Kamis, 19 September 2024

Anak akan belajar dari kehidupan orang tuanya



Anak akan belajar dari kehidupan orang tuanya 

Jika anak dibesarkan dengan celaan,ia belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan,ia belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan,ia belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan,ia belajar menyesali diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi,ia belajar menahan diri
Jika anak dibesarkan dengan dorongan,ia belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan pujian,ia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan,ia belajar keadilan
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman,ia beajar menaruh kepercayaan
Jika anak dibesarkan dengan dukungan,ia belajar menyenangi dirinya
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan,ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan

Anak-anak kita akan tumbuh sebagaimana kita memperlakukan mereka, sebagaimana ayah dan ibu saling bersikap dan memperlakukan satu sama lain, sebagaimana interaksi orang-orang disekitar mereka. Anak-anak belum paham benar mana yang salah, mana yang benar dan bagi mereka bila sesuatu yang terus menerus mereka amati terus terjadi maka bagi mereka itulah kebenaran.

Di masa 5 tahun awal kehidupannya, anak hanyalah buku dengan halaman-halaman polos yang belum bertuliskan. Anak belum bisa menuliskan sendiri buku kehidupannya. Kitalah -orangtuanya- serta orang dewasa lan yang ada disekitas anak, yang menuliskannya untuk mereka. Kita bisa menuliskannya dengan hal-hal indah dan baik dan anak akan meniru juga cerita yang sama memenuhi buku kehidupannya. Sebaliknya bila kita menuliskan cerita buruk bahkan dengan tulisan yang jelek pula maka anak pun akan mencontoh dan meneruskan tulisan di buku kehidupannya seperti itu.

Mari kita pahami puisi manis ini agar kita selalu ingat untuk selalu memperlakukan anak -anak kita dengan penuh kasih sayang dan persahabatan, agar mereka bisa menemukan cinta dan kebahagiaan dalam kehidupan mereka.

Konsep Ilmu Tauhid Secara Sederhana



Fawaid tentang Ilmu Aqidah dari Sayyidi Dr. Habib Ali Baqir al-Saqqaf, Lc., M.A., dalam kajian kitab “Al-Mufidah” kitab aqidah paling dasar/basic karya Imam Abu Abdillah Muhammad As-Sanusi (w. 895 H) :

1. “Ilmu Aqidah” : Ilmu yang membahas tentang sifat-sifat wajib, mustahil, dan jaiz-nya Allah, sifat wajib, dan mustahil Rasul, dan sam’iyyat.

2. “Ilmu Kalam” : Ilmu yang membuktikan kebenaran aqidah dan membuktikan aqidah yang salah, atau lebih dikenal dengan “Ushuluddin”.

3. “Sifat Wujud Allah” bukanlah sifat tapi ainudz dzat (bentuk dari dzat allah itu sendiri) 

4. Didalam “Sifat Salbiyah”, harus disematkan kata “tidak”, contohnya: Qidam “tidak memilki permulaan”, Baqa’ “tidak memiliki akhir”. Karena sifat ini bukan sesuatu yang real, hanya bisa dijadikan predikat saja.

5. “Sifat Ma’ani” adalah sifat yang real. Adapun “Sifat Nafsiyah” dan “Salbiyah” adalah sifat yang tidak real.

6. “Mukhalafah Lil Hawadist” adalah tidak ada persamaan antara Allah dan makhluknya, dipartikel yang sangat kecil, sekalipun.

7. Jika Allah memilki sifat “Qidam dan Baqa’”, otomatis Allah sudah keluar dalam lingkup waktu.

8. Sifat “Qiyamuhu Binafsihi” adalah sifat yang membuktikan bahwa Allah itu adalah dzat, bukan aradh (sifat). Kelompok Nashrani meyakini bahwa Allah merasuk kepada jiwa Nabi Isa’. Berarti mereka meyakini bahwa Allah adalah aradh. Karena, tidak ada yang bisa merasuk kecuali itu adalah aradh.

9. Termasuk yang menganggap Allah itu sifat adalah kelompok Syi’ah Isma’iliyyah. Mereka menganggap bahwa Allah itu merasuk kepada imam mereka, sehingga imam mereka bisa menta’wil Al-Qur’an sesukanya.

10. Jika Allah adalah sifat, bukan dzat, maka Allah membutuhkan dzat lain untuk menampakkan kewujudannya. Jelas itu tidak layak dinisbahkan kepada-Nya.

11. (1) itu bukan bilangan. Dianggap bilangan adalah (2) sampai seterusnya. Ini disebut sebagai konsep “Wahdaniyyat”.

12. Sifat “Qudrah”, “Iradah”, dan “Ilmu”, memilki keterkaitan didalamnya. Mula-mulanya Allah sudah mengetahui berbagai posibility (ilmu), lalu mentarjih salah satunya (iradah), kemudian menciptakan (qudrah).

13. 3 sifat diatas tidak mungkin terjadi kecuali kepada dzat yang maha hidup “Hayat”. Maka, bisa kita ambil kesimpulan bahwa sifat Qudrah, Iradah, Ilmu, dan Hayat adalah sifat yang satu diantara yang lainnya saling membutuhkan.

14. Keeempat sifat diatas adalah pure aqly. Tanpa ada penjelasan dari seorang nabi pun, sifat itu mampu dipahami oleh akal. Contoh dengan cara melihat alam semesta ini, melalui indra akal.

15. Sifat “Sama’ dan Bashar”-nya Allah itu terlepas dari sifat Ilmu. Ini menurut pendapat yang kuat dari madzhab Ahli Sunnah.

16. Allah dapat mendengar sesuatu yang terlihat, juga dapat melihat sesuatu yang terdengar. Berbeda dengan mahluk-Nya.

17. Menurut pendapat yang meyakini bahwa sifat “Sama’ dan Bashar” masuk kepada “Sifat Ilmu”, mereka meyakini bahwa “Sifat Ma’ani” itu hanya ada 5 saja.

18. Kenapa ilmu ini disebut “Ilmu Kalam”? Karena pembahasan “Sifat Kalam” adalah pembahasan tersulit, hingga terdapat perpecahan antara mu’tazilah dan ahli sunnah pada abad ke 2 H.

19. Ada pula yang menyebutkan karena ilmu ini harus banyak berdiskusi. Tidak cukup hanya sekedar transfer ilmu saja.

20. “Sifat Kalam” pada diri manusia menunjukkan bahwa dirinya memilki suara hati (kalam nafsi). Manusia akan mengeluarkan suara hatinya dengan cara mengeluarkan suara dan kata (kalam lafdzi).

21. Maka dari itu, setiap hal yang tidak memilki “Sifat Kalam”, niscaya dirinya tidak memiliki suara hati.

22. Sifat-sifat wajib Allah, yang wajib diketahui oleh muslim hanya 20 saja. Sejatinya, sifat-sifat wajib Allah bukan hanya itu saja. Hal itu sebagai upaya rahmat dari Allah SWT kepada hamba-Nya.

23. “Sifat Qudrah, Iradah, Ilmu, Hayat”, adalah sifat aqli, yaitu sifat yang bisa dibuktikan cukup dengan melihat alam semesta dengan menggunakan akal.

24. Adapun “Sifat Sama’, Bashar, Kalam”, adalah sifat naqli. Ketiga sifat ini tidak mungkin di ketahui kecuali dari perantara Rasulullah SAW.

25. “Sifat Ma’nawiyyah” adalah gabungan dari dzat Allah dan “Sifat Ma’ani” yang ada 7 itu. Contohnya: Dzat = Allah, Qudrah = Kuasa (Sifat Ma’ani), menghasilkan satu “Sifat Ma’nawiyyah”, yaitu: Qadiran “Allah yang maha kuasa”.

26. Kenapa harus ada “Sifat Ma’nawiyyah”? Tidak cukup “Sifat Ma’nawi” saja? Karena, jika hanya ada Sifat Ma’ani saja, niscaya dzat-nya tidak ikut tersifati. Ini adalah hujjah Imam Sanusi yang menyatakan sifat Allah ada 20.

27. Imam Ghazali tidak sepakat dengan itu, beliau menyebutkan bahwa sifat wajib Allah hanya ada 13 saja. Tidak ada yang namanya “Sifat Ma’nawiyyah”.

28. Oleh karena itu, ada perbedaan diantara “mendengar” dan “maha mendengar”. Yang awal adalah Sifat Ma’ani, yang kedua adalah Sifat Ma’nawiyyah. Sifat Ma’nawiyyah dalam nahwu mirip dengan isim fail, dimana didalamnya terdapat dzat dan sifat.

29. “Sifat Ma’nawiyyah” adalah sifat diantara ada dan tiada secara kenyataan. Berbeda dengan Sifat Ma’ani, sebuah sifat yang ada, juga berbeda dengan Sifat Nafsiyah dan Salbiyah, sebuah sifat yang tidak ada.

30. “Syabih” : persamaan dari sisi yang sedikit, “Nadzhir” : persamaan dari sisi yang banyak, “Matsil” : persamaan utuh.

31- Secara akal, mungkin saja Allah memasukkan neraka terhadap orang-orang shalih, dan memasukkan surga terhadap orang-orang yang berma’siat. Tapi, Allah punya janji. Janji itu tidak akan diingkari. Namun, ke-tidak mengingkarinya Allah bukan hal yang wajib bagi-Nya, melainkan seseuatu yang muncul dari rahmatnya.

32- “Shidiq” yang merupakan sifat para rasul adalah ucapan mereka yang sesuai dengan kenyataan dan realita. Ini menurut pendapat terkuat ahli sunnah.

33- Ma’na “Sifat Amanah” adalah tidak ada perbuatan rasul yang menyelisihi syari’at, atau terdapat dosa didalamnya.

34- Khilaf diantara Asya’irah dan Maturidiyyah adalah “khilaf fi Furu’ ad-Din”, sehingga khilaf ini tidak membuat kedua kubu itu keluar dari Ahli Sunnah. Berbeda dengan khilaf antara Ahli Sunnah dan Mu’tazilah, atau dengan Syi’ah. Maka khilaf ini adalah “khilaf fi Ushul ad-Din”.

والله أعلم بالصواب

Rabu, 18 September 2024

Perbedaan Usholli dan Nawaitu Dari Sisi Gramatika



Kenapa niat wudhu memakai fiil madhi (nawaitu)
sedangkan niat sholat pakai fiil mudhore (usholli)

JAWABAN :

Menurut imam ibnu Atsir penggunaan (waktu)
paling relavan dalam memberitakan wujudnya
suatu pekerjaan adalah fiil madli (zaman
lampau/sudah terjadi)

Sebab fi'il mudlori' (dengan zaman iqtiqbal) itu
berfaidah menjelaskan suatu keadaan yang akan terjadi dan menghadirkan sebuah gambaran seakan-akan saat itu audien/pendengar menyaksikannya secara langsung (ini hanya terjadi dalam fiil mudlori tidak dalam fiil madli)

Reff : Al-Qodiyaniyah hal 1

وقال الثعالبي في كتابه )فقه اللغة(

فصل )في الفعل يأتي بلفظ الماضي وهو مستقبل وبلفظ
المستقبل وهو ماض( أما اﻷول فمثل له بقوله تعالى )أتى
أمر الله فلا تستعجلوه( والثاني بقوله تعالى )فلم تقتلون
أنبياء الله من قبل( وقوله تعالى )واتبعوا ما تتلو الشياطين(
أي ما تليت

وقال ابن اﻷثير في المثل السائر إعلم أن الفعل المستقبل
إذا أتي به في حالة اﻹخبار عن وجود الفعل، كان ذلك أبلغ
من اﻹخبار بالفعل الماضي وذلك ﻷن الفعل المستقبل
يوضح الحال التي يقع فيها ويستحضر تلك الصورة حتى كأن
السامع يشاهدها، وليس كذلك الفعل الماضي

إلى أن قال عطف المستقبل على الماضي ينقسم إلى
ضربين أحدهما بلاغي وهو إخبار عن ماض بمستقبل والآخر
غير بلاغي وليس إخبارا بمستقبل عن ماض وإنما هو
مستقبل دل على معنى مستقبل غير ماض ويراد به أن ذلك
الفعل مستمر الوجود

﴿القاديانية - سليمان الظاهر العاملي - الصفحة ١﴾

Fokus pada ibarot dibawah ini

وقال ابن اﻷثير في المثل السائر إعلم أن الفعل المستقبل
إذا أتي به في حالة اﻹخبار عن وجود الفعل كان ذلك أبلغ
من اﻹخبار بالفعل الماضي وذلك ﻷن الفعل المستقبل
يوضح الحال التي يقع فيها ويستحضر تلك الصورة حتى كأن
السامع يشاهدها وليس كذلك الفعل الماضي

Penggunaan fiil mudlore' dengan dilalah tajaddud
(pembaruan) dan istimror (berkelanjutan) tidak
diragukan lagi seakan-akan pendengar di ajak
hadir dan berinteraksi bersama sama mutakallim
menyaksikan apa yang telah dilakukan

Pengunaan fiil mudlori ini lebih banyak dibandikan
fiil madli

الى ان قال وذلك ﻷن دلالة الماضي اﻷصل فيها اﻹنقطاع
عن الوجود المستمر ولذلك يعبر عنه النحويون بانه ما دل
على حدث وقع وانقطع قبل زمن التكلم

(Sampai pada komentari) Asal dilalahnya fiil madli
adalah INQITHO' (terputus) dari wujudnya
pekerjaan yang (berkelanjutan)

Oleh karna itu ulama nahwu menyatakan bahwa
fiil madli itu


ولا شك ان استعمال المضارع بدلالته على التجدد
واﻹستمرار يجعل السامع يستحضر المشهد ويتفاعل معه
اكثر من استعمال الماضي


"fi'il yang menunjukkan waktu yang telah terjadi &
waktunya terputus sebelum pembicaraan"

وهذا غير مراد في حكاية الله كيفية امره ﻹبراهيم ﻷنه لو قيل
اني رايت لصدق هذا التعبير عن وجوده مرة واحدة في الزمن
)6( ولكن الرؤيا تكررت اكثر من مرة ثم صار اﻷمر بالذبح بعد
الفداء بالكبش سنة حتى اﻷن فاﻷية علة ذلك غاية في
البلاغة

المرجع حقائق الاسلام في موجهة شبهات المشككين د.
محمود حمدي زقروق المجلس الاعلى للشئون اﻹسلامية
القاهرة ط 2 1425 هجرية / 2004 ماسهية ص 223-224
بتصرف يسير

Kasus diatas bukan yang dikehendaki firman Allah
pada ayat yang menceritakan Kayfiyah Allah
memerintah nabi ibrohim

اني رأيت اﻷية

Artinya : Aku bermimpi

Pada kasus penggalan ayat ini benar

Wujudnya mimpi memang hanya terjadi 1 kali
dalam satu waktu , akan tetapi kejadiannya
berulang ulang lebih dari satu kali dalam waktu
yang berbeda , kasus diatas kemudian jadi
perintah penyembelehan nabi ibrohim pada nabi
isma'il

Setelah Allah memberikan tebusan domba sebagai
ganti penyembelehan

Maka hukum itu berlaku hukum sunnah hingga
sekarang 

Ayat diatas termasuk dari bagian ayat yang
memiliki bahasa yang sangat tinggi

Reff : Haqoiqul islam hal 223-224

Catatan penting : 👇🏽

اصلي فرض الصبح ركعتين فرضا لله تعالى

Artinya : Saya mau melaksanakan sholat fardlu
subuh 2 rokaat karna Allah Ta'ala

(Contoh fiil mudlori') diatas 👆🏼

A. Jika Sami' (pendengar) nya Allah maka seakan
akan orang yang sholat berusaha menjelaskan
penghambaan yang akan dilakukukan disaksikan
oleh Allah dan mengajak berinteraksi langsung
denganya (Allah)

2. Jika sami' (pendengar) nya manusia (contoh
sebagai imam) maka si imam mengajak si
makmum ikut andil menggambarkan apa yang
akan dikerjakan dan seakan akan simakmu ikut
andil berinteraksi kepada bersama sama dengan
imam

3. Jika sami' (pendengar) nya diri sendiri maka
seakan akan dia berusaha mengajak dirinya
sendiri ikut menghadirkan gambaran sholat dan
berinteraksi dengan Allah

نويت الوضوء لرفع الحدث الاصغر فرضا لله تعالى

Artinya : aku berniat wudlu' karna untuk
menghilangkan hadats kecil karna Allah taala

Contoh tersebut memakai fiil madli disamping
karna berfaidah

Orang yang niat wudlu' melakukan niatnya
sebelum melakukan wudlu' dan disaat wudlu'
niatnya sudah tidak diucapkan (INQITHO') sebab
fiil madli juga berfaidah tahaqquqi wuqu'
(memastikan terjadi) melakukan suatu pekerjaan

Wallahu A'lam 


Cara Membentuk Karakter Anak



Karakter Anak, Dibentuk atau Terbentuk?

Setelah si kecil berusia 3 tahun,  kita akan bisa melihat karakter mereka makin nyata.  ada yang pendiam, ada yang rewel dan cengeng,  ada yang penurut ada juga yang senang membantah.  Terhadang kita bertanya,  kok dia seperti itu sih sifatnya,  ngikut ayah atau bundanya ya?  Hmmmm,  sebenarnya karakter atau kumpulan sifat anak itu dibentuk atau terbentuk dengan sendirinya sih?

Kedua-dua pendapat itu benar.  Seperti kita ingat,  teori psikoanalisa selalu percaya bahwa anak lahir seperti kertas putih dan karenanya orangtua yang membesarkannyalah yang akan menuliskan sifat dan karakter si anak.  Bila orangtua menuliskan dengan tulisan bagus, rapih dan penuh warna maka akan baguslah buku si anak,  namun bila sebaliknya maka akan kumal pula buku si kecil.

Orangtua bisa membentuk sifat dan karakter anak akan menjadi seperti apa.  berikut ini adalah 3 hal penting yang harus dilakukan orangtua dalam pola asuh anak terutama dalam pembentukan karakter. 

1. Konsisten.  terapkan pendidikan pengasuhan yang konsisten.  Bila orangtua mau anak selalu jujur maka bila anak berkata jujur harus mendapatkan pujian sebaliknya bila tidak jujur harus ada konsekwensi dan begitu juga untuk semua karakteristik dasar yang mau dibentuk  Konsistensi juga termasuk dalam sikap orangtua yang seharusnya juga mencerminkan apa yang diajarkan pada anak.

2.  Konsekwen.  Setiap pembentukan sifat ataupun perilaku selalu ada konsekwensinya dan anak harus diajarkan tentang hal ini.  Anak harus diberitahu bahwa bila ia melakukan hal yang diminta oleh orangtuanya maka ia akan mendapatkan reward sebaliknya bila tidak melakukan maka akan ada konsekwensinya.  Berikan konsekwensi yang mendidik dan tidak bersifat kekerasan fisik.

3. Berkesinambungan.  Membentuk sifat dan karakter anak tentu saja bukan kerja satu atau dua malam saja.  melainkan sepanjang waktu,  sedikitnya selama 5 tahun pertama yang harus selalu dipantau dan dikuatkan kembali pada tahap perkembangan selanjutnya. 

Nah,  apabila orangtua tidak membentuk karakter anak secara sengaja,  maka secara tidak sengaja karakter anak akan terbentuk dari apa yang diamati anak dari lingkungan sekitarnya.  Teori psikososial mempercayai bahwa karakteristik anak terbentuk dari apa yang diamati dan dipelajarinya dari lingkungan sekitarnya.

Jadi mau pilih mana?  Sungguh0sungguh membentuk karakter mereka atau membiarkannya terbentuk dengan sendirinya?

Selasa, 17 September 2024

Kemuliaan Guru & Orang Alim


KEMULIAAN GURU DAN ORANG ALIM

Syekh An-Nawawi Al-Bantani dalam kitab Tanqihul Qaul Syarah Lubab Al-Hadits menyebutkan beberapa riwayat dari Ibnu Mas’ud tentang kemuliaan Guru.

1. Melihat wajah orang alim (guru) itu lebih baik dari pada bersedekah 1000 kuda.

ﻭَﻧَﻈْﺮُﻙ ﺇِﻟَﻰ ﻭَﺟْﻪِ ﺍﻟْﻌَﺎﻟِﻢِ ﺧَﻴْﺮٌ ﻟَﻚَ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﻓَﺮْﺱٍ ﺗَﺼَﺪﱠﻗْﺖَ ﺑِﻬَﺎ ﻓﻰِ ﺳَﺒِﻴْﻞِ ﺍﻟﻠﻪِ

“Melihatnya kamu kepada wajah orang alim lebih baik dibanding bersedekah di jalan Allah sebanyak seribu ekor kuda”

2. Mengucapkan salam kepada orang alim (guru) itu lebih baik dari pada beribadah sunnah 1000 tahun.

ﻭَﺳَﻠَﺎﻣُﻚَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻌَﺎﻟِﻢِ ﺧَﻴْﺮٌ ﻟَﻚَ ﻣِﻦْ ﻋِﺒَﺎﺩَﺓِ ﺍَﻟْﻒِ ﺳَﻨَﺔٍ

“Mengucapkan salam kepada orang alim lebih baik dibanding ibadah sunnah seribu tahun”

3. Siapa saja yang berjalan menuju orang alim (guru) untuk menuntut ilmu, maka setiap satu langkah mendapatkan pahala 100 kebaikan.

ﻣَﻦْ ﻣَﺸَﻰ ﺇِﻟَﻰ ﺣَﻠَﻘَﺔِ ﻋَﺎﻟِﻢٍ ﻛَﺎﻥَ ﻟَﻪُ ﺑِﻜُﻞﱢ ﺧَﻄْﻮَﺓٍ ﻣِﺎﺋَﺔُ ﺣَﺴَﻨَﺔٍ

“Orang yang berjalan menuju majelis orang alim, setiap langkahnya dibalas seratus kebaikan”

4. Barangsiapa duduk bersandingan dengan orang alim (guru), kemudian orang alim (guru) itu berkata, maka setiap kalimat bagi yang mendengarkan mendapatkan 1 kebaikan.

ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺟَﻠَﺲَ ﻋِﻨْﺪَﻩُ ﻭَﺍﺳْﺘَﻤَﻊَ ﻣَﺎﻳَﻘُﻮْﻝُ ﻛَﺎﻥَ ﻟَﻪُ ﺑِﻜُﻞﱢ ﻛَﻠِﻤَﺔٍ ﺣَﺴَﻨَﺔٌ

“Ketika seseorang duduk di samping orang alim dan mendengarkan perkataannya, setiap kalimatnya akan dibalas satu kebaikan.”

_______________________
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد

Tips Melatih Anak Agar Mandiri Sejak Dini



3 Kesalahan Mendasar Yang Membuat Anak Tidak mandiri

Orangtua sering mengeluhkan kenapa anak tidak mandiri, rasanya semakin anak besar kok harus tetap saja dibantu atau tetap saja sulit diminta melakukan sesuatu sendiri. Bahkan ada yang apa - apa pasti tanya dulu bahkan untuk hal-hal yang seharusnya bisa dia putuskan sendiri. Ya, saat anak beranjak besar kita sering mulah "gerah" dengan ketidak mandirian anak, padahal seringkali sebagai orangtua tanpa sadar kita sering melakukan kesalahan-kesalahan yang membuat si kecil jadi sulit untuk mandiri. 

Nah sebelum tambah parah sifat ketergantungan si kecil pada Ayah dan Bundanya, yuk mari kita introspeksi apa ya kesalahan yang sering kita lakukan itu :

1. Memaksa anak menghentikan kegiatannya
Tanpa sadar kita sering mengintervensi anak. Saat anak sedang asik melakukan sesuatu, kita memerintahkan anak untuk berhenti karena ia harus melakukan hal lain. Bahkan bila anak sedikit menawar, kita bisa ngomel panjang. Terlalu sering diintervensi begini akan membuat anak merasa tidak punya privasi. Efek jeleknya anak lama-lama jadi merasa dirinya tidak punya wewenang atas dirinya sendiri dan ini bisa terbawa hingga besar.

Bagaimana sebaiknya? Buatlah jadwal dan jelaskan pada anak tentang jadwal kegiatannya dan buat juga perjanjian tentang kelonggaran waktu antara satu kegiatan dengan lainnya. Hal ini akan membuat orangtua hanya sekedar mengingatkan bukan mengintervensi.

2. Memberikan perlindungan yang berlebihan. Ya terkadang karena terlalu sayang, kita sering terlalu menjaga si kecil. Mulai dari menunggui di sekolah, bahkan hingga mengiringi saat anak field trip dengan sekolah. Bukan itu saja, kadang tanda sadar kita banyak membantu anak melakukan sesuatu seperti mengambilkan sesuatu, membukakan sesuatu dan sebagainya. Bila tidak hati-hati hal ini bisa terbawa hingga si anak besar.

Bagaimana sebaiknya? Kurangilah proteksi kita pada anak setahap demi setahap sesuai perkembangan anak. Kurangi kebiasaan kita membantu anak sesuai pula dengan perkembangan usia dan kemampuannya. Mungkin anak akan merengek karena terbiasa dibantu, maka kita harus bisa tegas.

Istilahnya, kita menjaga dari kejauhan saja dan biarkan anak berani mengeksplorasi dunia sekitarnya. Kita hanya perlu memberitahukan rambu-rambunya saja.

3. Anak tidak boleh memilih
Orangtua tanpa sadar seringkali mematikan hak anak untuk memilih atau berpendapat. Seringkali tanpa sadar kita meminta anak untuk memilih tetapi saat anak memilih kita tidak mendengarkan pilihannya bahkan menyepelekannya.

Bagaimana sebaiknya? Hormatilah pilihan anak. Apabila kita memang tidak membolehkan anak memilih maka jangan berikan pilihan, bila memang perintah berilah perintah. “Ayo makan ya sudah lewat jam makan siang”, jangan bilang “Aduh sudah lewat jam makan siang ini, adek mau makan atau enggak sih?”. Bila anak memberikan pilihan namun pilihannya tidak kita terima maka coba jelaskan apa alasannya.

Tidak ada orangtua yang ingin membuat anaknya terus ketergantungan pada mereka, hanya saja terlalu menyayangi anak, terutama saat baru anak pertama atau si bungsu, seringkali mendapatkan perhatian berlebihan yang membuat anak merasa nyaman selalu dibantu orangttua. Perlahan-lahan mari kita latih anak agar mandiri.

Beberapa tips yang bisa dilakukan adalah :
- Hindari melindungi anak secara berlebihan. Ya meski kadang kita tidak tega tetapi secara bertahap anak memang harus diperkenalkan dengan dunia yang tentunya tak selalu 'aman" baginya. Kita menjaga saja dari kejauhan.

- Berikan pujian bila anak mampu melakukan sesuatu hal meski sepecil apa pun. Sekedar bisa makan sendiri meski belepotan. Puji usaha si kecil bukan hasilnya.

- Kurangi memberi bantuan pada si kecil. nah biasanya bunda melakukan ini karena males repot bebenah bila si kecil melakukan sendiri. Pasti hasilnya berantakan dan porak poranda. Nah coba ya bunda dibiarkan saja si kecil misalnya mau makan sendiri meski yang masuk ke mulut dan yang tumpah bakal sama banyaknya :)

- Siapkan saja peralatan anak yang memang aman baginya. Letakkan di tempat yang mudah di jangkau hingga tak menyulitkan anak 

Ayo mari latih kemandirian anak-anak kita.

Senin, 16 September 2024

Kekaguman Gus Baha' Pada Abuya Sayyid Muhammad



Gus Baha ngaji Kitab Syariatullah Alkholidah karya Sayyid Muhammad bin Alawy Al Maliki. 

1. Gus Baha mengakui Kitab karya Sayyid Muhammad Al Maliki begitu jelas dan mudah dipahami. 

2. Termasuk kitab Mbah Moen karena saking sukanya pada Sayyid Muhammad, harapan mbak maimoen zubair didekatkan bersama ulama ahlul bayt, termasuk yang menjadi nyata dimakamkan di dekat Sayyid Muhammad Al-Maliki. 

3. Takbir sayyid Muhammad tidak diubah sama sekali baik satu huruf pun oleh mbah maimoen zubair, bukti mbah moen sangat hormat pada Sayyid Muhammad padahal gurunya mbah moen adalah sayyid Alawy. 

4. Dengan referensi di salah satu kitab Sayyid Alawi, mbah moen dibela oleh Gus Baha terkait ulama (mbah moen) yang dekat dengan umaro. 

5. Gus baha tidak pernah iskal ketika membaca kitab-kitab karya sayyid muhammad karena memang saking jelas dan nyamannya penjelasan dalam kitab karyanya. 

6. Gus idror dipanggil (maimoen) oleh sayyid muhammad, apakah ini tanda yang menggantikan kesepuhan mbah moen adalah gus idror? Wallahua'lam. 

7. Bahwa Kyai harus kaya, karena harta yang soleh harusnya ada di tangan orang solih. 

8. Namun jangan sampai pondok pesantren menjadi target matrealisme dibeli oleh politik. 

9. Wasiat Rosululloh yang menjadi perdebatan terjawab di sini Alkitab (Alquran) dan Al Sunnah, atau Alquran dan ahlul bayt? Sayyid Muhammad menjawab semuanya. Sudah sangat komplit ya ahli ilmu ya ahlul bayt. 

10. Jihad hari ini adalah hujjah bil hujjah, kitab bil kitab, tetap tegak lurus dawuh guru, anjing menggonggong kafilah berlalu. 

11. Al ulama warosatul anbiya harus siap jadi batu bata yang harus sedia ditempatkan di manapun, jadi lantai, pondasi, tembok ataupun atap sama saja harus siap. 

12. Mbah Moen adalah sosok kyai as'ad zaman kini, mampu merangkul semuanya (semua kalangan) dari warna apapun tidak juga anti pemerintah, dekatnya ulama dengan umaro untuk maslahatul lil ummat.

Mungkin itu saja yang bisa kita catatkan sebagai rangkuman ngaji kita kali ini, semoga bisa menjadikan kita sebagai penerima ilmu yang bermanfaat dunia akhirat, semoga menjadi amal ibadah Gus Baha yang berkah dan mberkahi untuk kita semua, Aamiin 🤲🤲🤲

Anak akan belajar dari kehidupan orang tuanya

Anak akan belajar dari kehidupan orang tuanya  Jika anak dibesarkan dengan celaan,ia belajar memaki Jika anak dibesarkan dengan permusuhan,i...