Sabtu, 05 Juli 2025

Rahasia Dibalik mengusap kepala anak yatim

Rahasia Dibalik mengusap kepala anak yatim (Kajian Kitab Faidul Qodir Karya al-Munawi)

========================================

Diriwayatkan dari Shahabat Abi Darda' bahwa ada seseorang yang mengeluh atas kerasnya hati, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

أَتُحِبُّ أَنْ يَلِينَ قَلْبُكَ وَتُدْرَكَ حَاجَتُكَ؟ ارْحَمِ الْيَتِيمَ، وَامْسَحْ رَأْسَهُ، وَأَطْعِمْهُ مِنْ طَعَامِكَ، يَلِنْ قَلْبُكَ وَتُدْرِكْ حَاجَتَكَ

Artinya: Apakah engkau ingin hatimu lembut dan kebutuhanmu terpenuhi? Maka sayangilah anak yatim, usaplah kepalanya dan berilah ia makan dari makananmu nicaya hatimu akan menjadi lunak dan kebutuhanmu akan terpenuhi (HR: Ath-Thabarani)

===============

Penjelasan hadis:

أَتُحِبُّ
"Apakah kamu ingin"

Ini adalah bentuk istifham (pertanyaan) yang mengandung makna syarat, yaitu: Jika kamu ingin, wahai orang yang mengeluhkan kepada kami tentang kekerasan hatinya

أَنْ يَلِينَ قَلْبُكَ 
"Agar hatimu menjadi lembut"

Maksudnya menjadi lunak dan mudah tersentuh. Al-Zamakhsyari berkata: ini termasuk ungkapan majaz (kiasan), seperti "seorang yang lembut perangainya", atau "ia bersikap lembut kepada kaumnya", atau "ia melembutkan sayapnya bagi mereka", sebagaimana dalam firman Allah: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.” (QS. Ali Imran: 159), yaitu kelembutan perilaku dan sikap yang halus.

وَتُدْرَكَ حَاجَتُكَ 
"Dan kamu memperoleh kebutuhanmu"

Maksudnya, kamu akan mendapatkan apa yang kamu inginkan. Maka orang itu berkata, "Ya, wahai Rasulullah." Maka Nabi bersabda:

ارْحَمِ الْيَتِيمَ
"Sayangilah anak yatim"

Yaitu anak yang ayahnya telah meninggal sehingga ia menjadi sendiri. Kata yatim berasal dari kata al-yatmu yang berarti kesendirian. Dari sinilah asal ungkapan al-durratu al-yatīmah untuk permata tunggal yang indah, dan al-ramlatu al-yatīmah untuk hamparan pasir yang tiada duanya, sebagaimana disebutkan dalam kitab al-Kasysyāf.

Maksud dari menyayangi anak yatim adalah menaruh belas kasih kepadanya dan berbuat baik padanya — ini merupakan kiasan dari sikap kasih sayang dan perhatian yang tinggi.

Dan karena kiasan ini tidak bertentangan dengan makna harfiahnya, bahkan memungkinkan menggabungkan keduanya — seperti jika seseorang mengatakan: Fulan panjang tali pedangnya untuk orang yang punya tinggi badan maupun panjang tali pedangnya

Kemudian Nabi bersabda:

وَامْسَحْ رَأْسَهُ 
"Usaplah kepalanya"

Sebagai bentuk kelembutan dan keakraban. Bisa jadi maksudnya adalah dengan minyak rambut untuk merapikan rambutnya, atau dengan tangan sebagaimana disebutkan dalam hadis lain yang menunjukkan maksud mengusap kepala dengan tangan. Seperti yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Tirmidzi dari Abu Umamah secara marfu’:

من مسح على رأس اليتيم لم يمسحه إلا لله كان له بكل شعرة تمر عليها يده حسنة

Artinya: Barang siapa mengusap kepala anak yatim hanya karena Allah, maka untuk setiap helai rambut yang disentuh oleh tangannya, dia akan mendapatkan satu kebaikan.

Sanad hadis ini, menurut Ibn Hajar, lemah. Namun secara umum, keutamaan ini berlaku juga untuk anak yatim dari kalangan non-Muslim, dan aku tidak menemukan adanya pembatasan hanya pada anak yatim Muslim.

Dalam hadis lain dari seorang ahli kitab (Yahudi), disebutkan bahwa kepala anak yatim diusap dari arah atas ke bagian depan, sedangkan dalam riwayat lain sebaliknya.

Al-Hafizh al-‘Iraqī berkata: Dalam hadis Ibn Abi Aufa disebutkan bahwa ketika mengusap kepala anak yatim, dianjurkan untuk berdoa:

جبر الله يتمك وجعلك خلفا من ابيك
Artinya: Semoga Allah memperbaiki keadaan yatimmu dan menjadikanmu sebagai pengganti dari ayahmu.

وَأَطْعِمْهُ مِنْ طَعَامِكَ

"Dan berilah ia makan dari makananmu" 

Yakni dari makanan yang kamu miliki. Bukan berarti kamu mengutamakan dirimu dengan makanan yang istimewa lalu tidak memberikannya kepada yatim, melainkan kamu memberinya makanan dari apa yang biasa kamu makan.

يَلِنْ قَلْبُكَ

"Niscaya hatimu akan menjadi lembut"

Dalam perspektif gramatika bisa berbentuk rafa’ (berharakat dhammah), sebagai bentuk pernyataan. Bisa juga dibaca jazm (berharakat sukun) sebagai jawaban dari perintah sebelumnya.

وَتُدْرِكْ حَاجَتَكَ

"Dan kamu akan mendapatkan kebutuhanmu"

Maksudnya, jika kamu berbuat baik kepada anak yatim dan melakukan semua yang disebutkan, maka kamu akan memperoleh kelembutan hati dan tercapainya keinginanmu.

Kesimpulannya, hadis ini mengandung anjuran untuk berbuat baik kepada anak yatim, memperlakukannya dengan kasih sayang, memuliakannya semata-mata karena Allah Ta'ala.

Ref: Faidul Qodir 1/108

Me Time: Cara Agar Kita Kembali Produktif


Lima Alasan Mengapa "Me Time" Bukan Bentuk Kemewahan atau Sikap Egois, Melainkan Wujud Kasih Sayang Terbaik kepada Diri Sendiri

Sering kali, waktu untuk diri sendiri atau yang biasa disebut me time dianggap sebagai bentuk kemewahan atau bahkan sikap tidak peduli terhadap orang lain. Padahal, kenyataannya justru sebaliknya. Memberi ruang bagi diri sendiri adalah bentuk kepedulian yang sehat dan sangat dibutuhkan, baik secara fisik maupun emosional. Berikut lima alasan penting yang menjelaskan mengapa me time itu sangat berharga:

1. Agar Anda Tidak “Tenggelam” dalam Rutinitas yang Berulang



Aktivitas harian yang monoton seperti bekerja, pulang, menatap layar gawai, lalu tidur—dan terus berulang—dapat membuat seseorang merasa hidup dalam mode autopilot. Tanpa disadari, kita bisa kehilangan arah dan makna hidup. Luangkan waktu sejenak untuk berhenti dan bertanya kepada diri sendiri: “Bagaimana kabarku hari ini?”
Momen ini akan membantu Anda kembali terhubung dengan tujuan dan kebutuhan pribadi.

2. Untuk Mengisi Ulang Energi Emosional, Bukan Hanya Fisik



Kelelahan tidak selalu membutuhkan tidur. Terkadang, yang dibutuhkan adalah diam dalam ketenangan, membaca buku, menonton film favorit, atau sekadar menikmati suara hujan.
Itu bukan bentuk kemalasan, melainkan cara untuk menyegarkan batin. Sebab, bila hati kosong, apa pun yang kita miliki—bahkan keberlimpahan materi atau pengakuan sosial—akan tetap terasa hampa.

3. Agar Anda Lebih Mengenal dan Memahami Diri Sendiri



Sulit rasanya memahami orang lain apabila kita belum meluangkan waktu untuk memahami diri sendiri.
Me time memberi ruang untuk refleksi: apa yang Anda inginkan, apa yang Anda takutkan, dan apa yang sesungguhnya Anda rasakan.
Dari kesadaran inilah muncul ketenangan, karena Anda tidak lagi bergantung pada validasi eksternal, melainkan mulai mendengarkan suara hati sendiri.

4. Untuk Menjaga Emosi Tetap Stabil dan Tidak Mudah Meledak



Sering kali, seseorang yang jarang memberi waktu untuk dirinya sendiri menjadi lebih mudah tersulut emosi. Sebab kelelahan emosional yang menumpuk tanpa disadari dapat membuatnya lebih sensitif.
Me time berfungsi sebagai ventilasi emosional, tempat menyalurkan tekanan batin agar tidak meluap ke arah yang salah—terutama kepada orang-orang terdekat.

5. Untuk Mengingatkan Diri Bahwa Anda Berhak Istirahat Tanpa Rasa Bersalah



Dalam budaya yang menjunjung tinggi kesibukan, istirahat sering kali dipersepsikan sebagai bentuk kemalasan. Padahal, mengambil jeda bukan berarti berhenti berjuang.
Sebaliknya, itu adalah cara untuk mengambil napas agar dapat melangkah lebih jauh. Anda tidak harus selalu hadir bagi semua orang.
Kadang, orang yang paling membutuhkan kehadiran Anda adalah diri Anda sendiri.


---

Jadi, apabila belakangan ini Anda merasa mudah lelah, mudah tersinggung, atau merasa kosong meski dikelilingi banyak orang—bisa jadi Anda hanya membutuhkan satu hal: waktu untuk diri sendiri.

Dari kelima poin di atas, manakah yang paling Anda rasakan saat ini?

Silakan bagikan di kolom komentar, dan sebarkan pesan ini untuk mengingatkan orang-orang terdekat Anda:
Berhenti sejenak bukan berarti menyerah. Kadang itu adalah satu-satunya cara agar kita dapat melangkah lebih jauh dengan jiwa yang utuh.


Sikapmu menentukan sikap orang lain padamu

"Hilangkan keburukan di hati orang lain dengan menghilangkan keburukan di hatimu" (Ath-Thurthusyi, Sirojul Muluk 203)

Penjelasannya:

Perubahan dan kebaikan dalam hubungan antarmanusia dimulai dari diri sendiri. 

Hati manusia saling terhubung secara psikis. Jika hati kita penuh dengan prasangka buruk, iri, dengki, atau amarah, maka sikap dan ucapan kita pun akan mencerminkan itu. Orang lain pun bisa merasakannya dan merespons dengan cara yang serupa.

Jika kamu membersihkan hatimu, memaafkan, berprasangka baik, dan tidak menyimpan dendam, maka aura kebaikan itu akan terpancar. Tanpa kamu sadari, itu akan melunakkan hati orang lain juga.

Ini juga mengandung pesan introspeksi, bahwa daripada sibuk memperbaiki hati orang lain, lebih baik kita mulai dengan memperbaiki hati sendiri. Karena hati yang bersih akan menebarkan kebaikan secara otomatis.



Jumat, 04 Juli 2025

Si Alim laksana lentera, akan memberi cahaya pada setiap orang yang melewatinya

"Si Alim laksana lentera, akan memberi cahaya pada setiap orang yang melewatinya" (Ath-Thurthusyi, Sirojul Muluk 201)

Berikut Penjelasannya:

Orang yang berilmu (alim) itu seperti lampu penerang di tengah kegelapan. Ia memberikan manfaat dan petunjuk, bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk orang-orang di sekitarnya.

Berikut Penjelasan Detailnya:

"Si Alim": merujuk pada orang yang berilmu, bijak, dan memiliki pemahaman agama atau kehidupan yang dalam.

"Laksana lentera": seperti pelita atau lampu, yang menyinari sekitarnya di tengah kegelapan.

"Memberi cahaya pada setiap orang yang melewatinya": artinya, ilmu dan nasihatnya memberi petunjuk, inspirasi, atau kebaikan kepada siapa saja yang berinteraksi dengannya.

Dengan kata lain, keberadaan orang alim akan selalu membawa manfaat, bahkan hanya dengan melihat teladan hidupnya, mendengar ucapannya, atau mendapatkan sedikit bimbingannya saja, orang lain bisa mendapatkan arah dan pencerahan.

Empat Point Penting Untuk Menjadi Pribadi Lebik Baik


■ Tidak perlu emosi saat mendengar perkataan yang pahit mengenai kita karena sesungguhnya amarah itu akan menyakiti diri kita sendiri.

■ Belajarlah bersabar tanpa memberi balasan, selama kita berada di jalam yang benar, abaikan saja semuanya

■ Maka kata-kata hinaan itu akan kembali sebagai jerat bagi pemiliknya, mereka akan terjatuh dan menelan katakatanya sendiri 

■ Kita tidak perlu memikirkan bagaimana cara untuk membalasnya.
Sebab Allah yang berhak membalas semua perbuatan buruknya.


Kamis, 03 Juli 2025

Memikirkan aib orang lain adalah aib bagi diri sendiri

Memikirkan aib orang lain adalah aib bagi diri sendiri. (Ad-Damanhuri, Sabil Ar-Rasyad 8)

Artinya :

Orang yang sibuk memikirkan, mencari, atau membicarakan aib (kesalahan, dosa, kekurangan) orang lain, sebenarnya sedang mempermalukan dirinya sendiri.


Hal itu terjadi karena beberapa hal:

1. Cerminan hati yang buruk:
Seseorang yang gemar memikirkan aib orang lain menunjukkan bahwa hatinya belum bersih. Ia lebih suka mencari kesalahan orang lain daripada memperbaiki dirinya.


2. Mengabaikan kekurangan sendiri:
Sering kali, orang yang sibuk dengan aib orang lain lupa akan kekurangan dan dosa yang ada pada dirinya sendiri. Ini justru menjadi aib karena menunjukkan kurangnya introspeksi dan kerendahan hati.


3. Berpotensi menimbulkan dosa baru:
Memikirkan aib orang lain sering berujung pada ghibah (menggunjing), suudzon (berprasangka buruk), atau namimah (adu domba) yang semuanya adalah dosa besar.


4. Menurunkan kehormatan diri:
Orang yang senang membicarakan aib orang lain biasanya akan kehilangan kepercayaan dan hormat dari orang lain, karena dianggap suka mencampuri urusan yang bukan tanggung jawabnya.



Kesimpulan:

Alih-alih memikirkan aib orang lain, lebih baik seseorang fokus memperbaiki dirinya sendiri. Karena aib terbesar adalah ketika seseorang merasa lebih baik dari orang lain padahal dirinya pun penuh kekurangan.


Rabu, 02 Juli 2025

Solusi bagi yang tidak punya uang untuk Royalan

Solusi bagi yang gak punya materi untuk royalan

Yaitu dengan meluaskan sopan santunnya dan menghentikan kedzoliman

ويستحب فيه التوسعة على العيال والأقارب، والتصدق على الفقراء والمساكين من غير تكلف فإن لم يجد شيئا فليوسع خلقه ويكف عن ظلمه
[الجمل، حاشية الجمل على شرح المنهج = فتوحات الوهاب بتوضيح شرح منهج الطلاب، ٣٤٧/٢] 

Rahasia Dibalik mengusap kepala anak yatim

Rahasia Dibalik mengusap kepala anak yatim (Kajian Kitab Faidul Qodir Karya al-Munawi) ======================================== ...