketika sedang tidak ada pembeli anakku itu selalu membaca qur'an dan dihadiahkan kepadaku.
▪︎Setelah pemuda itu terbangun dan saking penasarannya ia langsung berbegas ke pasar untuk mencari anak penjual buah itu dan menanyakan kebenarannya, dan ternyata benar.
▪︎Lalu di kemudian hari laki-laki itu bermimpi kembali melihat ahli kubur keluar untuk memetik sesuatu dan ahli qubur yang dulu duduk manis sekarang malah ikut memetik bersama ahli qubur yang lain, setelah terbangun laki-laki ini bergegas pergi ke pasar hendak menanyakan pada anaknya dan ternyata anaknya sudah meninggal dunia.


(وحكى) بعض أهل العلم أن رجلا رأى في المنام أهل القبور في بعض المقابر قد خرجوا من قبورهم إلى ظاهر المقبرة، وإذا بهم يلتقطون شيئا ما يدري ما هو.

قال: فتعجبت من ذلك، ورأيت رجلا منهم جالسا لا يلتقط معهم شيئا، فدنوت منه وسألته: ما الذي يلتقط هؤلاء؟ فقال يلتقطون ما يهدي إليهم المسلمون من قراءة القرآن والصدقة والدعاء.

فقال: فقلت له: فلم لا تلتقط أنت معهم؟ قال أنا غني عن ذلك.

فقلت: بأي شئ أنت غني؟ قال بختمة يقرؤها ويهديها إلى كل يوم ولدي يبيع الزلابية في السوق الفلاني.

فلما استيقظت ذهبت إلى السوق حيث ذكر، فإذا شاب يبيع الزلابية، ويحرك شفتيه.

فقلت: بأي شئ تحرك شفتيك؟ قال أقرأ القرآن وأهديه إلى والدي في قبره.

قال: فلبثت مدة من الزمان، ثم رأيت الموتى قد خرجوا من القبور، وإذا بالرجل الذي كان يلتقط صار يلتقط، فاستيقظت وتعجبت من ذلك، ثم ذهبت إلى السوق لا تعرف خبر ولده فوجدته قد مات.

*📘 :*
*[البكري الدمياطي، إعانة الطالبين على حل ألفاظ فتح المعين، ١٦٢/٢]*

Jumat, 04 April 2025

Untaian Motivasi Asy-Syafii Untuk Pencari Ilmu

Nasehat emas dari al imam Syafi'i untuk para penuntut ilmu agama hari ini :

 ﻣﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻘﺎﻡ ﻟـﺬﻱ ﻋﻘـﻞٍ ﻭﺫﻱ ﺃﺩﺏٍ ﻣﻦ ﺭﺍﺣﺔ

Orang pandai lagi beradab tak akan mau hanya diam berpangku tangan di kampung halaman...

ﻓـﺪﻉ ﺍﻷﻭﻃـﺎﻥ ﻭﺍﻏﺘـﺮﺏ

Tinggalkanlah negerimu dan merantaulah jauh ke negeri orang....

ﺳﺎﻓﺮ ﺗﺠـﺪ ﻋﻮﺿـﺎً ﻋﻤـﻦ ﺗﻔﺎﺭﻗـﻪ

Pergilah, maka engkau akan diberi ganti dari kerabat dan sahabat yang engkau tinggalkan...

ﻭﺍﻧﺼﺐ ﻓﺈﻥ ﻟﺬﻳﺬ ﺍﻟﻌﻴﺶ ﻓﻲﺍﻟﻨﺼـﺐ

Berlelah-lelahlah, karena manisnya hidup terasa setelah lelah dalam berjuang...
 
ﺇﻧﻲ ﺭﺃﻳـﺖ ﻭﻗـﻮﻑ ﺍﻟﻤـﺎﺀ ﻳﻔﺴـﺪﻩ

Aku melihat air yang tergenang menjadi rusak karena diam tertahan...

 ﺇﻥ ﺳﺎل ﻃﺎﺏ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﺠﺮ ﻟﻢ ﻳﻄـﺐ

Jika telah mengalir maka akan menjadi jernih jika tidak, dia akan tetap keruh dan kumuh...

 ﻭﺍﻷﺳﺪ ﻟﻮﻻ ﻓﺮﺍﻕ ﺍﻷﺭﺽ ﻣﺎ ﺍﻓﺘﺮﺳﺖ

Singa tidak akan mendapatkan mangsa, jika ia enggan meninggalkan sarangnya...
 
ﻭﺍﻟﺴﻬﻢ ﻟﻮﻻ ﻓﺮﺍﻕ ﺍﻟﻘﻮﺱ ﻟﻢ ﻳﺼـﺐ
 
Anak panah jika tidak melesat dari busurnya tak akan pernah mengenai sasarannya....

والترب كالترب ملقى في أماكنه
والعودُ في أرضه نوعاً من الحطب

Bijih emas tak ubahnya kerikil tak bernilai di tempat asalnya. Demikian pula gaharu di hutan belantara hanya sebatang kayu, tak ada bedanya dengan pohon lainnya.....

إن تغرب هذا عزّ مطلبه
وإن تغرّب ذاك عز كالذّهب

Barulah ketika gaharu itu dibawa keluar, ia adalah parfum yang bernilai tinggi. Dan ketika bijih emas keluar dari tempatnya, ia menjadi emas yang berharga....

Kenapa Muharram Jadi Bulan Pertama Dalam Kalender Hijriyah? Berikut Penjelasannya

Bulan Muharram dijadikan bulan pertama dalam kalender Islam (Hijriyah) bukan karena peristiwa hijrah Nabi Muhammad ﷺ sebab Nabi ...