Itu adalah istidraj, yang maksud Istidraj adalah karunia yang Allah berikan kepada seorang hambaNya yang fasik (sering melakukan dosa),bukan sebagai kemuliaan namun justru sebaliknya sebagai *penghinaan* selama ia didunia jika ia tak kunjung bertobat sebelum wafatnya. Adapun persoalan materi maka barometer kebahagiaan bagi seorang mukmin adalah bukan persoalan kaya miskin,cantik tampan,hitam putih dsb. karena semua hal tersebut bersifat fana' (sementara yang akan punah). Namun tentang siapa yang masuk surga maka ialah yang mulia dan jika ia masuk neraka maka ia akan terhina.
Jadi hakikat kebanggaan/kebahagiaan seorang mukmin yang sejati adalah nanti ketika ia masuk kedalam surganya Allah Subhanahu wa ta'ala
Adapun persoalan orang yang senantiasa rajin dalam mengerjakan sholat namun ia ditakdirkan miskin maka hal tersebut semata mata bentuk pelatihan/ujian dari Allah SWT tentang bagaimana ia bisa sabar menghadapinya dan juga sebagai bukti taabud (sifat kehambaan) yang sejati kepada Tuhannya,hal ini juga sama dengan keadaan orang kafir di akhirat kelak. Sering kita jumpai pertanyaan yang hampir sama "Ada banyak orang non-muslim yang kaya sering bersedekah,memberi orang miskin, membantu anak yatim dsb apakah ia mendapatkan pahala disisi Allah?"
Dalam menjawab pertanyaan tersebut Allah berfirman :
وَقَدِمْنَآ إِلَىٰ مَا عَمِلُوا۟ مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَٰهُ هَبَآءً مَّنثُورًا
"Dan Kami menghadapi segala amal yang telah mereka (orang kafir/non muslim) kerjakan, lalu *Kami jadikan amal itu bagaikan debu yang berterbangan.*" (QS Al Furqon:23)
Al Imam Ibnu Katsir menjelaskan alasan kenapa orang non-muslim tidak mendapatkan pahala disisi Allah walaupun ia baik dan rajin beramal:
وَقَوْلُهُ تَعَالَى: ﴿وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا﴾ ، وَهَذَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ، حِينَ يُحَاسِبُ اللَّهُ الْعِبَادَ عَلَى مَا عَمِلُوهُ مِنْ خَيْرٍ وَشَرٍّ، فَأَخْبَرَ أَنَّهُ لَا يَتَحَصَّلُ لِهَؤُلَاءِ الْمُشْرِكِينَ مِنَ الْأَعْمَالِ -الَّتِي ظَنُّوا أَنَّهَا مَنْجَاةٌ لَهُمْ -شَيْءٌ؛ وَذَلِكَ لِأَنَّهَا فَقَدَتِ الشَّرْطَ الشَّرْعِيَّ، إِمَّا الْإِخْلَاصُ فِيهَا، وَإِمَّا الْمُتَابَعَةُ لِشَرْعِ اللَّهِ. فَكُلُّ عَمَلٍ لَا يَكُونُ خَالِصًا وَعَلَى الشَّرِيعَةِ الْمَرْضِيَّةِ، فَهُوَ بَاطِلٌ. فَأَعْمَالُ الْكُفَّارِ لَا تَخْلُو مِنْ وَاحِدٍ مِنْ هَذَيْنَ، وَقَدْ تَجْمَعُهُمَا مَعًا، فَتَكُونُ أَبْعَدَ مِنَ الْقَبُولِ حِينَئِذٍ
"Firman Allah Ta'ala: 'Dan Kami menghadapi segala amal yang telah mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu bagaikan debu yang berterbangan' (QS. Al-Furqan: 23). Hal ini terjadi pada Hari Kiamat, ketika Allah menghisab hamba-hamba-Nya atas apa yang telah mereka lakukan, baik itu berupa kebaikan maupun keburukan. Allah menjelaskan bahwa amal-amal para musyrik ini, yang mereka kira dapat menyelamatkan mereka, tidak akan memberikan manfaat sedikit pun. *Sebab amal-amal tersebut tidak memenuhi syarat-syarat syar'i, baik dalam hal keikhlasan maupun kesesuaian dengan syariat Allah.* Maka, setiap amal yang tidak ikhlas dan tidak sesuai dengan syariat yang diridhai, adalah batal. Amal-amal orang kafir tidak lepas dari salah satu dari dua kekurangan tersebut, atau bahkan keduanya sekaligus. Oleh karena itu, amal mereka semakin jauh dari kemungkinan diterima." [Tafsirul ibn Katsir]
*Terkait amalan yang menambah keberkahan* maka saya jawab justru melakukan amalan amalan Fardhu seperti sholat itu sendirilah yang menjadi kunci dari semuanya meliputi keberkahan,rezeki, kesuksesan, kesehatan, keharmonisan dll.
Al Imam Abdurrouf Al Munawi mengatakan:
والصلاة مجلبة للرزق حافظة للصحة دافعة للأذى مطردة للداء مقوية للقلب مفرحة للنفس مذهبة للكسل منشطة للجوارح ممدة للقوى شارحة للصدر مغذية للروح منورة للقلب مبيضة للوجه حافظة للنعمة دافعة للنقمة جالبة للبركة مبعدة للشيطان مقربة من الرحمن وبالجملة فلها تأثير عجيب في حفظ صحة القلب والبدن وقواهما ودفع المواد الرديئة عنهما سيما إذا وفيت حقها من التكميل فما استدفعت أذى الدارين واستجلبت مصالحهما بمثلها وسرها أنها صلة بين العبد وربه وبقدر الوصلة يفتح الخير وتفاض النعم وتدفع النقم
"Shalat adalah pembawa rezeki, penjaga kesehatan, penghalang keburukan, pencegah penyakit, penguat hati, penyebab kegembiraan jiwa, penghilang rasa malas, penyegar anggota tubuh, penambah kekuatan, penyejuk dada, makanan bagi ruh, penerang hati, pemutih wajah, penjaga nikmat, penolak musibah, pembawa keberkahan, pengusir setan, dan mendekatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih. Secara umum, shalat memiliki pengaruh yang luar biasa dalam menjaga kesehatan hati dan tubuh, memperkuat keduanya, serta menghilangkan hal-hal buruk dari keduanya, khususnya jika shalat itu dilakukan dengan sempurna sesuai dengan hak-haknya. Tidak ada sesuatu yang dapat menolak keburukan dunia dan akhirat serta menarik kebaikan keduanya seperti shalat. Rahasianya adalah bahwa shalat merupakan hubungan antara seorang hamba dan Tuhannya. Semakin kuat hubungan ini, semakin terbuka pintu-pintu kebaikan, tercurah nikmat, dan tertolak bencana." [Faidhul Qodir Juz 4 Hal 527]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar