Amal Ibadah & Drajat Manusia
Amal dalam konteks agama artinya:
1). Ibadah Mahdhoh.
2). Ibadah Ghoiru Mahdhoh.
Dalam konteks keduniawian berarti:
Bekerja dan berkarya yang menghasilkan produk, karya atau hanya sekedar mendapatkan uang semata.
Namun perlu diketahui bahwa:
Faktor utama yang mengangkat derajat manusia sebelum kerja dan karyanya, adalah karena Iman dan Ilmunya.
Alloh Subhanahu wata’ala meninggikan derajat manusia di dunia dan di akhirat karena Iman dan Ilmunya. Keduanya di dalam Islam menempati posisi sangat penting.
Salah satunya Al-Qur’an menyebutkan bahwa orang yang beriman dan berilmu itu menempati posisi mulia.
Alloh Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ.
“Alloh akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Alloh Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
📚 (QS. Al-Mujadalah: 11).
Memang ayat di atas berbicara tentang derajat yang tinggi untuk orang yang beriman dan berilmu pengetahuan namun tidak boleh terlewatkan bahwa di akhir ayat tersebut berbunyi bahwa: "Alloh Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Artinya faktor yang membuat derajat manusia tinggi dalam pandangan Alloh di samping karena iman dan ilmunya juga karena amal, kerja atau karyanya.
Alloh Subhanahu wata’ala berfirman:
وَلِكُلٍّ دَرَجَٰتٌ مِّمَّا عَمِلُوا۟ ۚ وَمَا رَبُّكَ بِغَٰفِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ.
“Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”
📚 (QS. Al-An’am: 132).
*TERJEMAH TAFSIRIYAH:*
Masing-masing jin dan manusia yang diberi tanggungjawab, baik yang melakukan ketaatan maupun kemaksiatan, kelak di akhirat mereka akan memperoleh derajat-derajat seimbang di surga dan neraka sesuai dengan apa yang mereka kerjakan. Dan Tuhanmu tidak pernah lengah dari apa yang mereka kerjakan, tidak ada yang dapat tersembunyi dari Alloh, semua akan diberi balasan pada hari kiamat.
📚 (Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah).
Di dalam perspektif agama:
Seseorang akan tinggi derajatnya di sisi Alloh Subhanahu wata’ala apabila banyak beramal baik ibadah mahdhoh maupun ghoiru mahdhoh.
Sedangkan di dalam dunia kerja, normalnya, seseorang akan naik tingkat kepegawaianya apabila memiliki etos kerja, disiplin dan integritas yang tinggi yang membawa kemajuan di tempat kerja di tengah persaingan global.
Ayat di atas diperkuat keterangannya dengan ayat berikut:
وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ.
“Bekerjalah kamu, maka Alloh dan Rosul-Nya serta orang-orang mu'min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Alloh) Yang Mengetahui akan yang ghoib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”
📚 ( QS. At-Taubah: 105).
Amal dalam artian umum adalah:
Pekerjaan, usaha, perbuatan dan keaktifan hidup. Maka selain beribadah, orang yang beriman juga harus bekerja dan berusaha. Terutama sesuai dengan bakat dan kemampuannya.
Sebagaimana firman Alloh Ta'ala, tentang etos kerja dalam ayat lainnya:
قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَى شَاكِلَتِهِ فَرَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَنْ هُوَ أَهْدَى سَبِيلًا.
Katakanlah: “Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing”. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.”
📚 (QS. Al Isro: 84).
Ayat ini setidaknya mengandung 3 POIN:
POIN PERTAMA: Hendaklah seseorang bekerja sesuai bakat, tidak usah dikerjakan pekerjaan lain yang bukan tugas kita supaya umur tidak habis percuma.
Lebih jelasnya bahwa kehidupan yang luas ini membutuhkan beragam profesi. Dibutuhkan pedagang, petani, dokter, tentara, pejabat publik, pengusaha, dan beragam profesi lain yang membentuk spesialisasi.
Maka Surat At-Taubah ayat 105 dan Al-Isro ayat 84 ini, merupakan motivasi dari Alloh agar orang-orang Mu'min bersemangat beramal dan bekerja. Alloh Ta'ala, melarang kita malas dan membuang-buang waktu.
POIN KEDUA: Alloh juga memotivasi hamba-Nya untuk beramal dengan ikhlas dan sungguh-sungguh. Tak perlu mencari popularitas. Tak perlu mengejar pujian. Karena Alloh melihat amal-amal itu.
Semasa Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallama hidup, Beliau juga melihat amal-amal itu.
Demikian pula kaum Mu'minin akan melihat amal-amal itu. Yang menarik pada firman Alloh ini, yang dilihat Alloh adalah "Amalakum", amalmu, pekerjaanmu, usahamu. Itulah yang dilihat Alloh. Bukan hasil usahanya. Bukan hasil pekerjaannya.
Ayat ini memotivasi kepada kita untuk terus beramal dan bekerja dengan sungguh-sungguh. Proses itulah yang dilihat dan dinilai Alloh. Bukan hasilnya. Alloh tidak menilai kita berdasarkan hasil, tetapi berdasarkan proses. Apakah kita telah sungguh-sungguh beramal dan bekerja.
POIN KETIGA: Seluruh manusia akan dikembalikan kepada Alloh.
Dialah Yang Maha Mengetahui yang ghoib dan yang nyata.
Dialah yang mengetahui niat dan amal-amal manusia. Dialah yang mengetahui apa yang tersembunyi dan apa yang terbuka. Dia akan memberikan balasan atas setiap amal, serahasia apa pun amal itu.
*والله اعلم بالصواب*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar